You are on page 1of 12

ANALISIS TEKNIK DAN UJI KINERJA MESIN PENGUPAS KULIT ARI KACANG KEDELAI (Glycine max) (Studi Kasus

di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat) Technical Analysis and Testing Performance Soybean (Glycine max) Peelling Machine (in UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat) HILMI SAHASTO1, ADE MOETANGAD KRAMADIBRATA2, TOTOK HERWANTO2
2

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian Staf Pengajar Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran ABSTRACT

Technical specification of soy bean peeler machine, type of MKP0108 made by UPTD Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat needed to be reanalyzed and its performance had to be tested for recommendation purposes. Method of descriptive analysis has been used to observe the technical acceptability of its structural components (the shaft of peeler cylinder, pin, bearing, frame and welded parts) as well as its functional performances (work capacity, efficiency, power requirement, performance index, sound level and machine vibration) in three treatment of a gap distance of peeling cylinder, such as ; 3, 4, and 5 mm. Results showed that except of the pin for pulley and sprocket with diameter 7 mm, other structural components such as the diameter of peeler shaft of 17 mm, bearing age of 670.959,86 hour, frame strength of 53.948,4 N and welded strength of 10.150 N parts are technically acceptable. Whereas results obtained from performance test indicated that the second treatment by a distance gap of peeling cylinders of 4 mm, at a work capacity of 403.6 kg/h, efficiency of 18.12 percent, an amount of peeled soybean of 64.72 percents, required power of 160.2 watt and a sound level of 89.3 dB, this machine has complied its performance specification, however, by its low average of performance index of 0.57 (<1) and of its level of machine vibration of 12.6 mm/s (dangerous), the machine is not yet ready to be recommended for the respective users and needs to be repaired for improvement. Keywords: soybean peeling machine, technical analysis and performance test ABSTRAK Data teknis mesin pengupas kulit ari kacang kedelai produksi UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat (MPK0108) perlu dikaji ulang spesifikasi teknis dan diuji kinerjanya. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengamati kelayakan teknis komponen struktural (poros silinder pengupas, pin, bantalan, rangka dan pengelasan) dan kinerja fungsionalnya (kapasitas kerja, efisiensi, kebutuhan daya, indeks performansi, tingkat kebisingan dan getaran mesin) pada tiga perlakuan jarak celah silinder pengupas, yaitu; 3, 4 dan 5 mm. Hasil pengamatan terhadap struktur teknis menunjukkan bahwa mesin ini dengan poros silinder pengupas berdiameter 17 mm, umur bantalan 670.959,86 jam, rangka dengan kekuatan 53.948,4 N, pengelasan dengan kekuatan 10.150 N, sudah memenuhi kelayakan teknis yang dispesifikasikan, kecuali pin untuk puli dan sprocket dengan diameter 7 mm. Sementara dari hasil uji kinerja diperoleh bahwa perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan 2 dengan jarak celah silinder pengupas 4 mm didapatkan kapasitas kerja 403,6 kg/jam, efisiensi 18,12 persen, rendemen kedelai terkupas 64,72 persen, kebutuhan daya 160, 2 W dan tingkat kebisingan 89,3 dB. Mesin ini sudah memenuhi spesifikasi kinerjanya. Namun dengan indeks kinerja rata-rata dari ketiga perlakuan sebesar 0,52 (<1) dan dengan tingkat getaran mesin 12,6 mm/s (berbahaya), mesin ini belum dapat direkomendasikan kepada khalayak pengguna dan perlu modifikasi untuk perbaikan kinerjanya. Kata kunci : mesin pengupas kulit ari kedelai, analisis teknik dan uji kinerja

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

melalui analisis teknik dan uji kinerja mesin pengupas kulit ari kedelai yang dirancang bangun di UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat. 1.3. Tujuan Penelitian

Pada masa sekarang ini harga kedelai yang terus meningkat dipasar dunia berdampak terhadap meningkatnya harga kedelai dalam negeri. Kenaikan harga kedelai menyebabkan perusahaan tempe dan tahu mengurangi produksi dan sebagian diantaranya gulung tikar. Kecenderungan ini dapat dihubungkan dengan meningkatnya permintaan terhadap kedelai setiap tahunnya. Di Indonesia sangat diminati oleh masyarakat dan memiliki prospek yang cukup cerah sebagai bahan pangan, maka diperlukan penanganan proses pengolahan kedelai menjadi bahan baku. Oleh karena itu teknik pengolahannya pun harus diperhatikan dan ditangani dengan baik. Unit Pelayanan Teknis Daerah - Balai Pengembangan Teknologi (UPTD BPT) Mekanisasi Pertanian, Cianjur - Jawa Barat merupakan suatu instansi yang bekerja dalam bidang pengembangan teknologi di bidang pertanian. Di balai ini terdapat berbagai macam alat atau mesin-mesin yang telah dibuat berdasarkan rancangan yang telah dilakukan oleh pihak balai mekanisasi. Salah satu mesin yang terdapat di balai mekanisasi ini adalah mesin pengupas kulit ari kacang kedelai yang di rancang oleh BPT mekanisasi pada tahun 2006. Mesin ini berfungsi untuk mengupas kulit ari kedelai agar menjadi bersih sehingga dapat diproses lebih lanjut menjadi produkproduk yang berbahan baku kedelai yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi. Komponen mesin pengupas kulit ari seperti hoper, silinder pengupas, unit transmisi, motor, saluran pengeluaran, tempat penampungan hasil pengupasan dan komponen lainnya yang dapat memengaruhi kinerja yang akan dihasilkan mesin tersebut dalam melakukan prosesnya. Mesin ini memiliki spesifikasi teknis mesin diantaranya berkapasitas 40-60 kg/jam, menggunakan motor listrik 0,25 HP sebagai tenaga pengeraknya, dan sebagai sistem transmisi menggunakan sabuk dan roda gigi. Mesin yang diproduksi di Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat dalam aplikasinya dilapangan mesin ini belum memiliki data baik secara teknis dan kemampuan kerja mesin. Oleh karena itu perlu adanya penelaahan lebih lanjut, mengingat tujuan utama dari penerapan sistem mekanisasi pertanian dapat tercapai sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, masalah yang dapat diidentifikasikan adalah mengkaji ulang spesifikasi teknis mesin ini

1. 2. 3.

Melakukan analisis teknik terhadap mesin pengupas kulit ari kedelai. Melakukan uji kinerja terhadap mesin pengupas kulit ari kedelai. Mengetahui apakah spesifikasi teknis dan kinerja mesin tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang direkomendasikan produsennya.

