You are on page 1of 33

STEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PROYEK

Tinggalkan komentar Go to comments Sistem Pengendalian Proyek Kegiatan: 1.memahami pengertian dan karakteristik proyek 2.Memahami lingkungan pengendalian proyek 3.Memahami perencanaan proyek 4.Memahami pelaksanaan proyek 5.Memahami evaluasi proyek 1.Memahami pengertian dan karakteristik Proyek Contoh:proyek kontruksi gedung,pembangunan kembali gedung,pengmbangan produk baru,penelitian dan pengembangan,pengembangan dan pemasangan sistem informasi,renovasi gedung. Proyek adalah suatu bentuk kegiatan yang dimulai pada tertentu dan akan berakhir pada waktu yg telah ditentukan dgn mengalokasikan sumber daya ttt untuk melaksanakan tugas dgn sasaran yg jelas. Karakteristik proyek: - Memiliki tujuan yg khusus,produk akhir atau hasil kerja akhir - Jumlah biaya,sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan - Bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.titik awal dan titik akhir telah ditentukan dengan jelas - Non rutin,tdk berulang,jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. 2. .Memahami lingkungan pengendalian proyek STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 1. proyek merupakan organisasi sementarra,dimana satu tim dibentuk untuk menjalankan proyek dan segera dibubarkan apabila proyek selesai. 2.anggota tim dibentuk dari organisasi sponsor proyek,dapat direkrut khusus untuk proyek tsb. 3.atau karyawan dari organisasi luar yg mendapat kontrak untuk melaksanakan proyek. 4.jika proyek melibatklan kontraktor luar,manajemen proyek harus membuat aturan yg jelas dgn para personil kontraktor tsb. ORGANISASI MATRIK 1. apakah yg dimaksud dgn organisasi matrik dalam suatu proyek? 2. yaitu jika anggota tim proyek (pegawai dari organisasi sponsor proyek),mereka mempunyai dua atasan yaitumanajer proyek dan manajer departemen fungsional 3. misal:dlm proyek reparasi besar sebuah kapal,tenaga kerja diambil dari berbagai departemen fungsional di galangan kapal,n mereka hanya bekerja di proyek jika keahlian mereka dibutuhkan.loyalitas mereka tetap pada departemen fungsional. 4. apakah mereka bekerja penuh pada proyek/tdk,keputusan bergantung pada manajer departemen fungsional,dalam hal ini manajer proyek tdk memiliki wewenang penuh atas anggotanya.

5. manajer proyek ingin semua anggota tim memberi perhatian penuh kepada proyek,dan manajer departemen fungsional harus mempertimbangkan semua proyek yg melibatkan sumber dayanya,hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan potensial untuk menimbulkan ketegangan. Jika proyek melibatkan kontaktor luar,tingkat pengasan tambahan harus ada terhadap proyek tsb Bentuk persetujuan kontraktual: 1. harga tetap/fixed price contact 2 pengeluaran biaya/cost-reimbursement contract ad1: - ada persetujuan untuk menyelesaikan kegiatan ttt dengan tgl yg telah ditetapkan pd harga ttt. - Biasanya ada penalti jika pekerjaan tersebut tdk bisa diselesaikan sesuai kesepakatan Misal jika kontraktor kondisi tdk layak,order perubahan bisa dikeluarkan.dan pihak sponsor maupun kontraktor harus setuju atas spesifikasi hasil akhir,implikasi biaya yg terjadi atas perubahan tsb. - Pada kontrak harga ini,sponsor bertanggung jawab thd pemeriksanan kualitas dan kuantitas pekerjaan untuk menjamin bhw pekerjaan tsb telah sesuai dgn yg ditentukan. Ad2: - Pd kontrak pengeluaran biaya ini,sponsor menyetujui membayar biaya yg layak ditambah suatu keuntungan - Sponsor mempunyai tanggung jawab terhadap biaya dan karenanya diperlukan spm. STRUKTUR INFORMASI Fokus informasi pengendalian manajemen pd keg.rutin ad/ pada pusat pusat pertanggungjawaban,pada pekerjaan yg dilaksanakan serta realisasi biaya dalam periode waktu ttt. Pada sistem penmgendalian proyek,informasi terstruktur menurut elemen berikut: 1.scope/spesifikasi hasil akhir 2. jadwal atau waktu yg dibutuhkan 3. biaya 3.Memahami perencanaan proyek SIFAT RENCANA PROYEK:terdiri dari bagian yg saling berhubungan yakni: 1. scope, terdiri dari spesifikasi paket kerja dan nama orang serta organisasi unit penanggungjawabnya. 2. jadwal, menyatakan waktu estimasi yg dibutuhkan untuk menyelesaikan masing masing paket kerja dan hubungan antar paket kerja. 3. biaya,biasa disebut anggaran pengendalian. Anggaran pengendalian mempunyai kaitan penting engan perencanaan dan pengendalian kinerja,hal ini menunjukkan harapan sponsor akan pekerjaan yg dilakukan dan komitmen manajer proyek untuk menyelesaikan proyek sesuai dgn biaya yg ditetapkan. 4.Memahami pelaksanaan proyek Pada dasarnya manajer berkepentingan dgn pertanyaan pertanyaan berikut ini: 1. apakah proyek akan selesai sesuai jadwal yg telah ditentukan

