Professional Documents
Culture Documents
D
alam buku “Islam Rasional” Harun
Nasution tertulis, pada bulan Juni 1987,
di sebuah LustrumVI, segenap sivitas
akademika mendeklarasikan IAIN (sekarang UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pusat studi
pembaharu Islam di tanah air.
Hal itu tak lepas dari peran besar Rektor kala
itu, Prof Dr Harun Nasution.
Bermula sejak melakukan studi di luar
negeri, Harun mengetahui budaya intelektual
Ciputat, INSTITUT- Di sela-sela kegiatan UIN dibanding kampus lain. Tapi gelora tidak heran jika kesinambungan pemikiran di IAIN Jakarta sangat sempit, tradisional dan
spesialisasinya Fiqih. Ini didengarnya dari orang-
Kemah Jurnalistik (Kemjur) di Bumi intelektual ke-Islaman yang dirajai UIN Islam beberapa tokoh UIN saat ini telah
orang Indonesia yang datang ke Mesir untuk
Perkemahan dan Wisata (Buperta) Cibubur, Jakarta kini seolah tinggal dongeng belaka. terputus. Dalam hal ini, forum diskusi menuntut ilmu.
seusai melaksanakan shalat Maghrib, para Romantisme perdebatan keilmuan tinggal mengemban tanggung jawab yang cukup Setelah mendapatkan gelar doktor, IAIN
jurnalis INSTITUT menghampiri beberapa kenangan. Hanya sebagian kecil mereka yang besar. “Kita harus terus berupaya memahami memboyongnya ke Ciputat. Dengan kondisi IAIN
jamaah yang sedang duduk di serambi tetap mempertahankan tradisi itu dalam khazanah intelektual Islam se-komperhensif yang telah diketahuinya ini, Harun pun sering
masjid. Basa-basi perkenalan nama dan forum-forum diskusi yang masih eksis saat dan se-otentik mungkin,” kata Lukman. berceramah dalam acara-acara Universitas. Fiqih,
alamat tinggal mengawali perbincangan. ini. Di samping kelompok-kelompok studi, materi yang biasa diceramahkan, diganti dengan
Mereka terkejut ketika salah seorang anggota Tak dapat dipungkiri, mereka (forum beberpa organisasi ekstra kemahasiswaan diskusi dan dialog yang menumbuhkan sikap
kritis dan terbuka atas beberapa pemikiran yang
LPM INSTITUT mengaku berasal dari UIN studi/kajian) adalah denyut nadi intelektual. juga turut menyalakan perang wacana
diformulasikan oleh intelektual-intelektual Islam.
Jakarta. “Alhamdulillah, ternyata masih Setiap forum studi biasanya mempunyai ciri yang ada. Mereka diantaranya HMI, PMII, Kurang lebih empat tahun kemudian, Harun
ada mahasiswa UIN yang mau salat,” ucap khas tersendiri. Baik itu kajiannya, maupun dan IMM, organisasi ekstra yang telah Nasution dilantik menjadi Rektor IAIN Syarif
salah seorang jama’ah. Mereka kemudian kumpulan aktivisnya. Dari mulai yang lama eksis di lingkungan kampus ini. Tapi Hidayatullah Jakarta. Ia ingin melihat umat
menanyakan rumor yang menyatakan UIN berasal dari satu atau gabungan beberapa seiring bergantinya zaman, peran mereka Islam Indonesia dan dunia pada umumnya maju.
Jakarta sebagai pusat penyebaran Islam organisasi, hingga mereka yang memang di kancah intelektual semakin meredup. Harun kemudian melakukan gebrakan untuk
liberal. membentuk forum kajian sebagai alternatif Justru organisasi yang terbilang lebih muda merubah kurikulum IAIN. Untuk itu, Harun
Peristiwa ini setidaknya dapat untuk menghindar dari organisasi formal dari mereka seperti KAMMI dan HTI, yang mempertemukan Rektor IAIN seluruh Indonesia
di Ciumbuleuit. Tapi usul Harun ini ditolak oleh
menggambarkan bahwa hingga kini beberapa yang mengkotak-kotakan mahasiswa. Tak saat ini terlihat sedang bersemangat dalam
para Rektor tua seperti H Ismail Ya’cub dan KH
kalangan masyarakat masih memiliki jarang pula, forum diskusi menjadi kawah dakwah wacananya. Bafadal. Yang mendukung niat Harun diantaranya
paradigma demikian terhadap UIN. Kami penyucian diri untuk melebur satu warna Syafiq Hasyim mengatakan, hal itu bisa Mulyanto Sunardi selaku Dirjen Perguruan Tinggi
pun menjelaskan realita yang sesungguhnya setelah mereka saling tempur membela jadi karena organisasi lama (HMI, PMII, Islam Depag RI dan Zarkawi Suyuti, Sekretaris
di UIN Jakarta. Benar ada mahasiswa yang warna masing-masing dalam medan politik. IMM) telah jenuh bergelut dengan pemikiran Dirjen Bimas Islam.
memiliki pemikiran liberal, tapi itu pun Penurunan daya dobrak intelektual ke-Islaman mereka. “Biasanya sebuah Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya
hanya sebagian kecil. Dan mahasiswa yang kampus tersebut diakui para penggiat organisasi mapan, bila tidak ada inovasi para Rektor tua menyetujui perubahan itu dengan
pemikirannya liberal bukan berarti ia tidak forum-forum diskusi di Ciputat. Minimnya atau hal baru yang mereka kembangkan, syarat mata kuliah Tafsir, Hadits, Fiqih tetap
dipertahankan sebagai ciri keislaman IAIN. Mulai
melaksanakan kewajiban sebagai seorang mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti kejadiannya akan seperti itu,” ujar Syafiq.
saat itu, Pengantar Ilmu Agama, Filsafat, Tasawuf,
muslim. diskusi adalah penyebab utama pudarnya Namun lanjutnya, bisa jadi sebenarnya Ilmu kalam, Tauhid, dan Sosiologi pun diajarkan.
Selain itu, di UIN Jakarta hampir semua tradisi intelektual. Hal itu dinyatakan oleh sekarang intelektualisme dan peminat studi Pemikiran Harun sering merujuk pada teologi
corak pemikiran tumbuh dengan subur. Lukman Hakim dari Indonesian Studies and pemikiran tidak berkurang. Hanya saja Mu’tazilah dan Muhammad Abduh. Sementara
Dan Islam Liberal hanyalah salah satu Advocation Centre (ISAC). sekarang fakultas-fakultas agama menjadi mayoritas ulama Indonesia adalah pengikut
bagian dari warna-warni corak pemikiran M. Ali Fernandes, Direktur Lembaga bagian kecil sebagai akibat perubahan IAIN Asy’ariyah. Karena itu banyak kritik tertuju pada
ini. Sebagaimana diungkapkan Direktur Kajian dan Bantuan Hukum Mahasiswa menjadi UIN. “Dulu ketika masih IAIN, Harun. Muncullah pro dan kontra. Tapi karena
International Center for Islam and Pluralism, Islam (LKBHMI) serta Maman, aktivis fakultas agama seperti FUF terlihat besar. integritas pribadi, keluasan ilmu, dan refleksi
jiwa seorang pendidik dari Harun Nasution, ia
Syafiq Hasyim, “Kita tidak bisa menjadikan Lingkar Studi Piramida Circle mengatakan, Berbeda dengan sekarang setelah menjadi
menyalurkan polemik itu lewat forum-forum
Ciputat sebagai faktor determinal. Karena munculnya sikap pragmatis dan orientasi universitas dan banyak dibuka fakultas- diskusi, seminar dan tulisan.