1.4. Kegunaan Penelitian a. Praktisi Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi dan rekomendasi atas penggunaan mesin pengupas kulit ari kepada pihak UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat apakah dapat langsung dimanfaatkan oleh pengguna mesin tersebut atau masih perlu dimodifikasi agar memenuhi kelayakan operasionalnya. b. Akademisi Memberikan pemahaman tentang pentingnya data teknis dan kinerja mesin pengupas kulit ari kacang kedelai untuk mengetahui kelayakan dari mesin tersebut. 1.5. Kerangka Pemikiran Dalam usaha untuk meningkatkan nilai efektifitas, efisiensi dan juga tingkat kehigienisan suatu produk seperti tempe, tahu dan susu kedelai maka diperlukan suatu penanganan hasil pertanian, salah satunya adalah dengan proses pengupasan. Pada umumnya pengupasan kulit ari kedelai dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu tradisional dan modern. Untuk memisahkan kulit air dengan kacang kedelai, secara tradisional umumnya dengan cara diinjak (Julian, 2009). Sementara selama ini pembuatan tahu dan tempe secara tradisional banyak yang belum memenuhi persyaratan GMP (Good Manufacturing Product), contohnya dalam pemisahan kedelai dengan kulit arinya, padahal menurut Suharto (2009), pengolahan kedelai untuk tempe, susu kedelai dan tahu yang sesuai dengan GMP tidaklah sulit. Oleh karena itu untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan kebersihan proses pengolahan, pengupasan kulit ari secara modern dapat diterapkan, seperti yang dilakukan oleh UPTD BPT Balai Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat dengan membuat mesin pengupas kulit ari kedelai dengan tipe mekanisme menggunakan dua buah silinder yang begerak berlawanan arah untuk dapat bergesekan dengan kedelai sehingga kulit ari kedelai terkelupas, namun belum diketahui sejauh mana kelebihan dan kekurangan dari mesin tersebut. Untuk mengatasi

masalah yang ada maka perlu dilakukan pengujian tentang uji kinerja dan analisis teknik mesin tersebut. Pengujian yang dilakukan pada mesin pengupas kedelai ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu melakukan pengukuran, pengamatan dan perhitungan terhadap komponenkomponen struktural dan kinerja/fungsional mesin. Analisis teknik bertujuan untuk menguji komponenkomponen struktural mesin pengupas kulit ari kedelai yang dilakukan oleh pihak UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat. Analisis teknik yang akan dilakukan meliputi kapasitas teoritis mesin, kebutuhan daya penggerak, analisis sabuk dan puli, diameter poros, analisis bantalan, analisis rangka, kekuatan las. Sedangkan pengujian fungional mesin ini parameter-parameter yang didapat yaitu efisiensi pengupasan, kebutuhan daya, pengujian kualitas hasil kupasan, rendemen dan indeks performansi. Berdasarkan SOP (Standard Operasional Prosedure) mesin yang telah dibuat, jarak antar silinder dapat diatur yaitu 5 mm, 4 mm dan 3 mm. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pemberian perlakuan terhadap jarak tersebut untuk mendapatkan hasil rendemen terbaik. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali dan dihitung rataratanya sesuai dengan prosedur pengujian RNAM (Regional Network Agricultural Machinery). Kenyamanan operator dalam menjalankan mesin perlu diperhatikan antara lain seperti getaran dan suara. Tingkat kebisingan suara yang dihasilkan oleh mesin dan getaran yang diakibatkan dari struktur rangka yang menopang mesin ketika dioperasikan mengalami guncangan, apabila faktor tersebut dapat disesuaikan dengan standar yang di sarankan, maka hasil rancangan dari mesin pengupas kulit ari kedelai dapat digunakan dengan nyaman dan aman bagi operator. Apabila terjadi ketidaksesuaian hasil analisis baik teknis maupun kinerja mesin tersebut dengan standarisasi yang telah ditetapkan maka dapat dilakukan modifikasi (rekomendasi) terhadap mesin tersebut agar mesin dapat bekerja secara optimal.

3.2.2. Alat: 1. Mesin pengupas kulit ari kedelai dengan menggunakan mekanisme dua buah silinder bergesekan. 2. Timbangan analitik KERN 444-45, kecermatan 0,1 gram dan kapasitas 600 gram. 3. Timbangan analitik Furi-HITACHI1000B,maksimal 1000 gram dengan kecermatan 0,5 gram. 4. Desikator, untuk menstabilkan kadar air bahan agar tidak bertambah setalah proses pemanasan dengan menggunakan oven.. 5. Cawan alumunium sebagai wadah kedelai basah 6. Stop Watch, kecermatan 1/100 detik dan kapasitas 24 jam. 7. Tachometer dengan merk Lutron DT-2236, untuk mengukur RPM motor penggerak. 8. Meteran dengan panjang makimal 5 m, untuk mengukur dimensi mesin. 9. Jangka sorong dan penggaris untuk mengukur dimensi komponen mesin 10. Gelas ukur 500 ml, untuk mengukur volume dari kedelai basah 11. Oven elektrik dengan merk Memmert yang berada di Laboratorium Pasca Panen FTIP UNPAD, untuk mengukur kadar air. 12. Kompor gas dan panci, untuk merebus kedelai 13. Multimeter, untuk mengukur arus dan tegangan listrik 14. Kalkulator Casio fx 991MS, untuk menghitung data yang didapat. 15. Soundlevel Meter dengan merk Lutron SL-4112, untuk mengukur tingkat kebisingan mesin pengupas kulit ari kedelai 16. Vibration meter dengan merk Lutron VT-8204, untuk mengukur getaran pada mesin pengupas kulit ari kedelai. 17. Software Autocad 2004, untuk menggambar mesin pengupas kulit ari kacang kedelai. 3.3. Metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Pengembangan Teknologi Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat yang terletak di Kecamatan Bojong Pincung, Kabupaten Cianjur dari bulan November 2009 s.d. Januari 2010. 3.2. Bahan dan Alat Penelitian 3.2.1. Bahan : 1. Kacang Kedelai Impor Cap Jempol Varietas Gunung 2. Air untuk Merebus Kedelai

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, yaitu melakukan pengukuran, pengamatan dan perhitungan terhadap spesifikasi teknis dari mesin, kemudian menganalisis dari data tersebut sehingga memperoleh gambaran mengenai kinerja mesin pengupas kulit ari kacang kedelai yang pada akhirnya dapat memberikan gambaran tentang kelayakan mesin tersebut. 3.4. Perlakuan Perlakuan yang diberikan pada percobaan ini yaitu dengan mengubah jarak celah antar silinder yaitu pada jarak 5, 4, dan 3 mm setiap pengujian mendapat perulangan sebanyak 5 kali.

