You are on page 1of 33

Science and Civil Structure Media Artikel Teknik Sipil, Sains Qur'an dan Rubrik Keamanan Konstruksi Skip

to content

Home About Me Artikel Teknik Sipil Buku/Diktat-Jurnal Komentar Masalah Teknik Sipil Konstruksi Riau Pos 2002-2005 Materi Kuliah Pengamat Perkotaan Rubrik Keamanan Konstruksi Sains Al-Quran Unik Ringan & Penting

Kapan Gedung Butuh Anti Petir ? Struktur Pneumatik Cocok Diterapkan di Indonesia

Samakah Mutu Beton K-225 dengan fc 22,5 Mpa?


Posted on May 28, 2010 by ronyardiansyah| 128 Comments Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U. Praktisi HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia)

Pak Pengasuh Rubrik Konstruksi. Apakah sama mutu beton K-225 dengan fc22,5 Mpa, dan apakah pula hubungannya dengan pengujian benda uji kubus dengan silinder. Dari Irfan, BE Pekanbaru. Pak Irfan, BE yang saya hormati. Jawabannya tidak sama, karena K-225 adalah kuat tekan karakteristik beton 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc22,5 Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan 22,5 Mpa atau 225 kg/cm2 dengan benda uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan benda uji maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Perlu dicatat, fc22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton berkisar K-271.

Apakah kuat tekan Karakteristik itu? kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari. Sedangkan fc adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83. Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena para sarjana kita dewasa ini telah dan harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) di Provinsi Riau, masih mengunakan mutu beton dengan K (karakteristik). Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-225 apabila di RKS tercantum mutu beton fc22,5 Mpa karena ini sangat berbahaya, bisa menimbulkan kegagalan struktur bangunan beton bertulang.

Contoh perhitungan mutu beton fc 22,5 Mpa, menjadi K. Misalkan mutu beton di RKS 22,5 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda uji kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2, yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 22,5*10/0,83 = 271 kg/cm2. Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dikatakan dicapai dengan memuaskan bila persyaratan berikut terpenuhi : (i). Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil benda uji yang masing masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc + 0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc.***

Like this:
Like Be the first to like this post. This entry was posted in Rubrik Keamanan Konstruksi. Bookmark the permalink. Kapan Gedung Butuh Anti Petir ? Struktur Pneumatik Cocok Diterapkan di Indonesia

128 Responses to Samakah Mutu Beton K-225 dengan fc 22,5 Mpa?

1.

eka yulianto | July 1, 2010 at 6:40 pm | Reply Terimakasih pak, dari tuliasan bapak saya telah mendapatkan informasi yang saya perlukan.

2.

rifwan tanjung | July 4, 2010 at 8:07 pm | Reply Terimakasi infonya ya pak. kalau campuran beton untuk komposit (beton dan baja) ada ketentuan gak pak???? sebelumnya saya ucapkan terimakasih

3.

ronyardiansyah | July 4, 2010 at 10:10 pm | Reply Sdr Rifwan Tanjung, maksud sdr komposite antara beton dan baja profil kali, ya. Tentu mutu beton dan baja profil itu harus mengikuti spesifikasi yang telah ditentukan oleh perencananya, trims.

4.

irur | July 5, 2010 at 12:07 am | Reply sebelumnya terimakasih atas info yang di berikan. saya mau bertanya sedikit mengenai beton.

yang di maksud dengan K125, K175, K225, K300 gimana sih.?? apa yang membedakannya?? apakah hanya kekuatannya saja.? terima kasih. mohon bantuannya

5.

ronyardiansyah | July 5, 2010 at 6:54 am | Reply Terimakasih sdr. Irur. K adalah Tegangan Karakteristik beton, istilah yang digunakan PBI-71 untuk mutu beton, merupakan tegangan rata-rata benda uji kubus dikurangan 1,64 S (deviasi standar), selanjutnya! silahkan baca PBI-71.Maksud K-175 adalah tegangan rata-rata benda uji kubus sisi 15 cm 1,64 S pada umur 28 hari tidak kurang dari 175 kg/cm2.

6.

Andita Tri Budianto | July 19, 2010 at 2:54 pm | Reply Saya mengajukan pertanyaan pak 1. untuk jenis beton sampel silinder ukuran (100 x 200) mm, konversi nya gimana ya? 2. yang saya ingin tanyakan, angka 0.83 didapat dari mana? matur nuwun, mohon dibalas..

7.

ronyardiansyah | July 19, 2010 at 6:03 pm | Reply Terimakasih Sdr. Andita Tri Budianto. Untuk Silinder 100 x 2000 mm, harus diadakan percobaan terlebih daluhu, karena saya belum ada data konversinya. Adapun angka 0,83 adalah angka konversi silinder 150 x 300 mm, lebih tepatnya Anda dapat mempergunakan Rumus berikut ini. Fc=[ 0,76+0,2 log (fck/15) ] fck Fc adalah kuat tekan silinder (MPa), dan Fck adalah kuat tekan kubus (Mpa)

8.

utut | July 22, 2010 at 11:56 am | Reply ass pak kuat tekan beton k-175 tu brapa sich.?

9.

edi | July 22, 2010 at 12:37 pm | Reply terimakasih tulisan bapak sangat bermanfaat bagi mahasiswa sipil seperti saya. Saya mau tanya tentang tulisan bapak diatas,angka konversi 0,83 itu untuk silinder ke

kubus atau kubus ke silinder. kalo gak salah diatas itu untuk kubus ke silinder ya pak?saya dapatnya kok sebaliknya. kemudian untuk kuat tekan karakteristik = fc-1,64s itu untuk tekan kubus ya pak? kalau untuk silinder apa beda. Diatas ada tulisan bapak= fc-0.82S, itu untuk standar dilapangan saja atau karakteristik untuk benda uji silinder? Makasih sebelumnya Pak.

10.

ronyardiansyah | July 22, 2010 at 2:46 pm | Reply Waalaikumussalam sdr Utut.kekuatan tekan karakteristik (175 kg/cm2) ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari .

11.

ronyardiansyah | July 23, 2010 at 1:31 am | Reply Terimakasih Sdr. Edi. Dari kubus ke silinder maupun dari silinder ke kubus sama saja yakni 0,83. Dari kubus ke silinder Anda kalikan dengan 0,83. Sedangkan dari silinder ke kubus Anda bagi dengan 0,83. Nilai 1,64 tidak tergantung bentuk benda uji. Nilai 1,64 berasal dari kurva normal (berbentuk lonceng/statistik) dengan tingkat kesalahan 5%, baik kubus maupun silinder ukuran apa saja tetap 1,64. Adapun (fc + 0,82 S) adalah persyaratan lain yang ditetapkan di PB89/SKSNI, sebagai persyaratan penerimaan hasil uji baik silinder ataupun kubus.

12.

edi | July 23, 2010 at 10:47 am | Reply terimakasih jawaban sebelumnya pak. Untuk tingkat kesalahan 5% apakah tergantung dari jumlah benda uji yang dites pak?

13.

ronyardiansyah | July 23, 2010 at 1:55 pm | Reply Buat Sdr. Edi, untuk tingkat kesalahan 5% menurut kurva distribusi normal tidak tergantung jumlah benda uji. Tetapi untuk syarat penerimaan beton PBI-71 menyaratkan minimal 20 benda uji, SKSNI menyaratkan 30 benda uji.

14.

edi | July 25, 2010 at 7:34 pm | Reply maksh jawabannya pak,,maaf kalo banyak tanya. saya bersyukur ada bapak yang mau terbuka dan membagikan ilmu.

yang mau saya tanyakan, kenapa untuk tes tekan beton memakai umur 7,14,21,dan 28, tidak umur yang lain. Bolehkah dites pada umur 3 hari Pak?kenapa? apakah ada keterangan tentang pengetesan beton umur 3 hari, atau 1 hari didalam peraturan2 beton? Makasih pak sebelumnya.

