You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Annelida yang sering disebut juga dengan Annulata, yaitu cacing yang bersegmen-segmen, hidup dalam air tawar, air laut, dan di darat. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasit . pada Annelida terdapat selom septum-septum yang mempunyai sistem digesti transfersal dibagi menjadi kompartemenkompartemen (Brotowijoyo, 1989 :99). Disamping tubuhnya yang bersegmen-segmen, tubuh Annelida juga tertutup oleh cuticula yang merupakan hasil sekskresi dari epidermis; sudah mempunyai sistema nervosum, sistema cardiosvascular tertutup, dan sudah mempunyai rongga badan (skeleton) (Radiopoetro, 1996 :284). Cacing yang termasuk dalam Phylum Annelida berbeda dengan cacingcacing lainnya, letak perbedaannya antara lain pada rongga tubuh, misalkan pada saluran pencernaan Annalida dilapisi oleh epidermis yang biasanya disebut dengan peritoneum. Tubuh dari Phylum ini terbagi atas ruas-ruas yang disebut dengan metameri atau gelang, pada bagian anterior terdapat ruas prae oral yang disebut dengan prostomium. Sistem syarafnya terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh syaraf tangga tali, tubuhnya dilapisi dengan kutikula tetapi bahannya bukan dari chitine, pada rongga tubuhnya terdapat sekat chitine yang disebut septum (Jasin, 1984 :122). Tubuh hewan Annelida bilateral simestris, panjang dan jelas bersegmensegmen, serta memiliki alat gerak berupa rambut-rambut kaku (setae) pada tiap sigmen. Polychaeta dengan tantakel pada kepalanya dan setae pada bagian-bagian tubuh yang menonjol ke lateral, atau pada lobi lateralis yang disebut dengan Parapodia. Tubuhnya tertutup oleh kutikula yang licin terletak pada permukaan epithelium yang bersifat garanduler (Kastawi dkk, 2003 :167). Sebagian besar Annelida mempunyai sistem pembuluh yang didalamnya terdapat darah yang bersikulasi. Hewan-hewan ini bersifat dieseus atau

hemafrodit, walaupun pada beberapa jenis dari Phylum ini terjadi reproduksi seksual. Kebanyakan Annelida ini menghasilkan larva yang bersilia dan disebut dengan larva trokovor (Brotowijoyo, 1989 :99). Berbagai macam spesies dari Pylum Annelida ini, akan tetapi cacing tanah atau Lumbricus terrestis merupakan salah satu contoh spesies yang baik atau representative dalam filum ini (Kastawi dkk, 2003 :167). Maka dari itu cacing terbut digunakan pada pelaksanaan praktikum kali ini, disamping dengan alasan yang di atas, cacing ini mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana ciri-ciri umum dari Phylum Annelida? 2. Bagaimana klasifikasi dari Phylum Annelida tersebut? 3. Bagaimana sistem morfologi anggota Phylum Annelida (cacing tanah)? 4. Bagaimana sistem anatomi anggota Phylum Annelida (cacing tanah)? 5. Bagaimana sitem pencernaan dan reproduksi pada cacing tanah? 1.3 Tujuan Tujuan dilaksanakannya praktikum ini diantaranya sebagai berikut : 1. Mengetahui ciri-ciri umum dari Phylum Annelida 2. Mengetahui pengklasifikasian dari Phylum Annelida 3. 4. 5. tanah Mengetahui sistem morfologi dari anggota Phylum Mengetahui sistem anatomi dari anggota Phylum Annelida Mengetahui sistem pencernaan dan reproduksi pada cacing Annelida (cacing tanah ). (cacing tanah ).