3.5 Tahapan Penelitian


Mulai

Pengkondisian Bahan - Kedelai direbus selama 2 jam - Pengukuran kerapatan kamba kedelai basah

Persiapan Mesin Melakukan Pengecekan mesin dan alat yang akan digunakan pada percobaan penelitian

Menimbang massa kedelai hasil rebusan selama 2 jam 2000 gram

Memasukkan sampel kedalam hoper dan waktu pengupasan dihitung

Mengukur rpm motor dan poros pada saat proses pengupasan

Menimbang massa kedelai yang keluar dari outlet

Melakukan uji kinerja meliputi : - Kapasitas Teoritis - Kapasitas Aktual - Efisiensi Mesin - Energi Spesifik - Kebutuhan Daya - Indeks Unjuk Kerja - Rendemen

Melakukan analisis teknik meliputi : - Kebutuhan Daya Penggerak - Diameter Poros - Analisis Pin - Analisis Bantalan - Analisis Sabuk dan Puli - Analisis Rangka - Kekuatan Las

Melakukan analisis ergonomi : - Tingkat Kebisingan - Getaran

Selesai

c. Pin Variabel yang diamati antara lain: Daya, kecepatan putar dan jari-jari poros. Parameter yang dihitung yaitu : Diameter dari pin yang digunakan. d. Bantalan Variabel yang diamati yaitu : Putaran poros Parameter yang dihitung yaitu : Umur nominal bantalan. e. Sabuk dan puli (unit transmisi) Variabel yang diamati antara lain : Kecepatan putar motor penggerak, diameter motor penggerak, diameter puli jarak antar poros. Parameter yang dihitung antara lain : Kecepatan putaran poros, panjang sabuk, massa sabuk, kecepatan linier dan jumlah sabuk. f. Rangka Variabel yang diamati antara lain : Beban yang ditopang rangka dan panjang kolom rangka. Parameter yang dihitung antara lain: Lendutan, lendutan yang diizinkan dan beban kritis yang diizinkan. g. Kekuatan las Variabel yang diamati antara lain : Tebal dan panjang bidang las Parameter yang dihitung yaitu: Gaya yang bekerja pada rangka. 3.7. Uji Kinerja Prosedur pengujian kinerja mesin meliputi :

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

3.6. Analisis Teknik Prosedur analisis teknik : 1. 2. Mengukur dimensi elemenelemen mesin pengupas kulit ari kedelai Melakukan analisis teknik meliputi : a. Daya penggerak Variabel yang diamati antara lain : Putaran putaran puli, berat silinder pengupas, jari-jari silinder pengupas, Parameter yang dihitung antara lain: Daya penggerak, momen puntir, gaya tangensial, daya gesek bahan dan daya pengupasan. b. Poros Variabel yang diamati antara lain: Kecepatan puli silinder pengupas, putaran motor penggerak, panjang poros dan diameter poros. Paremeter yang dihitung antara lain: Daya yang direncanakan, momen puntir atau momen rencana, diameter poros, momen torsi dan putaran kritis. 1. Kapasitas Pengupasan Teoritis Variabel yang diamati antara lain : Kecepatan putaran poros, jarak antar celah, panjang silinder dan diameter poros. Parameter yang dihitung antara lain: Kapasitas teoritis. 2. Kapasitas aktual pengupasan Variabel yang diamati antara lain : Berat kedelai yang keluar dari saluran pengeluaran dan waktu pengupasan Parameter yang dihitung yaitu: Kapasitas pengupasan aktual. 3. Efisiensi pengupasan Variabel yang diamati antara lain: Kapasitas pengupasan aktual dan kapasitas pengupasan teoritis. Paremeter yang dihitung yaitu: Efisiensi mesin. 4. Kebutuhan daya mesin (watt) Variabel diamati antara lain : Tegangan dan arus ketika mesin dioperasikan Parameter yang dihitung yaitu:

Kebutuhan daya mesin. 5. Energi Spesifik Pengupasan Variabel yang diamati antara lain : Kebutuhan daya aktual dan kapasitas aktual. Parameter yang dihitung yaitu: Energi spesifik pengupasan. 6. Indeks Unjuk Kerja Variabel yang diamati antara lain : Massa kedelai yang terkupas baik utuh maupun terbelah dan massa kedelai yang tidak terkupas (masih utuh dengan kulit ari) Parameter yang dihitung yaitu : Indeks unjuk kerja. 7. Rendemen pengupasan Variabel yang diamati antara lain : Massa kedelai yang terkupas dan massa kedelai yang masuk. Parameter yang dihitung yaitu Rendemen pengupasan. 3.7.1. Pengujian Kapasitas Aktual dan Rendemen Pengujian kapasitas rendemen dengan cara : aktual pengupasan dan

3.8. Pengamatan Ergonomi Pengukuran dalam pengujian ergonomi dilakukan dengan mengamati atau menghitung nilai dari kebisingan dan getaran yang dihasilkan dari mesin pengupas kulit ari kedelai. 1. Tingkat Bisingan

Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada tiga titik pengamatan, yaitu: saat mesin penggerak dinyalakan, saat memasukkan bahan ke dalam hoper, saat pengambilan kedelai dari saluran pengeluaran. 2. Getaran

Pengukuran getaran yang dihasilkan mesin dilakukan di rangka, hoper dan dinding ruang pengupasan, hasil rata-rata dari ketiga tempat pengukuran kemudian dibandingkan dengan standar dimana yang dipakai adalah ISO 2372-ISO pedoman untuk besarnya getaran mesin, mesin dengan daya kecil, terutama untuk motor listrik kurang dari 15 kW.

