You are on page 1of 10

Step 7 : EXPLANATION

1. EPATITIS
a. Definisi
Suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai penyebab misalnya virus hepatitis
A,B,C,D dan E mungkin juga F di samping itu juga di sebabkan oleh virus- virus lain
seperti virus sitomegali, herpes zoster, alcohol, penggunaan zat kimia.
-. Etiologi
Sebagian besar kasus hepatitis disebabkan oleh bermacam-macam virus hepatitis. Nama-
nama virus penyebab hepatitis yang saat ini telah dikenali adalah virus hepatitis A atau
VHA, virus hepatitis B atau VHB, virus hepatitis C atau VHC, virus hepatitis D atau
VHD, virus hepatitis E atau VHE, virus hepatitis F atau VHF dan virus hepatitis G atau
VHG. Sedangkan penyakit hepatitis yang ditimbulkannya disebut sesuai dengan nama
virusnya. Di antara ketujuh jenis hepatitis tersebut, hepatitis A, B dan C merupakan jenis
hepatitis terbanyak yang sering dijumpai. Sedangkan kasus hepatitis F masih jarang
ditemukan. Para ahli pun masih memperdebatkan apakah hepatitis F merupakan jenis
hepatitis tersendiri atau tidak.
O Hepatitis A
O Hepatitis B
O Hepatitis C
O Hepatitis D
O Hepatitis E
O Hepatitis F
O Hepatitis G
2 Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat menyebabkan komplikasi
pada hati (liver. Diabetes mellitus, hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam
darah dan obesitas sering menyebabkan penyakit hati (liver. Ketiga kelainan tersebut
membebani kerja hati (liver dalam proses metabolisme lemak. Akibat yang biasa timbul
adalah kebocoran sel-sel hati (liver yang berlanjut menjadi kerusakan dan peradangan
sel hati (liver yang biasa disebut steatohepatitis. Pola makan dan gaya hidup yang salah
biasa menjadi pangkal dari kasus-kasus steatohepatitis.
3 Alkohol
alkohol akan terpecah-pecah menjadi zat-zat kimia lain. Sejumlah zat kimia tersebut
bersiIat racun yang menyebabkan kerusakan sel-sel hati (liver.
4 at kimia dari obat
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (liver antara lain halotan
(biasa digunakan sebagai obat bius, isoniasid (antibiotik untuk TBC, metildopa (obat
anti hipertensi, Ienitoin dan asam valproat (obat anti epilepsi dan parasetamol (pereda
demam. Jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat
yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat menyebabkan
kerusakan hati (liver yang cukup parah bahkan kematian.
5 Hepatitis autoimun
adanya gangguan pada sistem kekebalan yang biasanya merupakan kelainan genetik.
Sistem kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan hati (liver. Selain merupakan
kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus ataupun zat kimia
tertentu.
.. Gejala
Penyakit hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHAVirus Hepatitis A penyebarannya
melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang
terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan
atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi,
barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit
hepatitis A.
Gejala :
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning,
keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang
berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak
seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
2 Penyakit hepatitis B
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia,
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB yang menyerang hati dan
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua
penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan
Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang
yang terinIeksi Hepatitis B.
Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi
saat melahirkan, hubungan seksual, transIusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan
alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk secara bersama-sama. Hepatitis B dapat
menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktiI akan
lebih beresiko terkena penyakit ini.
Gejala :
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera. Namun bagi penderita
hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan
kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
3 Penyakit hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC.
Proses penularannya melalui kontak darah transIusi, jarum suntik (terkontaminasi,
serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita
Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita
Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai
kanker (cancer hati. Sejumlah 85 dari kasus, inIeksi Hepatitis C menjadi kronis dan
secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
Gejala :
Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan
gejala, walaupun inIeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala
yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi
gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi. Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati Iluktuasi
bahkan normal.
/. Patofisiologi
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan inIiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel
perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati,
sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary dan
empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus,
sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai
urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala
ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat
bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik
dapat permanen dan terjadinya gangguan pada Iungsi hati. Individu yang dengan kronik
akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati
atau kanker hati












e. Meta-olisme -iliru-in

HemogIobin

Heme
Jeme0:|qeaa:e
8iIiverdin
|||e-d|a - -edacta:e
8iIirubin indirek (bebos) Lo1lk
komIoks bIIIrubIn - nIbumIn
AmbiIion : profein - y , profein - ;
Ionjugosi (gIukuroniI fronsferose)