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Ciri-ciri Cacing tanah (Lumbricus terrestis) adalah hewan hermafrodit, tetapi mereka juga melakukan pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri mereka dengan sedemikian 228). Dinding tubuh dan saluran pencernaannya dengan lapisan-lapisan otot sirkuler dan longitudinal ; sudah mempunyai rongga tubuh (coelom) dan umumnya terbagi oleh septa; saluran pencernaan lengkap, tubuler, memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Respirasi dengan kulit atau dengan branchia. Organ ekskresi terdiri atas sepasang nepherida pada tiap-tiap sigmen. System nurvosum terdiri atas ganglia cereblales pada ujung dorsal otak, yang berhubungan dengan berkas syaraf medeo-ventral yang memanjang di sepanjang tubuh, dengan ganglia pada tiap sigmen; terdapat juga sel-sel tangoreceptor. Kebanyakan dari Phylum ini bersifat hemafrodit dan perkembangan secara langsung atau bersifat gonochoristis dan perkembangan melalui stasium larva. Reproduksi dengan membentuk tunas terjadi pada beberapa spesies (Kastawi dkk, 2003 :167). Cacing tanah juga memiliki beberapa segmen, yang mana pada masingmasing segmen tersebut terdapat sepasang tabung eksretoris yang disebut dengan metadifridia dengan corong bersilia, yang disebut dengan nifrostom, yang berfungsi untuk mengeluarkan darah dan cairan silomik. Metafiridia akan bermuara ke dalam pori-pori eksterior, dan buangan metabolisme dikeluarkan melalui metafiridia tersebut (Campbell, 2003 :227). 2.2 Klasifikasi Berdasarkan ciri-ciri di atas maka cacing tanah ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: rupa sehingga mereka dapat menukarkan sperma , dan kemudian mereka saling berpisah (Campbell, 2003 :

Kingdom:Animalia Phylum:Annelida Class:Clitellata Subclass:Oligochaeta Order:Haplotaxida Family:Lumbricidae Genus:Lumbricus Species:Lumbricu terrestris (http://en.wikipedia. org/ wiki/Lumbricus_terrestris). 2.3 Habitat Cacing ini hidup di liang tanah yang lembab, subur dan suhunya tidak terlalu dingin. Cacing ini keluar pada permukaan di saat waktu tertentu saja. Pada siang hari misalnya, mereka tidak pernah keluar ke permukaan tanah, kecuali jika pada saat itu hujan, yang cukup mengenangi liang itu. Mereka akan keluar terutama pada waktu pagi yag saat itu hujan , dalam keadaan normal mereka akan keluar ke permukaan tanah pada malam hari. Dalam keadaan yang sangat dingin atau sangat kering mereka masuk kedalam liang. Sering kali sampai sedalam 8 kaki (+ 240 cm), dan dalam keadaan ini beberapa cacing melingkar bersamasama, dengan diatasnya terdapat lapisan tanah yang bercampur dengan lendirnya (Radiopoetro, 1996 :285).

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2007 pukul 07.00 WIB, yang bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang digunakan pada praktum adalah : Papan seksi Alat seksi Kaca pembesar (lop) Mikroskop Tissue Aquades Cacing tanah (Lumbricus terrestis) Tata cara melaksanakan praktikum ini diantaranya sebagai berikut : 1. Mempersiapkan bahan (cacing tanah) 2. Mengambil seekor cacing tanah yang paling besar dan meletakkannya di atas papan seksi 3. Mengamati gerakan dengan cara menyentuh bagian tubuh cacing tanah tersebut 4. Mengamati morfologi cacing tanah 5. Melakukan pembedahan sepanjang garis medio dorsal, dimulai dari segmen yang berada di belakang klitelium maju ke arah anterior sampai segmen yang pertama 6. Mengamati organ dalam (anatomi) tubuh cacing tanah tersebut 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 1 rol

3.2.2 Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : 3.3 Cara Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan Setelah dilakukan pengamatan maka kami mendapatkan beberapa ciri-ciri cacing tanah diantaranya sebagai berikut : a. Morfologi cacing tanah b. Anatomi cacing tanah

Gambar ; a. Morfologi cacing tanah, b. Anatomi cacing tanah Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Ujung anterior Mulut Klitelium Anus Ujung posterior Prostonium Pharinx Rephrida Testis Intestin