1. Menimbang kedelai yang akan dikupas 2. Memasukan kedelai kedalam hoper 3. Menimbang hasil yang keluar dari saluran pengeluaran 4. Mencatat waktu selama proses berlangsung hingga mesin tidak mengeluarkan kedelai lagi 5. Melakukan pengulangan sebanyak 5 kali dengan menggunakan 2000 gram kedelai dengan 3 perlakuan jarak antar celah yang berbeda 5, 4 dan 3 mm 6. Menimbang dan merata-ratakan hasil output tiap percobaan begitu pula dengan waktunya 7. Menghitung rendemen tiap perlakuan dan ulangan 8. Menghitung kapasitas aktual mesin tiap perlakuan 3.7.2. Pengujian Kualitas Kupasan Cara pengujian kualias kupasan kedelai yaitu: 1. 2. Hasil dari proses pengupasan akan diambil sampel untuk pengujian kualitas kupasan. Hasil yang diharapkan yaitu kedelai yang terkelupas bersih kulit arinya dalam keadaan utuh maupun terbelah. Timbang kedelai yang terkelupas baik, terkupas belah, rusak dan utuh (tidak terkelupas) kemudian dipersentasekan Semakin banyak kedelai yang terkelupas baik utuh maupun belah dan semakin sedikit kedelai yang hancur dan utuh maka kualitas output mesin semakin bagus.

IV. PEMBAHASAN 4.1. Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui apakah daya yang tersedia dapat menggerakkan silinder pengupas secara perhitungan atau teoritis dengan menggunakan rumus sehingga mesin dapat beroperasi atau bekerja. Kebutuhan daya total secara teoritis dengan menggunakan perhitungan sebesar 167,67 Watt atau 0,22 Hp dari hasil tersebut, maka secara teoritis motor penggerak tersebut dapat berputar dengan daya sebesar 0,22 Hp. Adapun daya yang tersedia dari motor penggerak sebesar 186,5 watt atau 0,25 Hp. Dengan demikian kebutuhan daya tercukupi secara teoritis untuk dapat berputar atau dapat menggerakkan silinder. 4.1.2.Analisis Poros Pengukuran analisis poros bertujuan untuk mengetahui apakah poros yang digunakan secara aktual sudah sesuai dengan perhitungan poros secara teoritis. Untuk mengetahui kelayakan dari poros tersebut ada tiga komponen yang menjadi dasar pertimbangan antara lain diameter poros, putaran kritis dan defleksi yang dihasilkan dari putaran poros tersebut. Untuk mengetahui perbandingan antara hasil secara aktual dengan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1.

3.

4.

Tabel 1. Perbandingan Data Spesifikasi Teknis dan Aktual Hasil Perhitungan


Parameter Diameter poros Defleksi puntiran Putaran Spesfikasi teknis 17 mm Poros = 340 rpm Aktual hasil perhitungan 15,5 mm 0,1420 Kritis =1490,16 rpm

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa ketiga parameter yang menjadi dasar poros layak atau tidak digunakan sudah terpenuhi sehingga poros masih layak digunakan. Diameter poros yang digunakan oleh mesin pengupas kulit ari kacang kedelai secara aktual sebesar 17 mm lebih besar dibandingkan dengan batas minimal diameter poros yang dapat digunakan yaitu 15,5 mm. Defleksi puntiran berdasarkan beban yang diterima seperti adanya pemasangan puli, sprocket/rantai, roda gigi, silinder pengupas dan putaran yang dihasilkan oleh poros dapat mengakibatkan poros berubah bentuk. Pada poros mesin pengupas ini terjadi defleksi sebesar 0,1420 sedangkan batas maksimal dari defleksi yang diijinkan adalah 0,250 sampai 0,300(Sularso dan Suga,1997). Sedangkan untuk parameter yang ketiga yaitu putaran kritis, berdasarkan hasil perhitungan mengenai batas putaran kritis yang dihasilkan ketika mesin beroperasi dengan kecepatan tertentu dapat mengakibatkan poros patah dengan batas tertentu. Untuk putaran kritis poros silinder pada mesin pengupas kulit ari kacang kedelai diperoleh putaran kritis sebesar 1490,16 sedangkan menurut standar untuk putaran aktual tidak boleh melebihi 80 persen dari putaran kritis yang dihasilkan (sularso dan Suga,1997). Untuk mesin ini kecepatan putar poros silinder yang digunakan yaitu 340 rpm dan 80 persen dari putaran kritis 1.192 rpm. Oleh karena itu putaran poros silinder pengupas mesin pengupas kulit ari kedelai masih jauh dari standar putaran kritis sehingga aman untuk digunakan dalam pengoprasiannya. 4.1.3.Analisis Pin Pin digunakan untuk menetapkan bagianbagian mesin agar tidak bergeser, pada mesin pengupas kulit ari kacang kedelai ini bagian-bagian yang menggunakan pin antara lain pada poros motor penggerak, sprocket, puli dan roda gigi. Tabel 2. Nilai Diameter Hitung dan Diameter Aktual yang Dipengaruhi Oleh Kecepatan Putar dan Diameter Poros.
Kecepatan putar, rpm Motor Penggerak Puli Sprocket Roda gigi 1400 340 340 591,6 Diameter poros, mm 63 17 17 17 Diameter Aktual hitung, mm 3,43x10-3 7,2 7,2 5,48 Diameter dari spesifikasi teknis , mm 7 7 7 7

Diameter pin yang digunakan pada ketiga bagian tersebut secara aktual sebesar 7 mm. Untuk pin yang terdapat pada motor penggerak dan roda gigi diameter pin hasil perhitungan lebih kecil dari diameter pin yang digunakan secara sehingga aman digunakan. Diameter pin yang mengikat puli pada poros dan juga sprocket tidak berbeda jauh sehingga masih aman untuk digunakan, namun disarankan pin pada puli dan sprocket diganti dengan pin yang lebih besar dari 7,2 mm agar tidak mengalami pergeseran ketika mesin beroperasi. 4.1.4. Analisis Bantalan Bantalan merupakan suatu komponen mesin yang berfungsi untuk menopang dari putaran pada poros sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Jenis bantalan yang digunakan untuk menahan poros silinder pengupas adalah bantalan gelinding dengan nomor P6005 bantalan ini memiliki nilai kapasitas nominal dinamis spesifik C sebesar 790 kg (Sularso dan Suga, 1997). Jenis beban yang di topang oleh bantalan merupakan beban radial. Dengan menghitung faktor kecepatan putar dan faktor umur bantalan maka umur bantalan yang dapat dihitung yaitu 670.959,86 jam. Sedangkan menurut Sularso dan suga (1997) rata-rata untuk umur bantalan pada mesin pertanian adalah 3000 jam, sehingga bantalan yang digunakan untuk menopang poros silinder pengupas tersebut layak digunakan. 4.1.5. Analisis Unit Transmisi Unit transmisi merupakan bagian mesin yang digunakan untuk menyalurkan putaran dari motor penggerak ke silinder pengupas. Berdasarkan kenyataan atau secara aktual sabuk yang digunakan oleh mesin pengupas kulit ari kedelai ini menggunakan satu buah sabuk dengan sabuk V tipe A dengan luas penampang sabuk 83x106 2 m . Sabuk ini akan mentransmisikan kecepatan putar dari motor penggerak sebesar 1400 rpm untuk memutarkan poros silinder pengupas dan berdasarkan perhitungan maka besarnya kecepatan poros silinder pengupas sebesar 340 rpm. Dengan menggunakan perhitungan yang dapat dilihat pada Lampiran 1.5, sabuk memiliki panjang keliling (L) sebesar 1539,804 mm, massa sabuk sebesar 0,10375 kg, kecepatan linier sabuk sebesar 4,98 m/s. Besarnya tegangan sabuk sisi tarik (T1) sebesar 141,1 N dan tegangan sisi kendor T2, 15,36 N. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa 1 buah sabuk dapat menyalurkan daya sebesar 626,18 W sedangkan daya yang akan ditrasnmisikan sebesar 0,25 Hp atau 186,5 W oleh karena itu, 1 buah sabuk dapat digunakan untuk menstransmisikan daya tersebut.