Ciputat/UIN Jakarta hanya bagian kecil yang berbeda dengan zaman IAIN sebagai fakultas umum. Langkah intelektual Harun Nasution ini pun
dari Islam Liberal. Promotor Jaringan Islam salah-satu sumber kemunduran gairah Sementara itu Saidiman, aktivis Forum dilanjutkan generasi berkutnya seperti Nurcholis
Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla saja tak intelektual kampus. Rahmat Sahid, Mahasiswa Ciputat (Formaci) yang baru Madjid, Azyumardi Azra, Kautsar Azhari,
ada hubungannya sama-sekali dengan UIN Koordinator Forum Kajian Ushuluddin saja mendapat gelar S1 Filsafat tahun lalu, Komaruddin Hidayat dan lain-lain. Bahkan begitu
Jakarta,” kata alumnus Aqidah Filsafat FUF (FOKUS) memiliki pandangan yang kurang menyebut sistem Student Govermnent (SG) fenomenalnya gerakan pembaharu ini sehingga
UIN Jakarta 1990-1991 ini. lebih sama. “Artikulasi pemahaman ke- sebagai faktor kemunduran intelektual beberapa kalangan menyebut intelektual IAIN dan
sekitarnya sebagai Madzhab Ciputat.
Sementara itu, Guru Besar FUF, Prof Islaman di forum diskusi semakin berkurang organisasi-organisasi lama ini. Saidiman
Tapi kini, nadi intelektual itu terasa kurang
Dr Kautsar Azhari Noor menyatakan, karena banyak mahasiswa sekarang terjebak mengatakan, sejak dulu dirinya tidak setuju getar dan gregetnya. Ada yang mengklaim budaya
stigma liberal yang disandangkan pada UIN kedalam sikap pragmatis,” tutur pemuda asal dengan bentuk pemerintahan mahasiswa pop, hedonis, study oriented, konversi IAIN
Jakarta besifat sangat subyektif. “Ada yang Kebumen ini. “Sekarang banyak mahasiswa itu. Selain SG, budaya pop yang menjangkiti menjadi UIN dan lain-lain sebagai penyebab
menganggap stigma itu pantas, ada pula yang terjebak proyek politik, jadi ‘tim hore’ mahasiswa zaman sekarang serta pemikiran kemunduran ini. Bahkan ada pula yang menyebut
yang tidak. Jika ada orang yang menilai acara talkshow di stasiun TV, dan membuat konservatif menurutnya adalah akar Student Government, yang telah melenceng dari
kampus ini sesat, itu adalah penilaian yang seminar-seminar yang tidak membangun, kemerosotan intelektual mahasiswa UIN tujuan awal sebagai biang keladi hal ini. Yang
murahan,” papar Kautsar. hanya titipan-titipan instansi yang memiliki Jakarta. [MSW, Denhas, Irsyad, Rose, jelas, amat disayangkan bila budaya keilmuan
sebagai nilai dan ciri khas yang telah kita punya
Image liberal ini sering pula dikaitkan kepentingan,” lanjut Mahasiswa yang aktif di Badru, Haris, Ali]
ini harus lenyap. Padahal ilmu pengetahuan-
dengan tradisi pemikiran pembaharu yang Forkot sejak tahun 2000 ini. lah yang membedakan manusia dengan mahluk
menjadi ciri khas sekaligus keunggulan Karena itu, Lukman Hakim menyatakan lainnya. Dengan ilmu, Tuhan mengangkat derajat
seseorang dari yang lainnya disamping orang-
Laporan Utama Hal. 1-3 Laporan Khusus Hal. 4-5 Kampusiana Hal. 8-9 Opini Hal. 6 orang yang bertakwa. []
2 UTAMA EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
Saidiman: “UIN sekarang semakin diisi dengan isu-isu politik. Lihat saja, sejak awal
Propesa (Program Pengenalan Studi dan Almamater) mahasiswa baru langsung di-
perkenalkan kepada politikus-politikus kampus. Ini secara tidak langsung telah mencetak
bayangan pada mahasiswa baru, ‘bagaimana kelak aku bisa duduk di BEM’. Niatan awal
dari rumah untuk menuntut ilmu dihadapkan pada arus deras yang mengarahkan mer-
eka ke dunia politik.”
Pelindung Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA Penasehat Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Pemimpin Umum Moh. Hani-
fuddin Mahfudz Sekretaris Umum Saumi Rizkianto Bendahara Umum Rosita Indah Sari Dewan Redaksi Nanang Syaikhu,
Idris Thaha, Budi Rahman Hakim, Alamsyah, M. Djafar, Karno Roso Pemimpin Redaksi MS. Wibowo Redaktur Pelaksana M.
Irsyad Redaktur Akhwani Subkhi, Ardian Arda, Agnes, Dede Supriyatna, Rose, Haris, Sabir, Titin Syafitri, Zaki, Badru, Ira, Istiana
Nurmaulida, Susi, Syahiru Direktur Litbang Ali Masykuri Direktur Artistik Dwi Setiyadi Ilustrator Pandi Merdeka Direktur
Perusaahaan Rosdiana Fotografer Badru Alamat Redaksi UIN Syarif Hidayatullah Gd. Student Centre Lt III Ruang 307 Jl. Ir.
H. Djuanda No. 95 Ciputat Jakarta Selatan 15419 Careline 0815 8669 1925 Homepage http://lpminstitut.wordpress.com e-mail
Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa lpmisntitut@gmail.com. Redaksi menerima tulisan berupa Opini dan Resensi, ditulis di kertas A4, spasi ganda, font Times New Ro-
INSTITUT UIN Jakarta man ukuran 12. lebih baik disertai dengan soft copy.
SK. Rektor No. 23 Th. 1984 Setiap wartawan INSTITUT dibekali tanda pengenal, tidak dibenarkan memberi insentif dalam bentuk apapun kepada wartawan
Terbit pertama kali 1 Desember 2006 INSTITUT yang sedang bertugas.
EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
CERPEN 11
Seperti Kemarin Dalam Ibid Sebuah Doa
Oleh : Abdullah (Abah)
Allawi*
bisa beribadah
–kalau
memang
ibadah itu mesti–
dengan menggunakan sistem doa
s e p e r t i yang disuarakan orang itu?” Aku melakukan
kemarin, aku tak dapat lain ibadah satu kali, dan cukup satu kali saja
selain menatap langit-langit. Begitulah karena hari berikutnya aku tinggal berkata,
harapan aku menghabiskan malam-malamku di “Tuhan aku beribadah seperti kemarin.”
