You are on page 1of 71

LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

UPAYA MEMOTIVASI GURU SMA NEGERI 1 BANDUNG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS MELALUI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun oleh : Dra. Hj. Emi Yuliaty, M ,Pd


NIP : 195511071979012001 (Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung)

DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANDUNG Jl : Ir.H. JUANDA No 93 BANDUNG 2011

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan sekolah dengan judul Upaya

Memotivasi Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Meningkatkan Profesionalitas melalui Penulisan Karya Tulis dengan Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Penulisan PTS ini dilatar belakangi adanya a)Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya dalam Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 5 berisi : Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.b) untuk memotivasi pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah dengan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui karya tulis ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan PTS ini tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan dari berbagai segi, mungkin sistematikanya, mungkin isinya, maupun segi kebahasaannya. Oleh karena itu, kritik konstrutif dan saran dari pembaca umumnya sangat penulis harapkan. Penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan PTS ini, semoga laporan PTS ini dapat memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan umumnya dan kepada Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Terimakasih. Bandung Maret 2011 Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan mengucapkan Alhamdulillah serta memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat merampungkan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan judul : Upaya Memotivasi Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam Meningkatkan Profesionalitas melalui Penulisan Karya Tulis dengan Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, baik berupa bantuan materil, dorongan moral dan spiritual, tenaga, doa yang tulus baik langsung maupun tidak langsung sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan. Atas semua kontribusi tersebut, dengan penuh rasa takzim, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, terutama kepada: 1. Kepala Dinas Pendididkan Kota Bandung Bapak Drs. Oji Mahroji yang banyak memberikan sumbangsih pikiran kepada penulis. 2. Bapak Kabid SMAK Disdik Kota Bandung yang selalu memberikan semangat pada penulis. 3. Bapak Drs. Amin Yusuf Pengawas Pembina Disdik Kota Bandung yang banyak

memberikan masukan yentang penulisan karya tulis ilmiah pada penulis. 4. Guru-guru SMA Negeri 1 Bandung yang banyak membantu dalam pengisian kuesioner wawancara pada penulis, Semoga semua yang telah dikontribusikan pada penulisan karya tulis ilmiah ini

mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Penulis

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

1. Judul Penelitian

UPAYA MEMOTIVASI GURU SMA NEGERI 1 BANDUNG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS MELALUI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2. Identitas Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat, Golongan, d. NIP e. Asal Sekolah f. Alamat Kantor g. Alamat Rumah

Dra. Hj. Emi Yuliaty, M.Pd Perempuan Pembina Tk I/ IV B 195511071979012001 SMA Negeri 1 Bandung Jl. Ir H. Juanda 93 Bandung Jl. Platina No. 2 Bandung

3. Lama Penelitian

Juli 2010 sampai maret2011

Bandung Maret 2011 Peneliti

Dra. Hj Emi Yuliaty, M.Pd

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH: PENGAWAS PEMBINA DISDIK KOTA BANDUNG

Drs. Amin Yusuf Panirwan Hastya NIP 195208041981121001 (Pembina TK 1/IVb)

DISETUJUI DAN DISYAHKAN OLEH : KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

Drs. H. Oji Mahroji NIP : 195506021984031005 Pembina Utama Muda IV C

ABSTRAK Upaya memotivasi Guru SMA Negeri 1 Bandung dalam meningkatkan profesionalitas melalui penulisan karya tulis dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Merupakan judul penelitian tindakan sekolah (PTS), Mencermati data PNS per Mei 2010 adalah sebanyak 4.732.472 orang. Berdasarkan dokumen Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah ini terbanyak pada golongan III yang mencapai 2.244.785. Bila dilihat berdasar golongan ruang, PNS yang mampu mencapai pangkat puncak (IV/e) berjumah 1.412 orang dengan rincian, pria 1.216 dan wanita 196. Berdasarkan jenis kelamin, PNS pria sebanyak 2.560.083 dan PNS wanita jumlahnya lebih rendah yaitu 2.172.389. Sedangkan berdasarkan usia, jumlah terbanyak dalam rentangan usia 46 50 tahun yaitu 962.254, usia 41-45 tahun sebanyak 866.600, dan usia 51-55 tahun mencapai 739.420 orang. Jumlah Gol III. IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e Jumlah Gol IV. Jumlah 1.190.645 391.596 53.035 12.564 3.577 1.216 461.988 2.560.083 100,00 84,76 11,48 2,72 0,77 0,26 100,00 1.054.140 412.459 25.903 2.911 730 196 442.199 2.172.389 100,00 93,27 5,86 0,66 0,17 0,04 100,00 2.244.785 804.055 78.938 15.475 4.307 1.412 904.187 4.732.472

Sebagai pembanding di SMA Negeri 1 Bandung per Maret 2011 terdapat 68 guru dengan rincian gol IV/c 1 guru, IV/b 13 guru, IV/a 49 guru, III/d 1 guru, III/c I guru, III /b 2 guru, III/a 1 guru.Jika ditinjau dari rincian tertsebut maka jelas ada penumpukan di golongan IV/a dan usia diantara 40 -59 tahun. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.2) Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tanggal 6 Mei 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hal ini menambah penulis terpicu untuk memotivasi pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah dengan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui karya tulis ilmiah. Melalui penelitiaan yang penulis lakukan dapat dikatakan banyak guru yang kesulitan dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah, Hal ini dikarenakan belum banyak guru yang memahami dan mengenal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga wajar saja apabila banyak guru yang mengalami kesulitan dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Oleh karena itu penulis berupaya memotivasi lebih jauh dengan mnghadirkan pakar dari LPMP Jawa Barat untuk menjadi nara sumber dalam work shop khusus PTK.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mencermati data PNS per Mei 2010 adalah sebanyak 4.732.472 orang. Berdasarkan dokumen Badan Kepegawaian Negara (BKN), jumlah ini terbanyak pada golongan III yang mencapai 2.244.785. Bila dilihat berdasar golongan ruang, PNS yang mampu mencapai pangkat puncak (IV/e) berjumah 1.412 orang dengan rincian, pria 1.216 dan wanita 196.

Berdasarkan jenis kelamin, PNS pria sebanyak 2.560.083 dan PNS wanita jumlahnya lebih rendah yaitu 2.172.389. Sedangkan berdasarkan usia, jumlah terbanyak dalam rentangan usia 46 50 tahun yaitu 962.254, usia 41-45 tahun sebanyak 866.600, dan usia 51-55 tahun mencapai 739.420 orang.

Jumlah Gol III. IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e Jumlah Gol IV. Jumlah

1.190.645 391.596 53.035 12.564 3.577 1.216 461.988 2.560.083

100,00 84,76 11,48 2,72 0,77 0,26 100,00

1.054.140 412.459 25.903 2.911 730 196 442.199 2.172.389

100,00 93,27 5,86 0,66 0,17 0,04 100,00

2.244.785 804.055 78.938 15.475 4.307 1.412 904.187 4.732.472

Demikian berdasarkan data di SMA Negeri 1 Bandung terdapat penumpukan pada golongan IV a, apalagi adanya 1)Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.2) Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala

BKN Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tanggal 6 Mei 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hal ini menambah penulis terpicu untuk memotivasi pada guru-guru SMA Negeri 1 Bandung untuk dapat melaksanakan penulisan karya tulis ilmiah dengan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai syarat bahkan wajib melaksanakan kegiatan pengembangan diri melalui karya tulis ilmiah. Maraknya PAK palsu dan enggannya guru menulis karya ilmiah mengisyaratkan adanya kendala yang mengangkangi sebagian besar jumlah guru. Kendala itu pun sebenarnya dominan ada dalam pikiran dan hati penyandang PAK palsu itu sendiri. Kecil sekali proporsi kendala yang datang dari luar. Ada beberapa kendala yang akrab dengan kita sehingga sebagai penghambat terwujudnya karya tulis . Kendala tersebut di antaranya sikap malas membaca, termakan isu penilaian karya ilmiah sulit, salah persepsi tentang bentuk karya tulis yang selalu dianggap sulit, motivasi yang sangat rendah dan kebanyakan malas mencoba.
Tak perlu dipungkiri budaya gemar membaca yang sebenarnya menjadi kunci keberhasilan pembangunan pendidikan nasional di masa depan, dirasakan masih sangat memprihatinkan. Dalam masyarakat maju kegiatan membaca menjadi kebutuhan prima. Kemalasan membaca inilah sebenarnya merupakan pilar besar kegelapan. Konsep yang perlu dibangun pada masyarakat umum dan guru khususnya adalah bahwa berawal dari gemar membaca akan membuka mata terhadap wawasan, pengertian, pemahaman, semangat dan motivasi dalam memandang suatu permasalahan crusial yang dapat diangkat sebagai bahan tulisan ilmiah populer Anda.

Isu yang datang di telinga tentang penilaian karya tulis ilmiah di tingkat pusat ( dahulu di Jakarta untuk golongan IV b dan seterusnya sekarang di LPMP masing-masing daerah) sering tidak menyejukkan untuk didengar. Beberapa karya tulis ilmiah yang dikirimkan sering tidak

mendapat nilai setimpal dengan yang diusulkan bahkan tidak mendapat nilai. Isu inilah besar sekali kontribusinya dalam melemahkan semangat menulis para guru. Alasan ini tentunya tak dapat dibenarkan walaupun kenyataannya mungkin mendekati kebenaran. Malas membaca adalah pintu menuju kegelapan. Karena malas membaca , pemahaman karya tulis ilmiah sering tidak sesuai dengan yang seharusnya dipahami. Sering kita dengar dari guru atau Kepala Sekolah yang mengeluh bahwa : Karya tulis ilmiah itu sulit sekali . Nggak sempat kami harus menulis karya ilmiah. Karya tulis ilmiah itu butuh biaya yang tidak sedikit. Karya tulis ilmiah itu menguras tenaga. Faktor motivasi yang rendah ini sering ditutupi oleh pelakunya dengan dalih tidak ada waktu, biaya tinggi, tidak ada yang membimbing dan lain sebagainya. Kenyataannya, orang yang mengatakan seperti itu justru mempunyai banyak waktu dibandingkan dengan orang yang benar-benar sibuk. Ironisnya, orang yang sibuk bisa menulis dengan lancar dan makin bersemangat.

