You are on page 1of 23

TUGAS

IKMT- KESELAMATAN DAN KESEHATAN KER1A


SISTEM INFORMASI MANA1EMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KER1A RUMAH SAKIT (SIM-K3RS)















Disusun oleh:
Kelompok 5:

Denny Sivio Akher I1A108221
Rian Saputra I1A108036
Gt. Melissa P. I1A108208
Erlin Istia Dewi I1A108219
Nadya Hayati I1A108005
Rayhanah I1A108229
Andhita Prita Dini D. I1A108048
Sri Rahmawati I1A108203
Rianitha Paradina I1A108002
Diah Novita Sari R. I1A108016
Septiana Eka S.F. I1A108045


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAN1ARBARU

2011

SISTEM INFORMASI MANA1EMEN KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KER1A (SIM-K3RS)


A. Pengertian Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja

Sistem adalah suatu kesatuan tatanan yang mempunyai tujuan tertentu dan
terdiri dari berbagai tatanan yang saling bergantung satu dengan lainnya.
Sedangkan inIormasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang
mengandung arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dalam keputusan, baik
saat ini maupun yang akan datang. Sehingga sistem inIormasi adalah salah satu
kesatuan perangkat yang dibutuhkan untuk menyimpulkan, mengolah,
memanIaatkan, menjumpai dan menekuni kembali data/inIormasi yang diperlukan
untuk memantau salah satu kegiatan dalam mencapai salah satu tujuan (1).
Manajemen adalah merupakan sebuah proses yang khas terdiri dari berbagai
tindakan perencanaan, pengorganisasian, kegiatan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah di tetapkan
melalui pemanIaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa sistem inIormasi manajemen adalah suatu perangkat untuk
mendukung Iungsi-Iungsi menajemen sebagai salah satu usaha sehingga eIektiI
dan eIisien dalam mencapai tujuannya (1,2).
Sistem InIormasi Manajemen Kesehatan Kerja (SIM-KK) adalah suatu
kesatuan perangkat mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisis data
dan inIormasi untuk memantau eIektivitas dan eIisiensi pengembangan program
kesehatan kerja mengandung komponen-komponen inIormasi peta masalah
kesehatan kerja, dan penyakit yang timbul karena hubungan kerja. Sehingga
Sistem InIormasi Manajemen Kesehatan Kerja Rumah Sakit (SIM-KK RS) adalah
SIM-KK yang diterapkan di Rumah Sakit (1).

B. Konsep Dan Lingkup Sistem Informasi K3
Sistem inIormasi K3 adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
inIormasi kesehatan yang telah ada di Departemen Kesehatan seperti Sistem
InIormasi Kesehatn (SIK), Sistem InIormasi Rumah Sakit (SIRS), dan Sistem
InIormasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) yang khusus menangani komunitas
pekerja baik di sektor usaha Iormal maupun inIormal (2).
Untuk memperoleh berbagai data dan inIormasi K3 perlu dilakukan
kegiatan pencatatan dan pelaporan secara baik dan benar serta proIesional tentang
data dasar kesehatn kerja dan penyakit akibat kerja serta kejadian kecelakaan kerja
terutama yang menumbulkan penyakit atau cedera pada pekerja, agar dapat
diketahui peta masalah K3 di suatu wilayah kerja yang merupakan sumber
inIormasi yang vital bagi pelaksanaan program K3 setempat. Secara keseluruhan,
data ini dapat digunakan oleh penentu kebijakan di tingkat yang lebih tinggi,
tentunya dengan kompilasi seluruh data, seperti di tingkat Kabupaten/Kota bahkan
ke tingkat nasional (3).
Lingkup Sistem InIormasi K3 mencakup inIormasi kesehatan dan inIormasi
keselamatan di tempat kerja. Secara sistem, dalam lingkup wilayah kerja terbatas.
InIormasi K3 mencakup inIormasi dasar (input), inIormasi pelaksanaan
pelayanan (process), inIormasi tingkat keberhasilan jangka pendek yang langsung
dapat diukur (output), dan tingkat keberhasilan jangka panjang yang memerlukan
waktu untuk mencapainya (outcome) (2,3).
Data dan inIormasi yang akan dikumpulkan dalam SIM-KK RS meliputi
data yang berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan Kerja, pencegahan akibat kerja
dan lingkungan kerja yang dalam hal ini adalah di Rumah Sakit. Sehubungan
dengan hal tersebut perlu dilakukan pencatatan dan pelaporan tentang pelayanan
kesehatan kerja paripurna yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit yang nantinya
akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta diinIormasikan
kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat Kesehatan Kerja (1,2,3).