T u h a n ruangan yang hanya disekat oleh tripleks. Aku mengangguk-angguk dan tersenyum.
mendengarnya. Bukankah Dengan hanya pembatas seperti itu, suara- Tapi ada pertanyaan lain yang muncul tiba-
Tuhan tahu segala bahasa doa dengan suara yang ditimbulkan dari kamar sebelah tiba saja, apakah makan juga demikian. Aku
“Ya Tuhan, segala cara? gampang terdengar. Apalagi waktu malam cukup makan satu kali saja. Dan esoknya
aku berdoa seperti doa Kebiasaan doa yang demikian ketika sunyi menjulurkan sayapnya. Dari cukup berkata, “Tuhan, aku makan seperti
yang kuucapkan kemarin. Kabulkanlah mengingatkanku pada saat aku masih sebelah kiri kamarku terdengar doa, dari kemarin.” Maka kenyanglah aku. Atau Aku
doaku, Tuhan...” berstatus mahasiswa beberapa waktu lalu. sebelah kananku terdegar lenguhan. Dan pergi mendorong gerobak satu kali saja. Dan
Akhirnya aku bisa mendengar dengan Aku ingat saat-saat membuat karya ilmiah. di ruanganku sendiri aku mendengar suara esoknya aku cukup mengatakan, “Tuhan, aku
jelas suara bisik dari kamar sebelah kiriku. Seperti dalam membuat makalah misalnya, nyamuk-nyamuk berputar-putar mencari mendorong gerobak seperti kemarin.” Lalu
Sebelumnya hanyalah gemeremang saja. apabila penulis ingin mengutip kembali dari celah untuk mendarat di tubuhku. Hasrat dapatlah duit. Ah, pusing, pusing! Aku bukan
Seperti desis. Gemeremang yang tak jelas buku dan pengarang yang sama, dia tidak tidurku menguap. Seperti kemarin. Ya pemikir atau agamawan. Aku hanya mantan
itu menjadi perhatianku sejak aku menjadi perlu menulis kembali nama pengarang, judul seperti kemarin. Jangan-jangan hidup yang mahasiswa. Aku melanjutkan kembali
penghuni ruangan 3x3 ini beberapa hari yang buku, tahun terbit dan nama penerbitnya. kulakoni adalah hidup yang kemarin. Hanya mendorong gerobak dari satu gang ke gang
lalu setelah sewa kontrakanku di tempat lain Cukup menulis tanda ibid dan nomor perhitungan waktu saja yang seolah-olah ada lain. Dari satu pemukiman ke pemukiman
habis. Entah kenapa aku jadi penasaran. halaman, pembaca akan mengerti tanda itu. hari ini dan esok… lain.
Diam-diam aku selalu menyimak. Bisik-bisik Doanya pun kurasa nyaris sama dengan *** ***
itu biasanya kudengar ketika aku sedang sistem ibid ini. Ketika dia lelah atau malas Aku bangun kesiangan karena malam Aku masih tetap penasaran. Aku seolah
tiduran di atas selembar tikar melepas dengan doa yang panjang, dia mengambil cara tadi aku tidur larut. Pagi yang sepi. Seperti disimpan di tengah-tengah gurun tak tahu
lelah sehabis kerja. Saat itulah lamat-lamat lain yang mudah dan praktis. Dan dia yakin kemarin. Aku membuka pintu supaya udara mana tepi. Tak tahu mana pangkal mana
telingaku mendengar gemeremang suara bahwa Tuhan mengetahui apa makna doanya segar masuk. Aku melihat perempuan muda ujung. Mungkin aku harus menunggu akhir
yang berasal dari kamar sebelah kiriku. Aku itu meski dia tak menyebutkan doanya secara sedang menjemur pakaian. Perempuan doa itu meski aku tidak tahu apakah doa itu
memasang telinga berusaha menyimak suara utuh. Aku tidak tahu apakah dia pernah yang semalam menyatu dalam lenguhan akan ada ujung dan berakhir. Aku berharap
itu. Telingaku aku tempelkan ke tripleks menulis makalah dan mengetahui sistem panjang. Suaminya sudah pergi bekerja. dari ujung itu aku bisa tahu awalnya. Seperti
pembatas ruangan. Tapi aku tidak berhasil ibid atau tidak. Tapi itu tidak penting. Perempuan itu cuma mengenakan handuk. dalam sebuah film, aku dihadapkan pada alur
mendengar dengan jelas. Kemudian sepi. Permasalahannya sekarang adalah aku Hanya bagian dada dan paha yang tertutup. flash back. Dan seperti pembaca sebuah buku
Entah apa yang kemudian dilakukannya. tidak tahu apa doa yang diucapkannya Seperti kemarin, Aku memperhatikan tubuh yang kehilangan catatan kaki, aku mungkin
Mungkin tidur. Dan malam inilah suara itu kemarin. Juga entah kapan yang dimaksudnya yang membelakangi itu. Membayangkan masih bisa menemukan rujukannya pada
menjadi jelas. Ternyata doa. Suara itu sendiri kemarin itu karena dia selalu mengatakan sesuatu yang dilakoni di kamarnya bersama daftar pustaka.
menyebutnya doa. kemarin dalam setiap doanya. Aku layaknya suaminya. Ketika jemuran tinggal satu lagi, Karena itulah aku tidak absen menguping
Aku tak habis pikir atas doa yang pembaca yang menemukan catatan kaki cepat-cepat aku masuk kamar lagi. Selintas doa yang diucapkan oleh orang dari kamar
diucapkannya. Belum pernah aku mendengar pada sebuah buku dengan tanda ibid, aku melirik kamar di sebelah kiriku. Pintu sebelah kiriku. Meski aku dapat menduga
doa semacam itu. Biasanya doa memakai sementara catatan kaki sebelumnya hilang itu terkunci. Penghuninya telah pergi. Aku bahwa bunyinya akan sama seperti kemarin.
bahasa Arab yang tak kupahami sama sekali. karena tersobek. Aku tidak tahu rujukan tidak pernah tahu penghuni kamar sebelah Tetapi pada suatu sore, aku mendadak ada
Mungkin doa tak mesti kita pahami artinya. awalnya. Kenapa aku begitu berhasrat untuk kiriku. Dia selalu pergi ketika aku belum sedikit urusan dengan bos rokok. Semula
Ada juga doa yang menggunakan bahasa mengetahuinya, itu permasalahan lain bangun. Dan dia datang ketika aku masih aku ingin menyelesaikannya sore itu juga,
terjemahan, biasanya berbunyi seperti pula. Padahal orang itu tak kukenal sama di luar. Aku tidak tahu apakah dia laki-laki tapi ternyata tidak selesai. Aku mencari
ini, “Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosaku, sekali. Apa peduliku dan apa untungku. Tapi atau perempuan. Yang aku tahu, penghuni akal supaya aku tetap bisa mendengar doa
dosa-dosa kedua orang tuaku, limpahkan begitulah, aku begitu tertarik pada doanya. itu selalu berdoa seperti kemarin. Jangan- orang itu. Maka sore itu aku pulang dulu
rezeki yang halal, panjangkanlah usia kami, Agak lega juga aku bisa memecahkan jangan ruangan sebelah kiriku itu sebenarnya ke kamarku. Aku memasang tape recorder
selamatkanlah kami di dunia dan akhirat.” persoalan ini meski berdasarkan tak berpenghuni. Dan suara itu adalah suara dekat sekat pembatas. Aku merekamnya.
Sungguh aku baru mendengar doa yang kemungkinan. Tapi setidaknya itu bisa yang sebenarnya tidak ada. Aku cepat-cepat Kemudian aku pergi dengan tenang. Kaset
terdengar dari ruangan sebelah. menjawab sedikit rasa penasaranku. mengusir pikiran itu. itu akan menggantikan tugas telingaku.
Doa itu menjadi bahan pemikiranku. Malam semakin larut saja. Sebenarnya Dan seperti kemarin, pagi ini pun aku harus Nanti malam aku akan memutarnya.