4.1.6. Analisis Kekuatan Rangka

Pada mesin pengupas kulit ari kedelai rangka yang digunakan yaitu rangka yang terdiri dari besi siku sama berukuran 35 x 35 x 3 mm. dimana panjang rangka tegak yang digunakan yaitu 580 mm dan panjang baris 258 mm. Beban yang ditopang oleh rangka sebesar 37,04 kg. Berdasarkan hasil perhitungan lendutan (Singer,1995) maka lendutan 4.2.2. Kapasitas Aktual Mesin yang terjadi pada rangka akibat beban yang ditopangnya adalah 0,027 mm dengan menggunakan Kapasitas pengupasan merupakan hasil persamaan sedangkan lendutan yang diizinkan yaitu pengupasan yang dicapai dalam selang waktu tertentu. sebesar 0,86 mm, sehingga nilai dari lendutan yang Data untuk kapasitas aktual mesin terjadi akibat beban yang ditopang lebih kecil dari berdasarkan ketiga perlakuan yang diberikan dapat pada lendutan yang diizinkan maka rangka dalam dilihat pada Tabel 4. keadaan aman untuk digunakan. Beban kritis yang mampu ditopang oleh Tabel 4. Kapasitas Aktual Mesin Berdasarkan ke Tiga Perlakuan kolom berdasarkan perhitungan beban kritis kolom persamaan J.B Johnson (Hall, 1983) adalah 53948,4 N. Kapasitas Aktual Mesin (kg/jam) RataPerlakuan rata Sedangkan beban yang ditopang kolom secara aktual 1 2 3 4 5 1 (5 mm) 513 509,5 486 460 485,1 490,7 adalah 363,4 N, sehingga dengan demikian kolom 2 (4 mm) 378,5 425,2 394,4 397,8 422,1 403,6 yang dibuat secara teknis layak digunakan.
3 (3 mm) 276,9 311,7 310,6 303,8 370,5 314,7

sebesar 2831 kg/jam karena jarak antar celah dari perlakuan satu lebih besar dibandingkan dengan kedua perlakuan lainnya. Sehingga kedelai basah mudah untuk keluar dari proses pengupasan dengan dua silinder berputar tersebut. Selain itu besarnya kecepatan putar dari silinder pengupas juga mempengaruhi besarnya kapasitas teoritis mesin.

SD 21,4 23,7 34,2

4.1.7. Analisis Kekuatan Las

Rangka penopang mesin pengupas kulit ari kedelai ini di las dengan menggunakan tipe las jenis tumpang. Beban yang ditopang oleh sambungan las sebesar 37,04 kg atau 36,4 N, tebal bidang las sebesar 2 mm dengan panjang bidang las 35 mm, tegangan izin untuk logam dasar sebesar 145 MPa. Kekuatan las yang dihitung berdasarkan persamaan kekuatan las (Singer, 1985) sebesar 10150 N. Kekuatan las tersebut lebih besar dari pada gaya yang bekerja pada rangka sebesar 358 N, sehingga dengan demikian kekuatan las ini dapat menopang beban yang diterima oleh rangka. 4.2.3. Efisiensi Mesin 4.2. Uji Kinerja 4.2.1. Kapasitas Teoritis Kapasitas teoritis merupakan perhitungan kapasitas yang dapat dilakukan oleh mesin berdasarkan perhitungan melibatkan bagian-bagian dari mesin dan juga bahan yang digunakan. Dari hasil perhitungan yang dilakukan kapasitas teoritis dari ke tiga perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Hasil Dari Kapasitas Teoritis.
Perlakuan 1 2 3 Jarak celah, mm 5 4 3 Kecepatan, rpm 318,9 313,5 312,7 Kapasitas teoritis, kg/jam 2831 2227 1666

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa perlakuan dengan jarak celah 5 mm memperoleh kapasitas aktual mesin pengupasan terbesar yaitu 490,7 kg/jam. Besarnya hasil kapasitas aktual pada perlakuan 1 dikarenakan waktu yang dibutuhkan untuk proses pengupasan kulit ari kedelai relative singkat jika dibandingkan dengan ke dua perlakuan lainnya. Waktu proses pengupasan yang singkat ini disebabkan karena jarak celah yang tidak terlalu sempit jika dibandingkan dengan diameter kedelai basah yang diproses sehingga kedelai dapat dengan mudah lolos pada proses pengupasan.

