You are on page 1of 4

kamis, 02 agustus 2007 16:32 wib

home
<index.php?option=com_frontpage&itemid=1>
berita
aceh
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=13&itemid=26>
medan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=14&itemid=27>
sumut
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=15&itemid=28>
luar negeri
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=16&itemid=29>
nusantara
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=17&itemid=30>
ekonomi
berita
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=18&itemid=31>
tinjauan ekonomi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=24&itemid=37>
olahraga
lokal
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=21&itemid=40>
nasional
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=22&itemid=41>
luar negeri
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=23&itemid=42>
opini
artikel
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=25&itemid=44>
kolom rosihan anwar
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=29&itemid=45>
surat pembaca
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=26&itemid=46>
tajuk rencana
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=27&itemid=47>
serba serbi
teknologi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=20&itemid=32>
hiburan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=19&itemid=33>
kesehatan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=28&itemid=48>
pendidikan
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=30&itemid=49>
wanita
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=31&itemid=50>
kreasi
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=38&itemid=62>
mimbar jumat
artikel
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=33&itemid=52>
manajemen qolbu
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=34&itemid=53>
seni & budaya
budaya
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=32&itemid=55>
serba waspada
stikp
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=36&itemid=57>
laz peduli umat
<index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=35&itemid=58>
berita sore
<javascript:popupwindow('http://www.beritasore.com/',0,0,'yes','yes','yes','yes',
'yes')>

senin, 30 juli 2007 23:09 wib


sekolah 5 hari sudah tepatkah? cetak
<http://waspada.co.id.206.masterwebnet.com/index2.php?option=com_content&task=view
&id=1007&pop=1&page=0&itemid=44>
e-mail
<http://waspada.co.id.206.masterwebnet.com/index2.php?option=com_content&task=emai
lform&id=1007&itemid=44>

*waspada online*

oleh *dr. ir. satia negara lubis, mec*


pak kadir terheran melihat anaknya pulang sekolah langsung tertidur.
muka anaknya yang terkesan lemas, /loyo/ dan masam membuat pak kadir
sabar menunggu sang anak bangun dari tidurnya hanya untuk menunggu
jawaban anaknya kenapa dia berubah. harap cemas akan perubahan perilaku
anaknya yang biasa pulang sekolah semangat menyantap makan siang yang
sudah disiapkan ibunya, membuat pak kadir berdoa: 'mudah-mudahan anaknya
tidak sedang sakit. '

jam 17 sore sang anak bangun setelah tidur selama 1 jam. pak kadir
bertanya 'kenapa pulang sekolahnya lama nak, dan kenapa kamu tampak lesu
tidak bertenaga?, apa kamu sakit? tanya pak kadir serius di depan
ibunya. sang anak menjawab: 'apa yang tidak lelah yah, kami siswa
dipaksa untuk mengunyah mata pelajaran selama 8 jam sehari dengan perut
lapar dan kepala pusing! 'jerit sang anak. 'kenapa begitu?' kejar pak
kadir penasaran. si anak ngomel sambil geram 'bagaimana tidak sekolah 6
hari selama ini dipadatkan menjadi 5 hari, akibatnya kamilah yang
korban'. pak kadir pun pasrah dengan jawaban sang anak dan di kepalanya
timbul beberapa pertanyaan yang tak mampu dijawabnya: 'untuk apa sekolah
5 hari?, apakah otak sang anak bisa dipaksa untuk melahap tambahan jam
sekolah ?, untuk apa hari sabtu diliburkan?, apakah sang anak masih
punya waktu untuk les atau menimba pendidikan agama di sore hari seperti
dulu ?, apakah pengeluaran untuk belanja tidak meningkat berkali-lipat?.
inikah pencerdasan itu ? atau ini hanya pembodohan oleh pemerintah yang
mungkin tidak disadarinya dalam mengambil kebijakan.