15.

ronyardiansyah | July 25, 2010 at 7:52 pm | Reply Buat Sdr. Edi, Sebenarnya boleh saja di tes dengan berbagai umur. Dalam peraturan beton ditetapkan 3, 7, 14, 21, dan 28 karena sudah ada nilai konversinya. Guna diuji pada berbagai umur adalah untuk: Trial mix, pengontrolan mutu dan buat pembukaan begisting pada umur muda beton seperti kolom dsb. Trims

16.

mulyadi | July 26, 2010 at 12:22 am | Reply bos saya mau nanya,,, kalau kuat tekan yg disyaratkan adalah 300 kg/cm2 untuk benda uji silinder, maka jika memakai benda uji kubus dan mendapatkan angka 240 kg/cm2 untuk kuat tekan 7 hari maka konversi ke silindernya berapa kg/cm2?

17.

ronyardiansyah | July 26, 2010 at 8:05 am | Reply Terimakasih Pak Mulyadi. Menurut SKSNI: Kuat Tekan Beton Yang Disyaratkan adalah Kuat tekan sejumlah benda uji (30 benda uji, silinder dia. 150 mm x 300 mm) yang diuji pada umur 28 hari, dengan simbol fc dengan satuan MPa. Mungkin yang Anda maksud adalah fc=30 Mpa. Sedangkan kuat tekan dari sejumlah benda uji (kubus dengan sisi 15 cm, sebanyak 20 bh) yang diuji pada umur 28 hari dengan simbol fck. Jadi secara simple dapat dihitung fc= (240/0,65) * (0,83/10) = 30,64615385 MPa. 0,65 = konversi umur 7 ke 28 10 = konversi satuan Mpa ke kg/cm2 0,83= konbersi benda uji kubus ke Silinder

18.

budivinola | July 28, 2010 at 10:29 am | Reply Pak Mulyadi, saya ingin menanyakan komposisi kekuatan Beton fc 25, fc30 pada umur 3,7,14,21 & 28 hari itu berapa % tase kekuatan yg disyaratkan dicapai pada umur trsebut. apakah ada rumusannya ?? yang bisa diterapkan juga untuk mutu beton yang lain seperti fc 20, fc35, fc40 dll.

19.

ronyardiansyah | July 28, 2010 at 7:12 pm | Reply

Maaf sdr. Budivinola, Saya Rony Ardiansyah, selamat datang di blog kami. Mengenai perkembangan kuat tekan beton pada berbagai umur dapat Anda lihat di Tabel 3 Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai-bagai umur (PBI 1971:34). dan Tabel 3.10 Perbandingan kuat tekan beton berbagai umur untuk benda uji silinder yang dirawat di laboraturium (PB 1989:17).

20.

edi | July 29, 2010 at 9:58 am | Reply Pak Rony, bagaimana dengan beton ber-pozzolan apakah angka konversi ke umur 28 sama atau berbeda? Apakah beton berpozzolan harus di tes pada umur diatas 28 hari? terimakasih sebelumnya.

21.

edi | July 29, 2010 at 10:21 am | Reply Pak Rony, bagaimana untuk beton ber pozzolan apakah nilai konversinya juga sama?Apakah benar pazzolan baru bereaksi diatas umur 28 hari? Apakah beton berpozzolan wajib dites pada umur diatas 28 hari? Terima kasih atas jawabannya.

22.

ronyardiansyah | July 29, 2010 at 7:13 pm | Reply Sdr. Edi, jenis Porland Cement untuk beton ada beberapa jenis di pasaran, yakni: PC, PPC, dan PCC. Meskipun perkembangan kuat tekan pada umur mudanya ada yang lebih cepat, tetapi pada umumnya akan mencapai kekuatan yang hampir sama pada umur 28 hari, trims.

23.

mulyadi | July 29, 2010 at 11:19 pm | Reply @edi : sepakat. untuk jenis beton PPC atau type II ini faktor konversinya sama saja dengan semen PCC. akan tetapi yang menjadi masalah,,, apakah kecenderungan/sifat semen PPC itu seperti yang saya alami yakni kekuatan pada umur 7 hari dapat mencapai kekuatan yang disyaratkan sedangkan ketika berumur 28 hari dan di tes kekuatannya hanya mencapai (jika memakai C30) 289 290 kg/cm2. kenapa yah???

24.

mulyadi | July 29, 2010 at 11:26 pm | Reply Pak Rony,, jika menggunakan faktor konversi tersebut 0,83, jika menggunakan kubus dan benda uji yang disyaratkan itu adalah silinder konversinya dari kubus ke silinder sangat jauh. bahkan jika diperoleh hasil kuat tekan kubus 300 kg/cm2 (dites 28 hr) jika di konversi akan 249 kg/cm2 sehingga kekuatan yang disyaratkan tedak memenuhi syarat. begaimana boss?

25.

utut | July 30, 2010 at 10:26 am | Reply ass pak..maksut dari mutu beton K-225 tu apa ya..?

26.

edi | July 31, 2010 at 9:35 am | Reply Pak Rony,,yang dimaksud umur awal beton itu umur berapa hari ya Pak? Apakah ada standar atau pedoman tentang umur awal beton tersebut. Terima kasih.

27.

edi | July 31, 2010 at 9:46 am | Reply @Pak Mulyadi; jika hasil yang dicapai pada umur 28 hari dengan benda uji kubus maka bila dikonfersi kurang lebih dapat 24 Mpa, ini jelas tidak memenuhi syarat karena dibawah fc rencana. Tapi, yang mau saya tanyakan berapakah jumlah benda uji yang pak Mulyadi tes? karena hasil tekan yang terjadi pasti akan terjadi variasi.

28.

ronyardiansyah | July 31, 2010 at 6:47 pm | Reply Pak Mulyadi, saya ingin bertanya kembali: yang disayaratkan itu K atau Fc? Jika yang disyaratkan itu adalah misalnya K-300, maka benda ujinya adalah kubus, tidak perlu lagi dikonversi.

29.

budivinola | August 2, 2010 at 3:19 pm | Reply Pak Rony, apakah ada pengaruhnya benda uji beton yang di rendah dalam air (pada curing-nya) terhadap kekuatan beton tersebut. saya ada case spt itu.. pada proyek saya di prov babel kami melakukan uji beton di PU Babel (JMF & Uji di PU, hasil uji beton memenuhi syarat kekuatannya pada hari ke-7,14 & 28). lalu formula tsb kami ujikan di tempat lain(sesuai permintaan owner) di tempat Lain itu (sebut saja di Depok) JMF & uji kami lakukan dengan menggunakan formula yang kami dapat di PU babel. tapi anehnya rumus tsb tidak memenuhi syarat kekuatannya setelah di uji pada hari ke-7,14. saya coba mencari tahu kenapa saya curiga ada pada curing betonnya. di Depok tersebut curing benda uji dilakukan dengan di rendamdalam bak air. (tapi secara logika harusnya tidak pengaruh karena beton akan makin mengeras di dalam air, sesuai sifat beton), benda uji baru diangkat dari air setelah saya datang ke Depok, kemudian di keringkan di dalam oven memakai lampu pijar, setelah bagian luar kelihatan tidak basah, benda uji di uji tekan(benda uji Silinder). hasilnya tidak memenuhi syarat kekuatan sesuai umur hari-hari tsb. lalu saya berlogika bila benda uji baru diangkat dari air lalu di keringkan di bawah lampu pijar maka yang kering hanya permukaannya sedang bagian dalam beton masih banyak mengandug air,

dengan banyaknya air didalam beton tersebut mengakibatkan beton tidak mampu menahan beban sesuai persyaratn umurnya. apakah memang demikian Pak Rony mohon penjelasannya. termasuk syarat apa yang seharusnya dilakukan dalam curing benda uji beton dan apa yang sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam sistem curing beton demikian terima kasih..