Efisiensi mesin dapat dihitung dengan membagi antara kapasitas aktual dengan kapasitas teoritisnya. Nilai kapasitas aktual diperoleh dari hasil pengamatan massa total kedelai yang keluar dari saluran pengeluaran dengan lama proses pengupasan. Sementara itu kapasitas teoritis di peroleh dari perkalian antara jarak antar celah, kecepatan putar silinder dan keliling dari silinder pengupas dan densitas dari kedelai. Nilai efisiensi mesin dari ketiga perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Efisiensi Mesin
Efisiensi Mesin Perlakuan 1 2 3 Jarak antar celah, mm 5 4 3 Efisiensi, % 17,3 18,12 18,9

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat kapasitas teoritis yang dihasilkan oleh setiap perlakuan. Untuk kapasitas teoritis terbesar terjadi pada perlakuan satu

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa untuk perlakuan 3 diperoleh efisiensi mesin terbesar 18,9 persen, namun nilai efisiensi mesin pengupasan ini

masih kecil dikarenakan beberapa hal antara lain mekanisme yang digunakan yaitu dua buah silinder yang bergesekan, bidang gesek mekanisme ini terdiri dari dua buah rol yang memiliki bedang gesek yang sangat kecil sehingga efisiensi dari mesin menjadi kecil (Suryawinata, 2006). Kapasitas teoritis yang terlalu besar ini dipengaruhi oleh kecepatan yang dihasilkan silinder pengupas sangat besar dan diasumsikan kedelai yang masuk kedalam ruang pengupasan menempati semua bagian dari silinder atau volume ruangan diasumsikan terisi penuh. Namun dalam kenyataannya atau kapasitas aktual kedelai ketika dimasukkan kedalam silinder tidak terisi penuh karena apabila ruang pengupasan terisi penuh terjadi penyumbatan kedelai dan mengakibatkan tidak berputarnya silinder pengupas (terjadi penurunan kecepatan putar silinder). 4.2.4. Kebutuhan Daya Kebutuhan daya diperoleh berdasarkan perkalian antara arus dan tegangan yang dihasilkan pada saat mesin beroperasi. Pengukuran arus dan tegangan dilakukan dengan menggunakan multimeter sebagai alat pengukurannya. Hasil pengukuran kebutuhan daya dari ketiga pelakuan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kebutuhan Daya Aktual
Kebutuhan Daya Perlakuan 1 2 3 Jarak antar celah, mm 5 4 3 Kebutuhan Daya, watt 165 160,2 156,2

Tabel 7. Energi Spesifik


Energi Spesifik Perlakuan 1 2 3 Jarak antar celah, mm 5 4 3 Energi Spesifik , kJ/kg 1,21 1,43 1,78

Nilai energi spesifik yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram kedelai terkupas, dari ketiga perlakuan tersebut energi spesifik terkecil terjadi pada perlakuan 1 sebesar 1,21 kJ/kg. Pemilihan perlakuan terbaik untuk energi spesifik yaitu penggunaan energi terkecil karena dapat meminimalkan energi yang digunakan dalam proses pengupasan. 4.2.6.Indeks Unjuk Kerja Indeks unjuk kerja merupakan angka yang menunjukkan besarnya nilai kerja suatu mesin tujuan dari penggunaan indeks unjuk kerja ini yaitu untuk mengetahui atau menilai efiktifitas dan kinerja dari mesin yang diuji. diperoleh nilai indeks unjuk kerja untuk mesin pengupas kulit ari kedelai untuk ketiga perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Indeks Unjuk Kerja
Indeks Unjuk Kerja Indeks Unjuk Kerja Jarak antar Aktual hasil celah Teoritis perhitungan 5 0,5 1 4 0,56 1 3 0,51 1

Perlakuan 1 2 3

Dikarenakan beban yang diberikan sama maka daya yang dihasilkan pun tidak berbeda jauh, sedangkan yang membedakan daya tersebut yaitu arus yang dihasilkan. Daya yang diperlukan dari ketiga perlakuan tidak melebihi daya yang dimiliki oleh motor penggerak yaitu 0,25 Hp atau 168,5 watt. Oleh karena itu daya yang tersedia pada motor penggerak memenuhi kebutuhan daya untuk proses pengupasan. 4.2.5.Energi Spesifik Pengupasan Energi spesifik pengupasan bertujuan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengupas kulit ari kedelai sebanyak 1 kg. Berdasarkan hasil daya yang diperlukan untuk melakukan pengupasan maka dapat diperoleh pula energi spesifik pengupasannya dimana energi spesifik diperoleh dari hasil bagi antara daya yang dihasilkan dengan kapasitas aktual pengupasan. Energi spesifik pengupasan dapat dilihat pada Tabel 7.

Nilai indeks unjuk kerja ini dipengaruhi oleh 2 hal yaitu besarnya kedelai yang terkupas (terkupas utuh maupun terkupas belah) dengan kedelai yang tidak terkupas (utuh dengan kulit ari), rusak, kulit ari. Nilai unjuk kerja terbesar terjadi pada perlakuan 2 sebesar 0,56. Besarnya nilai indeks unjuk kerja pada perlakuan 2 dikarenakan jumlah massa yang diinginkan (terkupas) lebih besar dibandingkan dengan massa kedelai yang tidak diinginkan (kedelai utuh, rusak dan ampas). Dari ketiga perlakuan yang berikan pada penelitian ini menunjukkan hasil yang kurang baik karena nilai unjuk kerja seharusnya mendekati angka satu agar dapat dikatakan baik (Herwanto, dkk. 1999). Sedangkan pada penelitian ini angka unjuk kerja berkisar 0,5 karena fraksi yang dihasilkan oleh mesin lebih kecil dibandingkan dengan fraksi yang tidak diinginkan. 4.2.7. Rendemen Redemen pengupasan dihitung dengan membandingkan antara massa kedelai yang keluar dari saluran pengeluaran dengan massa kedelai yang dimasukkan ke dalam mesin. Kedelai yang

dimasukkan kedalam rendeman hasil yaitu kedelai yang terkupas, baik utuh maupun terkupas belah. Hasil rendemen dari proses pengupasan kulit ari kedelai berdasarkan perlakuan yang diberikan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rendemen Proses
Perlakuan 1 2 3 Rendemen proses Jarak antar celah, mm Rendemen proses, % 5 42,87 4 64,72 3 40

4.3. Kajian Ergonomi 4.3.1 Tingkat Kebisingan. Pengukuran tingkat kebisingan pada mesin pengupas kulit ari kedelai dilakukan dengan mengukur pada ketiga titik pengamatan yaitu pada saat mesin dinyalakan, saluran pemasukan atau hoper, dan saat pengambilan hasil kupasan saluran pengeluaran. Ketiga tempat ini digunakan sebagi titik pengamatan karena operator bekerja di ketiga titik pengamatan tersebut yang menghasilkan suara cukup besar. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pengukur tingkat kebisingan yaitu Sound Level Meter, dari data yang diperoleh alat tersebut maka dapat dihitung batas waktu kerja dari operator. Pemberian batas waktu kerja ini bertujuan untuk menghindari operator yang bekerja selama selang waktu tertentu mengalami gangguan baik pendengaran atau pun gangguan kesehatan lainnya akibat dari tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin. Hasil kebisingan dan lamanya jam kerja dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat Kebisingan dan Lama Jam Kerja Berdasarkan Perlakuan yang Diberikan
Perlakuan 1 2 3 Jarak celah, mm 5 4 3 Tingkat kebisingan, dB 89,18 89,6 89,94 Jam kerja, jam/hari 8,96 8,45 8,06

