You are on page 1of 16

Oleh: Muhammad Nuhram (08120017) Reni Dwi Jayanti (0812

Pengertian perkawinan menurut hukum islam

perkawinan artinya suatu akad yang menghalalakan pergaulan antara lakilaki dan perempuan yang bukan mukrim dan menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya

Menurut imam mazhab pernikahan adalah sebagai berikut:


Menurut abu hanifah pernikahan adalah aqad yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan dari seorang wanita yang dilakukan dengan sengaja. Menurut mazhab maliki pernikahan adalahaqad yang dilakukan untuk mendapatkan kenikmatan wanita dengan akad tersebut dapat menghindarkan dari perbuatan zina.

Menurut mazhab syafii, pernikahan adalah aqad yang menjamin diperbolehkannya persetubuhan Menurut mazhab hambali adalah aqad yang di dalamnya terdapat lafadz pernikahan secara jelas, agar diperbolehkan bercampur.

Pengertian pernikahan dalam hukum positif

Jika kita melihat pengertian pernikahan dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia yakni UU no 1 tahun 1974 tentang perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa

Tujuan perkawinan
Menentramkan jiwa, sebuah fitrah manusia dimana seorang wanita akan merasa tentram dan nyaman bersama dengan pria. Melestarikan keturunan, dalam sebuah pernikahan tentunya mengharapkan hadirnya seorang anak. Memenuhi kebutuhan biologis, fitrah manusia adalah memenuhi nafsu biologisnya. Namun dengan adanya pernikahan maka nafsu tersebut dapat disalurkan secara halal.

Menimbulkan rasa tanggung jawab, dalam sebuah pernikahan akan muncul yang namanya tanggung jawab dan hak yang timbul setelah terjadinya akad nikah. Suami akan belajar bagaimana menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dan istri akan belajar bertanggung jawab menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik.

Perkawinan beda agama


yang dimaksud perkawinan beda agama disini ialah perkawinan orang islam (pri/wanita) dengan orang bukan islam (pria/wanita) dalam pedoman pegawai pencatat nikah disebutkan : Perkawinan beda agama adalah perkwinan yang terjadi di Indonesia diantara dua orang yang menganut agama yang berbeda.

Perkawinan beda agama menurut perspektif islam

Para ulama sepakat mengatakan haram hukumnya seorang muslimah menikah dengan seorang lelaki non muslim. Hukum ini didasarkan kepada dalil-dalil sbb :
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedangkan Allah mengajak ke sorga dan ampunan dengan izin-Nya."

Ayat surah al-Baqarah : 221 : "Dan janganlah kamu

Apakah seorang muslim boleh menikahi wanita non muslim? Dalam hukum Islam, wanita non muslim itu terbagi menjadi 4 golongan:

Musrikah. Yang dimaksud dengan musyrikah adalah penyembah berhala (animisme/paganisme). Hukum Islam melarang bagi seorang muslim untuk menikahi seorang muysrikah/animis/paganis. Hal itu diterangkan dalam al-Quran surat alBaqarah ayat 221.

Mulhidah, yang dimaksud dengan mulhidah adalah wanita yang tidak beragama dan tidak mengakui adanya Tuhan, kenabian, kitab suci dan akherat. Atau disebut atheis. Murtaddah, yang dimaksud dengan murtad adalah individu yang menjadi kufur setelah iman, baik kekefurannya itu berupa perpindahan keyakinan atau agama, atau sama sekali tidak memeluk agama. Ahli Kitab, jumhur ulama ahlussunnah menyatakan bahwa pernikahan seorang muslim dengan wanita Ahlu Kitab diperbolehkan/halal hukumnya. Yaitu berlandaskan al-Quran ayat 5 surat al-Maidah.

pembolehan Islam terhadap pernikahan wanita Ahli Kitab didasari oleh dua perkara, yaitu :
Bahwa wanita Ahli Kitab memiliki kesatuan sumber agama dengan agama Islam, dan diapun (wanita ahli Kitab) beriman kepada Tuhan dan nabi-nabinya serta beriman pula akan adanya hari pembalasan dan akherat. Bahwa wanita Ahli Kitab yang dikawini oleh seorang muslim, maka dia akan hidup di bawah naungan suaminya yang muslim dan tunduk terhadap undang-undang masyarakat Islam.

Perkawinan beda agama menurut perspektif Hukum positif

Sahnya sebuah perkawinan menurut perundangan diatur dalam pasal 2 ayat (1) undang-undang no 1 tahun 1974, yang mengatakan perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum agamanya itu jadi perkawinan yang menurut hukum perkawinan nasional adalah perkawinan yang dilaksanakan menurut tata tertib aturan hukum yang berlaku dalam agama Islam, kristen, katolik, hindu dan budha.

Pada pasal 40 ayat (c) KHI menyebutkan bahwa dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria beragama islam dengan seorang wanita tidak beragama islam. Dan pada pasal 44 berlaku sebaliknya. Pasal 8 (f) UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa perkawinan dilarang antara dua orang yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku , dilarang kawin.

Isnaini 08120008 1. Pernikahan dengan ahli kitab bagaimana tata caranya? 2. Tanggapan : diperbolehkan pada jaman rasullah bhwa sekarang tidak ada ahlu kitab. Karena agama nasrani dan yahui sudah tidak ada lagi. Karena kitab yahudi dan nasrani sudah tidak asli. 3. Pemahaman yang ambigu dalam masyarakat tentang pelaksanaan pernikahan menurut tata caranya masing-masing.

Habibi 08120011 Pembolehan nikah agama antara laki2 muslim dan wanita nasarah disepakati ulama. Bagaimana jika wanita atheis. Halipudin (08120009) Bagaimana pernikahan beda agama di indonesia Mba rahmi 08120020 Kriteria yang tidak boleh dinikahi yaitu penyembah behala. Bagaiman dengan hindu yang menyembah patung Fitri 08120019 Jik nikah beda agaa ada sanksi atau tidak dalam perspektif hukum positif .

You might also like