Adanya minat dan motivasi menulis dapat dilihat dari mau dan tidaknya mencoba menulis. Mau tidaknya mencoba menulis sangat ditentukan oleh keberanian jiwa seseorang Dalam analisisnya, wajar saja jika guru yang kini berada di golongan IV/a menjadi sulit naik ke golongan IV/b disinyalir penyebabnya keengganan guru membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), lebih extrim lagi guru gol IV a banyak yang tidak mampu membuat PTK. Setelah sekian lama menjadi guru, kemudian ditambah usia yang menua, mereka baru dituntut untuk menulis karya tulis ilmiah . Demikian pula kondisi guru-guru SMAN 1 Bandung banyaknya guru yang bertumpuk pada golongan IV a.

B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Mengapa banyak guru SMA Negeri 1 Bandung yang kesulitan dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah? 2. Mengapa membuat karya tulis ilmiah itu dianggap sulit oleh para guru SMA Negeri 1 Bandung ? 3. Apa yang menyebabkan guru SMA Negeri 1 Bandung tidak mampu untuk membuat karya tulis ilmiah? C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Sebelum menentukan tindakan apa yang dianggap dapat memotivasi guru SMA Negeri 1 Bandung dalam pembuatan karya tulis ilmiah dengan PTK, terlebih dahulu penulis melakukan pengkajian berbagai aktivitas guru, diskusi dengan pakar dan teman sejawat dan guru-guru. Hasilnya diperoleh beberapa alternatif tindakan yang dihipotesiskan dapat meningkatkan profesionalitas dan memotivasi guru untuk membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas. D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Memotivasi guru SMA Negeri 1 Bandung yang kesulitan dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.

2. Mengajak guru untuk membuat karya tulis ilmiah yang dianggap sulit oleh para guru SMA Negeri 1 Bandung . 3. Mengetahui penyebab guru SMA Negeri 1 Bandung tidak mampu untuk membuat karya tulis ilmiah. E. MANFAAT HASIL PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis: Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk menigkatkan pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. 2. Manfaat Praktis : dengan

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah untuk a) memecahkan permasalahan yang dikatakan bahwa membuat karya tulis itu sulit, b) membantu guru untuk mau mencoba membuat karya tulis ilmiah dengan PTK c) memotivasi guru agar mampu membuat karya tulis ilmiah d) mengetahui dan menyadari akan masalah yang dihadapi anak didiknya dan mencari solusinya e) mengetahui langkah-langkah yang dibutuhkan guru agar sukses melaksanakan PTK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MOTIVASI

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Pengaruh motivasi terhadap kinerja sangatlah besar. Motivasi adalah penggerak dan kinerja tinggi hanya bisa dicapai dengan tindakan. Motivasi akan berbading lurus dengan kualitas dan kuantitas tindakan. Sementara, kualitas dan kuantitas tindakan berbanding lurus dengan kinerja. Kinerja tinggi bisa dicapai dengan 3 aspek penting: sistem, kompetensi, dan motivasi. Ketiga aspek ini harus ada dan sama-sama kuat jika ingin menghasilkan kinerja tinggi baik secara individu maupun organisasi.

Leader sangat berperan dalam membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi dalam kinerja, tetapi tidak cukup motivasi datang dari leader. Semua orang, mulai dari pucuk pimpinan sampai karyawan paling rendah harus berperan. Seorang pimpinan tidak cukup mengatakan, Kamu harus memiliki motivasi kalau bekerja. Seorang pimpinan harus mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi anak buahnya. Dengan cara yang benar. Oleh karena itu, seorang pimpinan selain dia sendiri memiliki motivasi yang tinggi, dia pun harus mampu memotivasi anak buahnya. Begitu

juga: seorang anak buah tidak boleh hanya mengandalkan motivasi atau dorongan dari atasannya. Seorang karyawan yang baik, harus mampu bekerja dengan motivasi tinggi. Anak buah juga harus mampu membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi dirinya sendiri. Tidak untuk siapa-siapa, untuk dirinya sendiri. Jadi, terlepas peran apa yang Anda miliki, pemilik bisnis, pimpinan, atau karyawan: kemampuan membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara motivasi diri harus dimiliki jika ingin menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebab, pengaruh motivasi terhadap kinerja sangat penting. Macam-macam motivasi menurut . (Taidin Suhaimin: 2009)

1. Motivasi adalah sesuatu yang menggerak dan mengarahtuju seseorang dalam tindakantindakannya sama ada secara negatif atau positif. 2. Motivasi adalah suatu bentuk dorongan minda dan hati yang menjadi penggerak utama seseorang, sesebuah keluarga atau organisasi untuk mencapai apa juga yang diinginkan. 3. Motivasi adalah darjah atau tahap kesungguhan dan tempo keterusan seseorang, berusaha untuk mencapai tujuan atau matlamat. 4. Motivasi adalah stimulasi atau semangat akibat rangsangan atau keghairahan terhadap sesuatu yang benar-benar diinginkan. 5. Motivasi adalah suatu mangkin yang menimbul dan menyeramakkan keinginan, keberanian dan kesungguhan untuk mencapai sesuatu matlamat mencabar yang benarbenar diingini serta diyakini boleh dicapai / diperoleh.

B. PROFESIONALITAS GURU

Menurut Sastrapradja (1978: 392) , profesional berarti pemain bergaji atau pemain bayaran. Sejalan dengan itu, menurut Kamus Oxford (1994: 994), professional adalah person qualified or employed in one of the professions. Jadi, profesional adalah orang yang berkualitas yang bekerja dalam profesi tertentu. Dari dua batasan di atas kiranya cukup jelas bahwa makna profesional adalah sebutan tingkat kualitas tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu sebagai sumber penghidupan. Kata kunci pada definsi tersebut ialah kompetensi dan pengakuan.

Orang disebut profesional didasarkan pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the ability do do something, kemampuan untuk melakukan sesuatu. Lawannya ialah inkompetensi, yang berarti tidak berkompetensi, tidak memiliki kemampuan. Dalam konsep Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dijelaskan bahwa profesionalitas guru terkait dengan kualifikasi, kompetensi, dan remunerasi (penggajian). Apa yang dimaksud kualifikasi ini tersurat dengan jelas dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yakni bahwa untuk menjadi guru, yang bersangkutan minimal berlatar belakang pendidikan Sarjana.

Diasumsikan, bahwa dengan latar kesarjanaan yang bersangkutan telah memiliki dasar kuat menjadi guru yang berkompetensi. Dengan kompetensi tersebut, guru diharap dapat memiliki kontribusi lebih besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karenanya, yang bersangkutan dipandang berhak memperoleh remunerasi (gaji) yang lebih besar. Berdasar uraian di atas, jelas bahwa profesionalitas harus dimiliki guru. Berbekal profesionalitas guru dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya secara semestinya. Dari profesionalitas yang dimiliki guru, maka kualitas pendidikan secara bertahap menuju ke kualitas yang makin baik.

1. Ciri Profesionalitas Guru

Seseorang disebut profesional, minimal memiliki dua ciri, yakni kompeten dan sertifikat. Berkompeten, artinya memiliki kecakapan sesuai standar kerja profesinya. Menguasai Standar Operasional Prosedur. Hal ini harus dibuktikan dalam perbuatan, dalam performansi. Jika ia seorang guru, maka kompetensi minimal harus menguasai substansi, metode dan evaluasi. Seorang profesional juga perlu dukungan legalitas, yakni sertifikat.

Sertifikat merupakan bukti yang syah yang dikeluarkan lembaga berwenang bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi seperti yang tertulis di sertifikat tersebut. Berkompeten dan menunjukkan performansi sesuai predikatnya merupakan ciri utama guru profesional. Ini adalah ciri empirik yang terlihat sehari-hari. Tentu saja masih banyak ciri profesionalitas di luar yang dijelaskan di atas.

Surachmad (2004: 5) mengidentifikasi sejumlah ciri yang mendasar yang diperlukan bagi guru profesional, yang dapat diakronimkan dengan lima huruf berbunyi HADITS.

Guru disebut profesional jika memiliki hasrat, amanah, dewasa, interpersonal, teladan, dan setia.

a. Hasrat : Guru profesional jika memiliki hasrat terus berkembang. Manusia ini adalah pembelajar. Ia gemar ilmu pengetahuan dan mampu menerima perubahan sebagai syarat kemajuan. Dengan jiwa terbuka dan obyektif, guru lebih mudah melibatkan diri dalam proses inovatif dan pembaharuan pada umumnya.

b. Amanah. Guru profesional amanah pada tugas. Ia menerima tanggung jawab mengajar sebagai pengabdian. Berbeda dari sekeda pencari kerja, guru lebih dari sekedar pegawai atau pencari nafkah. Mengajar bukan sekedar pekerjaan, tetapi lebih bernilai ibadah. c. Dewasa. Guru profesional berpandangan hidup dewasa. Ia memiliki prinsip dan pola hidup yang jelas serta konsisten. Dalam sikap dan pembawaan serta dalam pergaulan dan pekerjaan guru menjadikan prinsip dan nilai hidup sebagai rujukan. d. Interpersonal. Guru profesional memiliki sifat interpersonal yang kuat. Ia memiliki empati, hangat, dan mudah bergaul dengan sesama manusia. Khususnya dengan anak didiknya. Dalam sikap dan tingkah lakunya ia senantiasa melahirkan suasana ramah dan bersahabat. e. Teladan. Guru profesional berperangai teladan. Ia hidup dengan moral yang bersih, jujur, teratur dan efisien. Ia menunjukkan kebiasaan hidup terencana. f. Setia. Guru profesional setia pada tugas. Bangga dengan profesinya. Membela kepentingan anak didiknya demi masa depan yang lebih baik. Tidak menyesal menjalani profesi guru, apa pun resikonya. Fide la morte! Setia sampai mati! Untuk memiliki cirri HADITS tersebut bukan hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang tidak mungkin. Semua tergantung kepada kemauan. Searah dengan ciri yang harus dimiliki guru seperti tersebut di atas, Soetjipto dan Raflis Kosasi (1999) menetapkan perlunya 7 (tujuh) sikap guru yang mengarah kepada sikap profesional.