Suaranya masih terngiang di telingaku. Aku aku merasa ngantuk dan lelah, tapi seperti pergi mendorong gerobak mencari barang- Setelah selesai urusan, aku langsung
mereka-reka kemungkinan tentang doa kemarin, aku susah tidur. Aku hanya barang bekas untuk kemudian kujual. Ketika pulang. Aku tak sabar dengan tape recorder
itu. Orang itu mungkin orang yang senang memandangi langit-langit kamar yang terbuat hari mulai senja aku menjual rokok di tempat yang kupasang. Sesampai di kamar, yang
mengucapkan doa yang panjang-panjang. dari tripleks. Ruangan ini terasa gerah. yang masih ramai. Lalu seperti kemarin pula pertama kulakukan adalah memutar tape
Segala permohonan dia kemukakan. Doa Bayanganku melayang-layang. Beberapa aku harus pulang malam, dan ketika tiduran recorder itu. Aku menyimaknya. Tidak
yang panjang tentunya memerlukan waktu waktu yang lalu aku adalah mahasiswa. Dan di kamarku, aku akan medengar orang yang seperti kemarin, suara itu sekarang seperti
lama. Esoknya dia mengucapkan doa yang sekarang aku menjadi penjual dan pembeli berdoa itu. Aku menyimaknya. Ketika malam ini,
kurang lebih sama. Dan esoknya dia juga barang-barang bekas semisal buku, koran, mendekati larut, suara lenguhan panjang “Terima kasih, Tuhan, akhirnya engkau
melakukan hal yang sama. Terus begitu. kardus atau apa saja. Ketika hari mulai senja terdengar pula dari kamar sebelah. Berhari- telah mengabulkan doaku. Tidak seperti
Tapi pada suatu waktu, dia mengalami biasanya aku berjualan rokok di terminal hari, berbulan-bulan dan bahkan mungkin kemarin, dia, orang di samping kamarku
kejenuhan juga dengan doa-doa panjang. atau pasar. Hasilnya aku masih bisa bertahan bertahun-tahun dan entah sampai kapan aku sekarang tidak ‘menguping’ lagi ketika aku
Mungkin dia dalam keadaan lelah dan di kota ini. Pekerjaan yang tak kubayangkan harus melakukan sesutu seperti kemarin. berdoa…”
ngantuk berat. Tetapi keinginan untuk sebelumnya. Atau mungkin tak pernah selesai. Aku tidak
berdoa seperti kemarin tetap ada. Maka Suara lain terdengar dari sebelah kanan tahu. Semanggi II, 17 September 2007
keluarlah ucapan seperti ini, “Ya Tuhan, kamarku. Aku menggeser perhatianku. Seperti Gerobak kudorong dari satu gang ke gang
aku berdo’a seperti do’a yang aku ucapkan malam kemarin, yang kudengar hanyalah lain. Dari satu pemukiman ke pemukiman *Penulis adalah mahasiswa Tafsir
kemarin. Kabulkanlah doaku, Tuhan...” Esok suara lenguhan panjang dari dua suara lain dengan harap ada orang yang mau Hadits FUF UIN Jakarta, bergiat di
harinya dia melakukan hal yang sama. Dia yang menyatu. Aku cuma menelan air liur. menjual barang bekas. Setelah gerobak terisi PIRAMIDA CIRCLE
berdoa dengan hanya menyebutkan ‘seperti Pikiranku melayang-layang membayangkan separuhnya, aku berhenti di bawah sebuah
kemarin’ saja. Kemudian berdoa semacam apa yang terjadi di kamar sebelah. Hasrat pohon untuk melepas lelah. Saat itulah aku
itu menjadi kebiasaan. Tetapi tetap dengan purba dalam tubuhku memuai-muai. Tapi sempat berpikir, “apa mungkin aku juga
10 budaya EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
C-i-n-t-a
Oleh : Ipoenx
Mahasiswa FUF UIN Jakarta Malam Budaya Pesta Karya
Telapak tangan anda berkeringat,
hati anda deg-degan, suara anda
nyangkut di dalam tenggorokan anda?
Hal itu bukanlah cinta, tapi suka …
B
Apakah anda tertarik pada orang lain, tapi masih icara seni, tentu tak lepas dari nilai. sehingga pencandu dibuat terbang. pertanyaan tersebut. “Bahwa penilaian
bersamanya dengan setia? Salah satu nilai yang terkandung Seni yang menghasilkan karya indah, terhadap apa pun, semuanya memiliki suatu
Itulah cinta … dalam seni adalah keindahan. Ada terlahir dari dunia imajiner, yang telah nilai akan keindahan. Jika yang menilai bukan
dua macam keindahan. Pertama, keindahan memberikan pengaruh indah tersebut. mereka yang berkecimpung dalam dunia seni,
Apakah anda rela memberikan hati anda, kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan dan kedua, Masihkah indah benar-benar indah? semua penilaian akan lari terhadap siapa
anda, dan kematian anda? keindahan yang diciptakan oleh manusia. Untuk hal ini, sering kali para pengkritik yang telah terlibat mendukung dengan cara
Itulah cinta … Keindahan yang diciptakan oleh Tuhan sastra melontarkan kritik pedas ketika menilai memberikan SMS. Jadi pemenang bukan
berupa keindahan alam sehingga kita dibuat suatu karya seni. Dengan mempertanyakan ditentukan oleh apakah seni itu memiliki
Apakah hati anda tercabik bila dia sedang sedih? terpesona saat menyaksikannya. Sedangkan dimana letak keindahan dari karya seni keindahan, melainkan dari banyaknya sms
Itulah cinta … keindahan yang diciptakan manusia adalah tersebut. Timbul perdebatan panjang yang datang.”
hasil kreasi atas daya imajiner seperti seputar nilai seni dan penilaian terhadap Tapi muncul pertanyaan, apakah yang
Apakah anda menangis untuk kepedihannya biarpun lukisan, patung, syair, puisi atau cerpen. nilai dari seni itu sendiri. Apalagi dengan berhak menilai karya hanya sebagian orang
dia cukup tegar? Memang sulit menilai suatu karya seni makin maraknya acara pengembangan yang telah ahli dalam bidangnya? Bukankah
Itulah cinta … secara objektif. Ketika mengungkapkan, bakat kreatifitas cara instan dengan bentuk kita semua berhak menilai. Beda halnya
apakah suatu karya memiliki nilai dari indah kontes seperti Indonesian Idol, AFI atau dengan tulisan yang telah bermetamorfosis
Apakah anda ikut terluka bila dia sedang sakit? itu sendiri? Atau sejauh mana suatu karya acara lainya yang ditayangkan oleh stasiun- menjadi puisi. Sebagai kemenangan akan juga
Itulah cinta … mampu memberikan keindahan terhadap stasiun TV. Lahirlah seniman-seniman baru ditentukan oleh banyaknya jumlah massa.
subjek tersebut? Semuanya sangat subjektif, darinya (kontes-kontes tersebut). Sebagian Jika ini benar, alangkah demokratisnya dunia
Apakah anda selalu ingin menyentuhnya, memeluknya terserah kepada subjek yang menilai karya masyarakat, terutama kaum terpelajar ini. Dalam arti, yang menjadi kemenangan
karena anda sayang kepadanya? seni itu sendiri. berkata bahwa itu adalah budaya instant. bukan indah atau tidaknya karya. Melainkan
Itulah cinta … Kita akan menelusuri keindahan bahasa Secara jujur saya sendiri kurang memahami banyaknya gerombalan massa yang menilai.