. Konsep Dasar SIM-KK
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diperolehnya data dan inIormasi untuk mendukung manajemen
pengembangan program kesehatan kerja di Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus
1) Diperolehnya data dan inIormasi tentang keadaan penduduk usia kerja,
angkatan kerja, penyebaran kerja berdasarkan jenis pekerjaan yang ada di
Rumah Sakit
2) Diperolehnya data dan inIormasi tentang pelayanan kesehatan kerja
3) Diperolehnya data dan inIormasi tentang penyakit yang timbul karena
hubungan kerja di Rumah Sakit.


2. Manfaat
a. Memudahkan dalam monitoring dan evaluasi pengembangan program
kesehatan kerja di Rumah Sakit
b. Merencanakan dan mengembangkan program kesehatan kerja di Rumah
Sakit.

D. Data Dasar (35:9)
Data dasar wilayah kerja digunakan sebagai dasar analisis kebutuhan dan
pemetaan masalah, data dasar wilayah kerja yang terkait dengan K3 antara lain
mencakup data seperti berikut (2).
1. Data Demografi
Data dan inIormasi tentang keadaan penduduk usia kerja, angkatan kerja,
penyebaran pekerja berdasarkan jenis pekerjaan yang ada. Di samping itu, data
tentang jenis kelamin, tingkat pendidikan dan status sosial pekerja dapat
membantu dalam perencanaan program agar lebih Iokus.
2. Data 1enis dan 1umlah Perusahaan
Data jenis dan jumlah perusahaan baik di sektor Iormal maupun inIormal,
diperlukan untuk membuat peta hazard di tempat kerja dan pekerja berisiko.
a. Jumlah dan jenis perusahaan/industri besar
b. Perusahaan atau tempat kerja yang tinggi tingkat risikonya (,,rdous or ig
tisk)
c. Perusahaan atau tempat kerja yang padat karya.
d. Perusahaan atau tempat kerja yang menghasilkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) tertinggi.
e. Jumlah dan demograIi pekerja di tempat kerja tertentu.
3. Akses pelayanan K3
Termasuk keberadaan dan kemudahan akses Iasilitas kesehatan kerja seperti
Klinik Peursahaan, Klinik Kesehatan Kerja, rumah sakit dan Puskesmas yang
memberi pelayanan K3; serta Iasilitas penanggulangan kebakaran, kesiapan
penanggulangan bencana atau keadaan darurat (emergency prep,redness).
4. Akses jaminan sosial
Jaminan sosial dibutuhkan bila upaya pencegahan gagal dan pekerja jatuh
sakit, cedera, cacat atau meninggal, diperlukan data jumlah pekerja yang tercakup
dalam jaminan Askes bagi PNS, pensiun dan TNI polri; jumlah peserta PT
Jamsostek, askes mandiri, yang terdata sebagai peserta Jamkesmas, serta berapa
persen yang belum memiliki asuransi kesehatan.
5. Gambaran wilayah/lokasi kerja
Selain batas kerja, diperlukan denah wilayah (upayakan gambar GPS) kerja
dan penyebaran tempat kerja terutama yang padat karya dan/atau berisiko tinggi.