4.2 Pembahasan 4.2.1 Morfologi Setelah kami melakukan pengamatan, kami menemukan beberapa ciri-ciri morfologi dari cacing tanah (Lumbricus terrestis) diantaranya :bentuk tubuhnya panjang silindris, dengan bagian anteriornya labih lancip, dan ujung posteriornya memipih. Tubuhnya bersegment-segment, warna bagian dorsalnya merah dan tampak lebih cerah dari pada warna bagian ventralnya. Seperti halnya yang dikatakan Jasin (2003 :168) bahwa bentuk tubuh Lumbricus terrestis panjang silindris, dengan + 2/3 bagian posteriornya sedikit memipih ke arah dorsoventral. Tubuhnya bersegmen-segmen dan jelas ada annuli eksternal bersesuaian dengan jumlah segmen dalam seluruh tubuh. Warna tubuh : pemukaan atas (facies dorsalis) berwarna merah sampai biru kehijau-hijauan dan dari pemukaan aorta dorsalis kelihatan jelas; permukaan bawah (pacies ventralis) lebih pucat, umumnya merah jambu dan kadang-kadang putih. Mulutnya terdapat di ujung anterior pada bagian yang disebut dengan prostenium, yang tidak merupakan segmen sebenarnya, bagian ventral mulut dibatasi dengan prostenium ini yang juga merupakan segmen pertama, sedangkan anusnya terletak pada segmen terakhir. Selanjutnya untuk lebih detailnya dari hasil pengamatan kami ini, maka kami akan menuliskan dalam tabel berikut : No 1 2 3 4 Bagian tubuh yang diamati Mulut Klitelium Anus Sytem ekskeresi Ciri-ciri Lancip Warna dorsal lebih gelap dari permukaan anteriornya Bulat 1 12 Terakhir Setiap segmen Letak segment ke-

Untuk selain ciri-ciri yang ada di atas, kami hanya bisa mengutip dari beberapa buku atau dari beberapa buku teks yang ada, karena bagi kami sangatlah sulit mengamati sedetail mungkin, disamping karena organ tubuh cacing tanah ini

sangat bersifat mikroskopik, juga laboratorium kami belum mempunyai alat untuk mengamati hal tersebut. Misalkan seperti yang dikatakan oleh Radiopoetro (1996 :286) Pada permukaan tubuh cacing tanah (Lumbricu terrestis) terdapat beberapa lubang muara keluar dari berbagai alat organ di dalam tubuh, diantaranya : 1. Mulut ; berbentuk bulan sabit, terletak di medeo ventral segmen pertama 2. Anus terletak pada segmen terakhir 3. Lubang muara keluar ductus spermatus, atau vas deferens, terletak pada segmen 15 4. Lubang muara keluar oviduct, terletak pada segmen ke-14 5. Lubang muara keluar receptaculum seminis berupa 2 pasang pori, yang terletak diantara segmen ke-IX dan ke-X; seceptaculum seminis adalah tempat menyimpan sperma : pori ini tidak mudah terlihat 6. Pori dorsales, merupakan lubang muara keluar celom ; pori terletak dimedio-dorsal pada tepi anterior pada tiap segmen, segment ke-VIII atau ke-IX, sampai ujung posterior badan 7. Sepasang nephridopori, merupakan lubang muara keluar dari ductus exretorius dan terletak pada setiap segment, kecuali pada segment terakhir dan pada 3 segmen terakhir. 4.2.2 Anatomi Menurut pengamatan kami dari segi gerak cacing tanah ini, kami temukan bergerak dengan memenjang dan memendek. Kastawi (2003 :169) mengatakan bahwa gerak cacing tanah ialah

a. Sistem gerak

tripoblastik, hal ini disebabkan oleh 2 lapisan otot, yaitu stratum circulare, adalah lapisan otot sebelah luar dan stratum longitudinale yakni lapisan otot sebelah dalam, juka masculi ini berkontraksi maka akan mengakibatkan gerakan menggelombang dari cacing tanah itu sehingga ia bergerak. Dinding intestin juga memiliki lapisan otot, yaitu stratum longitudinale. Jika otot ini berkontraksi, maka