tatkala para seniman merangkai huruf- akan budaya instant ini. Dan masih Memang sedikit terasa menyesalkan
Apakah matanya melihat hati anda yang sesungguhnya huruf dengan perjalanan panjang. Pada mepertanyakan, mengapa hal semacam itu saat menentukan siapa yang terbaik hanya
dan menyentuh jiwa anda secara dalam sekali sampai prosesnya, tak jarang seniman melakukan disebut budaya instant. Saya masih mencari berdasarkan paras ataupun hal-hal yang lain.
terasa nyeri? kontemplasi dalam tahap penciptaan karya tahu arti kata di atas, serta dimana letak Itupun jika dugaan saya benar. Akan tetapi,
Itulah cinta … sehingga bermetamorforsis menjadi bahasa kesalahan budaya instant. timbul pertanyaan baru, bagaimanakah
berbentuk puisi, syair, atau cerpen yang telah Dibandingkan dengan para seniman yang penilaian terhadap seni itu? Jika benar
Cinta memang merupakan sesuatu yang Absurd and mempunyai keunikan tersendiri. Sehingga melalui proses yang panjang, keberadaan bukan lagi dalam tahap keindahan atau
Unexplain, tapi yang terpenting mencintailah karena menjadi hidangan yang siap untuk dinikmati artis-artis instant ini seakan siap saji. tidaknya suara. Apapun kriterianya, kembali
itu adalah sesuatu yang dianugerahi oleh Tuhan kalangan pecandu seni. Seberapa besar dan lama mereka mampu kepada sejauh mana kita mencoba menilai.
Terimalah pasangan anda dengan segala kekurangan Kala menyantap, hidangan tersebut berkreasi atau bertanggung jawab. Lantas Sehingga nampak bahwa penilaian bukan
dan kelebihannya. memberikan akhir dan memunculkan rasa. bagaimana tanggapan para penilai terhadap murni dari apa yang menjadikan karya itu
Dalam rasa tersebut terkadang mereka orang yang terlahir dengan budaya instant memang indah, dan bermunculanlah karya-
Cinta itu harus saling memberi dan menerima dengan memberikan pemaknaan terhadap bahasa. tersebut. karya abangan.[]
keikhlasan hati... Hal ini masih tak lepas dari perdebatan Beberapa waktu lalu, saya sempat
seputar interpretasi yang biasa disebut membaca salah-satu surat kabar, yang *Mahasiswa AF FUF UIN Jakarta, Jabrik Bu-
hermeneutik, atau rasa takjub yang luar biasa mungkin bisa menjadi jawaban atas daya Tabloid INSTITUT
EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
UTAMA 3
Sehingga
nanti
Wawancara
P
Anda lakukan? Sejauh ini saya lihat SG tidak sehingga tidak terjadi kekecewaan dan KMU, tapi tak menutup
elaksanaan konsep Student
Sekarang kita akan mempersiapkan berjalan sebagaimana mestinya. di salah-satu pihak. kemungkinan secara tidak langsung
Government (SG) yang
pembenahan struktural. Kemudian Tanggapan Anda tentang Apakah Anda siap mengakhiri akan mengawasi BEMU. Namun hal
selama ini berlangsung di
ada kegiatan-kegiatan, baik dalam mahasiswa yang apatis masa jabatan pada Juni ini akan dibawa ke dalam kongres
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bulan Ramadhan dengan SG? 2008? terlebih dahulu.
seolah berada di titik nadir.
ini atau setelah Itu hak mereka. Secara pribadi saya mengakui Apa ciri khas kepemimpinan
Hal ini juga diakui oleh Adi M.
lebaran nanti. Tapi marilah sama- siap untuk diturunkan pada bulan Anda nanti?
Jonathan, Presiden BEMU terpilih
Bagaimana sama menjadikannya Juni. Namun harus diakui bahwa Be my self. Orang mungkin bilang
pada Pemira 2007. INSTITUT
b e n t u k sebagai pembelajaran jangka waktu seperti itu sangat Ajo sudah berubah. Tapi saya tetap
berhasil menemuinya pada 24-
kepengurusan politik. Karena di situ kurang untuk memperbaiki dan Ajo yang dulu. Ajo akan merakyat
25 September, setelah beberapa
BEMU dibawah ada nilai-nilai moral membenahi SG. Kalau dari pihak dan siap berkomunikasi dengan
kali melakukan komunikasi
kepemimpinan tertentu yang cuma rektorat sendiri menginginkan mahasiswa.
melalui sms. Berikut wawancara
Anda? diketahui oleh diri saya menjalankan kepemimpinan Apa proyeksi 100 hari
INSTITUT bersama Ajo di Gedung
Selain komposisi kita sendiri. selama 365 hari. Tapi itu saya pemerintahan Anda?
Pertemuan PMII.
teman-teman Langkah apa lakukan bagi kemaslahatan bersama Kami akan mengikuti program
Bagaimana perasaan Anda
PPM sendiri, ada Presiden BEM UIN Jakarta terpilh Adi M Jhonatan yangakan Anda dan mengembalikan Pemira seperti BEM se-Nusantara yang akan
setelah terpilih sebagai
juga dari partai lain, walaupun lakukan untuk memperbaiki sedia kala. diadakan di Bengkulu dan Manado.
Presiden BEMU?
jumlahnya lebih sedikit. Dan akan SG? Bagaimana pola Mahkamah Itu dilakukan untuk menunjukan
Alhamdulillah senang juga haru,
didasari dengan trias politica Yang sangat penting adalah Mahasiswa yang Anda bahwa BEM UIN Jakarta bisa go
ya…semua rasa bercampur aduk
dimana akan dibentuk lembaga komunikasi dan konsilidasi antar inginkan? nasional bahkan internasional.
jadi satu. Kami (PPM) senang
Yudikatif untuk mengawasi kinerja semua elemen Kampus. Perlu ada Bagaimana pun redaksi-nya, itu [SABIR]
karena berhasil mempertahankan
BEM UIN. eksekutif dan legislatif. Sehingga pembenahan dari tingkat DPMU, akan kita bentuk. Dan fungsinya
Apa langkah awal yang akan SG UIN akan lebih maju kedepan. UKM, BEMU, BEMF, dan BEMJ untuk mengawasi kinerja DPMU
6 OPINI EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
G
Dok. INSTITUT Dok. INSTITUT
elombang demokratisasi yang terjadi Kelima, kampanye menjadi ajang untuk
di dunia sekarang ini, telah merasuk saling mengejek dan menjelekan. Sehingga
ke dalam kehidupan kita, baik terkesan seperti kampanye anak TK dari
pada level politik internasional maupun di pada mahasiswa yang dewasa.
tingkat instistusi terkecil yaitu keluarga dan Keenam, kampanye cenderung menjadi
individu. Demokrasi bukan lagi dibicarakan menjadi ajang penghamburan uang. Coba
di gedung-gedung parlemen dunia oleh para saja anda tanya kepada beberapa calon yang
politikus an sich, tapi juga di warung-warung anda kenal berapa biaya untuk mencalonkan
kopi oleh tukang becak. Ahli politik senior diri. Mungkin anda akan takjub betapa
Amerika Serikat, Samuel P. Huntington, telah besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk
membeberkan panjang lebar tentang proses mencalonkan diri. Hitung berapa calon
ini dalam bukunya yang terkenal, yaitu The presiden dari berbagai jurusan, berbagai
Third Wave : Democratization in The Late fakultas dan juga calon untuk presiden
Suasana Kampanye Partai Politik Kampus
Twentieth Century (1991). Bahkan menurut BEMU. Kemudian ditambah dengan
Fareed Zakaria, ada sekitar 119 negara dari menekankan dominasi terhadap masyarakat adalah irasional. Sehingga pengerahan pengeluaran partai dan sumbangan dari
192 negara atau 62 % dari seluruh Negara dengan pembatasan terhadap informasi. massa yang besar berpotensi untuk mengarah berbagai jaringan masing-masing partai.