E. Penyelenggaraan SIM-KK
Dalam rangka mendukung pengelolaan SIM-KK beberapa proses tahapan
yang dilakukan meliputi (1):
1. Pengumpulan Data
Data dan inIormasi yang diperoleh menggunakan Iormulir sebagai berikut:
a. Formulir KK1 merupakan Iormulir diagnosis penyakit yang timbul karena
hubungan kerja
b. Formulir KK2 merupakan rekapitulasi dari KK1 yang memuat keadaan
morbiditas yang timbul akibat karena hubungan pekerjaan
c. Formulir KK3 yang memuat tentang Rujukan Pneyakit yang timbul karena
hubungan kerja
d. Formulir KK5 yang merupakan Iormulir rekapitulasi yang mencakup
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang dilakukan oleh rumah sakit
e. Formulir KK6a yang memuat rekapitulasi data jumlah tenaga kesehatan yang
bekerja di rumah sakit yang telah mengikuti pendidikan Iormal kesehatan dan
keselamatan kerja, serta telah dilatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja
menurut kualiIikasi pendidikan.
I. Formulir KK7a merupakan Iormulir tentang keadaan Pos Unit Kesehatan
Kerja (UKK)
g. Formulir RL2a dan RL2b merupakan Iormulir tentang morbiditas yang
diduga Akibat karena Hubungan Kerja
2. Pelaporan
a. Periode Pelaporan
Formulir RL2a dan RL2b tentang data keadaan morbiditas penyakit yang
timbul karena hubungan kerja bagi pasien rawat jalan dan rawat inap dilaporkan
sesuai dengan mekanisme pelaporan yang ada di Rumah Sakit.
b. Mekanisme Pelaporan
1) Formulir RL2a dan RL2b Rumah sakit dikirim ke Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota dan ke Bagian InIormasi Pelayanan Medik
2) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pengolahan/rekapitulasi laporan
dari semua Balai Pengobatan/ Klinik, puskesmas, BKKM dan Rumah sakit
dengan menggunakan soItware SIM-KK serta menyusun laporan untuk
dinIormasikan kepada Dinas Kesehatan provinsi dan Pusat Kesehatan Kerja
3) Dinas Kesehatan provinsi melakukan pengolahan hasil laporan semua
kabupaten dan menyampaikan laporan kepada Pusat Kesehatan Kerja tentang
hasil analisa kegiatan program kesehatan kerja di provinsi.
c. Umpan Balik
Dalam SIM-KK kegiatan pemberian umpan balik merupakan suatu hal yang
penting untuk dilaksanakan. Umpan balik laporan dapat disampaikan oleh Pusat,
Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan sajian data dan inIormasi yang berbentuk
tabel, diagram batang, chart, diagram garis dan sebagainya dalam suatu proIil
kesehatan kerja.

F. Data Dan Indikator Pelaksanaan K3 (Proses)
Upaya K3 menekankan upaya promotiI dan preventiI, pelaksanaan K3 yang
baik menentukan keberhasilan dalam pengendalian risiko. Di sektor Iormal ada
instrumen audit, yaitu di tingkat nasional berupa Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan di tingkat internasional dikenal dengan
ccup,tion, He,t ,nd S,1ety Adminstr,tion Series (OHSAS 18000). Intinya
adalah pelaksanaan manajemen risiko dari semua hazard di tempat kerja, yaitu
penilaian risiko dan pengendalian hazard. Di Indonesia, pelaksanaan SMK3
adalah wajib dan diatur dalam peraturan perundang-undangan. Data ini perlu
dimutkhirkan minimal satu kali dalam satu tahun yang dilakukan auditor internal,
satu kali dalam tiga tahun oleh auditor eksternal. Data audit ini digunakan untuk
tindakan perbaikan dan pencegahan (3,4).