akan menimbulkan gerak tripoblastik yang dapat mendorong makanan dalam saluran pencernaan. Untuk anatomi tubuh yang lain sejauh ini kami masih belum menemukannya, seperti halnya sistem ekskeresi, sistem peredaran darah, sistem respirasi, serta sistem reproduksi kami hanya mengutip dari beberapa buku yang ada. b. System Ekskeresi Sistem ekskresi cacing tanah berupa nephriida (nepredhios = ginjal). Pada tiap segmen tubuhnya terdapat sepasang nepredhia kecuali 3 sefmen yang pertama dan segmen yang terakhir. Tiap depredhium terdiri atas : (a) suatu bangunan berbentuk corong dan bersilia yang disebut neprostoma dan (b) saluran atau pipa yang berkelok-kelok (Kastawi, 2003 :173). c. Sistem peredaran darah Peredaran darah cacing tanah ini dimulai dari daerah aorta dorsalis mengalir kedalam cor, kemudian ke aorta ventralis. Di dalam cor ini juga terdapat valvula, sehingga darah mengalir ke satu arah saja. Dari aorta ventralis, darah mengalir menuju ke dinding badan dan nepredhia. Dari dinding badan ini di alirkan melalui pembuluh darah menuju ke pembuluh darah subneuralis, dari sinilah darah lalu dialirkan ke arah posterior, kemudian darah mengalir ke arah dorsal melalui subneoralis, begitu juga seterusnya (Radiopoetro, 1996 :291). d. Sytem Respirasi Cacing tanah bernafas melalui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. Pernafasan hanya berlangsung hanya jika kutikula itu basah. Pembuluh-pembuluh kapiler dalam tubuh mengambil oksigen dan melepaskan CO2 (Brotowijoyo, 1989 :104). e. Sytem Reproduksi Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit (dalam satu jenis terdapat dua alat kelamin), akan tetapi hewan ini berkembang biak dengan cara pembuahan

silang. Misalkan 2 cacing tanah kawin dengan cara mengatur diri dengan sedemikian rupa sehingga mereka dapat melakukan penukaran sperma, dan kemudian mereka berpisah. Sel sperma yang diterima disimpan secara kontemporer, sementara satu organ khusus, atau klitelium mensekresikan kepompong yang seperti mokus. Kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tadi kemudian lepas dari kepala cacing tanah kemudian tinggal di dalam tanah sementara embrio berkembang. Beberapa cacing tanah juga bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasai yang diikuti dengan regenerasi (Campbell, 2003 :228).

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Bentuk tubuh cacing tanah panjang silindris, dengan bagian anteriornya labih lancip, dan ujung posteriornya memipih. 2. Tubuhnya bersegmen-segmen, warna bagian dorsalnya merah dan tampak lebih cerah dari pada warna bagian ventralnya. 3. Mulut, berbentuk bulan sabit, terletak di medeo ventral segmen pertama 4. Anus terletak pada segmen terakhir 5. Lubang muara keluar ductus spermatus, atau vas deferens, terletak pada segmen 15 6. Klitelium terhadap cacing tanah terletak pada segmen yang ke-12 dengan warana bagian dorsal lebih gelap dari pada bagian ventral 7. Cacing tanah bergerak dengan cara tripoblastik 8. Cacing tanah bernafas melalui kutikula yang menutupi seluruh tubuhnya. 9. Cacing tanah merupakan hewan hemafrodit (dalam satu jenis terdapat dua alat kelamin). 10. Berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual, perkembangbiakan seksual terjadi melalui penukaran sperma, sedangkan aseksualnya dengan cara fragmentasi yang diikuti dengan regenerasi 5.2 Saran Kami hanya sarankan, sebaiknya laporan praktikum yang telah kami selesaikan segera diberikan, sehingga kami segera mengetahui kesalahan dalam laporan tersebut, dan kesalahan tersebut tidak terulang lagi pada laporan kami selanjutnya. Selanjutnya kami hanya mau memberi masukan, bagaimana sekiranya bahan-bahan praktikum disediakan oleh Asisten, sehingga para praktikan tidak perlu mengeluarkan anggaran dana lagi setelah membayar dana praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2007. Lumbricu Terrestris (http://en.wikipedia.org/wiki/Lumbricus _terrestris). Diakses pada tanggal 02 November 2007 pukul 22.00 WIB Brotowidjoyo, Mukayat Djarudito. 1989. ZOOLOGI DASAR. Erlangga : Jakarta Campbell. 2003. BIOLOGI Jilid 2. Erlangga : Jakarta Jasin Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Avertebrata Dan Vertebrata. Sinar Wijaya: Surabaya Kastawi Yusuf dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. UM: Malang Radiopoetro. 1988. Zoologi. Erlangga: Jakarta

You might also like