You are on page 1of 2

Wajibkah mengulangi syahadat di hadapan Imam?

Written by Abdurrahman Saturday, 14 August 2010 02:34 -

Pertanyaan: Apakah untuk menjadi seorang Muslim, seseorang wajib mengikrarkan dua syahadat di hadapan seorang imam yang sedang berjuang menegakkan negara Islam? Karena teman saya mengatakan seperti itu. Karena menurut hukum yang berlaku sekarang ini bukan hukum Islam. Dengan jujur saya katakan bahwa saya jadi bingung karenanya. Oleh karena itu, saya mohon bimbingan dan arahan! Jawaban: Perkataan yang dilontarkan oleh teman Anda itu tidak benar. Karena di zaman Nabi Muhammad saw, Khulafa'ur Rasyidin radhiallahu'anhum juga zaman setelahnya, tidak semua orang yang masuk Islam mengikrarkan dua syahadat di hadapan Nabi saw atau para khalifah setelahnya. Padahal mereka benar-benar khalifah yang memiliki wilayah dan kekuasaan serta wajib ditaati. Bandingkan dengan kondisi imam yang dimaksudkan oleh teman Anda itu! Imam yang dimaksudkan oleh dia, imam yang tidak memiliki wilayah dan kekuasaan, "imam" yang dia tidak berhak ditaati. Jika demikian faktanya, lalu bagaimana mungkin kita mewajibkan setiap orang untuk mengikrarkan dua syahadat di hadapan imam yang tidak punya wilayah dan kekuasaan, yang tidak tidak berhak untuk ditaati? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Sesungguhnya Nabi saw memerintahkan umatnya agar mentaati imam-imam (penguasa-penguasa) yang ada wujudnya, dikenal, memiliki kekuasaan untuk mengatur manusia. Beliau saw tidak menyuruh taat (kepada imam) yang tidak ada wujudnya, tidak dikenal, dan tidak memiliki kekuasaan dan kekuatan sama sekali" (Minhajus Sunnah, I/115) Untuk menjadi seorang muslim, cukup dengan mengikrarkan dua syahadat atau yang semakna dengannya, baik di hadapan orang Islam yang lain atau tidak, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam Islam dan meninggalkan larangan-larangan. Banyak peristiwa di zaman Rasulullah saw yang bisa dijadikan sebagai contoh dalam masalah ini. Seperti penduduk kota Madinah yang masuk Islam sebelum Nabi saw berhijrah kesana, Raja Najasyi yang masuk Islam tanpa pernah bertemu dengan Nabi saw dan berbagai peristiwa lainnya. Atau jika terlihat mata, seseorang telah melaksanakan shalat, dan ajaran Islam lainnya, maka dia dihukumi sebagai orang Muslim di dunia ini. Nabi Muhammad saw bersabda: "Barangsiapa melaksanakan shalat sebagaimanan kami, menghadap kiblat kami dan memakan (daging hewan) sembelihan kami, maka dia adalah seorang muslim yang memiliki perjanjian (keamanan) dari Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu janganlah kamu mengkhianati Allah di dalam perjanjian-Nya" (HR.Bukhari No.391) Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan "Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa manusia itu dihukumi sesuai dzahirnya. Barangsiapa menampakkan syi'ar (ajaran) agama (Islam), maka hukum-hukum pemeluk Islam diberlakukan kepadanya, selama tidak nampak sesuatu yang bertentangan dengannya" (Fathul Bari, syarah hadits no.391) Atau jika seseorang saat terlahir, kedua orangtuanya atau ayahnya seorang Muslim, maka

1/2

Wajibkah mengulangi syahadat di hadapan Imam?


Written by Abdurrahman Saturday, 14 August 2010 02:34 -

sejak kelahirannya di dunia ini dia sudah dihukumi sebagai orang muslim. Sehingga tidak perlu lagi mengucapkan dua kalimat syahadat, agar diakui sebagai seorang muslim. Nabi Muhammad saw bersabda "Semua bayi dilahirkan di atas fitrah, kemudian kedua orangtuanya mengajarkan agama Yahudi kepadanya, atau mengajarkan agama Nashrani kepadanya atau mengajarkan agama Majusi kepadanya" (HR. Bukhari no.4775 dan Muslim no.2658) Inilah sedikit jawaban dari kami. Semoga jawaban singkat ini dapat menghilangkan kebingungan Anda. Dan hendaklah Anda berhati-hati, karena sepertinya teman Anda itu telah terpengaruh suatu pemahaman yang tidak benar. Hanya kepada Allah swt, kita memohon agar kita tetap diberi hidayah taufiq. Sumber: Majalah As-Sunnah Th XIV, Ramadhan-Syawal 1431 H, Agustus-September 2010 M.

2/2

You might also like