Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatandan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karangan mengenai REPELITA ini. Terimakasih kami sampaikan kepada siswa-siswi kelas XII IPA 4 yang ikut serta mendukung dalam pembuatan karangan ini. Terima kasih juga kami haturkan kepada Ibu Surasmini selaku guru sejarah yang telah memberikan tugas ini kepada kami , sehingga karangan ini bisa terbentuk . Akhir kata, kami mengharap saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang .
Daftar isi
Kata Pengantar..
i i ii
Daftar Isi.. Bab I Pendahuluan 1 I.1 Latar Belakang 1 I.2 Rumusan Masalah...1 I.3 Tujuan Penulisan. 1 I.4 Metode Penulisan I.5 Sistematika Penulisan Bab II
3 Pembahasan Masalah... 2 2
A. Kapan masa terjadinya REPELITA I-VI ?.................................... B. Bagaimana Isi REPELITA I-VI ?.................................................. C. Bagaimana Kondisi perekonomian Indonesia ketika REPELITA I-VI ?............................................................................... Bab III Penutup III.1 Kesimpulan III.2 Daftar Pustaka..
10 10 10 7 4
BAB I Pendahuluan
ii
b.
(a) REPELITA I
(b)REPELITA II
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
REPELITA I dan II Prestasi: Pertumbuhan ekonomi 6 % per tahun Investasi meningkat dari 11 % menjadi 24 % dari PDB selama 10 tahun Kontribusi tabungan meningkat dari 23 % menjadi 55 % Sumber penghasilan utama devisa adalah ekspor minyak bumi kurang lebih 2/3 dari total penerimaan Inflasi rata-rata 17 % Porsi pelunasan hutang 9,3 % dan 11,8 % dari pengeluaran
Kondisi: Boom minyak tahun 1973 dan 1978 Devaluasi rupiah dari Rp 415 menjadi Rp 625/$
Kebijakan:
Prioritas tetap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Prestasi:
Ekspor neto migas turun 38 % Ekspor nonmigas turun 30 % Impor nonmigas meningkat Neraca berjalan (current account) dari suprlus US $2.7 milyar menjadi difisit US $6.7 milyar PDB tumbuh hanya 2,24 % Laju inflasi rata-rata 9 % Porsi pelunasan hutang 17,3 % dari pengeluaran
Kondisi:
Boom minyak tahun 1982/1983 Kemelut minyak dan resesi dinegara industri menyebabkan OPEC memotong harga dan produksi minyak Devaluasi 28 % tahun 1983
Kibijakan:
Penghematan anggaran belanja Penambahan pinjaman luar negeri Penggalakan ekspor nonmigas Pembatasan impor barang mewah Pengurangan perjalanan ke luar negeri Penggalakan penggunaan barang dalam negeri Penjadualan ulang dan pembatalan 50 % proyek sektor publik Gaji pegawai negeri tidak dinaikkan Penaikan harga bahan bakar minyak tahun 1984 dengan mengurangi subsidi Pengurangan subsidi atas pupuk, pestisida, dan pangan Pembaharuan UU perpajakan tahun 1984 Deregulasi parcial sistem perbankan dengan menyerahkan penentuan tingkat bunga kepada masing-masing bank peniadaan sistem pagu kredit
(d)REPELITA IV
Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Prestasi:
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,32 % Beban hutang luar negeri menjadi membesar Penghematan anggaran dan pengawasan serta penertiban penggunaan anggaran Perkembangan pasar modal dan sektor perbankan yang luar biasa Laju inflasi rata-rata 9 % Porsi pelunasan hutang 41,2 % dari pengeluaran
Kibijakan: Deregulasi dan debirokratisasi untuk mengurangi cambur tangan pemerintah untuk memberikan kesempatan pihak swasta dan investor asing dalam pembangunan Devaluasi untuk meningkatkan ekspor non migas
(e) REPELITA V
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,7 % Ekspor komoditas non migas meningkat Porsi pelunasan hutang 44,6 % dari pengeluaran
Kebijakan:
Deregulasi nasional
dan
debirokratisasi
terus
dilakukan
untuk
menekan ekonomi biaya tinggi dan meningkatkan efisiensi (f) REPELITA VI Kibijakan: Pemberian paket-paket deregulasi dalam bentuk penyusunan dan perbaikan undang-undang yakni UU No. 25 tahun 1990 tentang koperasi, UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, dan UU No. 9-12 tentang perpajakan
c.
Trilogy pembangunan diubah urutannya menjadi 1)Pertumbuhan ekonomi 2)Pemerataan dan 3) Stabilitas Nasional. Produk yang diekspor adalah WIP. Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, isinya 1)Masyarakat harus
mencintai produk dalam negeri 2) Mendorong ekspor 3) Memberikan tariff spesifik bagi barang impor
Trilogy pembangunan menjadi 1) Pemerataan pembangunan dan hasil2nya 2) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 3) Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis. Terdapat kebijakan devaluasi rupiah tanggal 30 Maret 1983 dengan menurunkan nilai rupiah menjadi 937 rupiah per dollar. Terdapat kebijakan deregulasi perbankan oleh Soemarlin (gebrakan Soemarlin pertama) tanggal 1 Juni 1983 karena ada bank2 yang meminjam dana dari BI namun khawatir akan disalahgunakan.
Muncul kebijakan devaluasi tanggal 12 September 1986 karena banyak produk2 Indonesia yang digudangkan di luar negeri dan aliran kas masuk berkurang (saat itu telah dipakai neraca pembayaran Balance of Payment). Selain itu, muncul juga kebijakan deregulasi,
tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyederhanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratisasi (birokrasi dipangkas dan bank2 diberi kemudahan pendiriannya).
Muncul kebijakan uang ketat (tight money policy) untuk mengatasi inflasi yang meningkat tajam (gebrakan Soemitro kedua)
Pengalihan dana pembangunan ke Indoseia Timur, karena sebelumnya 75% KBI 25% KTi menjadi 40% KBI dan 60% KTI. Muncul krisis mata uang, krisis moneter sampai krisis ekonomi pada tahun 1997-1998.
Kesimpulan
REPELITA I-VI terjadi saat orde baru(1969 1999) ,tepatnya Repelita I (1969 1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar Repelita II (1974 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan
ketika Indonesia dibawah kepemimpinan Bapak Soeharto. dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian.
Repelita III (1979 1984) menekankan bidang industri padat Repelita IV (1984 1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja Repelita V (1989 1994) menekankan bidang transportasi,
b.
Daftar pustaka
DAMPAK REPELITA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA _ Sejarah Ekonomi Indonesia Generasi Robbani.htm Matroji.2008.Sejarah 3 SMA.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Diana's Blog.htm
10