30.

ronyardiansyah | August 2, 2010 at 8:35 pm | Reply Sdr. Budivinola. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada pengaruhnya. Dibeberapa buku pedoman praktikum mensyaratkan agar beton direndam dalam bak sampai batas waktu pengujiann kuat tekan. Pada sat mau diuji, ambil benda uji dalam bak perendaman dan permukaan benda uji cukup hanya dilap. tujuan perawatan ini tidak perlu saya jelaskan karena Anda sendiri tentu sudah mengetahuinya. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa beton yang dikeringkan menunjukkan peningkatan kekuatan, mungkin ada sesuatu hal yang dapat terjadi dgn adanya perubahan struktur C-S-H pada pengeringan, atau mungkin ada perubahan pada pergeseran dari dalam dan kaitannya dgn skala ukuran mikro, sehingga kelembaban mempunyai pengaruh sebagai proses pelumas, mengakibatkan partikel terlepas satu sama lain dgn mudah.

31.

Hary | August 9, 2010 at 6:11 am | Reply Assalamualaikum pak roni, Pak roni apakah ada hubungan mutu beton..misal K-225 yang artinya kuat tekan 225 Kg/cm2 itu adalah kekuatan dari beton yang bisa menahan beban benda di atasnya dengan maksimal berat 225 Kg??. Misal dimensi benda 1 m2 berarti berat benda bila disimpan di beton K-225 tidak boleh dari 22510000=2250000 Kg, betul tidak pak?? ada tidak hitungannya mutu beton dengan berat beban benda di atas beton itu? Satu lagi pak, Apakah mutu beton lama-lama bisa turun, misal K-275 setelah sekian tahun berubah menjadi K-225 karena pengaruh umur atau adanya genangan air? Trims pak sebelumnya

32.

Hary | August 9, 2010 at 6:12 am | Reply Assalamualaikum pak roni, Pak roni apakah ada hubungan mutu beton..misal K-225 yang artinya kuat tekan 225 Kg/cm2 itu adalah kekuatan dari beton yang bisa menahan beban benda di atasnya dengan maksimal berat 225 Kg??. Misal dimensi benda 1 m2 berarti berat benda bila disimpan di beton K-225 tidak boleh dari 22510000=2250000 Kg, betul tidak pak?? ada tidak hitungannya mutu beton dengan berat beban benda di atas beton itu? Satu lagi pak, Apakah mutu beton lama-lama bisa turun, misal K-275 setelah sekian tahun berubah menjadi K-225 karena pengaruh umur atau adanya genangan air?

Trims pak sebelumnya

33.

Robith | August 9, 2010 at 8:51 am | Reply Salam Kenal Pak Saya mintak Rumus Kompersi Besi Beton Pak misal Di gambar kita menggunakan besi d-22mm, tetapi kita mmpunya stock besi beton d-19mm .. Terima Kasih Pak .

34.

ronyardiansyah | August 9, 2010 at 8:21 pm | Reply Terimakasih Sdr. Robith. Konversi tulangan adalah berdasarkan luas penampang tulangan tersebut, Anda bisa menggunakan rumus luas lingkaran yakni, atau tabel tersebut bisa Anda dapatkan di buku Teknik Sipil yg disusun Ir. Sunggono, terbitan Nova.

35.

ronyardiansyah | August 9, 2010 at 8:32 pm | Reply Waalaikummussalam wr.wb Sdr. Harry. Yang dimaksud dengan kuat tekan 225 kg/cm2 adalah kuat tekan batas/ultimate 1 cm2 dengan beban batas 225 kg. Supaya lebih jelas silahkan Anda baca di PBI-71, trims.

36.

XXX 18 + | August 13, 2010 at 11:10 pm | Reply terimakasih banyak pa atas pencerahannya sekalian mau nanya kalau untuk kansteen pabrikasi dengan mutu k 175 pabrikasi untuk perencanaan apa perlu kita lampirkan hasil job mix nya dari peusahaan pembuat kansteen kepada pemilik kerjaan ???

37.

ronyardiansyah | August 14, 2010 at 11:25 pm | Reply Buat Sdr, Yang menanyakan masalah kansteen Pada umum perusahaan freecast tentu sudah menyediakan spesifikasi teknik produk mereka, saya kira cukup lanpiran spesifikasi tersebut. Tinggal seberapa jauh kepercayaan konsumen yang akan menggunakan produk ybs, trims.

38.

Marvin Apituley | August 26, 2010 at 11:16 pm | Reply

pak Rony yth. terima kasih bpk mau berbagi ilmu untuk kami, pahala bapak besar sekali, mau tanya ni pak, kalau dalam pembacaan manometer pada alat selinder uji beton, contohnya 300 kN. apakah ada nilai kalibrasi/ konversi sehingga mendapat beton dengan karakteristik K300, kalau ada berapa nilainya. maaf ya pak sy orang awan dalam teknik sipil.

39.

ronyardiansyah | August 27, 2010 at 10:01 pm | Reply Sdr. Marvin Apituley. Bacaan pada manometer (misalnya 300 kN) itu adalah besarnya Gaya yg bekerja pada benda uji. Jika gaya dibagi dengan luas penampang benda uji (misalnya kubus 15 x 15 cm = 225 cm2) itu disebut dengan tegangan benda uji. Bila diuji pada umur 7 hari nilai konversi benda ujinya = 0,65 dan 28 hari = 1. Terus harus dikalikan juga dengan nilai konversi satuan. Bila benda kubus 15 x 15 x 15 cm bacaan manometer 300 kn diuji pada umur 7 hari, maka kuat tekan beton benda uji tsb adalah berkisar 215 kg/cm2 (setelah dikonversikan ke 28 hari). Sedangkan yang dimaksud dgn kuat tekan karakteristik beton adalah kuat tekan ratarata sejumlah benda uji (mis. 20 bh) dikurangi dengan 1,64 deviasi standar. Jadi K beton tidak sama dengan kuat tekan yang satu buah itu, trims.

40.

fera febrika | September 1, 2010 at 8:29 pm | Reply Assalamualaikum wahh keren bnget blog nya menambah ilmu pengetahuan saya, walau saya sdh bekerja. namun ternyata msh bnyak kekurangan saya, blog bapak sangat membantu sy untuk pekerjaan saya. saya ada pertanyaan, berapa kah komposisi atau campuran untuk beton K225, K 300 dan apakah ada kuat tekan karateristik yg melebihi dr 400, jika ada berapa kah komposisi untuk campuran masing2 ? trimakasih wasslm

41.

ronyardiansyah | September 1, 2010 at 11:20 pm | Reply Waalaikumussalam sdr Fera Febrika. Untuk mentukan dan merencanakan mutu beton yang kita kehendaki harus terlebih dahulu membuat komposisi campuran beton yang disebut mix design. Dalam menentukan proporsi campuran sangat tergantung kepada FAS (Faktor Air Semen) yang digunakan, umumnya 0,4 s/d 0,6. Juga tergantung pada Gradasi agregat, kekerasan material (bisa dgn uji abrasi), kadar lumpur, berat isi agreagat dan sebagainya. Setelah ditentukan parameter agregat baru dapat ditentukan proporsi campurannya. Mutu beton K-400 atau lebih bisa dicapai, misalnya untuk lokasi Pekanbaru, dengan mempergunakan agregat halus dari Danau Bingkuang, agregat kasar dari Tanjung Balai Karimun dan Portlang Cement berkisar 10 zak/m3 beton. Trims

42.

