You are on page 1of 2

JAHE MERAH

Dibuat oleh Administrator, Kamis, 10/06/2010 10:0


Jahe merah sudah dikenal dimasyarakat karena khasiatnya sebagai obat tradisional, banyak di pilih karena rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibandingkan dengan jahe jenis lainnya dan tentunya memiliki khasiat lebih. Jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var Rubra.) atau Zingiberaceae Officinale Roscoe atau Zingiberaceae Officinale Rose adalah tanaman herbal semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat. Rimpang jahe merah berukuran paling kecil dibandingkan dengan jenis jahe lainnya, berwarna merah, dan mengandung minyak asiri tinggi yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin. Khasiat dari jahe merah yang sudah teruji oleh masyarakat diantik, pencahar, anti rematik, dan peluruh masuk angin, selain untuk menghangatkan badan, penambah nafsu makan,mencegah dan mengobati masuk angin. Jahe merah memegang peranan penting dalam dunia pengobatan Barat seperti halnya dalam dunia pengobatan Timur (China, Jepang dan India) Ia bisa digunakan sendirian atau sebagai bahan campuran dalam resep herbal dan juga dipakai sebagai penyembuhan koreksi terhadap efek yang tidak diinginkan dari tumbuhan lain. Telah dibuktikan dalam riset terakhir bahwa jahe merah mempunyai kandungan yang unik yang dapat membantu pengobatan lain menjadi lebih baik diterima dan diserap tubuh. Walaupun jahe merah tidak pernah diteliti dalam pengobatan asma, menurut DR. Suwijiyo Pramono ahli fitofarmaka dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta kemungkinan rasa hangat karena kandungan minyak asiri itulah yang menyebabkan rasa lega bagi penderita asma. Pada dasarnya jahe merah tidak memiliki kandungan zat yang bersifat bronko splasmolitika (zat pelega saluran napas). Kemungkinan lain efek antihistamin pada jahe yang menyebabkan asma mereda, tutur doktor fitokimia lulusan Universitas Toulose, Prancis itu. Namun, bagi Anda penderita asma sekaligus maag, sebaiknya menghindari konsumsi jahe merah. Karena gingerolnya bisa bikin lambung panas dan iritasi, ujar dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Sumber : berbagai sumber

1.Jahe (Zingiber officinale) Klasifikasi ilmiah tanaman jahe adalah sebagai berikut: Kerajaan:Plantae Filum :Spermatophyta Kelas :Monocotyledoneae Ordo :Zingiberales Familia :Zingibeaceae Genus :Zingiber Spesies :Zingiber officinale Berdasarkan pengamatan terhadap tanaman jahe didapatkan hasil sebagai berikut: -Jahe memiliki sistem akar serabut. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. -Batang tanaman jahe merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. -Jahe memiliki daun berbentuk lanset dan lancip. Panjang daun sekitar 15-23 mm. -Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm.

(No.259) Z1NGIBER OFFICINALE ROSC. Budidaya tanaman jahe M.JANUWATI DKK,1992; BALITTRO
Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang banyak dimanfaatkan dalam industri obat tradisional, disamping itu dapat pula menghasilkan produk-produk jahe segar, bubuk jehe, jahe kering, minyak jahe, jahe asinan dan minuman jahe. Dalam usaha budidaya jahe harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman antara lain faktor iklim meliputi curah hujan, tinggi tempat, intensitas penyinaran dan lingkungan perakaran yang meliputi jenis tanah, lekstur tanah, lapisan olah, drainase dan aerasi, kelembaban tanah serta kandungan bahan organik tanah. Apabila faktor-faktor tersebut kurang mcmadai maka harus dilakukan tindakan manipulasi agronomi dengan cara teknik midifikasi secara optimum, yaitu meliputi teknik-teknik pengolahan tanah, cara tanam, pemupukan. pembibitan, pengendalian gulma, pemberantasan hama dan penyakit scrta pcnerapan sistem pola tanamnya, sehingga dapat diperoleh produksi rimpang yang tinggi.

You might also like