8iIirubin direk (conjugofed) uro1lk

HidroIisis 8okferi
8iIirubin :
SferkobiIin
UrobiIinogen


f. omplikasi
Komplikasi hepatitis virus yang paling sering dijumpai adalah perjalanan penyakit yang
memanjang hingga 4-8 bulan. Keadaaan ini dikenal sebagai hepatitis kronik persisten,
dan terjadi pada 5 - pasien. Akan tetapi meskipun terlambat, pasien-pasien
hepatitits kronik persisten akan selalu sembuh kembali.
Setelah hepatitits virus akut sembuh, sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis
agresiI atau kronik aktiI, dimana terjadi kerusakan hati seperti digerogoti dan
perkembangan sirosis. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun akibat gagal hati atau
komplikasi sirosis. Hepatitis kronik aktiI dapat berkembang aktiI pada 5 pasien HCV.
Sebaliknya, Hepatitis kronik umumnya tidak menjadi komplikasi dari HAV atau HEV.
Akhirnya, suatu komplikasi lanjut dari suatu hepatitis yang cukup bermakna adalah
perkembangan karsinoma hepatoseluler.




EPITPOSIT
HATI
EMPEDU
USUS
SIKLUS
ENTEROHEPATIK
. DIAGNOSIS EPATITIS
a. Ananmnesa
Gejala non spesiIik (prodromal yaitu anoreksia, mual, muntah dan demam. Dalam
beberapa hari-minggu timbul ikterus, tinja pucat dan urin yang berwarna gelap. Saat ini,
gejala prodromal berkurang. Perlu ditanyakan riwayat kontak dengan penderita hepatitis
sebelumnya dan riwayat pemakaian obat-obat hepatotoksik.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: sebagian besar sakit ringan.
Kulit, sklera ikterik, nyeri tekan di daerah hati, hepatomegali; perhatikan tepi,
permukaan, dan konsistensinya.
c. Pemeriksaan Penunjang
. Darah tepi : dapat ditemukan pansitopenia: inIeksi virus, eosinoIilia : inIestasi
cacing, leukositosis : inIeksi bakteri.
2. Urin : bilirubin urin
3. Biokimia :
- Serum bilirubin direk dan indirek
- ALT (SGPT dan AST (SGOT
- Albumin, globulin
- Glukosa darah
- Koagulasi : Iaal hemostasis terutama waktu protrombin
. Petanda serologis
IgM antiHAV, HbsAg, IgM anti HBc, Anti HDV, Anti HCV, IgM Leptospira,
kultur urin untuk leptospira, kultur darah-empedu (Gal
2. USG hati dan saluran empedu
Apakah terdapat kista duktus koledokus, batu saluran empedu, kolesistitis ;
parenkim hati, besar limpa.
Diagnosis Ban/ing
4 Jaundice Iisiologis, penyakit hemolitik, sepsis
4 Carotenemi
4 Hemolytic-uremic syndrome
4 Reye syndrome
4 Malaria, leptospira, -rucellosis, inIeksi berat
4 Batu empedu
4 ilsons disease, Cystic fi-rosis, Systemic Lupus Erythremotasus (SLE.
Keracunan obat seperti acetaminofean, asam valproat, kombinasi obat anti
tuberkulosa.

3. PENATALASANAAN DAN PENCEGAAN
Pada saat ini dikenal 2 kelompok terapi untuk hepatitis B kronik yaitu :
O Kelompok Imunomodulasi
4 InterIeron
InterIeron (IFN adalah kelompok protein intraselular yang normal ada dalam
tubuh & diproduksi oleh berbagai macam sel. IFN merupakan suatu pilihan untuk
pasien hepatitis B kronik nonsirotik dengan HBeAg positiI dengan aktiIitas
penyakit ringan sampai sedang.
Dosis IFN yang dianjurkan untuk hepatitis B kronik dengan HBeAG positiI
adalah 5 MU 3 x seminggu selama 6 24 minggu. Penelitian menunjukkan
bahwa terapi IFN untuk hepatitis B kronik HBeAg negative sebaiknya diberikan
sedikitnya selama 2 bulan.
Kontraindikasi terapi IFN adalah sirosis dekompensata, depresi atau riwayat
depresi di waktu yang lalu dan adanya penyakit jantung berat.
4 Timosin alIa I
Obat ini sudah dapat dipakai untuk terapi baik sebagai sediaan parenteral maupun
oral. Timosin alIa merangsang Iungsi sel limIosit. Pemberian timosin alIa I pada
pasien hepatitis B kronik dapat menurunkan replikasi VHB & menurunkan
konsentrasi / menghilangkan DNA VHB. Keunggulan obat ini adalah tidak
adanya eIek samping seperti IFN. Dengan kombinasi dengan IFN, obat ini
meningkatkan eIektiIitas IFN.
4 Vaksinasi Terapi