Apyn | September 16, 2010 at 4:06 pm | Reply

1. Ass. Pak Rony yang terhormat dan baik hati, maaf saya mau nanya karna saya awam dlm bidang teknik sipil, pada alat uji kuat tekan beton apakah ada nilai konversi apabila pada manomoter dgn satuan kN, nah kalau hasil tekan sampai beton hancur dan pada manometernya menunjukan angka 300, apakah itu sudah menunjukan bahwa benda uji tersebut telah masuk pada K300, dan kalau ada nilai konversi, mohon di sampaikan. selanjutnya bgmn cara untuk mendapatkan Modulus Kesehatan Agregat. terima kasih.

43.

ronyardiansyah | September 16, 2010 at 6:54 pm | Reply Sdr Apyn, pertanyaan Anda sama dgn pertanyaan Sdr. Marvin Apituley. Lihat jawabannya saya tanggal 27 Agustus 2010, trims

44.

Apyn | September 24, 2010 at 1:48 pm | Reply Pak rony Yth. Apakah Benda uji beton umur 3 hari mempunyai nilai konversi ke umur 28 hr, selanjutnya pak kita mempunyai alat uji kuat tekan beton yg mempunyai Manometer dalam skala kN, klw dikonfersikan ke Kg, berapa nilai Konversinya. trim pak

45.

Apyn | September 24, 2010 at 2:06 pm | Reply Mohon Maaf Pak saya baru lihat jwbx, trima kasih banyak pak atas jwabx, jgn bosan ya ama qta yg belum paham benar tentang teknik sipil.

46.

ryan | October 3, 2010 at 11:27 am | Reply Terima kasih pak infonya,

47.

Aditya P | October 20, 2010 at 6:57 am | Reply Ass Pak Aku mau nanya pak. aku mau penelitian terus aku menggunakan kubus 15x15x15cm. kemudian dosen penguji bertanya kenapa menggunakan kubus daripada silinder? terus aku harus jawab apa pak. makasih y pak

48.

Aditya P | October 20, 2010 at 6:59 am | Reply Ass pak aku mau tanya tentang penelitian aku karena dosen bertanya kenapa kamu memakai kubus daripada silinder? aku harus jawab apa pak

49.

ronyardiansyah | October 21, 2010 at 8:12 pm | Reply Waalaikummussalam Sdr. Aditya P. Sebenarnya kubus sisi 15 cm dipergunakan di PBI-71 untuk menentukan Tekanan Karakteristik beton. Tetapi Di SKSNI kita mengenal benda uji Silinder, jadi wajar dosen Anda menanyakan mengapa tidak menggunakan silinder yang lebih up to date. Akan tetapi kita boleh saja menggunakan benda uji ukuran apapun, bila itu sesuai dengan tema penelitian yang akan Anda teliti.

50.

oppie | October 22, 2010 at 8:52 pm | Reply pak saya mau tanya kalau fc itu kepanjangannya apa??

51.

Christoph | October 24, 2010 at 8:00 am | Reply Saya mau tanya nih pa, berapa sih jumlah sample yang paling minimum dibutuhkan untuk pengujian suatu pekerjan? Dan perberapa volume (kubikasi/m3) sample harus diambil? Pertanyaan kedua, apakah diperbolehkan mengambil sample uji suatu pekerjaan dari pekerjaan yang lain dengan fc yang sama, batching plant yang sama dan hari yang sama? Dan apa dasar pertimbangannya?

52.

ronyardiansyah | October 24, 2010 at 9:34 pm | Reply Sdr. Christoph. Yang Pertama, menurut PBI minimal 20 bh, sedangkan SKSNI Minimal 30 bh. Bila kurang Nilai Deviasi standar harus dikalikan dgn faktor. Mnurut PBI-71 setiap 5 m3 beton harus ada satu sample. Kedua persyaratan jumlah sample uji tersebut adalah untuk satu jenis pekerjaan, tidak digabung dengan jenis pekerjaan lainnya, trims.

53.

Fajar | November 1, 2010 at 10:42 am | Reply

aslamualaikum pak rony dari jawaban bpk tgl 5 july : Nilai 1,64 tidak tergantung bentuk benda uji. Nilai 1,64 berasal dari kurva normal (berbentuk lonceng/statistik) dengan tingkat kesalahan 5%, baik kubus maupun silinder ukuran apa saja tetap 1,64. Adapun (fc + 0,82 S) adalah persyaratan lain yang ditetapkan di PB89/SKSNI, sebagai persyaratan penerimaan hasil uji baik silinder ataupun kubus. kalo menurut SNI 2002 apakah ada perbedaan ?

54.

Intan | November 8, 2010 at 4:41 pm | Reply Pak, sy mau tanya nih. kalau konversi umur beton untuk 1 hari, kira2 berapa ya Pak? Terima kasih.

55.

Intan | November 8, 2010 at 4:46 pm | Reply Pak, sy mau tanya nih. kalau konversi umur beton untuk 1 hari, kira2 berapa ya Pak? Terima kasih.

56.

fajar | November 11, 2010 at 1:55 pm | Reply saya mau tanya pak, misalnya ada 18 benda uji,,bagaimana cara menentukan mutu dari beton tersebut sesuai SNI2002?

57.

fajar | November 14, 2010 at 6:02 pm | Reply assalamualaikum pak rony..saya mau bertanya lebih lanjut mengenai jawaban diatas tentang jawaban untuk Sdr. Christoph. Yang Pertama, menurut PBI minimal 20 bh, sedangkan SKSNI Minimal 30 bh. Bila kurang Nilai Deviasi standar harus dikalikan dgn faktor yang saya tanyakan..untuk jumla benda uji 18, berapa nilai faktor pengali deviasi standart ny?

58.

Ake | November 18, 2010 at 5:08 pm | Reply Assalam mualaikum Pak Rony, Blog bapak sangat berguna bagi saya khususnya yang awam terhadap dunia Teknik Sipil. Langsung saja Pak,

Saya sedang mencari gudang, dan lantai gudang tersebut mempunyai spesifikasi mutu beton K225, tulangan M-6 wiremesh U-50 satu lapis dan tebal plat 20 cm. Rencananya gudang tersebut akan ditempati oleh coil baja seberat masing2 5 Ton, apakah lantai tersebut kuat menerima beban sebesar itu dan kadang-kadang apabila stock banyak coil dapat di tumpuk maksimal 2 baris. Terima kasih Pak,sukses selalu Regards

59.

Gunawan | November 25, 2010 at 9:03 am | Reply Pak, saya mau tanya untuk umur beton menurut PBI 71 pada umur 7,14,28 hari mencapai berapa?

60.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 9:38 pm | Reply Sdr. Gunawan berikut ini saya kutip Tabel 2.1 Perbandingan kekuatan tekan beton pada berbagai umur (PBI-71) Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 90 365 Semen Portland biasa 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35 Semen portland dengan kekuatan awal yang tinggi 0,55 0,75 0,90 1,95 1,00 1,15 1,20

61.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:30 pm | Reply Wasalammualaikum wr wb sdr. Ake. Spesifikasi gudang Anda sudah cukup kuat untuk menahan beban coil baja seberat masing2 5 Ton. Akan tetapi, kuat atau tidaknya pelat tidak hanya tergantung pada mutu beton, tebal pelat, jumlah tulangan, tetapi juga sangat tergantung kepada Kekerasan Tanah Dasarnya (Sub Grade) dan Jarak Dilatasi Pelat tersebut.

62.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:43 pm | Reply Wasalammualaikum wr wb sdr. Fajar. Menurut Pedoman Beton 1989 (dasar SKSNI) Faktor Pengali Deviasi Standar, Bila benda uji kurang dari 25 buah adalah 1,03, kurang dari 20 adalah 1,08 dan kurang dari 15 adalah 1,16.

63.

ronyardiansyah | November 25, 2010 at 10:55 pm | Reply

Sdr. Intan konversi umur beton umur satu hari kayaknya belum pernah diteliti orang, karena disamping kuat tekannya kecil sekali, juga dari sisi pelaksanaan pekerjaan sipil tidak ada yang menganjurkan untuk membuka begisting pada umur 24 jam, trims.