G. Data Dan Indikator Keberhasilan K3 (Output)
Keberhasilan upaya K3 biasanya berupa output atau luaran dari upaya K3
yang dilaksanakan, diukur dari beberapa indikator seperti berikut (4):
1. Kadar atau intensitas pajanan di lingkungan kerja berada di bawah Nilai
Ambang Batas
2. Kadar biomarker bahan kimia di bawah Indeks Pajanan Biologik
3. Jumlah kunjungan pekerja ke poliklinik atau berobat jalan.
4. Jumlah pekerja yang dirawat di rumah sakit.
5. Biaya pengobatan dan perawatan
6. Pola penyakit pekerja, tren prevalensi dan insiden penyakit akibat kerja dan
penyakit terkait kerja, cedera atau penyakit akibat kecelakaan kerja
7. Tingkat kekerapan dan tingkat keparahan kejadian kecelakaaan di tempat kerja
a. Tingkat Kekerapan Kecelakaan (Accident Frequency R,te), yaitu rata-rata
jumlah kecelakaan dalam 1 periode dibandingkan dengan jumlah pekerja
berisiko. Formula perhitungan 1requency r,te adalah sebagai berikut.

Jumlah kejadian kecelakaan dalam 1 periode
Frequency R,te ---------------------------------------------------------------- x 100
Jumlah pekerja (populasi berisiko)

b. Tingkat Keparahan Kecelakaan (Accident Severity R,te), ialah rata-rata
jumlah hari sakit dalam waktu tertentu. Formula perhitungan severity rate
adalah sebagai berikut:



Jumlah hari hilang akibat kecelakaan
Severity R,te --------------------------------------------------------------- x 1.000.000
Jumlah hari kerja total hari lembur

8. Tingkat kekerapan dan tingkat keparahan absenteisme
a. on E11ective R,te, yaitu rata-rata waktu kerja yang hilang, dalam satuan hari
atau jam, dibandingkan dengan waktu kerja total. Formula perhitungannya
seperti berikut.

Hari hilang karena absen sakit
on E11ective R,te ---------------------------------------------------------- x 100
Hari kerja total hari lembur

b. Frekuensi R,te Absensi Sakit (Sickness Abcence Frequency R,te), yaitu rata-
rata jumlah insidens absensi (surat keterangan sakit) per orang atau jumlah
spell dalam 1 periode dibandingkan dengan jumlah pekerja. Formula
perhitungan 1requency r,te adalah sebagai berikut.

Jumlah spe dalam 1 periode
Frequency R,te ---------------------------------------------------------- x 100
Jumlah pekerja (populasi berisiko)

c. ur,si Absensi Sakit (Severity R,te atau disebut Sickness Abcence R,te),
ialah rata-rata jumlah hari sakit dalam waktu tertentu. Formula perhitungan
severity r,te adalah sebagai berikut.

Jumlah hari hilang akibat absensi sakit
Severity R,te ---------------------------------------------------------------------- x 100
(Jumlah hari kerja total x jumlah pekerja) hari Lembur




d. Durasi Spell, merupakan rata-rata jumlah hari absen sakit tiap spell (surat
keterangan sakit). Formula perhitungan durasi spell adalah sebagai berikut.

Jumlah hari hilang karena absensi sakit
Durasi Spe ------------------------------------------------------------------ x 100
Jumlah spe absensi dalam 1 periode


H. Sumber Data Dan Pengumpulan Informasi K3
Data yang dibutuhkan untuk pemantauan wilayah setempat di bidang K3,
bisa didapat dari berbagai sumber baik di rumah sakit maupun di perusahaan. Di
perusahaan Iormal bisa didapat dari bagian personalia atau Hum,n Resource
ep,rtment (HRD). Data tentang kegiatan K3 yang telah dilaksanakan di ranah
publik bisa didapat dari rumah sakit setempat, Dinas Kesehatan atau Dinas
Ketenaga-kerjaan ditingkat Kabupaten/Kota; sedangkan di sektor Iormal bisa
didapat dari bagian Kesehatan, Keselamatan dan Lingkunga (HSE) atau Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) (4).
Data demograIi tidak terlalu sulit didapat, namun data jumlah dan jenis
perusahaan serta kegiatan dan indikator K3 sering kali tidak ada. Bila
memungkinkan, cara yang terbaik untuk pengumpulan data adalah menggunakan
kuesioner dengan teknik se1 ,ssessment dan diveriIikasi oleh pewawancara
dan/atau surveior, ceklis survei jalan selintas (SJS) atau dikenal dengan w,k
troug survei, dan observasi (4).