Dari Tabel 9 dapat dilihat nilai rendemen tertinggi pada perlakuan 2 yaitu 64,72 persen jika dibandingkan dengan kedua perlakuan lainnya. Hal ini dikarenakan jarak antar celah pada perlakuan 2 tidak berbeda jauh dengan diameter kedelai basah yang akan dikupas kulit arinya. Hasil dari perlakuan 2 ini diperoleh kupasan kulit ari dari kedelai basah baik dalam keadaan utuh maupun terbelah lebih besar dibandingkan dengan kedelai utuh dan rusak akibat proses pengupasan. 4.2.9.Pembobotan Parameter Uji Kinerja Pembobotan parameter uji kinerja dilakukan untuk mengetahui perlakuan terbaik dari ketiga perlakuan yang diberikan pada penelitian yang dilakukan dan juga dapat dijadikan sebagai Standard Operation Procedure. Pembobotan dilakukan dengan memberikan nilai satu sampai lima yang disesuaikan dengan standar uji mesin penyosoh beras. Hasil pembobotan terbesar akan diambil sebagai perlakuan terbaik. Hasil pembobotan dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai pembobotan terbesar yaitu perlakuan 2 sebesar 36 poin dengan jarak antar celah yang diberikan sebesar 4 mm. Dengan demikian perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu perlakuan 2.

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh ratarata tingkat kebisingan dari tiga buah perlakuan yang diberikan adalah perlakuan 1 (5 mm) sebesar 89,18 dB, perlakuan 2 (4 mm) sebesar 89,6 dB dan perlakuan 3 (3 mm) sebesar 89,94 dB. Dari ketiga hasil ini tidak berbeda jauh, begitu juga dengan kebisingan yang dihasilkan ketika mesin bekerja tanpa beban yaitu sebesar 88,12 dB. Dari nilai kebisingan ini dilakukan perhitungan lama waktu kerja yang dapat dilakukan oleh operator perhitungan dapat menggunakan Persamaan 45. Dari hasil perhitungan diperoleh lama waktu kerja untuk perlakuan 1 sebesar 8,96 jam/hari, perlakuan 2 sebesar 8,45 jam/hari dan perlakuan 3 sebesar 8,06 jam.
Perlakuan 2 (4mm) Nilai (axb) 12 2 10 3 6 33 403,6 kg/jam 18,12 % 160,2 w 0,56 64,72% Skor c 4 1 5 3 3 Nilai (axc) 12 2 10 3 9 36 314,7 kg/jam 18,9 % 156,2 w 0,51 40%

Tabel 10. Pembobotan Parameter Uji Kinerja


Skor (a) 1 (5mm) SNI Skor b 500 kg/jam 85-90% 186,5 w 1 85-95% 490,7 kg/jam 17,3% 165 w 0,5 42,87% 4 1 5 3 2 3 (3mm) Skor d 3 1 5 3 2 Nilai (axd ) 9 2 10 3 6 30

Parameter

Kapasitas aktual Efisiensi mesin Daya actual Indeks unjuk kerja Rendemen Jumlah

3 2 2 1 3

Asumsi yang dipakai yaitu jam kerja dilakukan selama 8 jam dengan tingkat kebisingan 90 dB sebagai acuan awal. Dari hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa mesin ini dapat digunakan atau dioperasikan oleh operator 8 jam per harinya. Dalam kenyatannya setelah proses pegupasan berlangsung suara yang dihasilkan cukup besar sehingga membuat pendengaran sedikit terganggu. Berdasarkan hasil keputusan menteri tenaga kerja mengenai nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja nilai ambang batas tingkat kebisingan ditempat kerja tidak lebih dari 140 dB. 4.3.2. Getaran Pengukuran getaran yang dihasilkan oleh mesin ketika beroperasi merupakan getaran mekanis karena terjadi akibat getaran oleh alat-alat mekanis. Pengukuran getaran dilakukan di 3 titik pengamatan yang memiliki getaran terbesar yaitu rangka mesin, ruang pengupasan, hoper dan outlet yang mewakili dari keseluruhan mesin. Hasil dari setiap pengukuran kemudian dirata-ratakan dan menjadi 1 hasil untuk setiap perlakuannya. Untuk hasil pengukuran getaran dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai Getaran Bedasarkan Perlakuan yang Diberikan Perlakuan Getaran, mm/s 1 (5mm) 12,26 2 (4mm) 12,86 3 (3mm) 12,78 Kosong 11,7 Dari Tabel 12 tersebut dapat dilihat nilai dari getaran yang dihasilkan oleh mesin kemudian di baca oleh alat pengukur getaran yaitu Vibration Meter. Untuk menentukan kelayakan getaran yang dihasilkan oleh mesin pengupas kulit ari kedelai ini, maka nilai getaran harus dibandingkan dengan standar getaran yaitu dengan menggunkan ISO 2372 yang terdapat dalam Manual Operasional Book of Vibration Meter seperti yang terdapat pada Tabel 3. Dimana rata-rata dari getaran yang dihasilkan sebesar 12,6 mm/s. Getaran dengan nilai sebesar ini dimasukkan kedalam kualifikasi berbahaya karena melebihi batas minimal dari getaran apabila menggunakan motor dengan daya kurang dari 15 kW yaitu 4,5 mm/s. Getaran ini dapat terjadi di akibatkan karena putaran silinder atau poros pengupas yang besar, tidak kuatnya pengikat antar komponen mesin, adanya gesekangesekan antara dua permukaan. 4.4. Kelayakan Analisis Teknik Penentuan kelayakan analisis teknik ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara hasil perhitungan secara teoritis dengan kondisi aktual dari mesin pengupas kulit ari kacang kedelai yang telah dirancang bangun oleh UPTD BPT Mekanisasi Pertanian Cianjur, Jawa Barat. Dari Tabel 13 dapat

terlihat kelayakan dari setiap komponen pendukung mesin secara teknis dan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dikatakan layak atau tidak komponenkomponen tersebut digunakan. Apabila berdasarkan keterangan Tabel 13 dinyatakan memenuhi maka komponen tersebut telah memenuhi syarat kelayakan sedangkan apabila tidak memenuhi maka komponen tersebut tidak layak digunakan dan disarankan untuk menggantinya dengan yang lebih baik sehingga pada akhirnya komponen-komponen pendukung dari mesin dalam melakukan kerja dengan baik sehingga menghasilkan kinerja yang optimal.