64.

andrialuvu | December 1, 2010 at 4:19 pm | Reply makasih ya pa..sangat berguna

65.

Aditya | December 6, 2010 at 8:22 am | Reply Ass Pak Rony, Ak mau tanya: Mengapa Beton harus direndam air terlebih dahulu sebelum diuji kuat tekan? Standard Deviasi dalam pengolahan data buat apa Pak? dan Berapa Standard Deviasi yg disyaratkan? Terima Kasih Sebelumnya Pak

66.

Aditya | December 6, 2010 at 8:27 am | Reply Ass Pak Rony Saya mau tanya lagi Pak.: Apakah ada pengaruh penambahan CaO (Kapur) dalam pengerasan? Kalau ditambahkan CaO apakah mungkin kuat tekan beton akan meningkat juga dari beton normal??

67.

Aditya | December 6, 2010 at 8:29 am | Reply Oia Pak Mengapa Beton harus direndam terlebih dahulu sebelum diuji kuat tekan? Standard Deviasi dalam pengolahan data pada pengujia beton buat apa pak? dan Berapa Standard Deviasi yg disyaratkan?

68.

ronyardiansyah | December 7, 2010 at 6:40 am | Reply Waalaikumussalam sdr. Aditya. Perlu diadakan penelitian di Laboratorium terlebih dahulu, trims.

69.

Harry Purba | December 8, 2010 at 5:03 pm | Reply

Pak mohon informasi konversi umur beton 21 hari ke 28 hari utk beton mutu tinggi (dengan menggunakan superplastisizer dan silicafume) dengan kubus 15x15x15 dgn fcr=500 kg/cm2

70.

Rangga K. | December 9, 2010 at 7:33 am | Reply Pak Rony Mengapa beton perlu direndam dengan air sebelum dilakukan pengujian?

71.

Dewi | December 9, 2010 at 11:15 am | Reply Pak Rony ak mau tanya : Kenapa Beton harus direndam terlebih dahulu sebelum di tes kuat tekan?

72.

yasintha | December 10, 2010 at 6:16 am | Reply pak, bagaimana cara menentukan faktor air semen dengan mutu beton tertentu pada praktikum di laboratorium?

73.

ronyardiansyah | December 11, 2010 at 8:06 pm | Reply Sdr Rangga K & Dewi. Sebenarnya merendam benda uji adalah persyaratan dari benda uji itu sendiri, tujuannya untuk perawatan benda uji, agar proses pengerasannya menjadi sempurna, karena beton yang baru di cor butuh air yang cukup untuk berhidrasi, trims

74.

ronyardiansyah | December 11, 2010 at 8:14 pm | Reply Sdr Yasintha, Anda harus tentukan terlebih dahulu gradasi dari agregat kasar dan halus yang akan di mix, tergolong kedalam zona berapa, kemudian tentukan mutu beton bersama nilai margin yang direncanakan. Dari grafik mix desain Anda bisa mendapat FAS yang akan digunakan.

75.

Ferry | December 15, 2010 at 2:28 pm | Reply Siang pak Roni,

Saya mau tanya mengenai konversi kuat tekan beton ke umur 28. Di PBI 71, tertulis hanya sampai dengan umur 365 hari. Apakah setelah beton umur lebih dari 365 kuat tekannya menurun mendekati kembali kuat tekan tekan rencana 28 hari? Atau nilai kuat tekannya tetap 1.35 x (sama seperti 365 hari). Thx.

76.

ronyardiansyah | December 15, 2010 at 11:59 pm | Reply Sdr. Ferry. Dalam suatu penelitian beton masih menunjukkan adanya penambahan kuat tekan setelah 50 tahun. Kuat tekan beton setelah 365 haru masih terjadi penambahan kuat tekan tetapi kecil sekali, bisa diabaikan dalam perencanaan suatu struktur beton.

77.

nano' | December 28, 2010 at 12:06 pm | Reply pak rony, untuk ukuran benda uji abrasi beton apakah ada pedoman selain SNI? klo pakai ukuran 5 cm x 5 cm x 10 cm ada g pedoman yang mengacu ke arah situ? tlong jwbnx.

78.

ronyardiansyah | December 29, 2010 at 8:39 pm | Reply Sdr. Nano. Uji Abrasi adalah uji kekerasan Agregat, menurut SNI 2417:2008 Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-1991. Sedangkan yang Anda maksud adalah pengujian kuat tekan beton dengan alat tekan, menurut SNI adalah dengan silinder dia 15 x 30 cm, tidak dengan 5cm x 5cm x 10 cm, trims.

79.

GeGe | December 31, 2010 at 11:04 am | Reply asslamualaikum pk,,sya mhsiswa bru smester 3,,sya mau mnt atlong pk,untuk post tggl 27 agustus yg mana Bacaan pada manometer (misalnya 300 kN) itu adalah besarnya Gaya yg bekerja pada benda uji. Jika gaya dibagi dengan luas penampang benda uji (misalnya kubus 15 x 15 cm = 225 cm2) itu disebut dengan tegangan benda uji. Bila diuji pada umur 7 hari nilai konversi benda ujinya = 0,65 dan 28 hari = 1. Terus harus dikalikan juga dengan nilai konversi satuan. Bila benda kubus 15 x 15 x 15 cm bacaan manometer 300 kn diuji pada umur 7 hari, maka kuat tekan beton benda uji tsb adalah berkisar 215 kg/cm2 (setelah dikonversikan ke 28 hari).. sya mnta tlong pk,,mohon dijelaskan dengan contoh kasus,,sya blm dong pk,.. mhon bantuannya y pk.,.

80.

ronyardiansyah | January 3, 2011 at 6:33 am | Reply Sdr. Ge Ge. Nilai 0,65 & 1 adalah nilai kekuatan benda uji dalam persentase. Misalnya kekuatan benda uji pada umur 7 hari adalah 65% sedangkan pada umur 28 hari sudah 100%. Jadi bila kuat tekan benda uji pada umur 7 hr = 300 Mpa (tegangan satuannya MPa) bila dikonversikan ke 28 hr adalah ekivalen = 300/0,65 = 461 Mpa, trims.

81.

Hermawan | January 3, 2011 at 11:20 am | Reply Pak, apakah perawatan (curing) benda uji (Readymix) yang akan di test kuat tekan sangat mempengaruhi nilai kuat tekan benda uji nya? karena kalau kita lihat, curing benda uji lebih spesial dari kondisi actual beton dilapangan. Apakah memungkinkan terjadinya perbedaan nilai kuat tekan benda uji dan beton yang terpasang dilapangan sehubungan dengan cara curing nya? Apakah itu mempengaruhi terhadap nilai kuat tekan beton lapangan? terutama untuk beton Readymix. Terimakasih.

82.

ronyardiansyah | January 3, 2011 at 6:58 pm | Reply Sdr. Hermawan. Perawatan benda uji harus dilakukan sesuai dengan prosedur. Mengenai mutu beton benda uji dengan aktual yang ada di lapangan pasti berbeda, yakni mutu benda uji jelas lebih baik. Bila diadakan pengetesan langsung di lapangan, baik dengan hammer test atau coredrill, hasil ujinya jelas akan lebih. tetapi dikatakan memenuhi syarat apabila mutu uji tersebut tidak kurang dari 80% kuat tekan benda uji kubus atau silinder, trims.