2. apakah pekerjaan yg telah selesai sesuai dengan perkiraan biaya 3. jika dlm keg.proyek,jawaban atas salah satu pertanyaan diatas, adalah tidak,maka manajer perlu mengetahui sebabnya serta apa yg dpt dilakukan untuk memperbaiki situasi. Ketiga pertanyaan di atas saling berkaitan satu sama lain krn ada kalanya diperlukan pengorbanan antara biaya waktu dan kualitas conth: kerja lembur mungkin dibolehkan untuk menjamin penyelesaian waktu,tapi ini akan menambah biaya. SIFAT LAPORAN Laporan terdiri dari tiga bentuk yaitu: 1. laporan gangguan 2. laporan kemajuan 3. laporan keuangan ad1: yaitu melaporkan kesulitan yg telah terjadi dan yg akan timbul di masa depan ad2: yaitumembandingkan jadwal dan biaya sesungguhnya dgn biaya dan jadwal yg direncanakan. Ad3: Yaitu laporan akurat biaya proyek yg harus disusun jika ada kontrak pengeluaran biaya/costreimbursement.,sbg dasar pembayran kemajuan.,dan biasanya perlu untuk kontrak harga tetap sebagai dasar untuk jurnal akuntansi keuangan. PERSENTASE TINGKAT PENYELESAIAN tingkat penyelesaian digunakan sebgai dasar perbandingan waktu sesungguhnya yg dikonsumsi dengan jadwal yg telah dibuat..dan biaya sesungguhnya dengan biaya yg dianggarkan. RINGKASAN KEMAJUAN Yaitu cara untuk mengukur pencapaian suatu tugas tertentu sehingga pengukuran pencapaian keseluruhan dapat dilakukan. Contoh:pendekatan yg sederhana adalah dgn menggunakan rasio jam orang kerja terhadap total jam orang kerja. PUNCH LIST sponsor menyiapkan suatu daftar berbagai jenis proyek yg masih harus diselesaikan,termasuk kerusakan kerusakan yg harus diperbaiki.. Pembayaran akhir biasanya tergantung pada persetujuan selesai/tidaknya pekerjaan. SUMBER INFORMASI Karena laporan tertulis bersifat uraian dan mudah dilihat,sehingga spm cenderung dipusatkan pada laporan ini. Dalam prakteknya,dokumen2 ini biasanya kurang penting dibandingkan dengan informasi yg dikumpulkan manajer melalui rapat reguler,inspeksi langsung di lapangan,melalui memo formal, sehingga manajer dapat mengenali masalha masalah yg tersembunyi. 5.Memahami evaluasi proyek Pada dasarnya ada 2 macam evaluasi yaitu: 1 evaluasi kinerja 2.evaluasi hasil ad1: evaluasi kinerja memiliki dua aspek yaitu: -evaluasi manajemen proyek -evaluasi proses pengelolaan proyek

tujuan evaluasi ini ad/ untuk membantu dlm pengambilan keputusan terhadap manajer proyek contoh:promosi jabatan,pemberian penghargaan dan penugasan kembali evaluasi thd proyek biasanya subjektif,hal ini krn pekerjaan pada suatu proyek urang bisa diukur dibandingkan dgn pekerjaan di pabrik ad2: kesuksesan proyek tdk dapat dievaluasi hingga waktu yg cukup serta memungkinkan untuk pengukuran manfaat dan biaya sesungguhnya untuk banyak proyek ,evaluasi hasil cukup kompleks dengan kenyataan yakni manfaat yg diharapkan tdk disebutkan dalam tujuan,ukuran,dan juga manfaat sesungguhnya tidak dapat diukur.

