#$$

I.}oni 1..vno
Uinas Kesehatan Propinsi 3umatera Barat
PLNAKl1 MLNuLAR MLNAuN Ul3LBABKAN 0LL CAClN0 llLARlA AN0
Ul1uLARKAN MLLALul BLRBA0Al 1LNl3 NAMuK
1LR3LBAR LuA3 Ul PLUL3AAN UAN PLRK01AAN, 1LRu1AMA Ul PLUL3AAN
MLNlMBuLKAN KLCACA1AN MLNL1AP, 31l0MA, P3lK0L00l3, 303lAL UAN
LK0N0Ml
MLNuRuNKAN KuALl1A3 3UM
llLARlA3l3 Ul lNU0NL3lA Ul3LBABKAN 0LL 3 3PL3lL3 CAClN0 llLARlA Al1u : llLARlA3l3 Ul lNU0NL3lA Ul3LBABKAN 0LL 3 3PL3lL3 CAClN0 llLARlA Al1u :
-- wu0lFlFll4 B4N0lUl1l wu0lFlFll4 B4N0lUl1l
-- BluCl4 M4l4Yl BluCl4 M4l4Yl
-- BluCl4 1lMUll BluCl4 1lMUll
PLNLBARANNA Ul3LLuRu lNU0NL3lA BAlK Ul PLUL3AAN MAuPuN Ul PLRK01AAN PLNLBARANNA Ul3LLuRu lNU0NL3lA BAlK Ul PLUL3AAN MAuPuN Ul PLRK01AAN
1LRu1AMA Ul PLUL3AAN 1LRu1AMA Ul PLUL3AAN
llLARlA3l3
MORFOLOG - BENTUK
A. CAClN0 ULwA3A A1Au MAKR0llLARlA
BLRBLN1uK 3lLlNURl3, ALu3 3LPLR1l BLNAN0, Pu1l UAN
lUuP Ul UALAM 3l3l1LM LlMlL.
uKuRAN 55 - 100 MM x 0,16 MM
CAClN0 1AN1AN LLBl KLClL: 55 MM x 0,09 MM
CAClN0 BL1lNA BLRKLMBAN0 3LCARA 0v0vlvlPAR,
hasiIkan mf 50 ribu / hari
B. MlKR0llLARlA
MLRuPAKAN LARvA UARl MAKR0llLARlA 3LKALl KLLuAR
1uMLANA PuLuAN RlBu.
MLMPuNAl 3ARuN0. 200 - 600 X 8 um
P E N Y E B A B FLARA88
3 8PE8E8 CACNG filaria
LM TUBUH NYMUK
Mf AN0 Ull3AP NAMuK AKAN BLRKLMBAN0 UALAM 0101
NAMuK
3L1LLA 3 ARl MLN1AUl LARvA L1
3L1LLA 6 ARl MLN1AUl LARvA L2
3L1LLA 8-10 ARl uN1uK BluCl4 A1Au 10 - 14 ARl
uN1uK wu0lFlFll4 AKAN MLN1AUl LARvA L3
LARvA L3 3AN0A1 AK1ll UAN MLRuPAKAN LARvA lNlLK1ll.
Ul1uLARKAN KLPAUA MANu3lA MLLALul 0l0l1AN NAMuK
(1L1APl 1UK. 3P1 MALARlA)
TEMPT BERKEMBNG BK
MANu3lA MLRuPAKAN 03PL3 ULllNl1ll
AMPlR 3LMuA UAPA1 1LR1uLAR 1LRu1AMA
PLNUA1AN0 UARl UALRA N0N-LNULMlK
BLBLRAPA LwAN UAPA1 BLR1lNUAK 3LBA0Al
03PL3 RL3LRv0lR
Ul lNU0NL3lA ANA Brug|a ma|a,| sub periodik/
non periodik AN0 UAPA1 MLN0lNlLK3l LwAN
LwAN 1LR3LBu1 AUALA: Lu1uN0 (!resb,rh|s
or|srara), KLRA LK0R PAN1AN0 (Maoaoa
faso|ou|ar|s) UAN KuClN0 (le||s oarus)
'EKTOR - PERNTR
NAMuK MLRuPAKAN vLK10R llLARlA3l3
Ul lNU0NL3lA AUA 23 3PL3lL3 NAMuK AN0 UlKL1Aul
BLR1lNUAK 3LBA0Al vLK10R UAN P01LN3lAL vLK10R
UARl 5 0LNu3: M4NSUNl4, 0ulF\, 4NU!lFlFS, 4FlFS
l4N 4lMlCFlFS.