83.

dani | January 18, 2011 at 1:22 pm | Reply asslkum pak roni saya dani mau bertanya untuk tugas skripsi saya apakah tinggi beton berpengaruh untuk kuat tekan betonnya? misalnya saya uji dengan kubus 15x15x15 lalu saya uji dengan kubus namun ukurannya berbeda untuk sisi bwah dan atas sama 15 namun untuk di tengan nya saya variasikan menjadi 20 dan saya buat lebih lebar dari sisi bawah dan atas. mirip tumpukan 3 buah balok yg bag atas dan bwahnya sama namun di tengahnya balok jg namun ukurnnya lebih besar dan lebih tinggi. apakah akan berbeda kuat tekannya? menurut logika saya berbeda namun bahan referensinya masih belum jelas. mohon bantuannya pak. trims

84.

ronyardiansyah | January 19, 2011 at 2:18 pm | Reply

Walaikumussalam Sdr. Dani. Jelas, bukan hanya tinggi saja, apabila terjadi perbedaan dimensi benda uji, maka kuat tekan benda uji pasti berbeda pula. Perbedaan dimensi benda uji yang digunakan otomatis terjadi perbedaan nilai konversi benda-benda uji terebut, nilai konversi ini sudah ada referensi yang jelas, yakni PBI-71. Buka PBI-71 nilai konvrsi benda uji kubus dengan sisi 15 cm dengan silinder adalah 0,83, sedangkan dengan benda uji kubus 20 x 20 x 20 cm adalah 0,95.

85.

budieee | February 7, 2011 at 2:16 pm | Reply asslmkm pak rony pak bagaimana cara mencari kuat tekan karakteristik beton setelah di dilakukan uji beton di dapatkan data sbg berikut pada kubus 20x20x20 umur 7 hari: memiliki kuat tekan 200,186,195,198 umur 14 hari : 260,265,264,258 umur 21 hari : 280,282,281,280 umur 28 hari : 305,302,303,306 dan apakah memenuhi syarat penyimpangan data? makasihpak..

86.

JAMS | February 7, 2011 at 2:34 pm | Reply assalamualaikum pak rony.. terima kasih sebelumnya,menarik sekali blog anda ini,banyak ilmu yag dapat sya gali dari sini.. ada satu hal yg mau saya tanyakan,,klo saya liht di atas konversi benda uji yg dibhas cma dari kubus (1515) ke silinder (1530),,yg mw saya tanyakan klo konversi dari silinder (1020) ke silinder (1530) berpa ya pak?? terima kasih..

87.

ronney | February 10, 2011 at 8:43 am | Reply pa saya punya ruko atasnya di beton K225. tiap hari kena hujan dan panas. apakah mutu betonnya akan rusak dan berbahaya jika terusmenerus kehujanan dan kepanasan, berapa tahun kekuatannya

88.

ronney | February 10, 2011 at 8:46 am | Reply Assalamualikum. pa saya punya ruko atasnya di beton K225. tiap hari kena hujan dan panas. apakah mutu betonnya akan rusak dan berbahaya jika terusmenerus kehujanan dan kepanasan, berapa tahun kekuatannya. maaf pa saya orang awam.

89.

ronyardiansyah | February 11, 2011 at 1:27 pm | Reply Walaikumussalam sdr. Jams. Konversi yang ada di Code, PBI & SNI memang terbatas pada kubus 15x15x15 cm3 dengan kubus 20x20x20 cm2 & silinder (1530), untuk dimensi diluar itu (mis. 1020) bisa didapat melalui penentian, trims.

90.

ronyardiansyah | February 14, 2011 at 1:20 am | Reply Sdr. Ronney. Pengaruh panas pada beton yang sudah mengeras dengan sempurna adalah tidak signifikan, karena beton tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi. Sedangkan pengaruh hujan akan berfungsi sebagai curing dan akan membuat beton semakin mengeras lebih sempurna.

91.

rouf | February 19, 2011 at 10:29 am | Reply pak,saya adalah mahasiswa semster 2, mo tanya kanapa angka konversi beton kubus lebih kecil dari 1?ato lebih kecil dari silinder? apakah ada faktor ang berpengaruh?faktornya apa saja?

92.

rouf | February 19, 2011 at 10:46 am | Reply maksudnya angka konversi dari kubus 15x15x15 ke silinder, kenapa ssebesar 0.83?

93.

ronyardiansyah | February 19, 2011 at 2:29 pm | Reply Maksud kekuatan silinder hanya sekitar 0,83 kali kekuatan kubus

94.

fauzhia | February 22, 2011 at 7:31 pm | Reply assalamualaikum pak, saya fauzhia, mahasiswi dari unmul kaltim. saya skrg sedang skripsi, skripsi saya tentang uji tekan beton yang menggunakan semen alternatif yg terbuat dari kapur tohor dan abu sekam padi. saya terinspirasi dari hasil penelitian ibu puti farida marzuki (kalau tidak salah skrg jd dekan di salah satu univ di jawa), saya lihat penelitiannya tentang semen alternatif yg dipakai untuk konstruksi rumah sederhana dan rumah sangat sederhana yg mana gk butuh kuat tekan beton yg besar.

nah, saya coba membuat semen alternatif ini juga, tp bedanya saya pakai kapur tohor dari kalimantan dan abu sekam padi jg dr sini, agregatnya pakai koral dari Long Iram, dan pasir Mahakam. sedangkan ibu puti pakai kapur Padalarang dan Fly Ash Suralaya, tp saya gk tau beliau pake agregat kasar dan halusnya apa. saya jg baca penelitiannya itu cm file pdf aja pak, bukan file lengkap, karena saya download aja di internet. jd saya gk tau perawatan betonnya seperti apa, pakai agregat apa, dan berapa lama betonnya direndam di air, karena yg saya tau kalau semen kayak gini kan gk cm 28 hari aja, bisa 56 hari atau di atas 90 hari. yg saya tau dr file download-an itu cm: 1. terbuat dr kapur padalarang & fly ash suralaya 2. untuk konstruksi rmh sgt sederhana, kuat tekan yg dibutuhkan rendah sekali. 3.semen campuran kapur dan fly ashnya dibuat dgn 2 cara, dibakar dan tidak dibakar. 4.kuat tekan yg dihasilkan adalah 100 kg/cm2. 5. mix design pakai metode dreux-gorrise nah pak, setelah saya coba di lab dgn menggunakan: 1. kapur tohor dr kalimantan lolos saringan no.200 2. abu sekam padi lolos saringan no.200 3. koral long iram yg modulus halus butirnya 7,48 4. pasir mahakam MHB nya 1,12 (yg bahkan gk masuk syarat SII dan astm tentang batas MHB pasir), tp tetap saya pakai krn dosen saya bilang gk usah ganti. 4.mix design pakai dreux-gorrise juga. 5. umur benda uji 28 & 56 hari. ( karena saya gk tau ibu puti itu sampai brp hari, jd saya paka 28 sebagai pembanding dgn beton normal dan 56 karena pakai bahan pozolan yg butuh waktu lama untuk mencapai kuat tekan). 6. perawatannya gk direndam di bak air, tp ditaruh di lantai lab yg bersih dan datar dan saya alasin pakai karung goni dan atasnya saya tutupi pakai karung goni juga, dan setiap hari saya siram air supaya tetap basah. saya gk rendam krn benda ujinya permukaannya gk seperti beton yg menggunakan semen portland. benda uji saya setelah 24 jam dan dibuka dr cetakannya itu permukaannya masih agak lembek dan agak basah ( apa mungkin semennya lambat kering?). 7. semen saya gk saya bakar pak, saya cm ayak kapur dan abunya pakai saringan no.200 dan saya campur rata sesuai dengan komposisi yang saya dpt sesuai mix designnya. 8.fc rencana= 17,5 mpa nah, setelah di uji tekan umur 28 dan 56, kuat tekannya memprihatinkan pak, kalau bu puti bisa sampai 100 kg/cm2 (tp saya gk tau brp lama beton bu puti direndam, mungkin diatas 90 hari), punya saya malah cm 10-15kg/cm2. skrg saya mau seminar 2 tp gk jalan2 krn saya bingung apa penyebab rendahnya kuat tekan yg drastis sekali kayak gini pak. apa semen saya memang gk bisa mengikat sempurna? tp kok punya bu puti bisa tinggi ya hasil kuat tekannya. kira-kira menurut bapak apa ya penyebab terbesar beton saya ini hasil uji tekannya rendah sekali? mohon sekali bantuannya pak, paling tidak beri saran atau buku yg bisa saya jadikan refrensi. karena saya mau seminar 2 dan sidang tp gk jd2 juga krn belum rampung nulis analisa hasilnya. terima kasih pak

95.

yudistira wibowo | February 22, 2011 at 11:52 pm | Reply

info ini sangat membantu saya dalam memecahkan masalah saya sebagai mahasiswa teknik sipil terima kasih atas ilmunya.