2. Tujuh Sikap Guru yang Mengarah kepada Sikap Profesional ialah: (1) sikap terhadap peraturan perundang-undangan; (2) sikap terhadap organisasi profesi;

(3) sikap terhadap teman sejawat; (4) sikap terhadap anak didik; (5) sikap terhadap tempat kerja (6) sikap terhadap pemimpin; (7) sikap terhadap pekerjaan.

Pembahasan di atas tersebut pada dasarnya jiwa dari kompetensi kepribadian dan kompetensi social sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerimtah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Syarat Guru Profesional Menurut Hidayanto (1988; 2006) jika seseorang menerima pekerjaan guru sebagai profesi berarti ia secara langsung dan tegas menerima kepercayaan itu dari pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, di samping ia harus memiliki syarat sebagai manusia dewasa, ia juga harus memenuhi persyaratan lain yang dapat dikelompokkan sebagai persyaratan pribadi dan persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi mencakup: (1) berbudi luhur dan berbadan sehat; (2) berkecerdasan cukup; (3) bertemperamen tenang; (4) beremosi stabil; (5) manusia masyarakat. Persyaratan pribadi ini sejalan dengan upaya menghasilkan guru berkarakter HADITS. Untuk menghasilkan guru profesional berkarakter HADITS atau bercirikan sesuai konsep para ahli yang lain, diperlukan syarat, yakni ia harus cerdas akal, cerdas hati, dan cerdas rokhani. Cerdas akal identik dengan KI (Kecerdasan Intelektual), cerdas hati identik dengan KE (Kecerdasan Emosional) dan cerdas rokhani identik dengan KS (Kecerdasan Spiritual).

Persyaratan Jabatan mencakup: (1) memiliki pengetahuan tentang manusia dan masyarakat; (2) memiliki pengetahuan dasar fundamental; (3) memiliki pengetahuan keahlian bidang studi; (4) memiliki pengetahuan kepempimpinan pendidikan; (5) memiliki filsafat pendidikan yang konsisten. Apa pun jenis persyaratan yang harus dimiliki guru untuk menjadi guru profesional, maka semuanya terpulang kepada guru. Sikap profesional guru tergantung pada pilihan jawaban atas dua pertanyaan. Ia hidup untuk mendidik atau mendidik untuk hidup. Jika jawabannya adalah hidup untuk mendidik, maka profesi guru merupakan pilihan yang tepat. Sebaliknya, jika jawabannya adalah mendidik untuk hidup, maka niat menjadi guru perlu dikaji ulang.

C. KARYA TULIS ILMIAH

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.

Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang) ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan menyanyi saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 : 111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah.

Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan

non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara keduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994: 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dandisertasi. (Dikutip dari Blog Hamdani Mulya)

D. PENGERTIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PTK atau action research mulai berkembang sejak perang dunia ke dua, saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, dan Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK. Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teachers Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa action research adalah: a from of self-reflektif inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in order to improve the rationality and of (a) their own social or educational practices justice (b) their understanding of these practices, and (c) the situastions in which practices are carried out.

Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut PTK melaksanakan proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri 4 tahapan sebagai berikut:

Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK bisa digambarkan dengan sebuah alur PTK seperti sebagai berikut:

Alur PTK
Permasalahan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) Pelaksanaan Tindakan 1 I Terselesaikan Refleksi Analisis Data 1 Observasi 1 (Monitoring) Pelaksanaan Tindakan II II Observasi

Belum Terselesaikan Terselesaikan

Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II Analisa Data II

Refleksi I
Belum Terselesaikan

SIKLUS SELANJUTNYA

Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari keempat fase yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).

Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan yang dirasakan mengganggu, yang dianggap menghalangi pencapaian tujuan pendidikan

sehingga dirasakan telah berdampak kurang baik terhadap proses dan atau hasil belajar pserta didik, dan atau implementasi sesuatu program sekolah. Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut, yang besar kemungkian masih tergambarkan secara kabur, guru baik sendiri maupun dalam kolaborasi dengan dosen LPTK yang menjadi mitranya kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih tajam kalau perlu dengan mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis dan atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

Pada gilirannya, dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam itu dapat dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab permasalahan secara lebih cermat, sehingga terbuka peluang untuk menjajagi alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan. Alternatif mengatasi permasalahan yang dinilai terbaik, kemudian diterjemahkan menjadi program tindakan perbaikan yang akan dicobakan. Hasil percobaan tindakan perbaikan yang dinilai dan direfleksikan dengan mengacu kepada kreteria-kreteria perbaikan yang dikehendaki, yang telah ditetapkan sebelumnya.

1. Penetapan Fokus/Masalah Penelitian, yang meliputi: a. Masalah adanya masalah b. Identifikasi masalah PTK c. Analisis Masalah d. . Perumusan masalah 2. Perencanaan Tindakan, yang meliputi: a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan b. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan

c. Persiapan Tindakan 3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi a. Pelaksanaan Tindakan b. Observasi dan Interpretasi c. Diskusi balikan (review discussion) 4. Analisis dan Refleksi a. Analisis Data b. Refleksi 5. Perencanaan Tindak Lanjut a. Prosedur Observasi b. Beberapa Tindakan

Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah sering / biasa dilakukan. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk menguji atau menerapkan hal-hal baru dalam praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran. Penelitian

pembelajaran yang dilakukan di kelas penelitian tindakan dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen.

PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan diperbaiki, memperbaiki, meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah merupakan (1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis (Depdiknas,

2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya adalah adanya penumpukan guru-guru pada golongan IV/a yang sudah mencapay 4 tahun keatas. Prosedur penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. 1. Perencanaan Yaitu membuat rencana perbaikan berdasarkan adanya masalah atau kondisi yang menuntut diperbaiki. Hal ini meliputi persiapan bahan-bahan yang diperlukan dalam tahap pelaksanaan, menentukan siapa (subyek penelitian dan teman berkolaborasi), kapan (jadwal pelaksanan), dan tempat pelaksanaan. 2. Pelaksanaan (Action) Yaitu melakukan tindakan substantif penelitian melalui intervensi skala kecil guna memperbaiki kondisi yang diteliti. 3. Observasi (Observation) Yaitu kegiatan mengamati, mengenali sambil mendokumentasikan (mencatat dan merekam) terhadap proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang mungkin saja muncul selama proses pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi (Reflection) Yaitu melakukan renungan, kajian reflektif diri secara inquiri, partisipasi diri (partisipatoris), kolaborasi terhadap latar alamiah dan impiikasi dari suatu tindakan, dengan melakukan analisis terhadap rencana dan tindakan yang sudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai, dan apa yang

belum dapat atau sempat dilakukan. Hasil dari siklus pertama ini menjadi masukan bagi pelaksanaan siklus kedua yang terdiri dari perulangan keempat langkah yang ada pada siklus pertama. Hal ini terjadi karena dimungkinkan setelah melalui siklus pertama, peneliti menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas, sehingga perlu dipecahkan melalui siklus selanjutnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama peneliti akan kembali melakukan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus kedua, dan seterusnya, dan . . . berhenti apabila telah berdampak positif terhadap proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan tersebut berhasil (Sudjana, 2009 : 8).

Jika digambarkan , siklus kerja PTS adalah sebagai berikut :

PERENCANAAN REFLEKSI PELAKSANAAN

SIKLUS I

PENGAMATAN . PERENCANAAN

REFLEKSI

SIKLUS II

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

?
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)

B. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah guru SMA Negeri 1 Bandung yang jumlahnya 20 guru C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

2. Profesional adalah orang yang berkualitas yang bekerja dalam profesi tertentu. Dari dua batasan di atas kiranya cukup jelas bahwa makna profesional adalah sebutan tingkat kualitas tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu sebagai sumber penghidupan. Kata kunci pada definsi tersebut ialah kompetensi dan pengakuan. Orang disebut profesional didasarkan pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the ability do do something, kemampuan untuk melakukan sesuatu.

3. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.

4. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan, diperbaiki, memperbaiki, meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan

mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

D. INSTRUMEN (ALAT) PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah : 1. Lembar Observasi awal secara umum. 2. Lembar Observasi oleh dua orang guru sebagai observer. 3. Kuesioner untuk guru sebanyak 20. 4. Wawancara (Diskusi) untuk mengetahui kesulitan apa yang dihadapi oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung dalam usaha pengembangan profesinya untuk naik pangkat.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Observasi Observasi adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Dalam observasi ini peneliti menggunakan lembar observasi yang sudah diformat untuk diisi dengan membubuhkan tanda centang (v) pada kolom 1 5 pada aspek yang dinilai . Tujuan utama dari observasi ini adalah untuk memantau persiapan, proses, hasil, dan dampak perbaikan dari tindakan setiap siklus. 2. Kuesioner Alat untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar pertanyaan tersebut terperinci dan lengkap. Pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sesuai dengan keperluan data yang diperoleh untuk penelitian. 3. Wawancara (Diskusi)

Yang dimaksud wawancara di sini meliputi diskusi formal dan dialog informal selama berlangsungnya PTS antara peneliti dengan guru. Hal ini untuk mengetahui pikiran yang tidak dapat digali melalui observasi. 5. Studi Dokumenter Studi dokumenter diartikan sebagai usaha untuk memperoleh data dengan jalan menelaah catatan-catatan yang disimpan sebagai dokumen atau files. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh data-data mengenai sejauh mana usaha guru dalam meningkatkan tigkat profesionalnya sebagai tenaga pendidik. 6. Studi Pustaka Studi pustaka diartikan sebagai teknik untuk memperoleh data atau informasi dari berbagai tulisan ilmiah baik cetak maupun elektronik yang menunjang penelitian. Teknik ini ditempuh untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam mengenai masalah yang diteliti, terutama dalam menentukan arah, metoda dan landasan teoritis penelitian.

F. LOKASI PENELITIAN (KONDISI SOSIAL) Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Bandung Waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut : Awal Pengamatan dimulai bulan Desember 2010 dan berakhir Maret 2011. Dimulai pelaksanaan Siklus I pada minggu pertama bulan Desember 2010 , Siklus II dilaksanakan minggu kedua bulan Februari 2011 dan berakhir Maret 2011. Dibantu oleh dua guru sebagai observer yaitu guru Bimbingan Konseling dan Ketua tim IT SMA Negeri 1 Bandung .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. ORIENTASI

Sebelum melakukan tindakan perbaikan, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan orientasi sebagai studi pendahuluan. Dalam kegiatan ini peneliti mendiagnosis guru-guru SMA Negeri 1 Bandung sehingga teridentifikasi yang pertama adanya penumpukan pada golongan IV /a, sementara syarat untuk naik pangkat adalah diwajibkan membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Kedua teridentifikasi adanya kesulitan bagi guru untuk membuat karya tulis ilmiah, dan yang ketiga belum lancarnya menggunakan IT. Peneliti mengamati aktivitas guru pada setiap kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan profesi , untuk mengetahui sejauh mana kesulitan yang dialami oleh setiap guru dalam mewujudkan tuntutan pengembangan profesi untuk meningkatkan profesionalitas dan bagaimana sebagai solusi akhir yang harus dilakukan. Kemudian mengevaluasi hasil pengamatan tersebut, hasil pengamatan dan evalusi dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada siklus penelitian. Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat ditemukan kondisi awal yaitu usaha untuk mengembangkan profesi sebagai tenaga pendidik, usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru-guru SMA Negeri 1 Bandung belum baik, seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini jka di masukkan dalam kategori nilai baru mendapat nilai 4 artinya cukup .

OBSERVASI AWAL (Usaha Mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi dalam prose pembelajaran melalui PTK)

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 1 2 Usaha untuk mengembangkan profesi sebagai tenaga pendidik Usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas 0 1 0 2 V V 2 2 4

NILAI 3 4

Jumlah centang Nilai Jumlah centang X Nilai Nilai Total Keterangan : Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 1-2 3-4 Kurang

0 3 0 4

0 4 0

Kategori nilai total Cukup baik 5-6 Sangat Baik 7-8

Gambar 2: Observasi Awal B. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus I Dalam siklus kesatu ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. 1. . Perencanaan Perencanaan yang dilakukan meliputi :

Mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan motivasi , kenaikan pangkat dan pembuatan karya tulis ilmiah dengan dasar : a) Perundang-undangan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Keppres No.87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS Peraturan Menegpan dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Peraturan Bersama Mendiknas dan Kepala BKN No.03/V/PB/2010 dan No.14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

b) Memotivasi : Menurut Sastrapradja (1978: 392) , profesional berarti pemain bergaji atau pemain bayaran. Sejalan dengan itu, menurut Kamus Oxford (1994: 994), professional adalah person qualified or employed in one of the professions. Jadi, profesional adalah orang yang berkualitas yang bekerja dalam profesi tertentu. Makna profesional adalah sebutan tingkat kualitas tinggi pada orang yang menekuni pekerjaan tertentu sebagai sumber penghidupan. Kata kunci pada definsi tersebut ialah kompetensi dan pengakuan.

Orang disebut profesional didasarkan pada kompetensi tertentu. Kompetensi adalah the ability do do something, kemampuan untuk melakukan sesuatu. Lawannya ialah

inkompetensi, yang berarti tidak berkompetensi, tidak memiliki kemampuan. Dalam konsep Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan dijelaskan bahwa profesionalitas guru terkait dengan kualifikasi,

Kompetensi, dan remunerasi (penggajian). Apa yang dimaksud kualifikasi ini tersurat dengan jelas dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yakni bahwa untuk menjadi guru, yang bersangkutan minimal berlatar belakang pendidikan Sarjana. Diasumsikan, bahwa dengan latar kesarjanaan yang bersangkutan telah memiliki dasar kuat menjadi guru yang berkompetensi. Dengan kompetensi tersebut, guru diharap dapat memiliki kontribusi lebih besar dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karenanya, yang bersangkutan dipandang berhak memperoleh remunerasi (gaji) yang lebih besar.

Berdasar uraian di atas, jelas bahwa profesionalitas harus dimiliki guru. Berbekal profesionalitas guru dapat melakukan tugas pokok dan fungsinya secara semestinya. Dari profesionalitas yang dimiliki guru, maka kualitas pendidikan secara bertahap menuju ke kualitas yang makin baik.

c) Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) untuk Guru KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat, hal ini karena: 1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah sering / biasa dilakukan.

2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya. 3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk menguji atau menerapkan hal-hal baru dalam praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran. d) Penelitian Tindakan Kelas Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena : Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis KTI karena:

KTI merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya dengan melakukan kegiatan penelitian

tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionalnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

2 . Pelaksanaan Sebagaimana yang telah dijadwalkan, pada hari Jumat, 10 Desemberi 2010 pukul 08.00 : 1) Peneliti dan guru berdialog kurang lebih 30 menit mengenai kenaikan pangkat, kesulitan yang dihadapi dalam menyusun karya tulis ilmiah, mengenai penguasaan IT, usaha selanjutnya yang akan dilakukan dalam mewujudkan guru yang berprofesional. 2) Peneliti dan dua observer mengamati dan mencatat tentang kewajiban guru dalam PBM, kelengkapan admistrasi , kesiapan mengajar dan pengelolaan kelas serta serta usaha menumbuhkan semangat siswa, usaha guru dalam memperbaiki kekurangan atau ketidak berhasilan dalam mengajar, tentang IT, internet, tentang penulisan PTK.

3) Peneliti memberikan kuesioner sebanyak 20 untuk diisi oleh 20 Guru secara jujur tentang motivasi meningkatkan profesi melalui penulisan KTI. 3. Observasi Pada pelaksanaan mengamati aktifitas guru sehubungan motivasi peningkatan profesionalitas dengan membuat karya tulis ilmiah dengan melaksanakan penelitian pendidikam, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan a) observasi awal dan umum melalui rubrik Usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi dalam prose pembelajaran melalui PTK. b) observasi terhadap guru mengenai upaya meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ulmiah (KTI), c) kuesioner pada guru yang dibagi dalam tiga bagian yaitu 1) kepuasan kerja Guru, 2) tanggapan Guru tentang supervisi Kepala Sekolah, 3) kuesioner motivasi meningkatkan profesi melalui penulisan KTI. Pada siklus I. 1) Rubrik usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran melalui PTK.

NO ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 1 2 Usaha untuk mengembangkan profesi sebagai tenaga pendidik Usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas 0 1 0 2 2

NILAI 3 V V 2 3 0 4 4

Jumlah centang Nilai

Jumlah centang x Nilai Nilai Total Keterangan : Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 Kurang 1-2

0 6

Kategori nilai total Cukup 3-4 Baik 5-6 Sangat Baik 7-8

Secara umum dalam observasi umum yang merupakan kelanjutan dari awal Nampak ada peningkatan pada awal memperoleh nilai 4 artinya ada pada kategori cukup lalu pada observasi kelanjutan secara umum sudah meningkat dengan memperoleh nilai 6 artinya ada pada kategori baik. 2) Rubrik observasi terhadap guru mengenai upaya meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ulmiah (KTI) pada Siklus 1 Observer 1 Petunjuk: Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia! No Hal yang diamati Skor 1 2 3 4 5 .. .. .. .. V.. .. .. V.. .. .. .. .V. .. 3 4 5 Guru menyiapkan persiapan untuk mengajar .. .. .V. .. Guru mampu mengelola kelas .. .V. .. Guru mampu menumbuhkan semangat siswa .. .V. .. .. .. .. .. .. V.. .. .. .. .. .. ..

1 Guru semangat dalam melakukan PBM 2 Guru melengkapi administrasi sesuai dengan bidangnya

6 Guru mampu merasakan adanya kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada

7 permasalahan dalam pembelajaran 8 Guru menguasai computer dan internet 9 Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK 10 Guru perlu diadakan work shop PTK Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Keterangan Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20

..V ..

..

..

.. ..

.. .. V.. .. .. ..

.. ..V ..