paradigma keliru
berubahnya jumlah hari sekolah menjadi 5 hari sebenarnya sebuah
kekeliruan yang dapat berakibat buruk dalam membangun generasi. akibat
sekolah 5 hari beban siswa telah bertambah dua jam sehari. alasan untuk
menambah jam pelajaran dua jam sehari (07.30 wib -15.15 wib) karena
menyamakan jumlah jam pelajaran yang hilang akibat diliburkannya hari
sabtu sesungguhnya tindakan yang sangat tidak pada tempatnya. kenapa?
alasan tidak berkurangnya jam belajar di sekolah walau hari sabtu libur
sebenarnya bukan hanya persoalan jam belajar yang dipadatkan saja lalu
dianggap selesai. tetapi justru penambahan jam belajar itulah yang
memberi akibat buruk pada siswa seperti:
*1. tingkat kemampuan siswa.*
rata-rata siswa di negara kita hanya mampu menyerap pelajaran maksimal 1
jam 50 menit satu kali pertemuan pada satu topik pembahasan. jika
terjadi kelebihan jam belajar maka sangat masuk akal jika siswa merasa
jenuh, bosan dan tidak mampu lagi menyerap pelajaran. kita bisa
bayangkan setelah istirahat pagi jam 09.15 dan masuk kembali ke kelas
jam 09.30 hingga menjelang istirahat jam 12.15 maka siswa dipaksa
melahap jam pelajaran selama 2 jam 45 menit per hari. dan anehnya lagi
mereka harus masuk kembali jam 13.00 hingga jam 15.15 untuk memaksa
otaknya menerima pelajaran selama 2 jam 15 menit dalam keadaan lapar,
mual dan ngantuk. tentu saja kemampuan siswa dipastikan terlalu dipaksa
oleh sekolah. itu baru dari sisi siswa. bagaimana dengan guru yang juga
merasa kelelahan untuk mengajar? apakah kepala sekolah menjamin guru
mampu bertahan sesuai standar yang ditetapkan dengan kelebihan dua jam
sehari?

*2. pemborosan*
penambahan jam belajar siswa per hari dalam lima hari sekolah telah
menyebabkan orang tua siswa yang berpenghasilan rendah semakin kewalahan
menambah uang belanja harian anaknya di sekolah. kita bisa bayangkan
kalau sebelumnya mereka hanya diberi uang transportasi dan jajan ala
kadarnya dengan makan siang di rumah, maka kini siswa harus makan siang
di sekolah karena sekolah sampai sore hari. tentu saja ini menjadi ajang
bisnis sekolah karena siswa kini harus makan di sekolah. dan ibu-ibu
kantin pun berpesta pora dengan membuka banyak kantin dan banyak tawaran
makanan. tetapi tidakkah kita kasihan melihat orang tua yang harus
menambah uang jajan anak rata-rata rp30.000 per minggu (rp5000/sehari)
untuk satu anak? bagaimana jika jumlah anaknya 4 orang? bukankah itu
artinya orang tua harus menambah jajan anak rp480.000 sebulan dari
biasanya. lalu bagaimana dengan mereka yang hidupnya pas-pasan? apakah
mereka dibiarkan menerima pelajaran dengan perut kosong keroncongan yang
lambat laun akan melahirkan berbagai penyakit seperti gangguan lambung
dan pikiran? belum lagi rasa malu bagi siswa yang miskin di depan siswa
lainnya karena tidak jajan makan siang di sekolah. bukankah ini
kebijakan yang tidak peka terhadap kondisi masyarakat yang sedang banyak
kelaparan dan tidak sekolah? sungguh menyesatkan.