O Kelompok Terapi Anti Virus
4 Lamivudin
Lamivudin berkhasiat menghambat enzim reserve transcriptase yang berIungsi
dalam transkripsi balik dari RNA menjadi DNA yang terjadi dalam replikasi
VHB.
Keuntungan utama dari lamivudin adalah keamanan, toleransi pasien serta
harganya yang relative murah. Sedangkan kerugiannya adalah seringnya timbul
kelelahan.
4 AdeIovir Dipivoksil
AdeIovir Dipivoksil adalah suatu nukleosid oral yang menghambat enzim reverse
transcriptase. Penelitian menunjukkan bahwa pemakaian adeIovir dengan dosis
atau 3 mg tiap hari selama 48 minggu menunjukkan perbaikan Knodell
necroinIlammatory score sedikitnya 2 poin. Juga penurunan konsentrasi DNA
VHB, penurunan konsentrasi ALT serta serokonversi HBeAg.




PENCEGAAN
Pencegahan yang dilakukan pada inIeksi yang ditularkan melalui darah :
Dasar utama imunoproIilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis B sebelum paparan.
O ImunoproIilaksis vaksin hepatitis B sebelum paparan
Vaksin rekombinan ragi
4 Mengandung HBsAg sebagai imunogen
4 Sangat imunogenik, menginduksi konsentrasi proteksi anti HBsAg pada ~
95 pasien dewasa muda sehat setelah pemberian komplit 3 dosis
4 EIeksitiIitas sebesar 85 95 dalam mencegah inIeksi HBV
4 EIek samping utama :
Nyeri sementara pada tempat suntikan pada -25
Demam ringan dan singkat pada 3
4 Booster tidak direkomendasikan walaupun setelah 5 tahun imunisasi
awal
4 Booster hanya untuk individu dengan imunokompromais jika titer
dibawah mU/mL
4 Peran imunoterapi untuk pasien hepatitis B kronik sedang dalam
penelitian
Dosis & jadwal vaksinasi HBV. Pemberian IM (deltoid dosis dewasa untuk
dewasa, untuk bayi, anak sampai umur 9 tahun dengan dosis anak (/2 dosis
dewasa, di ulang pada dan 6 bulan kemudian
Indikasi :
4 Imunisasi universal untuk bayi baru lahir
4 Vaksinasi Catch up untuk anak sampai umur 9 tahun (bila belum
divaksinasi
4 Grup resiko tinggi :. Pasangan & anggota keluarga yang kontak dengan
karier hepatitis B. 2. Pekerja kesehatan & pekerja yang terpapar darah. 3.
IVDU 4. Homoseksual & biseksual pria 5. Individu dengan banyak
pasangan seksual. 6. Resipien transIuse darah 7. Pasien Hemodialisis 8.
Sesama narapidana 9. Individu dengan penyakit hati yang sudah ada
(misalnya hepatitis C kronik

O ImunoproIilaksis pasca paparan dengan vaksin hepatitis B & immunoglobulin hepatitis B
(HBIG
Indikasi :
4 Kontak seksual dengan individu yang terinIeksi hepatitis akut : . Dosis ,4-,7
mL/kg HBIG sesegera mungkin setelah paparan 2. Vaksin HBV pertama
diberikan pada saat atau hari yang sama pada deltoid sisi lain 3. Vaksin kedua dan
ketiga diberikan dan 6 bulan kemudian
4 Neonatus dari ibu yang diketahui mengidap HBsAG positiI: . Setengah mili liter
HBIG diberikan dalam waktu 2 jam setelah lahir di bagian anterolateral otot
paha atas 2. Vaksin HBV dengan dosis 5 g, diberikan dalam waktu 2 jam
pada sisi lain, di ulang pada dan 6 bulan
4 EIektiIitas perlindungan melampaui 95

ESIMPULAN :


DAFTAR PUSTAA

Sudoyo, Aru W, dkk. 26. uku Afar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI
Price, Sylvia Anderson. 25. Patofisiologi Jolume II. Jakarta : EGC
Mansjoer, AriI F. 2. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : FKUI
www.medicastore.com

You might also like