1 1 1

2 2 4

4 3 12 30

2 4 8

1 5 5

Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 21 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 50

Observer 2 Petunjuk: Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia! No Hal yang diamati 1 1 Guru semangat dalam melakukan PBM 2 Guru melengkapi administrasi sesuai dengan bidangnya 3 Guru menyiapkan persiapan untuk mengajar V 2 Skor 3 V

V V

4 Guru mampu mengelola kelas 5 Guru mampu menumbuhkan semangat siswa 6 Guru mampu merasakan adanya kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar 7 8 9 Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK 10 Guru perlu diadakan work shop PTK Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Keterangan Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 10 X 1 = 10 Nilai Total maksimum 10 X 5 = 50 0 -10 11 - 20 21 - 30 Kategori Nilai Total Kurang Rendah Sedang 0 1 0 0 2 0 8 3 Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada permasalahan dalam pembelajaran Guru menguasai computer dan internet

V V V V V

2 4 8

0 5 0

24 32

Tinggi 31 - 40

Sangat Tinggi 41 - 50

Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai : NO 1 2 OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah Rikki Mohammad Ramdhani , S.Pd SKOR 30 32

3) Kuesioner motivasi meningkatkan profesi melalui penulisan KTI. Pada siklus I.

KUESIONER PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH UPAYA MEMOTIVASI GURU SMA NEGERI 1 BANDUNG DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS MELALUI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH DENGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Petunjuk : Kuesioner ini bertujuan untuk keperluan ilmiah semata. Jadi tidak akan mempengaruhi reputasi bapak /ibu sebagai guru dalam bekerja di sekolah ini. Pilihlah item jawaban yang telah tersedia dengan menjawab sebenar-benarnya dan sejujurnya sesuai apa yang bapak/ibu alami dan rasakan selama ini. Jawaban bapak/ibu berdasarkan pendapat sendiri akan menentukan obyektifitas hasil penelitian ini. Jawablah pertanyaan dengan cara menyatakan tingkatan yang benar menurut bapak/ibu. Lingkarilah huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan tersebut. Kerahasiaan dijamin. Identitas Responden (responden tidak perlu menulis nama) 1. No. Responden : ________ (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita *) 3. Usia : _____ tahun 4. Nama Sekolah : _______________________________________ 5. Alamat sekolah : ________________________________________________ __________________________ telp. __________________ 6. Jabatan : _________________________ 7. Pangkat/Golongan : _________________________ 8. Pendidikan terakhir: _________________________ 9. Mengajar mata pelajaran: _________________________________

Kepuasan Kerja Guru Lingkari pernyataan dibawah ini sesuai dengan tingkat kepuasan Saudara dalam bekerja, pilihlah skala jawaban : 1 = Tidak puas 2 = Agak Puas 3 = Puas 4 = Sangat puas 5 = Lebih sangat puas

SKOR NO PERNYATAAN 1 1
Menurut saya tentang kedudukan yang saya peroleh saat ini Menurut saya tentang pengembangan profesi jaminan dalam

Menurut saya tentang catatan prestasi yang terdapat dalam DP3 yang saya peroleh Menurut saya tentang catatan kualitas pekerjaan (pengajar an) saya dari hasil supervisi pimpinan Menurut saya tentang diperbolehkannya menggunakan fasiLitas sekolah seperti kertas, komputer, dll Menurut saya tentang keadaan fisik di sekolah dikaitkan dengan hasil pekerjaan saya Menurut saya tentang kesibukan yang terdapat di sekolah ini kaitannya dengan rasa kekeluargaan di sekolah ini Menurut saya tentang komunikasi antar pegawai dan guru Menurut saya tentang tugas saya dalam mengajar di sekolah dengan dukungan dari rekan sekerja Menurut saya tentang kerjasama antar guru

8 9

10

SKOR NO PERNYATAAN 1 11
Menurut saya tentang pekerjaan menjadi guru berdasarkan panggilan hati Perasaan saya mengenai mata pelajaran yang saya ajar dengan bakat dan minat saya Menurut saya tentang tugas mengajar disesuaikan dengan cita-cita hidup Menurut saya tentang karir sebagai guru

12 13

14 15

Menurut saya waktu yang tersedia untuk menyusun Karya tulis Ilmiah
ITEM KUESIONER JUMLAH SKOR

SUBYEK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 = 20

1 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3

2 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3

3 3 3 5 2 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 4 4 2 3 2

4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3

5 5 4 5 3 4 3 3 5 4 5 2 4 5 3 2 4 3 2 3 2

6 4 3 5 2 4 4 3 2 3 4 3 3 5 4 3 4 3 2 3 3

7 8 9 10 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 5 5 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3 3 2 3 3 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 JUMLAH SKOR

11 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3

12 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3

13 5 4 3 3 4 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 5 3 3 3 3

14 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3

15 3 3 2 2 2 3 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 1

64 54 61 45 48 57 45 62 47 64 44 50 62 49 46 58 49 37 47 38 =1027

Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (1027 : 20), maka hasil yang diperoleh adalah 51.4. Dengan demikian jumlah skor rata-rata kepuasan kerja guru adalah puas. Diketahui dari table dobawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru Klasifikasi Jumlah Guru Keterangan Jumlah Skor Jawaban 30 40 41 - 50 51 60 61 70 71 - 80 2 guru 10 guru 3 guru 5 guru Tidak Puas Agak Puas Puas Sangat Puas Lebih Sangat Puas

Tanggapan Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah Lingkarilah huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan di bawah ini dengan apa yang anda rasakan : 1 = Benar sekali 2 = Pada umumnya benar 3 = Sebagian benar 4 = Sedikit benar

5 = Tidak benar dan tidak tepat NO PERNYATAAN 1 2 SKOR 3 4 5

1 2 3 4

Hubungan organisatoris anda dengan kepala sekolah terjalin baik Kepala sekolah tidak menjaga jarak dengan guru-guru Kepala sekolah sering datang dan ngobrol dengan guru Keberhasilan anda dalam mengajar salah satunya

NO

PERNYATAAN 1 2

SKOR 3 4 5

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

karena hasil dari supervisi kepala sekolah Kepala sekolah membimbing dalam pembuatan rencana mengajar seperti SP (Satuan pelajaran) Kepala sekolah membimbing anda dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar Kepala sekolah membantu anda dalam merumuskan tujuan pengajaran (ranah kognitif, psikomotorik, afektif) Kepala sekolah membantu anda dalam cara merumuskan pengalaman belajar (learning experience) Kepala sekolah membantu anda dalam pengelolaan kelas Kunjungan kelas oleh kepala sekolah dapat membantu mem perbaiki cara mengajar anda Dalam memberikan supervisi kepala sekolah tidak mencari kesalahan anda tapi justru membicarakan solusi secara bersama Kepala sekolah telah bertindak demokratis dalam membe rikan supervisi pengajaran kepada anda Kepala sekolah mempunyai catatan tentang hasil supervisi yang selalu dikomunikasikan dengan anda Keberhasilan tugas anda yang lain selain mengajar salah satunya karena peran supervisi kepala sekolah Waktu pelaksanaan supervisi sudah tepat Kepala sekolah tidak menggurui anda dalam melakukan supervisi Kepala sekolah membantu anda dalam masalah keluh kesah guru seperti ketidak puasan, memperoleh pelayanan yang kurang adil dan lain-lain Kepala sekolah membantu anda dalam memecahkan masalah kesejahteraan guru, seperti masalah keuangan, kedudukan Kepala sekolah membantu anda dalam memecahkan masalah pribadi Teguran yang diberikan kepala sekolah bukan ancaman

S U B Y E K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 = 20

ITEM KUESIONER

JUMLAH SKOR

1 0

1 1

1 2

1 3

1 4
3 2 1 2 3 4 2 2 4 1 1 3 1 2 3 1 1 1 2 1

1 5
3 1 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1

1 6
3 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1

1 7
3 2 1 2 1 4 1 2 2 1 1 4 1 3 2 1 1 1 2 1

1 8
4 2 2 2 3 3 1 2 3 2 1 4 1 3 2 1 1 1 1 1

1 9
3 2 2 2 3 4 1 3 4 3 1 5 1 4 3 2 1 2 3 1

2 0
3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 2 1 1 1 2 1 58 37 44 36 48 51 23 35 45 36 24 51 22 52 47 26 29 31 34 23 752

3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1

3 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1

3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1

3 2 3 2 3 3 2 1 5 2 1 4 1 1 2 1 1 3 2 1

3 3 4 3 4 3 1 2 4 2 2 3 1 4 3 1 2 3 2 2

3 3 4 2 3 3 1 3 3 3 2 3 1 4 3 1 2 2 2 2

3 2 4 2 4 3 1 2 3 3 1 3 1 4 4 1 3 3 2 2

3 2 4 2 4 2 1 3 2 3 2 4 1 3 3 2 2 1 2 1

3 2 4 2 3 2 1 2 3 3 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1

3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 JUMLAH SKOR

Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (752 : 20), maka hasil yang diperoleh adalah 37,6. Dengan demikian jumlah skor rata-rata Tanggapan Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah pada
umumnya adalah benar sekali.