w.B4N0lUl1l 1lPL PLRK01AAN vLK10RNA 0ulF\
ulNuFl4S0l41uS
w.B4N0lUl1l 1l!F PLUL3AAN 4NU!lFlFS, 4FlFS l4N
4lMlCFlFS
B.MALAl M4NSUNl4 S!!, 4N.B4lBllUS1llS.
B.1lMUll 4N. B4lBllUS1llS.
NYAMUK lENULAl
FlLAllA$l$
LNGKUNGN
A. LlN0KuN0AN ll3lK
lKLlM, 0L00RAll3, AlR U3B.
B. LlN0KuN0AN Bl0L00lK
LlN0KuN0AN AA1l 0 MLMPLN0ARul PLNuLARAN, u1AN, RL3LRv0lR,
vLK10R
C. LlN0KuN0AN 303lAL-LK0NlMl-BuUAA
KAP
AUA1 l31lAUA1, KLBlA3AAN U3B
LK0N0Ml: CARA BLR1ANl, MLNCARl R01AN, 0L1A U3B
LNGKUNGAN PERNDUKAN NYAMUK
8AWAH
GOT / 8ALURAN AR
RAWA-RAWA
TANAMAN AR
PENULRN
PLNuLARAN UAPA1 1LR1AUl APABlLA AUA
LlMA uN3uR u1AMA:
3uMBLR PLNuLAR
PARA3l1
vLK10R
MANu3lA AN0 RLN1AN
LlN0KuN0AN (ll3lK, Bl0L00lK LK0N0Ml UAN
303lAL-BuUAA)
A. Patogenesis
Perjalanan Penyakit dipengaruhi oleh :
Kerentanan individu thd parasit
3eringnya mendapat gigitan nyamuk
Banyaknya larva infektif masuk ke dl tubuh
Adanya infeksi bakteri / jamur.
. Ge]ala Klinis Akut
0ejala klinis akut berupa
0X.lokal
- Limfangitis
- Limfadenitis
- Adenolimfangitis/ AUL
- Abses, dapat peoah dan sembuh dengan parut
- 0X. umum
demam, sakit kepala, rasa lemah(banyak terlihat
infeksi dengan B.ma|a,| dan B. r|mor|).
Pada infeksi wuoherer|a ditemukan demam bila terjadi
orkitis, epididimitis,funikulitis & orkalgia.
B. Ge]ala Klinis
ada dua gx klinis yaitu gx klinis akut dan
gx klinis kronis
pada dasarnya gx klinis akut sama hanya
saja tampak lebih ]elas pd Brug|a.
lnfeksi wuoherer|a kelainan
dapat pd sal kemih / alat kelamin.
. Ge]ala klinis kronis
a_. Limfedema
nfeksi Wuchereria
Mengenai seluruh kaki/lengan, skrotum,
penis, vulva vagina & payudara,
nfeksi Brugia
dapat mengenai kaki / lengan di bawah lutut /
siku Lutut , 8iku masih normal
b_. Hidrokel
Pelebaran kantung buah zakar yang berisi
oairan limfe. dapat sbg indikator endemisitas
filariasis banorofti.