I. Pengolahan, Analisis Dan Penyajian Data K3
Analisis tingkat asosiasi atau hubungan antara tingkat pajanan atau tingkat
risiko (yang bersiIat multiIaktor) sebagai variabel independen, dan tingkat
kekerapan kecelakaan atau tingkat keparahan absensi dan indikator output lainnya
sebagai variabel dependen, dilakukan dengan menggunakan kaidah epidemiologi
(5).
Data disajikan dalam bentuk yang komunikatiI, ternyata rangkuman
eksekutiI dan one seet di,gr,m yang komunikatiI sangat disenangi karena
memacu orang berpikir holistik dan komprehensiI; namun perlu dilampirkan
dengan narasi yang komprehensiI dan komunikatiI pula. Diperlukan keterampilan
komunikasi eIektiI baik lisan maupun tulisan dalam menyampaikan inIormasi
yang didapat dari hasil surveilans (5).

1. Surveilans Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Sistem di tempat kerja yang terdiri dari input (pekerja, mesin, dana,
organisasi, dll), process kerja (pekerja dan lingkungan kerja yang saling
berinteraksi satu sama lainnya), output (produk/jasa yang berkualitas, pekerja
yang sehat, tempat kerja yang nyaman dan selamat bagi pekerja), dalam
interaksinya tidak bisa terlepas dari hazard dan risiko khususnya yang berkaitan
dengan kesehatan dan keselamatan pekerja, serta outcome (penyakit dan
kecelakaan). Tempat kerja yang terkadang melibatkan teknologi modern yang
memakai berbagai mesin dan peralatan dalam jumlah dan kapasitas besar. Hazard
yang terdapat di area tempat kerja menjadi sangat bervariasi, dengan tingkat
Iaktor risiko yang berbeda-beda, mulai dari hazard somatik yang melingkupi
kapasitas dan status kesehatan, hazard perilaku yang melingkupi masalah
kebiasaaan merokok dan aktivitas Iisik, ,,rd lingkungan yang terdiri dari Iisik,
biologi, kimia dan org,ni,tion, o1 work ,nd work cuture yang merupakan
hazard psikologi kerja. Faktor Iisik seperti ekses kebisingan, vibrasi dan
iluminasi, serta Iaktor mekanik seperti benturan, kebakaran dan ledakan diikuti
oleh Iaktor kimia misalnya Benzene Toluen Xylene (BTX), gas CO, H2S dan
lain-lain, serta Iaktor stres kerja berupa pengaturan shiIt kerja malam yang
mungkin ada dalam industri ini. Pola hidup tidak sehat, antara lain kurangnya
beraktivitas Iisik, konsumsi makanan tidak seimbang yang rendah serat namun
tinggi lemak, serta merokok, terbukit berdampak pada kesehatan pekerja (5).
1. Ruang Lingkup Surveilans K3
Secara garis besar ruang lingkup surveilans K3 terbagi dua, yaitu (5):
a. Surveilans EIek Kesehatan dan Keselamatan
Pengumpulan, analisis dan diseminasi/komunikasi data kesehatan (data
penyakit) dan data keselamatan (data kecelakaan) spesiIik untuk populasi pekerja
berisiko dengan cara sitematik dan berkesinambungan yang dapat digunakan bagi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program K3 di dunia usaha dan dunia
kerja
b. Surveilans Hazard Kesehatan dan Keselamatan
IdentiIikasi hazard, pengukuran pajanan, analisis dan diseminasi atau
komunikasi hazard kesehatan dan keselamatan yang spesiIik bagi populasi pekerja
berisiko dengan cara sistematik dan berkesinambungan digunakan bagi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program K3 di dunia usaha dan dunia
kerja.
2. Metode Surveilans K3
Dalam rangka pemantauan hazard dan risiko yang ada di tempat kerja, maka
hal penting yang harus dilakukan adalah melakukan Surveilans Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Surveilans K3 terdiri dari strategi-strategi dan metode untuk
mendeteksi dan menilai secara sistematis dampak dari suatu pekerjaan terhadap
kesehatan dan keselamatan pekerja. Dengan surveilans maka dilakukanlah
pengumpulan, analisis, interpretasi data, dan penyebaran inIormasi agar dapat
diambil tindakan segera yang diyakini dapat mencegah pekerja dari penyakit dan
kecelakaan (5,6).
Tahap awal dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan rekognisi Iaktor
risiko, kemudian melakukan analisis, dan komunikasi yang nantinya diharapkan
dapat dikembangkannya sistem pengumpulan, analisis dan diseminasi serta
komunikasi data kesehatan dan keselamatan di tempat kerja (5).
Kegiatan program meliputi rekognisi, analisis data kesehatan seluruh
pekerja berisiko, dan komunikasi pada seluruh pihak yang berkepentingan.
Metode yang digunakan untuk pelaksanaan Program ccup,tion, He,t
Survei,nce adalah dengan melakukan identiIikasi Iaktor risiko di tempat kerja
dan identiIikasi pekerja di populasi yang berisiko. Data Iaktor risiko lingkungan
kerja antara lain (5):
a. Data Pemantauan Higiene Industri
b. Data Pemantauan Ergonomi
c. Data Pemantauan Stres Kerja
d. Data Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja, Berkala, Khusus, Return to
Work, PHK/Pensiun
e. Analisis & Komunikasi Trend Faktor Risiko & Status Kesehatan, Hubungan
Antara Faktor Risiko & EIek Kesehatan.
Objek surveilans kesehatan kerja adalah sebagai berikut (4,5):
a. Pekerja
b. Lingkungan kerja
c. Pekerjaan
Pengukuran pajanan pada pekerja antara lain (4,5):
a. Noise dosimeter
b. Personal dust sampler
c. Pengukuran dengan Spirometer
d. Pengukuran logam berat di urine & darah
Pengukuran pajanan pada lingkungan kerja antara lain (4,5):
a. Kebisingan di lingkungan kerja
b. Debu di lingkungan kerja
c. Temperatur di lingkungan kerja
d. Logam berat di lingkungan kerja.