Diketahui dari table dibawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru Klasifikasi Jumlah Guru Keterangan Jumlah Skor Jawaban 20 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 6 guru 8 guru 2 guru 4 guru Benar Sekali Pada Umumnya Benar Sebagian Benar Sedikit Benar Tidak Benar dan tidak tepat

Motivasi Meningkatkan Profesi Melalui Penulisan Karya Tulis Ilmiah Lingkarilah huruf yang paling bisa menunjukkan kebenaran dan ketepatan pernyataan dibawah ini berdasarkan apa yang sedang anda alami : 1 = Benar sekali 2 = Pada umumnya benar 5 = Tidak benar dan tidak tepat NO PERNYATAAN 1 2 SKOR 3 4 5 3 = Sebagian benar 4= Sedikit benar

1 2 3 4 5 6 7

Apakah fasilitas sekolah membuat bapak/ibu guru termotivasi bekerja ? Apakah profesi guru telah membuat hidup bapak /ibu menjadi senang/bahagia? Apakah bapak/ibu guru menguasai computer ? Apakah jaringan internet yang ada di SMA Negeri 1 Bandung membantu bapak/ ibu dalam mengajar? Apakah kondisi kerja di SMA Negeri 1 Bandung dapat membuat anda merasa tenang dalam bekerja ? Apakah bapak / ibu memahami akan Peraturan Pemerintah tentang Kenaikan Pangkat PNS Apakah bapak /ibu paham akan Karya Tulis Ilmiah dalam PTK

NO

PERNYATAAN 1 2

SKOR 3 4 5

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Apakah bapak/ ibu mengalami kesulitan dalam PBM Apakah hubungan teman kerja disekolah mampu membuat bapak/ibu termotivasi untuk bekerja ? Apakah teman kerja di sekolah ini simpatik dan bersahabat kepada Anda? Apakah kerjasama dalam kelompok dengan menyusun pekerjaan bersama kelompok di sekolah ini dapat membuat bapak/ibu termotivasi untuk bekerja ? Apakah bapak/ibu dapat melakukan komunikasi dengan teman sekerja dengan baik ? Apakah sikap pimpinan (kepala sekolah) bapak/ibu yang berkaitan dengan karir sebagai guru dapat membuat anda termotivasi untuk bekerja ? Apakah tugas bapak/ibu mendapat penghargaan dari pimpinan (kepala sekolah) ? Apakah kemampuan/kecakapan bapak/ibu juga mendapat pengakuan dari teman-teman sekerja bapak /ibu ? Apakah ide dan saran yang bapak/ibu berikan untuk kemajuan sekolah dapat membuat bapak ibu bersemangat untuk bekerja ? Apakah perlu diadakan work shop sepesial PTK Apakah Penelitian Tindakan Kelas hanya buang-buang waktu saja Apakah bapak/ibu bersemangat jika pekerjaan guru semakin menantang, merangsang untuk berpikir dan berbuat, serta memungkinkan terjadinya aktivitas penuh makna? Apakah bapak/ibu siap untuk berupaya melakukan PTK, ?

Bandung Maret 2011

S U B Y E K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

ITEM KUESIONER

JUMLAH SKOR

1 0
1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 2 2 2 2 4 3

1 1
1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 3 3

1 2
1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2

1 3
1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 3

1 4
2 2 1 1 3 3 2 1 3 1 2 4 2 2 2 2 2 2 3 3 .

1 5
1 2 1 1 2 3 2 1 3 1 4 2 3 2 2 2 2 1 3 2

1 6
1 2 3 1 1 4 2 1 1 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3

1 7
1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3

1 8
5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 5 3 3

1 9
2 5 3 1 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 1 4 2

2 0
1 1 3 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 1 4 3 30 41 49 30 36 55 49 27 40 35 39 36 48 30 45 44 40 33 72 58 837

1 1 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 3

1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 1 3 2 1 3 3

2 3 4 1 4 3 3 1 2 1 2 4 3 2 2 4 3 1 3 3

2 2 3 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 2 3 2 2 1 3 4

1 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 3 3

1 1 1 3 2 3 3 1 1 3 3 1 2 1 3 2 2 1 3 3

2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 1 2 2 1 3 3 2 1 2 3

2 2 5 4 2 4 3 1 5 3 4 1 3 1 5 5 2 5 4 3

1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 3

= 20

JUMLAH SKOR

Setelah jumlah skor dibagi jumlah responden (837 : 20), maka hasil yang diperoleh adalah 41.9. Dengan demikian jumlah skor rata-rata Tanggapan Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah pada
umumnya adalah sebagian benar.

Diketahui dari table dibawah ini bahwa jumlah skor jawaban guru dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Guru dari Kuesioner Kepuasan Kerja Guru

Klasifikasi

Jumlah Guru

Keterangan Jumlah Skor Jawaban

20 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70

4 Guru 7 Guru 6 Guru 2 Guru 1 Guru

Benar Sekali Pada Umumnya Benar Sebagian Benar Sedikit Benar Tidak Benar dan tidak tepat

KETERANGAN RESPODEN
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA BAHASA INGGRIS MATEMATIKA SENI RUPA PENJAS KES BAHASA INDONESIA SENI MUSIK FISIKA SENI BUDAYA KIMIA USIA 52 38 40 57 49 55 40 55 52 59 PANGKAT/GOL IV/b III/b IV/a IV/a IV/a IV/a IV/b IV/a IV/a NO 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 GURU MATA USIA PANGKAT/GOL PELAJARAN SOSIOLOGI 53 IV/a KIMIA 51 IV/a BAHASA JEPANG 53 IV/a SEJARAH 56 IV/c BAHASA 50 IV/a INGGRIS BAHASA SUNDA 43 IV a EKONOMI SEJARAH BAHASA JEPANG KIMIA 57 55 58 55 IV/a IV/b IV/b IV/b

4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki seperti misalnya pada kuesioner

tanggapan guru tentang supervisi kepala sekolah item nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9, 14, 17, 18, 19, kemudian pada kuesioner motivasi meningkatkan profesi melalui penulisan karyan tulis ilmiah (KTI) pada item 3. 4, 8, 15, 18, 19 Berdasarkan hasil dari observasi tersebut maka perlu diadakan langkah perbaikan tindakan selanjutnya . Dengan kata lain perlu siklus kedua

sehingga mendapatkan hasil yang optimal dalam memotivasi guru-guru SMA negeri 1 Bandung. C. PELAKSANAAN TINDAKAN PERBAIKAN Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Siklus II Dalam siklus kedua observasi, dan refleksi. 1. Perencanaa. Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) Mengobservasi kembali guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ilmiah dengan PTK dengan melihat dari item- item kuesioner yang perlu di perbaiki atau ditingkatkan. b) Untuk dapat lebih termotivasi lebih baik maka akan diadakan In House Training dengan mengundang nara sumber yang merupakan pakar KTI PTK dari LPMP Jawa Barat. c) mengadakan pelatihan penggunaan komputer dan internet agar mempermudah dan sekaligus menambah semangat dalam menyusun karya tulis ilmiah melalui penelitian tindakan kelas (PTK). c) Menambah frekuensi pendekatan pada guru-guru baik secara formal maupun non formal agar lebih dapat menambah motivasi bagi guru secara maksimal. 2. Pelaksanaan Penulis terlebih dahulu melakukan IHT tentang PTK pada bulan Januari..Untuk siklus kedua sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada tanggal 10 Februari 2011 hari kamis a) Peneliti mengadakan observasi secara umum tentang usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kekurangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran melalui PTK. b) Mengadakan observasi yang dilakukan oleh dua observer c) mengadakan In Hose Traning tentang penulisan Karya Tulis Imiah ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

mengenai Penelitian Tindakan Kelas pada tanggal 8 Januari 2011 dengan nara sumber dari LPMP Jawa Barat. d) mengadakan pendekatan pada guru-guru dan menganjurkan untuk rajin menggunakan computer dan membuka internet sebagai sarana untuk membuat semangat dalam pembuatan karya tulis (pihak sekolah menambah sarana computer yang aktif ditempat yang betul-betul efektif). 3. Observasi Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh Observ a) Rubrik usaha mengembangkan profesi dan usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran melalui PTK.

NO

ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI 1 2

NILAI 3 4 4 4 0 1 0 0 2 0 8 0 3 0 2 4 8

1 2

Usaha untuk mengembangkan profesi sebagai tenaga pendidik Usaha memperbaiki kesalahan yang dihadapi pada proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

Jumlah centang Nilai Jumlah centang x Nilai Nilai Total Keterangan : Nilai total minimum : 2 x 1 = 2 Nilai total maksimum : 2 x 4 = 8 Kurang 1-2

Kategori nilai total Cukup 3-4 Baik 5-6 Sangat Baik 7-8

Secara umum dalam observasi umum yang merupakan kelanjutan dari awal nampak ada peningkatan pada awal memperoleh nilai 4 artinya ada pada kategori cukup lalu pada observasi kelanjutan secara umum sudah meningkat dengan memperoleh nilai 6 artinya ada pada kategori baik dan pada siklus kedua secara umum sudah sangat baik.. b) Rubrik observasi terhadap guru mengenai upaya meningkatkan profesionalitas melalui karya tulis ulmiah (KTI) pada Siklus 2. Observer 1 Petunjuk: Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia! No Hal yang diamati 1 1 Guru semangat dalam melakukan PBM 2 Guru melengkapi administrasi sesuai dengan bidangnya 3 4 5 Guru menyiapkan persiapan untuk mengajar V Guru mampu mengelola kelas V Guru mampu menumbuhkan semangat siswa V V V 2 Skor 3

5 V

6 Guru mampu merasakan adanya kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada 7 permasalahan dalam pembelajaran

V 8 Guru menguasai computer dan internet 9 Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK 1 Guru perlu diadakan work shop PTK V V V

Jumlah centang

Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Keterangan Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 1 X 10 = 10 Nilai Total maksimum 5 X 10 = 50 0 10 11 20 Kategori Nilai Total Kurang Rendah

1 0

2 2

3 3 41

4 16

5 20

Sedang 21 30

Tinggi 31 - 40

Sangat Tinggi 41 50

Hasil dari observer pertama dapat disimpulkan bahwa Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK memperoleh skor 41 artinya sudah sangat baik

Observer 2 Petunjuk: Amati Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK! Berilah tanda v pada kolom yang tersedia! No Hal yang diamati 1 1 Guru semangat dalam melakukan PBM 2 Guru melengkapi administrasi sesuai dengan bidangnya 3 4 Guru menyiapkan persiapan untuk mengajar V Guru mampu mengelola kelas 2 Skor 3