Share this:

Twitter

liDia
Just another Blog.com weblog

Home About ApLikasi Manajemen ProYek & Manajemen Resiko Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Manajemen Proyek Manajemen Proyek & Resiko

Search...

ApLikasi Manajemen ProYek & Manajemen Resiko


Posted by dya_08webmaster PENGERTIAN PROYEK Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. MACAM-MACAM PROYEK : Menurut R.D Achibalt (1976), macam-macam proyek adalah sebagai berikut :

1. Proyek Kapital (Modal) Meliputi : pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan, desain mesin, dan kostruksi guna pembangunan instalasi pabrik baru. 2. Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan. Contoh : penemuan alat elektronik karaoke. 3. Proyek penelitian dan pengembangan berupa kegiatan untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan. 4. Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alatalat pemrosesan data (data processing personal dan alat-alat lainnya). 5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen : perusahaan merancang reorganisasi, perusahaan merancang program efisiensi, dan penghematan merancang diversifikasi. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Alasan pemilihan manajemen proyek adalah :
1. 2. 3. 4. Tingkat kesulitan dalam tugas-tugas yang diperintahkan meningkat. Cepatnya perkembangan teori maupun praktek. Biaya meningkat, lamanya bisa dipakai suatu barang menurun dan hilangnya nilai suatu barang. Risiko-risiko dan biaya-biaya proyek di masa datang dapat turun.

Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi. Konsep Manajemen Proyek : Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja

manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim. Dasar-Dasar Organisasional : Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja sama antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen yaitu : 1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah satunya ada yang memimpin organisasi tersebut. 2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau kedudukannya masing-masing. 4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan (job) masing-masing sesuai dengan posisinya. 5. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi. 6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut. 7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi. Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi : 1. Tujuan organisasi yang jelas 2. Tugas yang dilakukan harus jelas 3. Pembagian tugas yang adil 4. Penempatan posisi yang tepat 5. Adanya koordinasi dan integrasi Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol

manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran. 1. Manajemen tingkat bawah (operasional)

Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila diterapkan dengan benar. Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi. Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangat tergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan pengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.

2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)

Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan mengontrol keputusankeputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa dialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untukmeminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakan produktivitas. Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal dan membutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukan pengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai standar.

3. Manajemen tingkat atas (strategik)


Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing manajer operasional dan manajer tingkat menengah. Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak pasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannya adalah pengarahan dan perencanaan. Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi menjalankan tugas dan tujuan organisasi. Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahui peraturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi perusahaan-perusahaan pesaing).

Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi : Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut.

Kebijakan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut estimasi sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari : perencanaan jangka pendek (periode 12 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun). Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data. Proses Perencanaan Sistem Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu : 1. Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :

Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku). Menetukan prioritas proyek-proyek sistem. Membuat laporan perencanaan sistem. Meminta persetujuan manajemen.

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan Persiapan ini meliputi :

Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan). Mengumumkan proyek pengembangan system.

3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan

Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :

Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system. Melakukan studi kelayakan. Menilai kelayakan proyek system. Membuat usulan proyek system. Meminta persetujuan manajemen.

Perkiraan Proyek Sistem Informasi Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :

Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek. Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama. Menggunakan teknik dekomposis. Menggunakan satu atau lebih model empiris.

Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugastugas (kegiatan) dapat menggunakan : 1. Grafik Gantt Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan. 2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)

Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena : 1. Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas. 2. Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis. 3. Mudah menentukan waktu kendur. 4. Penjadwalan proyek berbasis komputer. Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantecs Timeline dan Computer Associates CASuper Project. Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelaku-pelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok : 1. Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut. 2. Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi). 3. Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi). 4. Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut. 5. Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk. Sedangkan contoh Manajemen Proyek antara lain:
1. 2. 3. 4. 5. Proyek pembuatan Robot Proyek Pembuatan Website Proyek Pembuatan Software Proyek Pembuatan Aplikasi dsb

PROYEK PEMBUATAN SOFTWARE

Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapantahapan itu yaitu : requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa permasalahanpermasalahan yang timbul. Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan yang timbul dengan studi kasus pembuatan software Sistem Informasi Akademik dan juga akan dibahas solusi yang dapat diambil untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan pembuatan software. Tahap Requirement Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Permasalahan spesifikasi kebutuhan

Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai masalah akademik perkuliahan.

Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user

Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman, terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik, misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS, proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.

Metode analisa sistem

Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan kondisi/ behaviour user. Tahap Design Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Metode pembuatan software

Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal, sesuai dengan keinginan user.

Organisasi pembuatan software

Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software, sehingga terjadi modul-modul yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak sesuainya nama tabel, field, atau tipe data yang digunakan. Tahap Testing Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Perubahan regulasi sistem

Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5 tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.

Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat

Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi keinginan user.

Tidak adanya Risk Management

Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance. Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisa untuk mendapat solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain : o Membuat dokumen kontrak antara developer dan user sebelum proses pembuatan software. o Perlu adanya assessment pada saat survey data, wawancara, ataupun analisa data. Assessment ini ditandangani kedua belah pihak, user dan developer. o Menggunakan requirement tool untuk proses requirement sehingga dapat dihasilkan requirement yang sesuai dengan kebutuhan user. o Menentukan Proces Model yang akan digunakan pada awal proses pembuatan software, dapat menggunakan waterfall model, RAD model, spiral model, atau model lainnya. o Membuat project management pada proses pembuatan software dengan dikoordinasi seorang penanggung jawab. o Menentukan software programming untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk tabel, relasi, dan struktur data.

o Membuat dokumen Berita Acara Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat kepuasaan user terhadap software yang telah dibuat. o Developer melakukan evaluasi total setiap selesai pembuatan software sebelum pengujian.

Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software Sistem Informasi Akademik yang dinamis, dimana user dapat melakukan update sistem secara mandiri dan berkala tanpa perlu berhubungan dengan developer kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi penilaian, evaluasi absensi, aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi untuk membuat software Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan waktu yang tidak sedikit dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Maka hal yang paling penting dilakukan dalam proses pembuatan software Sistem Informasi Akademik adalah komunikasi yang intensif dan efektif antara user dan developer, baik itu pada tahap requirement, design, maupun testing. Dengan adanya komunikasi yang intensif dan efektif tersebut maka dapat diketahui sampai seberapa jauh software dinamis yang dibutuhkan oleh user. Sehingga tingkat kepuasan user dapat terjaga. Sumber Referensi : Armaini Akhirson Karaini, Pengantar Manajemen Proyek, Universitas Gunadarma, Jakarta, 1994. Permalink | January 1st, 2011

Leave a Reply
Name (Required) E-mail (will not be published) (Required) Website

Comment:

Powered by Blog.com

Login Create Blog Random Blog

liDia
Just another Blog.com weblog

Home About ApLikasi Manajemen ProYek & Manajemen Resiko Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Manajemen Proyek Manajemen Proyek & Resiko

Search...

ApLikasi Manajemen ProYek & Manajemen Resiko


Posted by dya_08webmaster PENGERTIAN PROYEK

Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan. MACAM-MACAM PROYEK : Menurut R.D Achibalt (1976), macam-macam proyek adalah sebagai berikut : 1. Proyek Kapital (Modal) Meliputi : pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan, desain mesin, dan kostruksi guna pembangunan instalasi pabrik baru. 2. Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan pengembangan. Contoh : penemuan alat elektronik karaoke. 3. Proyek penelitian dan pengembangan berupa kegiatan untuk melakukan penelitian dengan sasaran yang ditentukan. 4. Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alatalat pemrosesan data (data processing personal dan alat-alat lainnya). 5. Proyek yang berkaitan dengan manajemen : perusahaan merancang reorganisasi, perusahaan merancang program efisiensi, dan penghematan merancang diversifikasi. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Alasan pemilihan manajemen proyek adalah :
1. 2. 3. 4. Tingkat kesulitan dalam tugas-tugas yang diperintahkan meningkat. Cepatnya perkembangan teori maupun praktek. Biaya meningkat, lamanya bisa dipakai suatu barang menurun dan hilangnya nilai suatu barang. Risiko-risiko dan biaya-biaya proyek di masa datang dapat turun.

Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi.