3. Persyaratan dan Teknik Pelaksanaan
Persyaratan untuk mengadakan surveilans K3 di tempat kerja adalah sebagai
berikut (4,5):
a. Ada penyakit maupun cedera yang dapat diidentiIikasi atau adanya dampak
negatiI pada pekerja lain yang dinilai dapat merugikan
b. EIek penyakit dan/atau cedera tersebut terkait dengan eksposur/pajanan di
tempat kerjanya.
c. Ada kemungkinan atau prob,biity bahwa eIek penyakit dan/atau cedera
tersebut berpotensi dapat terjadi
d. Ada beberapa teknik yang berlaku untuk mendeteksi indikasi dari eIek
penyakit dan/atau cedera tersebut.
4. ontoh-contoh Survelans Kesehatan Kerja
a. ioogic, monitoring
e.g. 2.5-ex,ne di one (, met,boite o1 n-ex,ne) in urine CHb in workers
exposed to metyene coride.
b. ioogic, e11ect monitoring
e.g. Coinester,se in bood o1 workers exposed to cert,in org,noposporus
pesticides.
c. Enquiries, inspection or ex,m by , suit,by qu,i1ied person
e.g. ,n occup,tion, e,t nurse ,dministering , questionn,ire 1or
symptoms o1 ,stm, or rinitis, or ex,mining te ,nds 1or derm,titis.