4 V

V V

5 Guru mampu menumbuhkan semangat siswa 6 Guru mampu merasakan adanya kekurangan/ketidakberhasilan ketika mengajar

V Guru ada upaya ingin memperbaiki jika ada 7 permasalahan dalam pembelajaran 8 9 10 Guru perlu diadakan work shop PTK V Guru menguasai computer dan internet Guru berusaha untuk memahami , membuat PTK V V V

Jumlah centang Nilai Jumlah Centang X Nilai Nilai Total Keterangan Skor 1 : Sangat rendah Skor 2 : Rendah Skor 3 : Sedang Skor 4 : Tinggi Skor 5 : Sangat tinggi Keterangan : Nilai Total minimum 10 X 1 = 10 Nilai Total maksimum 10 X 5 = 50 0 -10

0 1 0

0 2 0

0 3 0 42

8 4 32

2 5 10

Kategori Nilai Total Kurang Rendah 11 - 20 Sedang 21 - 30 Tinggi 31 - 40 Sangat Tinggi 41 - 50

Hasil dari observer pertama dapat disimpulkan bahwa Guru dalam upaya meningkatkan profesionalitas melalui Karya Tulis Ilmiah dengan PTK memperoleh skor 42 artinya sudah sangat baik

Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai : NO 1 2 OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah Rikki Mohammad Ramdhani , S.Pd SKOR 41 42

c) Penelitian Tindakan Kelas Selanjutnya mengadakan In Hose Traning tentang penulisan Karya Tulis Imiah mengenai Penelitian Tindakan Kelas pada tanggal 8 Januari 2011 dengan nara sumber dari LPMP Jawa Barat. d) mengadakan pendekatan pada guru-guru dan menganjurkan untuk rajin menggunakan computer dan membuka internet sebagai sarana untuk membuat semangat dalam pembuatan karya tulis (pihak sekolah menambah sarana computer yang aktif ditempat yang betul-betul efektif).

a) WAWANCARA b) Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan.

NO 1

PERTANYAAN JAWABAN Bagaimana menurut kalian tentang Bagus sudah cukup ketat, cuma tata tertib sekolah ? masih ada guru yang belum menerapkan disiplin Senangkah kalian mengikuti Iya senang sekali kegiatan-kegiatan di Sekolah ? Apakah kalian sering terlambat dan Tidak tapi sekali-sekali pernah, mengerjakan tugas-tugas pelajaran belum bisa tepat waktu tepat waktu ? Jika kalian menghadapi masalah , Biasanya curhat sama teman apakah kalian selesaikan dengan karena sulit untuk curhat dengan baik atau kalian tinggalkan begitu guru saja tanpa ada penyelesaian ? Jika pendapat kalian tidak sesuai Berani dengan yang lain apakah kalian berani mengemukakan pendapat kalian sendiri ? Bagaimana sikap kalian jika Berusaha untuk sopan menghadap/ bicara dengan guru ? Apa yang kalian lakukan jika kalian Minta bantuan teman menghadapi pekerjaan yang lumayan berat menurut kalian ? Jika kalian pengurus OSIS agar Membuat program dan kerjasam semua dapat dilaksanaakan dengan dengan teman baik apa yang harus kamu lakukan ? Bagaimana menurut kalian situasi Lumayan nyaman, asik banyak dan kondisi SMA Negeri 1 Bandung temen, ekskulnya rame apakah kalian merasa nyaman ? Apakah kalian merasa at home Iya karena ada masjid yang di SMA Negeri 1 Bandung ini ? membuat lebih tenang jkadi bias ngumpul bareng temen di masjid

2 3

10

Gambar 17. Tanya Jawab lisan pada Siswa Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis masih terus ingin memperbaiki dengan menggunakan hypnotherapy .

4. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran (Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument yang digunakan. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Orientasi Dalam kegiatan orientasi, peneliti menemukan adanya pelanggaran tata tertib yang terjadi pada siswa-siswi SMA Negeri 1 Bandung yang dapat digolongkan pada daftar kenakalan remaja . Demikian pula pada gurupun penulis mendiagnosis sehingga menghasilkan bahwa masih banyak guru yang belum bahkan tidak peduli pada apa yang terjadi pada seputar siswa. Peneliti mengamati aktivitas Guru terhadap Siswa dalam setiap pelanggaran yang terjadi pada siswa bagaimana respon guru terhadap masalah pelanggaran tersebut khususnya dalam proses penanganan dan solusi akhir. Kemudian mengevaluasi hal tersebut. Hasil pengamatan dan

evaluasi kemudian dijadikan bahan untuk mencari upaya perbaikan (terhadap tindakan) pada silkus penelitian. Dengan hasil pengamatan yang telah tercatat baik Guru maupun Siswa maka ditemukan kondisi awal yaitu tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa belum baik dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa . 2. Tindakan Perbaikan Siklus Kesatu Pada tindakan perbaikan kesatu penulis melakukan Siklus 1 kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. mempersiapkan bahan-bahan dasar rujukan yang perlu dikaji sebelum

penelitian dilakukan secara sistematis yang berhubungan dengan ahlak mulia dan tujuan akhir dari keberhasilan sekolah dalam kelulusan, VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung, Buku-buku yang menunjang, Tata Tertib Siswa Tahun Pelajaran 2009 2010, Program Kerja Kesiswaan Tahun Pelajaran 2009 2010, Kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung .

Mempersiapkan instrument penelitian berupa Obervasi a) Perhatian dan kepedulian guru - guru dalam menangani masalah siswa b) Aktivitas siswa dalam kesehariannya sehubungan VISI dan MISI sekolah c) Dokumen-dokumen yang menunjang. Peneliti dan guru berdialog kurang mengenai prilaku siswa akhir-akhir ini banyak sekali penyimpangan dan cenderung kearah pada kenakalan remaja , Peneliti dan guru bersama-sama mengamati dan mencatat pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi pada siswa dan tindakan apa yang sudah di upayakan oleh guru dan pihak sekolah. Pada siklus kesatu menunjukkan hasil evaluasi dari penilaian guru - guru terhadap siswa sesuai dengan aspek-aspek yang diajukan ternyata memperoleh nilai 74.2, artinya hanya ada pada kategori sedang jadi belum mencapai hasil nilai tinggi atau sangat tinggi sehingga masih perlu

diadakan obervasi khusus guru dan siswa dengan minta bantuan pada dua guru sebagai observer yaitu penulis mununjuk dari 1) guru Bimbingan dan Konseling 2) Koordinator TATIBSI. Hasil evaluasi observasi observer pertama dari aspek yang di observasi pada guru

memperoleh nilai rendah pada aspek nomor 1 dan 8 sedangkan aspek yang lainnya memperoleh nilai sedang . Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 28 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang sangat rendah yaitu pada aspek nomor 6. Sedangkan aspek nomor 10 mendapat nilai tinggi dan nomor 5 mendapat nilai sangat tinggi . Rata-rata nilai dalam rinciannya setiap aspek memperoleh sedang belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Sementara nilai total yang diperoleh mencapai 29 jadi belum mencapai nilai yang ideal . Hasil evaluasi observasi dari observer kedua dari aspek yang di observasi pada guru mendapat nilai rendah pada nomor 1, 3, 5, 6, 8. Sedangkan nomor 2, 4, 7, 9, 10 memperoleh nilai sedang dari keseluruhan aspek yang dinilai belum mencapai nilai tinggi atau sangat tinggi. Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh baru mencapai 25 jadi belum mencapai nilai yang diharapkan. Hasil evaluasi dari aspek-aspek yang di observasi pada siswa terdapat nilai yang rendah yaitu pada aspek nomor 9 dan 10 . Sedangkan nomor 1, 2, 3, 4, 8 memperoleh nilai sedang dan nomor 5, 6, 7 memperoleh nilai tinggi. Sehingga penilaian oleh observer 2 mendapat nilai 31. Evaluasi dari Observer pada Siklus 1 memperoleh nilai : NO OBSERVER GURU SISWA

1 2

Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI)

28 25

29 31

Gambar, 18 . Evaluasi observasi pada siklus 1 dalam pembahasan Jika di buat grafik menunjukkan hasil sebagai berikut :
40 38 36 34 32 OBSERVER 1 OBSERVER 2 GURU SISWA

Gambar 19. Grafik Evaluasi siklus 1 Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan pada siklus kesatu, masih banyak hal yang perlu diperbaiki yaitu: Pada Guru yang masih dinilai rendah adalah 1) aktif sebagai pertemanan dengan siswa 2) selalu memonitor kegiatan siswa di lingkungan sekolah 3) peduli terhadap siswa dalam penggunaan HP 4) perhatian pada siswa yang merokok, mencontek dsb 5) encatat jika ada pelanggaran siswa 6) menegur siswa dengan senyum. Pada Siswa yang masih dinilai sangat rendah adalah 1) terbuka pada guru 2) suka merokok, mencontek jika ulangan 3) keterlambatan masuk sekolah 4) keaktifan mengikuti kegiatan kerohanian atau keagamaan di sekolah. 3. Tindakan Perbaikan Siklus Kedua Dalam siklus kedua ini dilakukan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan yang dilakukan meliputi : a) mengobservasi kembali guru dan siswa dengan bantuan du Observer b) membuat instrument berupat angket sebanyak 32 lembar untuk siswa kelas X - 10 lembar , kelas XI -10 lembar, kelas XII- 12 c) membuat instrument pertanyaanpertanyan untuk wawancara d) mewajibkan siswa untuk mengikuti kegiatan kerohanian/ keagamaan yang diadakan di sekolah. e) untuk guru memberikan pembinaan pada setiap hari Senin dan setiap hari Jumat bersamaam dengan waktu Shalat Jumat bagi Ibu-Ibu guru mengikuti Pengajian Majelis Taklim di SMANegeri 1 Bandung.