di dunia yang menggunakan demokrasi Dalam situasi inilah sebenarnya tesis pada tindakan kekerasan dan juga bentrokan Saya yakin, akan terkumpul ratusan juta
sebagai sebagai bentuk pemerintahannya. Fukuyama tentang kemenangan Demokrasi dengan kelompok lain. rupiah. Coba kalau disumbangkan untuk
Liberal sebagai The final form of human Kedua, pengerahan massa yang masif kegiatan sunatan masal atau nikah gratis
Arus Demokrasi dan Student government mendapat tempat yang tepat. tanpa manajemen yang baik cenderung dikampus. Uang senilai tersebut akan lebih
Government Tapi sayangnya, berbagai negara di mengarah pada tindakan anarkis. Dari bemanfaat.
Sejak tahun 1999, virus demokrasi dunia tersebut demokrasi tidak berbanding pengalaman beberapa Pemira yang penulis Ketujuh, demokrasi masih hanya
tak ketinggalan merasuki dunia aktivisme di lurus dengan tingkat kebebasan. Kesimpulan alami, kecenderungan tersebut hampir tiap sekedar euporia dan pawai-pawai yang tidak
kampus kita. Ada semacam kesadaran dari tersebut diperoleh Fareed Zakaria dalam tahun terjadi. Misalnya kampanye dengan beraturan. Sebagai generasi intelektual,
sivitas akademika UIN (dulu IAIN) untuk bukunya the Future of Freedom sebagai menggunakan motor secara ugal-ugalan. seharusnya kampanye lebih diarahkan pada
menggunakan demokrasi sebagai sistem bantahan terhadap tesis Fukuyama dan Kampanye tidak pantas lagi dilakukukan acara yang dialogis, diskursif dan rasional.
pemilihan. Kesadaran tersebut muncul Huntington yang terlalu optimis dengan oleh golongan intelektual seperti mahasiswa. Mahasiswa harusnya jadi cermin masyarakat
karena tiga alasan. Pertama, kesadaran masa depan demokrasi. Demokrasi justru Selalu terjadi setiap tahun dalam pemira. dalam berdemokrasi, bukannya kita yang
akan pentingnya demokrasi sebagai the best mengarah pada liberal democracy. Demikian Tindakan anarkis tersebut baik berupa fisik mengkuti masyarakat awam. Apalagi hasil
political sistem, setidaknya untuk saat ini. ungkap Zakaria. Kemudian, bagaimana atau teror terhadap lawan politik. Bahkan survey terakhir LSI, khususnya dalam
Kedua, perubahan konstelasi politik dalam dengan kampus kita ? tidak jarang ada aksi pemukulan terhadap Pilkada Jakarta, kebanyakan masyarakat
Negara yang pada akhirnya berpengaruh mahasisawa yang dilakuakan oleh oknum Jakarta kurang setuju terhadap kampanye
terhadap kebebasan berekspresi di Barbaric Democracy mahasiswa yang lain. secara masal dan lebih menginginkan cara
Universitas. Pengalaman 32 tahun di bawah Fenomena tersebut juga merambah dalam Ketiga, kampanye dilakukan di berbagai kampanye debat, diskusi dan pemaparan visi
rezim Soeharto adalah pelajaran berharga, proses demokrasi di kampus ini. Dalam tempat yang bukan semestinya. Sehingga dan misi dalam media elektronik maupun
di mana kebebasan telah diperkosa dan perkebangannya, setelah bereksperimen mengganggu kepentingan publik yang cetak.
public sphere telah menjadi alat dominasi selama delapan tahun, demokrasi kampus lain, seperti proses belajar mengajar dan Arus gobalisasi ternyata membawa
indoktrinasi terhadap masyarakat dan atau student government masih sebatas ketertiban dii kampus. Kenyataannya, pengaruh terhadap perubahan paradigma
mahasiswa. Ketiga, arus globalisasi yang acara Pemilu Raya tahunan. Tapi belum kampanye banyak dilakukan di jantung setiap berpikir masyarakat. Termasuk didalamnya
dicirikan dengan pelimpahan informasi membentuk kesadaran pentingnya nilai- fakultas. Misalnya dengan teriakan yel-yel adalah proses rasionalisasi masyarakat.
tak terbatas menyebabkan dunia menjadi nilai demokrasi dalam mahasiswa. Sehingga dan juga orasi dengan menggunakan sound Proses tersebut harus dipahami sebagai
tak terkendali. Dunia digambarkan seperti demokrasi yang terjadi adalah demokrasi sistem suara keras. Seharusnya kampanye sebuah proses yang panjang. Dan masyarakat
sebuah truk tronton besar yang oleng dan tanpa kaum demokrat. Lebih konyolnya lagi, dilakukan ditempat yang terbuka atau ruang Indonesia, berada dalam proses dialektis itu.
uncontroled. Anthony Giddens menyebutnya bukan hanya sekedar tanpa kaum demokrat publik yang tidak mengganggu aktivitas Karena rational society merupakan salah
dengan istilah run away world. Berkat arus tapi juga mengarah pada barbarism publik yang lain. Misalnya dilakukan hanya satu pilar demokrasi. Mahasiswa merupakan
globalisasilah sebenarnya Uni Soviet runtuh. democracy atau demokrasi barbarisme. di lapangan SC atau atau lapangan bola ujung tombak penegak demokrasi, dengan
Di sisi lain, Amerika Serikat yang Ada beberepa indikasi bahwa demokrasi Kampung Utan. kekuatan intelektual dan strata ekonominya.
mengusung ide demokrasi liberal kapitalistik kampus UIN ini menjadi barbaric Keempat, waktu kampanye yang Mahasiswa bisa independen dan menjadi
semakin dilirik dunia internasional. Hal democracy. Pertama, show force yang kebablasan. Perlu ada pembatasan terhadap penegak dan pembela demokrasi yang harus
ini dimungkinkan karena demokrasi lebih menonjolkan kekuatan masa dari waktu kampanye. Supaya tidak bentrok selalu membuka diri terhadap perubahan dan
dapat bertahan dan berdialektika dengan pada intelektual. Setiap tahun pengerahan dengan waktu kuliah maupun mengganggu melakukan otokritik. Jangan sampai menjadi
perkembangan teknologi. Di samping itu, masa dalam Pemira semakin meningkat. kepentingan proses perkuliahan. Misalnya, barbaric intelektual yang mengarahkan
sifatnya yang terbuka terhadap perkembangan Hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kampanye boleh dimulai sesudah dzuhur. demokrasi kampus ini menuju barbaric
informasi membuat demokrasi semakin meningkatnya kesadaran akan etika-etika Karena waktu pagi adalah waktu produktif democracy atau mungkin juga menjadi
kokoh mengalahkan sistem komunis yang demokrasi. Massa, menurut Gustave Lebon, untuk belajar mengajar. democrazy. Wallahu’alam[]
P
ertama kali menginjakkan kaki di nyaluran bagi mahasiswa baru yang mem- apa yang dikatakan para senior-seniornya. mahasiswa baru. Memberikan kebebasan
UIN Syarif Hidayatullah tercium punyai bakat dan minat yang terpendam. Bukan menafikan mereka tidak tanpa pretensi-pretensi terselubung.[]
aroma kebahagiaan. Bagaimana ti- Mahasiswa baru bisa dikatakan mempunyai kapabilitas, tapi siapa dan
dak, suatu prestise tersendiri bisa masuk hanya mengikuti apa yang dikatakan bagaimana para pendahulu mengasah ke-
dalam lingkungan Keluarga Besar Ma- oleh para senior-senior di fakutasnya. Se- mampuan yang sudah ada di dalam diri
hasiswa (KBM) UIN Syarif Hidayatullah bab mereka belum benar-benar mema-
Jakarta . Sebuah Universitas yang mem- hami seluk-beluk dunia kemahasiswaan.