d. edic, survei,nce
e.g. ung 1unction me,surement in workers exposed to subst,nces known to
c,use occupational asthma, Cest X-r,ys in workers exposed to respir,be
qu,rt
e. onitoring o1 sickness ,bsence -Review by ccup,tion, He,t 1or work-
re,ted trends in sick ,bsence.
5. Manfaat sumber data yang tersedia untuk keperluan aksi
Data yang tersedia atau didapat, digunakan untuk mengatasi masalah K3
berdasarkan evidence, dengan menyusun upaya promotiI, prevetiI, kebijakan,
perencanaan program antara lain seperti berikut (4,5):
a. Mengolah data sebagai alat/metode guna pemantauan penyakit atau masalah
K3 di wilayah setempat
b. Memantau kemajuan pelayanan K3 dan cakupan indikator K3 secara teratur
(bulanan) dan terus menerus.
c. Menilai kesenjangan pelayanan K3 terhadap standar pelayanan K3.
d. Menilai kesenjangan pencapaian cakupan indikator K3 terhadap target yang
ditetapkan, antara lain seperti berikut:
a. Konsentrasi debu, pelarut organik, pestisida, uap logam atau bahan kimia
lainnya di udara lingkuan kerja dibandingkan dengan nilai ambang batas yang
diperkenankan
b. Tingkat pajanan bising, panas, atau getaran pada individu kelompok pekerja
berisiko dibandingkan dengan nilai ambang batas yang diperkenankan.
c. Hasil pantauan biomarker timah hitam, benzene, aseton, inhibitor
kolinesterase atau bahan kimia lainnya dalam spesimen cairan tubuh pekerja
dibandingkan dengan indeks pajanan biologik
d. Tingkat kekerapan dan tingkat keparahan absenteisme yang terekam
dibandingkan dengan standar atau target yang ditetapkan
e. Tingkat kekerapan dan tingkat keparahan kecelakaan yang terekan
dibandingkan dengan stanar atau target yang ditetapkan
e. Menilai prevalensi dan insiden penyakit spesiIik yang diduga berkaitan
dengan pajanan hazard di tempat kerja
I. Menentukan sasaran individu, kelompok kerja, jenis pekerjaan dan wilayah
prioritas yang akan ditangani secara intensiI berdasarkan besarnya
kesenjangan.
g. Menilai keberhasilan pencapaian target, mengevaluasi dan menyusun strategi
perbaikan secara terus menerus.
6. Persiapan Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Kerja
Tahapan persiapan surveilans kesehatan kerja antara lain (5):
a. Penilaian risiko kesehatan atau HRA yang dilakukan berdasarkan hazard yang
teridentiIikasi oleh tim HI. Apabila belum ada, proses identiIikasi hazard dan
penilaian risiko serta HRA dilakukan oleh tim multidisiplin yang anggotanya
terdiri dari wakil pimpinan dan pelaksana dari unit kerja terkait bagian
kesehatan, keselamatan, HI ataupun lingkungan dan ergonomis.
b. Perencanaan program, Setelah mendapatkan HRA, penaggungjawab
surveilans Kesja yang adalah Dokter Kesehatan kerja Dan HI yang akan
menyusun program awalan hingga menetapkan pekerja yang berisiko,
penetapan jenis hazard dan eIek kesehatan.
c. Penetapan pekerja yang beresiko
d. Penetapan jenis Hazard dan eIek kesehatan yang dipantau.
e. Penetapan Jenis pemeriksaan kesehatan
I. Komunikasi untuk mendapatkan dukungan dan komitmen. Melibatkan
seluruh pemangku kepentingan khusunya pemimpin tertinggi dan pekerja.
Sebelum penyusunan proposal program, hendaknya dilakukan komunikasi
berjenjang.
g. Pembentukan tim surveilans. ProIesi utama yang bertanggungjawab dalah
doketr, perawat kesja, HI dan ergonomis. Dan membutuhkan keterlibatan
manajer SDM untuk menentukan penempatan SDM. Supervisor untuk
mengawas hazard dan pekerja serta memastikan pekerja terlibat aktiI dalam
surveilans kesehatan kerja.
h. Hasil pemeriksaan kesehatan dan in1ormed concern
. Tahapan Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Kerja
Tahapan pelaksanaan surveilans kesehatan kerja dilakukan dengan beberapa
tahapan antara lain (4,5):
a. Tahap pengumpulan data
1) Data Faktor Risiko
Dikumpulkan dengan survei jalan selintas, interview, cemic, inventory,
tinjauan dokumen seperti s,1et d,t, seet.