*3. pembodohan.*
selain siswa tidak mampu menyerap pelajaran dari tambahan jam belajar
maka siswa pun tertutup kemungkinannya menerima pelajaran les di sore
hari. kita bisa bayangkan apa yang terjadi pada siswa jika di sekolah
pun dia tidak menerima pelajaran yang berkualitas dan di sisi lain dia
tidak lagi punya waktu menerima pelajaran tambahan dari les? fakta
menunjukkan sekolah tidak pernah menjamin siswa menjadi pintar tanpa
les/kursus di luar sekolah. dan kita juga tidak yakin apakah guru-guru
di sekolah siap untuk berubah memberikan pelajaran yang lebih '/smart/'
setelah jam belajar ditambah. kalaupun jawabnya 'ya' apakah dapat
diserap oleh siswa dengan baik? hal ini dalam jangka panjang akan
menyebabkan generasi muda kita menjadi generasi yang tidak cerdas
kalaupun dia kebetulan pintar maka kemungkinannya adalah generasi yang
'teks /book'/. selain itu hilangnya kesempatan sore hari bagi siswa
mengakibatkan kepada hilangnya kesempatan siswa mendalami pelajaran
agama yang biasanya diperolehnya di madrasah atau sekolah-sekolah agama
pada sore hari. rasa lelah dan kantuk yang berlebihan akibat pulang
sekolah yang terlalu sore menyebabkan anak menjadi tidak bersemangat
mengikuti pendidikan agama di sore hari. belum lagi siswa harus
mengerjakan banyak pr yang terkesan dipaksa oleh guru-guru di sekolah.
bukankah ini pembodohan generasi?

*kaji ulang*
tidak mesti setiap kita duduk memangku jabatan apa pun terlebih di
sektor pendidikan harus dipaksakan lahir suatu kebijakan hanya untuk
goretan sejarah kita sebagai pejabat. kebijakan lima hari sekolah yang
lebih banyak mudharatnya dibandingkan manfaatnya dengan dalih kurikulum
kesatuan pendidikan yang merata di seluruh tanah air hendaknya dikaji
ulang. kurikulum boleh berubah karena memang kurikulum kita sering di
ubah-ubah oleh yang bukan ahlinya. namun dalam menuju perubahan itu
hendaknya jangan 'mencoba-coba' terlebih lagi asal jadi, asal berubah
dan asal ada kebijakan. kita tidak ingin mendulang kebodohan generasi
muda hanya karena kita tidak cerdas menyikapi kemampuan bangsa kita yang
membutuhkan perubahan yang gradual dan sistematis. sekolah lima hari
dalam seminggu memang banyak terjadi di negara-negara lain. beberapa
negara menjalankannya karena adanya rasa toleran bagi sekte yahudi yang
menjalankan ritualnya di hari sabtu. beberapa negara menjalankannya
karena memang kemampuan rakyatnya sudah cukup terlatih sebagai pekerja
keras dengan gizi yang cukup dan seimbang. beberapa negara
menjalankannya karena memang mereka membutuhkan liburan dua hari setelah
mereka lelah bekerja selama lima hari.

*penutup*
apa yang baik menurut pengambil kebijakan belum tentu baik dan tepat
bagi masyarakat. kualitas hidup bangsa yang masih rendah karena
kemiskinan, kurangnya perhatian guru terhadap perkembangan murid serta
terbatasnya kemampuan siswa kita berlama-lama menyerap pelajaran yang
sering statis karena peralatan sekolah yang minim dan sering membosankan
hendaknya menjadi pertimbangan bagi pemerintah menentukan kebijakan,
termasuk menerapkan paradigma baru 5 hari sekolah yang ternyata tidak
tepat. cobalah kaji ulang lagi dan jangan malu untuk mengubahnya demi
bangsa ini.
*(penulis adalah akademisi usu) *

(wns)

< sebelumnya
<index.php?option=com_content&task=view&id=1039&itemid=44>
berikutnya > <index.php?option=com_content&task=view&id=943&itemid=44>

[ kembali ] <javascript:history.go(-1)>

copyright � 1997-2006 waspada online


hak cipta dilindungi undang-undang republik indonesia. tidak
diperkenankan mereproduksi seluruh maupun sebagian tampilan dan/atau
isinya dalam bentuk maupun media apapun tanpa ijin tertulis dari waspada
online.

You might also like