96.

ronyardiansyah | February 25, 2011 at 8:21 pm | Reply Walaikumussalam Sdr. Fauzhia. Saya yakin Ada terjadi kesalahan mix desain, campuran beton yang tidak sesuai proporsi. Kecil kemungkinan pengaruh curing/merendam terhadap kuat tekan, lagi pula umur beton apabila melebihi 28 hari sudah mencapai seratus persen. Bagaimana dengan FAS yg Anda gunakan? karena FAS sangat mempengaruhi kuat tekan beton. Periksa juga berat isi benda uji!, trims

97.

krishna | February 27, 2011 at 1:23 pm | Reply Dear pak Rony, saya mau tanya, apakah ada code baik itu lokal indonesia ataupun luar (ACI, ASTM, dll) yang menyatakan bahwa umur beton harus 28 hari saat diuji pada trial mix? ataukah ada pernyataan yang menyatakan bahwa trial mix dapat dilakukan untuk umur beton 3 dan 7 hari saja yang kemudian bisa dikonversi ke 28 hari untuk mendapat mix design nya? terima kasih pak

98.

ronyardiansyah | February 28, 2011 at 9:29 pm | Reply Sdr Krishna, hari hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan beton akan mencapai 100% sesuai dengan mutu rencana adalah pada umur 28 hari. Bukankah semua code yang ada di dunia ini juga berdasarkan hasil penelitian? Tujuan Trial mix diuji pada umur 3 atau 7 hari adalah untuk sesegera mungkin mengetahui secara dini apakah mutu beton campuran bisa mencapai target, karena segera dilaksanakan untuk kebutuhan pekerjaan. Trims

99.

Al muharman | March 4, 2011 at 10:33 pm | Reply ass,,pak,,sblmnya saya blm mengetahui dasar2 untk beton mulai dari karakteristiknya,mutunya, kualitasnya dan utk menjaga mutu beton,,,mohon bimbingannya pak,,,,,

100.

ronyardiansyah | March 5, 2011 at 10:07 pm | Reply

Walaikumussalam sdr Al Muharman. Karena uraiannya akan panjang lebar dan agar bisa lebih jelas, saya sarankan Anda untuk membaca buku Teknologi Beton (banyak di toko buku), trims

101.

Tomi | March 16, 2011 at 2:39 pm | Reply

salamun alaikum.. Saya mau tanya pak.. yang dimaksud fci itu yang mana pak?? Kalo beton fc 400 kg/cm2 berarti fci nya brpa pak?? tims

102.

manusia rese | March 30, 2011 at 8:27 pm | Reply

asalamualaikum pak saya mau nanya saya pernah dengar pada saat tes uji kuat tekan silinder yang dibaca adalah gaya dan perpindahan mohon pencerahannya pak apa yang dimaksud dengan gaya dan perpindahan ? terus apakah dari hasil uji kuat tekan dapat menghitung modulus elastisitas beton tersebut??

103.

Bams | May 1, 2011 at 7:57 pm | Reply

salam kenal..pak rony! maaf pak apa bisa dijelaskan tentang perhitungan konversi per hari selain ke3, 7,14,21,28 hari,mohon perhitungannya mengunakan rumus! maksudnya apakah ada perhitungan konversi kuat tekan tiap hari?

104.

ronyardiansyah | May 2, 2011 at 9:32 am | Reply

Sdr. Bams. Maksudnya kuat tekan pada umur 3, 7, 14, 21 dapat diestimasikan/prediksi menjadi umur 28 hari, dengan nilai konversi seperti yang telah tercantum di SNI, trims

105.

budi waluyo | May 18, 2011 at 1:48 pm | Reply

Pak Rony, saya mau menanyakan bagimana bila saya mengadakan pengujian pada paving blok ukuran 10x20x8 cm apakan angka yang hasil pengujian bisa langsung dibagi dengan luasan atau perlu ada koreksi tertentu untuk mendapatkan hasil dalam satuan K? trimakasih Pak< mohon penjelasannya

106.

dia | May 20, 2011 at 7:54 pm | Reply

Assalamualaikum pak.. saya mau tanya. bagaimana mengkonversi benda uji diameter 10 cm tinggi 20 cm ke benda uji diameter 15 cm tinggi 30 cm. trims

107.

rama hadiyanto | May 22, 2011 at 9:48 pm | Reply

Mohon penjelasannya pak, apa pengaruh bentuk dan ukuran agregat terhadap workability beton.?. terima kasih sebelumnya atas penjelasann bapak.!

108.

darmono | May 30, 2011 at 9:08 am | Reply

Pak, diproyek ad pekerjaan pembongkaran bekisting untuk balok & pelat, untuk mengetahui beton sudah mencapai mutunya, ada perhitungannya tidak, Pak. jadi kita tau kapan bongkar bekisting tersebut.Thanks

109.

dandi siswanto | June 6, 2011 at 9:27 pm | Reply

Nilai slump beton : 12 2 cm maksud dari nilai slump tersebut apa pak?????

110.

k3d3la1 | June 17, 2011 at 7:53 pm | Reply

ass, pak,mohon penejelasanya tentang standar penerimaan menurut standar ACI,apabila salah satu pasal tidak terpenuhi & adakah standar penerimaan tentang hasil test UPV ? apakah sama dengan hammer test yang hanya 80% dari mutu rencana ( PBI 71 )?

111.

mezrani | June 30, 2011 at 11:27 am | Reply

pak gmna komposisi campuran pozolith dalam beton readymix

112.

mezrani | June 30, 2011 at 12:08 pm | Reply

ass pk lam kenal gmna komposisi mencampur pozzolith dalam beton readymix? trimakasih

113.

mezrani | July 7, 2011 at 2:34 pm | Reply

ass..pk apakh sama BJ split yg dari tawau malasya dgn BJ split dalam negeri,

114.

johny mulyono | July 8, 2011 at 6:55 pm | Reply

wahyg jelas pak rony sangat membantu pola pikir ilmu beton yg ada di indonesia,terutama praktisi beton bertulang,sy johny mulyono di surabaya pak ronykok tertarik pembahasan masalah kuat tekan karakteristik yg di atur dalam PBI 71. sy mau tanya pak ronymutu K ama kekuatan beton rencana yg ditabelkan di PBI 71 konversinya bgm ya pak? makasih pak

115.

ronyardiansyah | July 8, 2011 at 7:36 pm | Reply

Kekuatan beton Rencana adalah nilai karakteristik yang akan dicapai yang telah ditambah Margin, pada saat mendesain campuran (Mix Desain), trims

116.

johny mulyono | July 8, 2011 at 9:14 pm | Reply

trimakasih pak rony atas jawaban yg simpel dan tepat, kalau sy ada masalah tiang pancang kemampuan pikul tiang tripel 28,mutu beton K 500 adalah 25 ton,kalau type yg sama tapi mutu K 350,Kemampuan pikulnya jadi berapa ya pak rony? cara hitungnya bagaimana pak! trimksh pak

117.