Tabel 13. Kelayakan Analisis Teknik Mesin Pengupas Kulit Ari Kacang Kedelai Parameter Spesifikasi teknis Aktual hasil perhitungan Keterangan Kesimpulan

Kebutuhan daya penggerak

0.25 Hp

Diameter

17 mm

Defleksi puntiran

Putaran

Poros 340 rpm

Motor penggerak Puli Sprocket Roda gigi

7 mm 7 mm 7 mm 7 mm

Umur bantalan

Jumlah sabuk

1 buah

Lendutan

Beban kritis kolom LAS Beban yang ditopang

363,4 N

Secara aktual mesin dapat dioperasikan dengan motor penggerak berdaya 0,22 Hp berdasarkan hasil perhitungan, 0.22 Hp namun motor 0,22 hp tidak ada di pasaran sehingga motor yang digunakan yaitu motor listrik 0,25 Hp. POROS Diameter poros hasil perhitungan lebih kecil dari diameter poros yang 15,5 mm digunakan sehingga poros aman digunakan Syarat defleksi puntiran poros menurut Sularso dan Suga yaitu 0.250-0.30, dari 0 0,142 hasil perhitungan defleksi puntiran lebih kecil dibandingkan dengan syarat yang diizinkan. Syarat putaran poros spesifikasi teknis Kritis 1490,16 menurut Sularso dan Suga tidak rpm melebihi 80 persen dari putaran kritis aktual perhitungan PIN 3,43x10-3mm Untuk menghindari pin patah yang dapat mengakibatkan terganggunya 7,2 mm kerja mesin maka diameter pin hasil perhitungan (aktual) lebih kecil dari 7,2 mm diameter pin spesifikasi teknis. 5,48 mm BANTALAN Menurut Sularso dan Suga syarat umur 670.959,86 bentaklan untuk mesin pertanian lebih jam besar dari 3000 jam UNIT TRANSMISI Jumlah sabuk aktual hasil perhitungan 0,29 0.29 sehingga sabuk yang digunakan dibulatkan menjadi 1 buah sabuk. Rangka Syarat lendutan yang diizinkan 0,86 mm. lendutan hasil perhitungan lebih 0,026 mm kecil dari lendutan yang diizinkan sehingga rangka aman. Syarat beban kritis kolom maksimal 53948,4 N. sedangkan dari hasil beban 53948,4 N yang ditopang rangka 363,4 N sehingga rangka aman. Syarat beban yang ditopang las maksimal 10150 N. sedangkan dari hasil beban yang ditopang rangka 363,4 N sehingga kekuatan las aman.

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi Tidak Tidak Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

Memenuhi

363,4 N

10150 N

Memenuhi

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan komponen pendukung untuk kelayakan dari pengujian analisis teknik secara aktual antara lain kebutuhan daya penggerak 0.25 Hp, diameter poros 17 mm, diameter pin 7 mm, umur bantalan 670.959,86 jam, unit transmisi dengan 1 buah sabuk, kekuatan rangka 53.948,4 N dan kekuatan las 10.150 N. Mesin pengupas kulit ari kacang kedelai belum layak digunakan karena terdapat komponen yang masih diluar batas yang diizinkan yaitu diameter pin pada puli dan sprocket menurut spesifikasi teknis sebesar 7 mm sedangkan diameter pin aktual/hasil perhitungan 7,2 mm. 2. Dari hasil pembobotan pengujian kinerja mesin pengupas (MPK0108) Perlakuan terbaik terjadi pada perlakuan 2 jarak celah silinder pengupas 4 mm. 3. Dengan kapasitas kerja 403,6 kg/jam, efisiensi 18,12 persen, rendemen pengupasan 64,72 persen, kebutuhan daya 160,2 Watt dan indeks kinerja rata-rata 0,52 (<1), maka mesin belum layak digunakan. 4. Pengujian ergonomik, tingkat kebisingan yang dihasilkan mesin 89.4 dB masih dibawah standar yang diizinkan berdasarkan peraturan kementrian tenaga kerja yaitu 140 dB, sedangkan getaran yang dihasilkan 12,6 mm/s (>4mm/s) melebihi toleransi yang diizinkan sehingga berbahaya bagi keselamatan dan kenyamanan operator dalam mengoprasikan mesin. 5.2. Saran 1. Diperlukan modifikasi terhadap pin mesin pengupas kulit ari kacang kedelai agar mesin memenuhi kelayakan operasional. Melapisi silinder pengupas dengan karet agar menambah gaya gesek pada silinder pengupas. Untuk operator sebaiknya menggunakan pelindung pendengaran karena suara yang dihasilkan cukup bising. Mengganti rangka dengan plat yang lebih tebal atau menanam rangka pada lantai untuk meredam getaran.

Herwanto, T., Dadi, R dan Totok, P. 1999. Penilaian Performance Indeks Komponen Rice Milling Unit (RMU). Laporan Penelitian Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Regional Network Agriculture And Machenery 1995. Test Codes And Procedure For Farm Machinery. Unindo, United State of America. Singer, F. L., Andrew, P. and Darwin, S. 1995. Kekuatan Bahan (Teori Kokoh_Strenght of Material). Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta. Smith, H P. 2000. Farm Machinery and Equipment. Mc Graw Hill Publishing Company Ltd, New Delhi. Suharto dan Julian. 2009 Industri Tahu Tempe Masuk Mall. Available at : http://agroindonesia.co.id/2009/03/17/industritahu-tempe-masuk-mall/ (dikutip 30 mei 2009). Sularso dan Kiyokasu, Suga. 1997. Dasar Perencanaan dan Perancangan Elemen Mesin. Cetakan Kesembilan.Pradnya Paramita, Jakarta. Suryawinata, B. 2006. Perencanaan, Pembuatan dan Pengujian Mesin Pengupas Kulit Ari Kacang Kedelai. Skripsi.Universitas Kristen Petra, Surabaya.

2. 3.

4.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Hall, A. S., A. R. Holowenko, H.G. Laughin. 1983. Theory and Problem of Machine Design. McGraw-Hill Internasional Book Company, Singapore.

You might also like