Sesuai dengan kesepakatan yang telah dirundingkan oleh peneliti dan observer maka pada tanggal 2 Agustus 2010 hari senin a) Peneliti mengadakan observasi guru dan siswa dengan aspek sama seperti terdahulu b) menyebarkan angket sebanyak 32 kepada kelas X, XI, XII.c) mewawancara pada beberapa siswa, lembar pertanyaan terlampir pada halaman lampiran d) mengadakan kegiatan keagamaan misalnya tabligh akbar, dzikir akbar, muhasabah dengan mengundang penceramah dari luar agar lebih tertarik.( terlampir acara kegiatan pada lampiran kegiatan Ikatan Remaja Islam SMA Negeri 1 Bandung). Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan observasi secara umum seperti operasi awal dengan hasil Pada silkus kedua ini pengamatan yang tercatat baik Guru maupun Siswa sudah mengalami perbaikan dari kondisi awal tentang kepedulian guru terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh siswa dalam mengidentifikasi masalah-masalah yang ada pada siswa , jka di masukkan dalam

kategori nilai sudah mendapat nilai 8 artinya sangat baik.

Evaluasi pada siklus kedua peneliti mengobservasi dengan formasi seperti kondisi awal pada Hasil observasi pada siklus kedua ini secara umum menunjukkan perbaikan yang cukup tinggi yaitu 81.1. Jika dibuat grafik maka akan terlihat sebagai berikut :

UMUM
10 5 0 OBSERVASI OBSERVASI AWAL KEDUA

85 80 75 UMUM 70 GURU dan SISWA OBSERVASI AWAL OBSERVASI KEDUA

Gambar 19. Observassi Umum

Gambar 20. Observasi Guru terhadap Siswa

Bersamaan berlangsungnya pelaksanaan mengamati guru dalam menangani siswa , peneliti melakukan beberapa observasi dengan dibantu oleh observer Hasil evaluasi observasi dari penilaian observer pertama guru pada nomor 3 dan 8 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi Idealnya nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 38 . Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 35 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 dan 9 karena masih sangat rendah dan nomor satupun masih sedang. Hasil evaluasi observasi dari observer kedua guru pada nomor 3 mendapat nilai sedang. Dan rata-rata sudah mencapai rata-rata tinggi . Aspek nomor 10 sudah sdangat tinggi. Ideal nilai total antara 31 40 atau 41 50, sementara nilai total yang diperoleh sudah mencapai 40. Evaluasi dari obeservasi pada siswa nampak adanya perkembangan mendapat nilai total 37 . Namun masih ada yang harus diperbaiki yaitu pada aspek nomor 6 masih rendah, nomor 5

dan 6 masih mendapat nilai sedang dan nomor yang lainnya sudah tinggi bahkan nomor 3 sudah sangat tinggi. Evaluasi dari Observer pada Siklus 2 memperoleh nilai : NO 1 2 OBSERVER Dra. Hj. Siti Muallifah ( BK) Dra. Rukmini Susanti ( TATIBSI) GURU 38 40 SISWA 35 37

Gambar 21, Evaluasi Observasi Siklus 2

Jika dibuat grafik maka terlihat sebagai berikut :

40 39 38 37 36 35 34 33 32 OBSERVER 1 OBSERVER 2 GURU SISWA

Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa

Gambar 22. Grafik Penilaian Observer 1 dan2 terhadap Guru dan Siswa

Evaluasi dari observasi penulis masih ingin mengetahui bagaimana sebenarnya menurut siswa dalam pengetahuannya tentang kenakalan remaja pada zaman sekarang dan bagaimana dengan keterlibatan siswa dalam mewujudkan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung sehubungan banyaknya tantangan dan hambatan secara ekternal dan internal dalam dirinya, maka penulis membagikan angket untuk dijawab secara jujur. Angket dibagikan pada siswa sebanyak 32 agar dijawab sejujurnya .

Hasil jawaban dari siswa melalui angket dapat dikatakan positf 79% positif jadi dapat dikatakan cukup berhasil dan masih ada beberapa yang harus di perbaiki dan ditingkatkan. Sebagai pelengkap Penulis mewawancarai secara langsung pada siswa seputar kegiatan mereka di sekolah. Wawancara pada beberapa siswa dengan pertanyaan yang sudah dipersiapkan. Dari hasil wawancara secara langsung menghasilkan jawaban yang cukup positif. Namun penulis masih terus ingin memperbaiki yang masih belum maksimal dengan menggunakan hypnotherapy Untuk mengetahui lebih akurat lagi masalah-masalah apa yang ada pada siswa sebenarnya maka penulis berkolaborasi dengan guru IPS yang mampu melakukan hypnotherapy, pertanyaan dapat dilihat pada lampiran. Hasil dari hypnotherapi dari sepuluh siswa hampir semua mengatakan ayahnya galak , egois dan keras. Dan semua menyatakan sangat sayang pada ibunya Waktu senggang yang ada semua digunakan untuk main dengan teman, nonton TV, hanya seorang yang membuka situs porno, rata-rata mereka baru bias tidur jam 12 malam. Semua rata-rata sudah mempunyai .pacar . video melalui HP. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan tindakan kedua , dapat terindetifikasi bahwa guru-guru sudah mulai peduli pada siswa, dan tanggap terhadap masalah pelanggaran yang dilakukan oleh siswa misalnya merokok di lingkungan sekolah ,banyaknya ketidak hadiran (Absensi), perkelahian, penyimpangan penggunaan HP, pelanggaran tata tertib, kasus Video porno dsb. Bagi Siswa pada siklus kedua ini sudah menunjukkan kemajuan melalui beberapa instrument yang digunakan. Hasil dari observasi antara Observer satu dan dua pada siklus satu1 dan dua jika di buat grafik akan Nampak sebagai berikut : Peristiwa ini didokumentasikan oeh siswa dalam bentuk foto dan rekaman

40 35 30 25 20 15 10 5 0 SIKLUS 1 SIKLUS 2 GURU SISWA

Gambar 23. Grafik Observasi Guru dan Siswa pada Siklus 1 dan 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan masalah nyata yang ditemukan di sekolah, khususnya siswa SMA Negeri 1 Bandung adalah adanya siswa yang masih melakukan pelanggaran-pelanggaran yang dapat dikatakan dengan kenakalan remaja . Prosedur

penelitiannya dilakukan secara siklikal. Satu siklus dimulai dari (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Dengan melalui Orientasi , Obsevasi secara umum dan Observasi pada Guru dan Siswa yang di antu oleh dua guru sebagai Observer dan satu guru IPS sebagai kolaborasi penggunaan hypnotherapy, pengisisan Angket, wawancara dapat disimpulkan hasil pada siklus 1 masih terdapat penilaian yang belum baik, kenudian dilakukan penetian perbaikan pada siklus 2 ternyata dapat menghasilkan evaluasi yang boleh dikatakan tinggi.

Sesuai dengan rumusan masalah maka dapat dikatakan bahwa kerohanian

berbagai kegiatan

(Keagamaan) yang diadakan di SMA Negeri 1 Bandung dapat memperkecil

kenakalan remaja. Jika kenakalan remaja tidak ada atau sangat kecil dapat dipastikan VISI dan MISI SMA Negeri 1 Bandung akan terwujud dengan baik . Dari hasil penelitian Kepedulian Sekolah, Guru pada siswa akan membuat Siswa nyaman dan at home di sekolah. Kegiatan Ekstra Kurikuler sangat menunjang untuk memperkecil bahkan menghilangkan kenakan remaja yang semakin memprihatinkan. Sarana beribadah merupakan hal yang sangat penting untuk membina secara moral dan spriritual.

B. SARAN. Sebaiknya semua individu yang terkait dengan masalah kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekolah hendaknya turut memantau secara hirarkhi mulai dari atas

sampai bawah. Karena pada dasarnya semua siswa yang ada di SMA Negeri 1 Bandung memang perlu perhatian sehubungan dengan maraknya kenakalan remaja yang memprihatinkan. Hendaknya efektifkan seefisien mungkin sarana yang ada di SMA Negeri 1 Bandung ini untuk mendidik, membina, melatih, memotivasi, membimbing dan mendewasakan siswa kearah yang positif agar SKL yang berhubungan dengan akhlak mulia dapat berhasil maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Samsudin, (2009) Jurdik Fisika FPMIPA UPI Bandung Arikunto, (1997). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta BSNP. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta

Depdiknas. (2008). Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research). IBRD OAN No 3979 IND

Ichsan, (2010), Data Pegawai Negeri Sipil 2010 :Umur dan Pangkat/Golongan.

Mario Teguh, (2010), Langkah Sukses Membuat Karya Tulis Ilmiah, Bangka Belitung Pangkal Pinang. Nasution, (1996). Metode research, Bumi Aksara, Jakarta.

Nazir, Moh, 1985, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnaya Peningkatan Kompetensi Supervisi Pengawas Sekolah SMA / SMK. Jakarta : Dirjen PMPTK.

Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat. (2009). Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), Pengawas. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Peraturan Pemerintah No.99 Tahun 2000, Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai negeri Sipil Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sagala, H. Syaiful. (2006). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta. Sudjana, H. Nana. (2009). Penelitian Tindakan Kepengawasan, Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Suharti, Hj (2008), Uji Sertifikasi Merupakan Motivasi dalam Penulisan Karya Ilmiah Guru Urip Santoso.(2009) Kiat-Kiat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wardani, IGAK, dkk. ((2007). Penelitian Tindakan Kelas. Buku Materi Pokok

You might also like