QYQY ARES | July 27, 2011 at 1:56 pm | Reply

alhamdulilah saya bersyukur ada blog semacam ini dan ada orang seperti pak rony yang mau berbagi ilmunya semoga panjang umur dan sehat selalu pak. pak saya mau tanya untuk mencari daya dukung tiang pancang single dan group bagaimana ya. misal saja beban yang diterima tiang 20 ton dan daya dukung tanahnya 1 kg/cm2, ? terima kasih pak rony salam RZIKI ARES

118.

ronyardiansyah | July 28, 2011 at 7:32 am | Reply

Amin. Sdr. Qyqy Ares. Untuk menghitung kuat dukung single pile gunakan saja formula praktis Qc.A/3 + JHL Kel.tiang/5. Keterangan Qc nilai perlawanan konis dari data CPT, A luas penamoang tiang, 3 Safety factor, JHL jumlah hambatan lekat dari data CPT, Kel. Keliling tiang dan 5 Safety factor. Untuk Pile Group Anda harus kalikan dengan nilai efisiensi pile group, yang tergantung komposisi pile group yang nilainya kecil dari satu, trims.

119.

Melviana Firsty | August 9, 2011 at 11:27 pm | Reply

Terimaa kasih pak rony saya sangat terbantu dari blog bapak hal yang terlihat sepele tapi sangat penting

120.

Yudhi | August 19, 2011 at 12:35 am | Reply

Mohon penjelasannya pak, saya ingin rumus menghitung kuat tekan beton K-300 jika didapat hasil uji kubus hari ke 7 sebesar 330, hari ke 14 sebesar 233 Kg/Cm2 Trims

121.

Rony Ardiansyah | August 20, 2011 at 4:31 am | Reply

Sdr Yudi. Untuk menghitung kuat tekan pada umur 28 hari, Anda bisa mengkonversikan kuat tekan 7 dan 14 hari menjadi 28 hari. Nilai konversi bisa dilihat di PBI-71 atau PB 90, Nilai konversi ini tergantung jenis benda uji yang Anda gunakan (Silinder atau kubus), serta tipe semen dan Admiture yang digunakan.

122.

ricki | August 21, 2011 at 2:26 am | Reply

pak saya mau tanyakan untuk nilai 0,83 konversi dari kubur ke selinder itu gmanya cara mendapatkan nilai 0,83??? kalau bisa minta conto perhitunganya ya pakthank..

123.

Rony Ardiansyah | August 21, 2011 at 6:05 am | Reply

Sdr. Ricky. Nilai o,83 diperoleh dari hasil penelitian, tepatnya Penentuan nilai fcdidasarkan pada hasil pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc didapat dari perhitungan konversi berikut ini. Fc=(0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm.

124.

susilo tri cahyo | August 21, 2011 at 11:38 pm | Reply

pak rony untuk mencari karakteristik beton harus dikurangi 1,64 standar deviasi (dan dikalikan faktor sesuai jmlh benda uji jika benda uji kurang dari nilai tertentu sni dan PBI). yg saya tanyakan, bagaimana mencari standar deviasinya pak? dari uraian diatas kayaknya tidak ada yg menyinggung standar deviasi.

125.

Rony Ardiansyah | August 22, 2011 at 6:31 am | Reply

Sdr. Susilo Cahyo. PBI71 menyebutkan bahwa, beton adalah suatu bahan konstruksi yang menunjukan sifat kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dengan sejumlah besar benda-benda uji, nilainya akan menyebar sekitar suatu nilai rata-rata tertentu. Penyebaran dari hasil-hasil pemeriksaan ini akan kecil atau besar bergantung pada tingkat kesempurnaan dari pelaksanaannya. Dengan menganggap nilai-nilai dari hasil-hasil pemeriksaan tersebut menyebar normal (mengikuti lengkup dari Gauss), maka ukuran dari besar-kecilnya penyebaran dari nilai-nilai hasil pemeriksaan tersebut, jadi ukuran dari mutu pelaksanaannya, adalah deviasi standar menurut rumus : Formula (baca di PBI-71)..(1.1) dimana : S = deviasi standar (kg/cm2) b = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji(kg/cm2) bm = kekutan tekan beton rata-rata (kg/cm)2 menurut rumus : Formula (baca PBI-71)...(1.2) dimana : n = jumlah seluruh hasil pemeriksaan, jadi jumlah seluruh benda uji yang diperiksa, yang harus diambil minimum 20 buah benda uji, bila kurang dari 20 ada koreksinya.

126.

Ruddy | September 5, 2011 at 5:43 pm | Reply

salam kenal Pak. saya ingin bertanya berdasarkan jawaban Bapak di atas yang menyatakan bahwa dalam pencarian nilai standar deviasi jika jumlah sampel beton kurang dari 20 buah maka ada koreksinya. yang ingin saya tanyakan adalah dari mana kah saya bisa mendapatkan angka koreksi tersebut? dan bagaimana cara menghitung S setelah itu? apakah angka koreksi tersebut adalah sebesar 1,64?

127.

ronyardiansyah | September 6, 2011 at 8:50 pm | Reply

Sdr Ruddy. Nilai koreksi dapat Anda lihat di Pedomen Beton 89, atau SNI beton. Perhitungan Standar Deviasi (S) dapat dilihat di berbagai buku statistik. Angka 1,64 berasal dari kurva normal (kurve berbentuk lonceng) dengan tingkat kesalahan 5%.

Ruddy | September 6, 2011 at 10:33 pm | Reply apakah SNI beton yang Bapak maksudkan adalah SNI beton tentang tata cara perhitungan campuran beton normal yang dimana di dalamnya terdapat tabel faktor pengali untuk nilai standar deviasi jika sampel beton kurang dari 30 buah?

Leave a Reply
guest

Enter your comment here...

Guest Log In Log In Log In

Email (required) (Not published) Name (required) Website

Please log in to WordPress.com to post a comment to your blog.

You are commenting using your Twitter account. (Log Out)

You are commenting using your Facebook account. (Log Out) Connecting to %s

Notify me of follow-up comments via email. Notify me of new posts via email.
Post Comment

644

1316113659

RUBRIK KEAMANAN KONSTRUKSI

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U Jika anda ingin mengetahui masalah seputar keamanan konstruksi, Anda dapat mengirimkan pertanyaan melalui: e-mail : herlina@metroriau.com SMS : 081276980551 Rubrik ini dimuat di Harian Pagi Metro Riau setiap Ahad

SAINS AL-QURAN

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U Peminat Sains Qur'an Merupakan kumpulan artikel OPINI Sains Qur'an oleh Rony Ardiansyah yang terbit pada hari Jum'at pada Harian Pagi RIAU POS & METRO RIAU

May 2010 M T W T F S S Apr Jun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

KOMENTAR MASALAH TEKNIK SIPIL

Ir. Rony Ardiansyah, MT IPU Kolom ini memuat berbagai komentar dan Wawancara teknis Pembangunan di berbagai Media Cetak di Riau: Riau Pos, Sinar, Metro Riau, Tribun Pekanbaru, Riau Mandiri.

KOLOM -KONSTRUKSI- RIAU POS

Ir. Rony Ardiansyah, MT Pengasuh kolom "Konstruksi" pada Harian Pagi Riau Pos Periode Tahun 2002-2005. Kolom ini berisikan artikel-artikel yang mengupas berbagai masalah di seputaran dunia jasa konstruksi

Pengasuh kolom konstruksi Riau Pos 2002 s/d 2005

MUNAKOSAH

Ir. Rony Ardinasyah, MT Artikel selama bulan Ramadhan tahun 2010 yang dimuat di Harian Pagi Metro Riau Pekanbaru, artikel-artikel dalam dapat Anda baca di "Sains Qur"an pada Blog ini.

Categories

Archives

Free Web Counter Theme: Coraline by Automattic. Blog at WordPress.com.

You might also like