Konsep Manajemen Proyek : Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people management capability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim. Dasar-Dasar Organisasional : Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja sama antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem maka terdiri dari beberapa elemen yaitu : 1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah satunya ada yang memimpin organisasi tersebut. 2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 3. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau kedudukannya masing-masing. 4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan (job) masing-masing sesuai dengan posisinya. 5. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk membantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi. 6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut. 7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang organisasi. Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi : 1. Tujuan organisasi yang jelas 2. Tugas yang dilakukan harus jelas

3. Pembagian tugas yang adil 4. Penempatan posisi yang tepat 5. Adanya koordinasi dan integrasi Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran. 1. Manajemen tingkat bawah (operasional)

Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila diterapkan dengan benar. Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi. Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangat tergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan pengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.

2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)

Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan mengontrol keputusankeputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa dialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untukmeminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakan produktivitas. Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal dan membutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukan pengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai standar.

3. Manajemen tingkat atas (strategik)


Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing manajer operasional dan manajer tingkat menengah. Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak pasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannya adalah pengarahan dan perencanaan. Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi menjalankan tugas dan tujuan organisasi. Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahui peraturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi perusahaan-perusahaan pesaing).

Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi : Suatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakan dan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yang baik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemen puncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan dari manajemen puncak tersebut. Kebijakan Sistem Kebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan oleh manajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraih kesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yang lama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah) perencanaan sistem menyangkut estimasi sumberdaya (kebutuhan-kebutuhan fisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari : perencanaan jangka pendek (periode 12 tahun) dan jangka panjang (periode sampai 5 tahun). Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem, departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data. Proses Perencanaan Sistem Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu : 1. Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :

Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan. Mengidentifikasi proyek-proyek sistem. Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem. Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku). Menetukan prioritas proyek-proyek sistem. Membuat laporan perencanaan sistem. Meminta persetujuan manajemen.

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan Persiapan ini meliputi :

Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang ada atau dari luar perusahaan (konsultan). Mengumumkan proyek pengembangan system.

3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :

Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system. Melakukan studi kelayakan. Menilai kelayakan proyek system. Membuat usulan proyek system. Meminta persetujuan manajemen.

Perkiraan Proyek Sistem Informasi Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepat dapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasi dan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal, lingkungan) yang mempengaruhinya. Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakan pilihan sebagai berikut :

Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek. Perkiraan berdasarkan pada proyek yang sama. Menggunakan teknik dekomposis. Menggunakan satu atau lebih model empiris.

Memperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagian yang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yang diperlukan. Penjadwalan tugastugas (kegiatan) dapat menggunakan : 1. Grafik Gantt

Merupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas (kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatif tugas-tugas yang dikerjakan. 2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques) Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yang kemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkan jadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telah dijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena : 1. Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas. 2. Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis. 3. Mudah menentukan waktu kendur. 4. Penjadwalan proyek berbasis komputer. Menggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan. Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantecs Timeline dan Computer Associates CASuper Project. Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelaku-pelaku yang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok : 1. Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnis dan sangat berpengaruh pada proyek tersebut. 2. Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi dan mengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi). 3. Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi). 4. Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut. 5. Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yang dikaitkan dengan penggunaan produk. Sedangkan contoh Manajemen Proyek antara lain:
1. Proyek pembuatan Robot 2. Proyek Pembuatan Website 3. Proyek Pembuatan Software

4. Proyek Pembuatan Aplikasi 5. dsb

PROYEK PEMBUATAN SOFTWARE Proses pembuatan software tidak cukup hanya dikerjakan dalam waktu beberapa hari saja. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam proses pembuatan software. Setiap tahapan bisa memerlukan waktu cukup lama, bisa satu bulan, dua bulan, atau bahkan satu tahun. Tahapantahapan itu yaitu : requirement (perencanaan dan analisa), design (pembuatan), dan testing (pengujian dan pemeliharaan). Setiap tahapan yang dilalui terdapat beberapa permasalahanpermasalahan yang timbul. Pada permasalahan ini akan dibahas beberapa permasalahan yang timbul dengan studi kasus pembuatan software Sistem Informasi Akademik dan juga akan dibahas solusi yang dapat diambil untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pembahasan permasalahan ini dibagi dalam setiap tahapan pembuatan software. Tahap Requirement Pada tahap ini, kegiatan yamg paling banyak dilakukan adalah dengan melakukan interaksi dengan user. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Permasalahan spesifikasi kebutuhan

Kebutuhan akan fitur dan report yang diinginkan sering kali tidak sesuai dengan sistem yang ada. Misalnya pada sistem Informasi Akademik, user menginginkan report pembayaran SPP, sedangkan sistem ini hanya mengenai masalah akademik perkuliahan.