2) Data gangguan kesehatan
Dikumpulkan dengan survei jalan selintas, notulen rapat P2K3 dan data
pemeriksaan kesehatan pekerja.
3) Data pemantauan biologis
Biasanya data ini didapat dari HI atau pengukuran dengan melibatkan
Laboratorium Provider. Sedangkan InIormasi penanda kimia didapat dari ACGIH
dan NIOSH.
b. Tahap analisis data dan surveilans PAK
Dilakukan analisis trend dan interaksi pajanan, hasil pemantaun biologic
dan eIek kesehatan yang ditimbulkan, baik perorangan maupun kelompok.
Analisis hasil surveilans hazard adalah membandingkan dengan nilai ambang
batas. Analisi hasil surveilans eIek kesehatan akan didapat apa, siapa, di mana,
bilamana gangguan kesehatan terjadi sehingga didapat data distribusi Irekuensi
penyakit berdasarkan beberapa Iaktor risiko.
Surveilans hazard kesehatan di lingkungan dapat menjawab intensitas,
pajanan dan surveilans eIek kesehatan pada pekerja menyediakan data status
kesehatan pekerja. Menggabungkan data surveilans hazard dan surveilans eIek
kesehatan dapat dilakukan analisis epidemiologi untuk menjelaskan meng,p, dan
b,g,im,n suatu gangguan kesehatan timbul.
Lebih lanjut dapat dilakukan pebandigan risiko relative pada pekerja
terpajan dan tidak terpajan maka akan lebih jelas hubungan atau asosiasi antara
Iactor risiko dan eIek yang ditimbulkan.

c. Tahap pelaporan dan pemanIaatan hasil surveilans untuk perbaikan
Pelaporan ini dilakukan pada Iorum yang melibatkan semua manajemen.
Hasil analisis dikomunikasikan dalam bentuk agregat dengan kode etik dan
menjunjung privasi. Penyampaian manIaat yang tinggi dan menguntungkan
banyak pihak harus dilakukan untuk kesuksesan pelaksanaan rekomendasi, terkait
program kesehatan yang diencanakan.

















DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI. Nomor 1075 Tahun 2003 tentang pedoman
sistem inIormasi manajemen Kesehatan Kerja. Jakarta: Departemen
Kesehatan, 2003.

2. TriPujadi, Harisno, Sugiarto E. Aplikasi Sistem InIormasi K3 Dengan
Metode Rula dan Niosh. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi InIormasi,
2009. ISSN: 1907-5022.

3. Hasyim H. Manajemen Hiperkes Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit
(Tinjauan Kegiatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Institusi Sarana
Kesehatan). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 2005: 8(2).

4. Santoso S. Kajian Pengembangan Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Berdasarkan OHSAS 18001. Sigma Epsilon ISSN 0853-9103, 2006:
10(1).

5. Garrido T, Raymond B, Jamieson L, Etc. Making The Business Case For
Hospital InIormation SystemsA Kaiser Permanente Investment Decision.
Journal OI Health Care Finance/Winter , 2004: 16-25

6. Hardono S, Faizal N, Irawan RR. Manajemen keselamatan dan Kesehatan
kerja Proyek Uji Coba Skala Penuh Jembatan Cable Stayed Untuk lalu Lintas
Ringan.
















LAMPIRAN

You might also like