punyai wacana intelektual yang tinggi. Hal itulah yang harus menjadi
Tapi di satu sisi sebagai mahasiswa acuan penting, bahwa tidak bisa mengor-
baru, pada saat itu bisa dikatakan masih buta bankan hak untuk mengetahui segala yang
terhadap peta kampus. Masih meraba dalam ada dalam babak baru yang mereka jalani.
kegelapan tentang kegiatan yang bersifat intra Mahasiswa baru bisa dianalogikan seb-
maupun ekstra. Misalnya tentang bagaimana agai seorang yang dihadapkan sebuah jalan
menyalurkan bakat yang dimiliki, hal ini yang bercabang-cabang. Para pendahulunya
terkadang merupakan kesulitan tersendir (mahasiswa lama) harus memberi petunjuk
dan harus bertanya-tanya pada senior/ma- dengan objektif ke mana saja cabang-ca-
hasiswa yang lebih dulu bertualang di rimba bang jalan itu akan bermuara. Mereka harus
UIN Jakarta. Oleh karena itu diperlukannya dijadikan media kritis, jangan dibuat men-
pengenalan organisasi intra ini adalah pe- jadi kambing conge yang hanya mengikuiti
EDISI IV Oktober / XXII/ 2007
PUSTAKA 7
gelora�sivitas
K
kegelisahan studi di Jurusan ini. etegangan sekterian di dunia Islam, menguatkan ke- pencitraan negatif terhadap Islam.
Kegelisahan mahasiswa tersebut muncul beradaan Islam yang masih belum bisa dinikmati bersama. Reformasi Iman
karena beberapa faktor seperti, kurikulum Melampaui sekadar kepentingan politis, perseteruan an- Sebenarnya ruang pembeda antara moderat-puritan adalah
yang belum baku, kompetensi dan status tara Syi’ah-Sunni-Kurdi atau Hamas-Fatah di Palestina tampak- berpusat pada konsepsi keyakinan. Bangunan keyakinan tersebut
Jurusan dilematis, tidak marketable serta nya meninggalkan suatu kesan tersendiri atas “kebisuan” agama. diklaim sebagai kebenaran sejati. Bagi Islam moderat, keyakinan
faktor lainnya. Kegelisahan itu ternyata Menyaksikan semua itu kritikus agama seperi Wilferd C. Smith dibiarkan bereformasi bersama makna-makna sosial. Menganggap
tidak hanya dirasakan atau dialami (1963), kembali harus mengingatkan kita tentang sebuah peng- perbedaan sebagai kekuatan bukan ancaman, anti absolutisme,
mahasiswa tingkat akhir an sich, tapi hayatan makna, bahwa agama akan menemukan tempat di hati ma- Bersikap kompromi. Dan mendukung keharmonisan hubungan
juga mahasiswa tingkat bawah seperti nusia ketika ia dipahami sebagai iman yang terus hidup dan vital. antar agama-agama dunia sebagai bagian humanisme Islam.
tingkat dua dan tiga. Implikasi dari hal Setidaknya gejala itu terlihat jelas, ketika menelusuri proses Berbeda dengan keyakinan puritanis. Ia beranggapan hanya
tersebut berpengaruh terhadap kondisi kooptasi manusia atas pesan-pesan suci agama. Bagaimana Islam kembali pada ayat-ayat Qur’ani, manusia akan terselamatkan
psikologis mahasiswa dalam menjalankan mendapat sentuhan penafsiran dari beberapa aliran dari kehancuran. Eksklusfisme keyakinan jelas
studinya. Mahasiswa takut masa yang oleh Khaled Abou M. El-Fadl digambakan melekat dalam tubuh kelompok ini.
depannya ngawur dan tak punya arah dengan pergulatan pemikiran antara muslim Akan tetapi pergulatan seperti ini justeru
yang jelas mau kemana nanti setelah lulus. moderat dan muslim puritan. Keduanya sama-sama menyadarkan muslim moderat untuk mewujudkan
Melihat realita dan fenomena yang memiliki konstribusi besar terhadap pergolakan agenda reformasi keyakinan Islam yang tertunda.
terjadi pada mahasiswa MP bisa dikatakan Islam kontemporer. Walaupun terdapat banyak perbedaan, antara
bahwa masa depan mahasiswa MP Kemunculan kaum puritan bererat-kait dengan muslim puritan dan muslim moderat sebenarnya
selalu dibayang-bayangi ketidakpastian gerakan Wahhabisme pada abad ke-18. Disadari atau sama-sama memiliki kebenaran keyakinan.
di tengah persaingan yang sangat ketat tidak gerakan ini telah banyak menciderai ajaran Pada titik tekan demikian Selamatkan Islam
saat ini. Kegelisahan dan kecemasan fundamental Islam. Pesan-pesan suci dimaknai Dari Muslim Puritan meyakini adanya ruang
yang sedang dialami mahasiswa MP dengan penuh ambisius dan tanpa kompromi. untuk mendamaikan konfrontasi pemikiran.
ini merupakan hal yang wajar dan Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhab, pendiri Islam Kebangkitan kekuatan “silent majority”
perlu segera dicari solusinya oleh para Wahhabi mengklaim umat muslim pada umumnya pada gilirannya akan memperluas horison
pengambil kebijakan. Dengan harapan telah banyak melakukan pengerusakan terhadap transformasi.
fenomena ini tidak terjadi berlarut- ajaran fundamental Islam. Sebagai akibatnya, kita Dibutuhkan kecerdasan memahami makna
larut. Sebab apabila ini berkelanjutan harus mengembalikan ajaran-ajaran Qur’ani secara agama pada konteks keimanan. Agama tidak
maka akan berdampak negatif bagi masa absolut, tanpa pandang bulu. saja mencerminkan sejauh mana keyakinan
depan jurusan dan mahasiswa serta Puritanisme yang didominasi oleh kecendrungan keberagamaan tertuang di kedalaman sosial,
pihak lain yang terlibat di dalamnya. emosi spritual menawarkan pendekatan-pendektan melainkan akan menjadi referensi masyarakat
Saya menghimbau kepada kawan- sosial yang jauh lebih konservatif. Sehingga yang dunia untuk menemukan kebenaran keyakinan.
kawan mahasiswa agar mendesak para lahir bukannya sebuah pembelaan kebenaran iman, Karena agama bukanlah merupakan komoditas
pengambil kebijakan untuk melakukan bahkan tanbah mengkaburkan pemaknaan agama eksklusif, reformasi kebenaran iman akan
pembenahan dan pembaharuan di atas nama otoritarian dan emosi individu. mencairkan semua bentuk penyederhanaan
Dalam rangka memuluskan perjuangan Islam puritan, Wahhabisme makna agama itu sendiri. Khaled menyadari bahwa kekeliruan yang
jurusan ini. Sebab kita bukanlah boneka
tak segan-segan “menggauli” Islam salafi yang sebenarnaya memiliki dilakukan oleh umat muslim saat ini terletak pada konsepsi iman.
atau kelinci percobaan yang dapat
banyak perbedaan. Salafi bersifat lentur, fleksibel, dan memiliki Puritanis cenderung bertindak keras, karena tidak membiarkan
dipermainkan seenaknya saja oleh para
kecenderungan natural, sedangkan wahhabi sangat puritanis. Akan iman terus bereformasi dengan keterbukaan pikiran.
pemegangnya. Meskipun dalam keadaan
tetapi dengan “penguasaan”nya terhadap teks, semuanya berjalan Sebaliknya muslim moderat, dengan ketekunannya meletakkan
dilematis, namun kita harus tetap
seakan tanpa beban agama. iman sebagai konsepsi transformasi sosial dan memiliki keluasan
semangat dan punya sikap percaya diri.