Ketidak sepahaman sistem antara developer dan user

Seringkali antara developer dan user dikarenakan perbedaan pemahaman, terjadi ketidak sepahaman mengenai alur Sistem Informasi Akademik, misalnya alur mulai dari mahasiswa bayar SPP, daftar ulang, pengisian FRS, proses perkuliahan sampai nilai akhir UAS keluar.

Metode analisa sistem

Metode analisa sistem yang digunakan oleh developer tidak sesuai dengan kondisi/ behaviour user. Tahap Design Pada tahap ini, merupakan tahap yang dilakukan oleh developer. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Metode pembuatan software

Metode dan tools yang digunakan hasilnya tidak optimal, sesuai dengan keinginan user.

Organisasi pembuatan software

Tidak adanya koordinasi pada saat proses pembuatan software, sehingga terjadi modul-modul yang tidak dapat digabungkan. Misalnya tidak sesuainya nama tabel, field, atau tipe data yang digunakan. Tahap Testing Pada tahap ini, merupakan tahap pengujian software yang dilakukan antara developer dan user, dan diakhiri dengan pemeliharaan software. Permasalahan dalam proses pembuatan software yang dapat timbul pada tahap ini adalah :

Perubahan regulasi sistem

Adanya perubahan regulasi sistem, misalnya perubahan evaluasi penilaian dari 5 tingkat penilaian (A, B, C, D, E) menjadi 7 tingkat penilaian (A, AB, B, BC, C, D, E). Hal ini menyebabkan perubahan tabel dan fieldnya.

Ketidaksesuaian keinginan user dengan software yang telah dibuat

Pengujian software yang dilakukan antara user dan developer tidak memenuhi keinginan user.

Tidak adanya Risk Management

Hal ini menyebabkan tidak ada langkah-langkah yang akan dilakukan apabila terjadi revisi ataupun pada masa garansi/ maintenance. Untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut diatas, perlu dilakukan analisa untuk mendapat solusinya. Ada beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain : o Membuat dokumen kontrak antara developer dan user sebelum proses pembuatan software. o Perlu adanya assessment pada saat survey data, wawancara, ataupun analisa data. Assessment ini ditandangani kedua belah pihak, user dan developer. o Menggunakan requirement tool untuk proses requirement sehingga dapat dihasilkan requirement yang sesuai dengan kebutuhan user. o Menentukan Proces Model yang akan digunakan pada awal proses pembuatan software, dapat menggunakan waterfall model, RAD model, spiral model, atau model lainnya. o Membuat project management pada proses pembuatan software dengan dikoordinasi seorang penanggung jawab.

o Menentukan software programming untuk semua modul yang akan dibuat, termasuk tabel, relasi, dan struktur data. o Membuat dokumen Berita Acara Pengujian Software sehingga dapat dinilai tingkat kepuasaan user terhadap software yang telah dibuat. o Developer melakukan evaluasi total setiap selesai pembuatan software sebelum pengujian.

Solusi yang lain secara teknis adalah membuat software Sistem Informasi Akademik yang dinamis, dimana user dapat melakukan update sistem secara mandiri dan berkala tanpa perlu berhubungan dengan developer kembali. Misalnya, membuat perubahan evaluasi penilaian, evaluasi absensi, aturan penilaian, perubahan kurikulum, dan sebagainya. Tetapi untuk membuat software Sistem Informasi Akademis yang dinamis tersebut memerlukan waktu yang tidak sedikit dan juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Maka hal yang paling penting dilakukan dalam proses pembuatan software Sistem Informasi Akademik adalah komunikasi yang intensif dan efektif antara user dan developer, baik itu pada tahap requirement, design, maupun testing. Dengan adanya komunikasi yang intensif dan efektif tersebut maka dapat diketahui sampai seberapa jauh software dinamis yang dibutuhkan oleh user. Sehingga tingkat kepuasan user dapat terjaga. Sumber Referensi : Armaini Akhirson Karaini, Pengantar Manajemen Proyek, Universitas Gunadarma, Jakarta, 1994. Permalink | January 1st, 2011

Leave a Reply
Name (Required) E-mail (will not be published) (Required) Website

Comment:

Powered by Blog.com

Login Create Blog Random Blog

FILE 2 SHARED
Everything Will Be Better if Its Shared to Another

Perencanaan Produk

11 Votes
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan:

a. b. c. d.

Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk turunan). Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio. Waktu dan urutan proyek.

Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya memuat: a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan produk. b. Teknologi yang digunakan. c. Target proyek secara finansial. d. Anggaran dan deadline proyek. Proses Perencanaan Produk Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses: 1. Mengidentifikasi peluang Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan produk, yaitu: a. Produk baru.

b. Turunan dari produk yang sudah ada. c. Perbaikan produk yang sudah ada. d. Produk yang pada dasarnya baru. Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara: a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada. b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing. c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis. d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru. 2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah: a. Strategi bersaing Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan: a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi. b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya. c) Fokus pelanggan. d) Produk tiruan. b. Segmentasi pasar

Pembagian

pasar

ke

dalam

segmen-segmen

memungkinkan

perusahaan

untuk

mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing. c. Perkembangan teknologi Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk. d. Perencanaan platform produk Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru. Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan. e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah: a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata). b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun). c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya). d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar. e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.

f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain. g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan. f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensidimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya. 3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu a. Pengelolaan sumber daya Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan. b. Penentuan waktu proyek Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor: a) Penentuan waktu pengenalan produk. b) Kesiapan teknologi. c) Kesiapan pasar. d) Persaingan dalam penawaran produk. 4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu

definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi. a. Pernyataan misi Pernyataan misi mencakup: a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik. b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas. c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan. d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan. e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusankeputusan tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen. b. Asumsi dan batasan Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan: a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur. b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan. c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan. c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses. Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan. (Karl T. Ulrich & Steven D. Epingger)

Share this:

Digg

Satu komentar
1.

kalau saya bisa mastercam apa termasuk perencanaan produk ?


oleh agus Oktober 10, 2010 at 10:19 am

Tinggalkan Balasan
Enter your comment here...

Guest Masuk Masuk Masuk

Email (wajib) (Belum diterbitkan)

Nama (wajib)

Situs web

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik. Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.

Halaman
o o o o o o o o o o

Analisa Jaringan Kerja Analisis Produktivitas Perusahaan Menggunakan Pendekatan Cobb-Douglas Fauna Langka dan Unik (Pics) Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah Keseimbangan Lintasan (Line Balancing)Produksi Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study) Penjadwalan Tenaga Kerja Perencanaan Produk Sistem Kanban

cari arsip

Blog Stats
o o o o o o o o

37,700 hits Arkeologi (6) Astronomi (13) Berita (8) Fauna (7) Manajemen Industri (8) Pengetahuan (9) Umum (4) Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku Ilmu Pengetahuan, Metode Ilmiah dan Penelitian Ilmiah

Kategori

Tulisan Teratas
o o

o o o o o o o o o o o o o o o o o

Analisis Produktivitas Perusahaan Menggunakan Pendekatan Cobb-Douglas Sistem Kanban Perencanaan Produk Fauna Langka dan Unik (Pics) Kualitas Dan Pengawasannya Keseimbangan Lintasan (Line Balancing)Produksi Penjadwalan Tenaga Kerja Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study) Dark Matter, Misteri Alam Semesta Terbesar Saat Ini Penilaian Investasi Juli 2009 (14) Juni 2009 (8) Mei 2009 (11) April 2009 (3) Maret 2009 (9) Februari 2009 (8) Januari 2009 (1)

Arsip

Tag
Arkeologi Asperger Sindrom Astronomi Autis BEP Bintang Bintang Kembar Bintang Redup Black Hole Cygnus X-1 dark energy Darwin

Fatique Galaksi

Gravitasi Halusinasi Helix

Hubble

Kalender Kiamat Konstelasi

Aquarius Lumba-lumba Mamalia Laut massive particle materi gelap Maya Monster prasejarah Nebula Paranoid Paus Biru

pemanasan global

Persia pink Ramalan repulsive Romawi

Ruang Angkasa

Saturnus Senjata Kimia sinar X Tajuk tanaman Tata Surya Ular terbesar Zat Kimia

Meta
o o o o o

Daftar Masuk log RSS Entri RSS Komentar WordPress.com

Blog pada WordPress.com. Theme: Neat!. Masukan (RSS) and Komentar (RSS).
Ikuti

Follow FILE 2 SHARED


Get every new post delivered to your Inbox. Bergabunglah dengan 2 pengikut lainnya.

Masukkan a

Powered by WordPress.com

You might also like