You are on page 1of 3

BuletinIHQN

VolumeI/Nomor.01/2005

Hal. 1 dari 3

Model European Foundation for Quality Management (EFQM), aplikatifkah ?


Drajad Setiono1

Pendahuluan Donabedian memperkenalkan Trilogi: struktur, proses dan hasil. Trilogi ini digunakan untuk menilai mutu suatu institusi pelayanan kesehatan. Donabedian memberi penekanan bahwa tiga komponen ini mutlak diperhatikan apabila suatu institusi akan menerapkan mutu. Pada tahun 1988, pimpinan-pimpinan di bidang perindustrian di Eropa mendiskusikan isu-isu utama mengenai mutu. Pertanyaan yang mucul diantara mereka, Bagaimana caranya untuk menilai mutu suatu institusi?, Bagaimana caranya meningkatkan mutu dari suatu institusi?. Bersandarkan pertanyaan-pertanyaan yang elementer sifatnya, pimpinan-pimpinan tersebut menarik kesimpulan. Perlu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu institusi itu dapat dikatakan bermutu. Adanya kebutuhan dari pimpinan-pimpinan di bidang industri untuk memiliki suatu basis yang rasional dalam melakukan penilaian kinerja. Ide-ide dari Pimpinan-pimpinan dibidang industri ini kelak menjelma menjadi EFQM model. EFQM model ini berlandaskan trilogi-nya Donabedian. . Pendekatan EFQM Pada tahun 1998 perwakilan industri-industri di Eropa seperti British Telecom, Volkswagen dan Philips berinisitif untuk mendirikan EFQM. Menurutnya manajemen mutu harus berfokus pada seluruh aktivitas, pada semua tingkatan. Termasuk didalamnya ide dari Berwick, proses perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Hal yang mendasar dalam pendekatan EFQM ini, suatu tingkat kinerja yang mampu mempertemukan keinginan, harapan dan kebutuhan Stakeholders. Hal ini seirama dengan filosofi pendekatan Total Quality Management (TQM) maupun Learning Organization. Institusi-institusi pelayanan kesehatan mempunyai tradisi yang panjang dalam mengembangkan model-model dan metode untuk menilai mutu. Metode dan modelmodel yang telah dikembangkan seperti standar profesi, sertifikasi, dan akreditasi. Pendekatan in EFQM ini terasa lebih komprehensif. Menjamin aspek-aspek penting dalam pengukuran kinerja akan tercakup. Tanpa melalui kegiatan administratif yang sangat menyita waktu. Pendekatan EFQM ini menggunakan 9 kriteria penilaian,yakni: Kepemimpinan, Kebijakan dan strategi, Manajemen karyawan, Kemitraan dan sumber-sumber daya,
1

Alumnus KMPK-IKM UGM, bekerja pada Balai Pelatihan Teknis Profesi Kesehatan (BPTPK) Gombong.

BuletinIHQN

VolumeI/Nomor.01/2005

Hal. 2 dari 3

Proses, Kepuasan pelanggan eksternal, Kepuasan karyawan,dan Dampak dalam masyarakat serta Hasil kinerja utama. Oleh EFQM 9 kriteria ini dikelompokkan dalam 2 (dua) wilayah,Enablers dan Results. Kriteria-kriteria yang ada dalam wilayah Enablers yakni Kepemimpinan, Manajemen karyawan, Kebijakan dan strategi, Kemitraan dan sumber-sumber daya serta Proses. Kriteria lainnya masuk dalam wilayah Results.Dalam Enablers ini berkaitan dengan bagaimana suatu institusi melaksanakan kinerjanya. Results berkaitan dengan target institusi dan cara pelaksanaannya..Enablres mencakup proses dan struktur serta system yang ada. Results mencakup aspek kinerja secara keseluruhan. Self assessment. Esensi dari TQM adalah pelibatan atau peran aktif secara total dari komponen-komponen yang ada di institusi tersebut. Perbaikan kinerja suatu institusi pelayanan kesehatan secara efektif, efisien dapat dilakukan melalui pelibatan aktif karyawan dalam rangkaian proses continuous improvement pada semua tingkatan. EFQM mempunyai alat self assessment yang telah baku. Untuk institusi pelayanan kesehatan ada, industri ada, insitutusi non profit ada. Juga ada self assessment untuk institusi dengan jumlah karyawan melebihi 250 ataupun dapat juga untuk institusi dengan jumlah karyawan kurang dari 250. Beranjak dari jurnal yang ditulis oleh David J.Pitt (1999), Improving performance through self-assessment. Penulis pernah melakukan self assessment di tempat kerja. Tentunya menggunakan buku panduan dan alat self assessment. Buku panduannya mudah dimengerti. Tidak harus dibaca berkali-kali. Tidak harus berfikir keras untuk memahaminya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan survey. Setelah data terkumpul, melakukan penentuan skor untuk tiap-tiap kriteria. Skor yang diperoleh dituangkan dalam suatu gambar. Contoh gambar yang dimaksud sebagai berikut: Kepemimpinan Hasil kinerja utama Dampak dalam masyarakat 60 Kebijakan & strategi

20 Mgt karyawan

Kepuasan karyawan

Kemitraan & Sumber-sumber daya

Kepuasan pelanggan eksternal

Proses

BuletinIHQN

VolumeI/Nomor.01/2005

Hal. 3 dari 3

Dengan gambar yang telah terbentuk pihak manajemen secara mudah akan mengetahui faktor-faktor kekuatan dan pada wilayah mana yang paling memerlukan perbaikan. Inilah salahsatu momen terbaik dari EFQM Penutup EFQM ini dapat diaplikasikan di institusi manapun, nirlaba ataupun yang sebaliknya. Institusi dengan jumlah karyawan berapapun. Berdasarkan gambar yang diperoleh. Pihak manajemen dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan institusinya dan di wilayah mana continuous improvement akan diprioritaskan. Kegiatan utama dari komponen-komponen yang ada di institusi dalam melakukan continuous improvement hanya berfokus pada customer satisfaction.

Bacaan lebih lanjut: www.efqm.org

You might also like