Selamatkan Islam ide, maka mereka lebih memilih kedamaian, fleksibelitas serta
Sebab apa yang sedang terjadi di MP,
Melampaui kegamangan menyikapi persolan di atas, Khaled menerima gejala perubahan sosial. Namun demikian, buku ini
dialami pula mahasiswa di jurusan lain.
M. Abou El-Fadl masih meyakini adanya secercah optimisme untuk kembali mengungkapkan persoalan baru di tengah potensi muslim
Bagaimana pun keadaan sekarang, kita
menghidupkan kembali humanisme Islam yang diyakini dapat moderat. Dalam penyelamatan itu, kekuatannya berada juah di
harus tetap mempunyai jiwa optimis yang
menampung beragam perbedaan. Adalah Islam moderat yang bawah muslim puritan. Sehingga Khaled menyebut golongan ini
kuat untuk dapat berkompetisi dengan
dipandang oleh Khaled dapat mendamaikan antara paham puritanis, dengan muslim silent majority.
mahasiswa lain. Sebab ada beberapa
modernis, liberalis serta paham lainnya dalam Islam. Selamatkan Untuk itu, dalam mewujudkan moderatisme, muslim moderat
mahasiswa kita yang telah berhasil
Islam Dari Muslim Puritan merupakan bentuk konsistensi Khaled harus bisa memanfaatkan ekstrimisme, sekularisme progresifisme
berkompetisi baik di dalam maupun
Abou El-Fadl pada pemikiran moderatnya. Moderat merupakan paham serta bentuk-bentuk pemikiran yang lain dengan penuh bijaksana.
luar kampus. Sebut saja Faisal Anwar
mayoritas muslim dunia yang selama ini sedang mengalami kebisuan Kalau muslim puritan lebih mengagumi kekerasan, maka muslim
(Presiden BEM UIN 2004), Sykuron
(silent majority). Padahal sejatinya moderat memiliki kekuatan besar moderat harus lebih keras menyuarakan reformasi kedamaian.
Jamal (Presiden BEM UIN 2007), dan
dalam mendamaikan “perebutan tempat” di antara aliran-aliran Sebagaiman Islam bersifat fleksibel, modernitas harus bisa
Lulu El-Maknuni (Novelis) serta senior
Islam. masuk ke seluruh segmentasi sosial. Tidak menutup kemungkinan,
lain yang telah sukses di dunia kerja.
Jika menelaah secara kritis atas narasi yang dibangun, Khaled demokratisasi dan hak asasi manusia mengikutkan gerak
Ada satu hal yang perlu di ingat
sebenarnya merupakan bagian dari pengagum hermeneutika Barat. perjuangan muslim moderat. Berdasarkan hak dasar individu
oleh kawan-kawan mahasiswa MP dan
Selamatkan Islam Dari Muslim Puritan menghantarkan pembaca dalam mendapatkan perlindungan secara konstitusional, demokrasi
mahasiswa lainnnya, jangan pernah
bagaimana sebuah teks harus mengalami “pendewasaan” makna dengan adalah salah satu mediasi menumbuh kembangkan fleksibelitas
menggantungkan dan mensakralkan masa
membawanya pada sejarah masa lampau kemudian mengembalikan tersebut, dan arus reformasi. Segala kekerasan atas nama aliran atau
depan kita kepada Jurusan. Sebab Jurusan
pada konteks kekinian. Dengan pendekatan sedemikian, keberadaan kelompok primordial, bukanlah bagian ajaran Islam sebenarnya.
bukanlah satu-satunya jalan atau penentu
iman dalam Islam dapat pula dirasakan dalam perkembangan politik Sementara menghormati suara kebanyakan berarti bergerak
untuk mencapai puncak atau cita-cita yang
kontemporer. menguatkan perdamaian.
akan kita gapai, melainkan hanya salah
Buku ini menempatkan kepentingan politik tanpa arah sebagai Memahami makna agama bukanlah ilusi dalam ide-ide.
satu alat untuk mencapai puncak tersebut.
salah satu faktor yang membiaskan pesan suci agama. Pada prinsipnya Menikmati keindahan beragama menuntut lahirnya kesadaran iman
Kesuksesan seseorang bukan hanya
kemunculan Wahhabisme—puritanisme, salafisme didorong oleh dari setiap individu yang tak perlu dipaksakan. Dan dibutuhkan
ditentukan oleh faktor Jurusannya selama
kekhawatiran yang berlebihan terhadap ajaran Islam. Akan tetapi sebuah kedewasaan dari dalam manusianya. Setidaknya kita akan
kuliah, tapi tidak dapat dinafikan Jurusan
selanjutnya, aliran ini juga memiliki pandangan tersendiri terhadap menemukan keteduhan dalam beriman dengan membangun
juga menentukan masa depan. Rupanya
kepentingan politik kekuasaan. Kaum puritanis yang menafsirkan teks sebuah kesepakatan untuk berdamai secara berjamaah. Dengan
kita harus mengingat kembali pepatah
tanpa kompromi, kerap kali mencampur adukkan antara agamisme yang mengikutkan kontrol kesadaran.
“Banyak jalan menuju Roma”. Pepatah
mereka elu-elukan dengan kepentingan politik primordial. Ironisnya, *Penikmat literatur-literatur kiri,
tersebut berarti banyak jalan atau cara
“tafsir tanpa ampun” tersebut kerap kali membawa kekerasan sebagai saat ini aktif di Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI).
untuk meraih kesuksesan dan masa depan
bentuk penyelamatan ajaran Islam. Sehingga tak jarang meninggalkan smaiel_06@yahoo.co.id.
yang tidak dilematis asalkan mau bekerja
keras dan belajar dengan keras pula.
Alangkah baiknya apabila ingin menjadi LPM INSTITUT
orang yang sukses di masa mendatang maka
mencari ilmu, pengalaman, dan belajar Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1428 H
tidak hanya di Jurusan belaka, tapi juga Minal Aidin Wal Faizin Mohon Maaf Lahir dan Bathin
di luar bangku kuliah seperti di organisasi
dan tempat lainnya. Ingat kawan, masa
depan kita tidak sepenuhnya berada di Moh. Hanifudin Mahfuds
tangan Jurusan melainkan berada di
tangan kita masing-masing. Bravo MP!!! (Pemimpin Umum)
12 IKLAN EDISI IV Oktober / XXII/ 2007