o_. Kiluria
Kenoing spti susukeboooran sal limfe di
pelvik ginjal , jarang ditemukan
Kita arus Mengurangi Uampak 1ersebut
Uengan Cara Memutus Mata Rantai
Penularan untuk Mengurangi Penyebaran
( Lliminasi ) Uengan Cara Melakukan
Pengobatan Massal
RP SUR'EY -> KSUS KLNS
No KAB/ KOTA JML
PUSKES
MAS
JML PUSK
YG
MELAPOR
JML KASUS KETERANGAN
SDJ
1 Kab. Pd. Pariaman 23 3 6 -
2 Kab. T. datar 22 7 9 MI rate 0, ulang SDJ
3 Kab. Pesisir Selatan 18 7 38 MF Rate 1- 2,42
4 Kab. Agam 21 3 16 MF RATE 7,3 - 8,7
5 Kab. 5o Kota 19 4 5 MF Rate 0,73 - 1,43
6 Kab. Pasaman 9 2 2 -
7 Kab.Sawahlunto Sijunjung 12 3 5 MF Rate 0
8 Kab. Solok 18 4 4 MF rate 0
9 Kab. Kep. mentawai 6 3 12 MF Rate 2,92
10 Kota Padang 19 5 7 Belum SD1
11 Kota Bukittinggi 4 1 1
MF Rate 1,42
12 Kab. Dharmasraya 8 3 11 -
13 Kab. Solok Selatan 6 1 2
14 Kab. Pasaman Barat 11 7 46 MF rate 3,2 18,48
PL1A L0KA3l KA3u3 KLlNl3
llLARlA3l3 3uMBAR
1AuN 2005
PK BK1
PA3AMAN (2)
50 K01A(5)
A0AM(16)
P
L
3
3
L
L
(38)
3wL 311(5)
PP
1. UA1AR(9)
3wL2)
30L0K
PU0(7)
PAR
PU. PR(6)
M
L
N
1
w (12)
PASAMAN PASAMAN
BARAT ( 46) BARAT ( 46)
DHARMASRAYA (11) DHARMASRAYA (11)
SOLOK (4) SOLOK (4)
SOLOK SELATAN(2) SOLOK SELATAN(2)
ADA KASUS KLINIS ( )
TIDAK ADA KASUS KLINIS
1lUAK AUA KA3u3
1. K01A BuKl11lN00l
2. K01A PARlAMAN
3. K01A P. PAN1AN0
4. K01A PAAKuMBu
5. K01A 30L0K
PL1A LNULMl3l1A3 llLARlA3l3 3uMBAR
1AuN 2005 BLRUA3ARKAN A3lL 3U1
PK
BK1
PA3AMAN
50 K01A
A0AM
P
L
3
3
L
L
3wL 311
PP
1. UA1AR
3wL
30L0K
PU0
PAR
PU. PR
M
L
N
1
w
!ASAMAN !ASAMAN
BARAT BARAT
DHARMASRAYA DHARMASRAYA
SOLOK SOLOK
SOLOK SELATAN SOLOK SELATAN
MFR ~ 1 ( ENDEMIS)
MFR 1
HASIL SDJ (MFR) BELUM DIKETAHUI DAN TIDAK ADA KASUS
MlR 0 dilakukan 3U1 ulang
1. PLMu1u3AN 1RAN3Ml3l 1. PLMu1u3AN 1RAN3Ml3l
Pengobatan Massal (MUA) pada populasi beresiko (at risk) Pengobatan Massal (MUA) pada populasi beresiko (at risk)
Uengan 0bat ULC, Albendazole & Paraoetamol, 3ekali Uengan 0bat ULC, Albendazole & Paraoetamol, 3ekali
setahun selama minimal 5 tahun berturut setahun selama minimal 5 tahun berturut--turut turut
2. PLN0LNUALlAN AN0KA KL3AKl1AN 2. PLN0LNUALlAN AN0KA KL3AKl1AN
(Ul3ABlLl1 ANU C0N1R0L) (Ul3ABlLl1 ANU C0N1R0L) Perawatan di tingkat Perawatan di tingkat
Masyarakat pada kasus Masyarakat pada kasus
-- Limfedema , hidrokel Limfedema , hidrokel
-- 3erangan Akut Limfedema dan hidrokel 3erangan Akut Limfedema dan hidrokel
Ui Rumah 3akit Ui Rumah 3akit
-- 0perasi idrokel 0perasi idrokel
Tu]uan Khusus
Menurunnya Mioro lilaria (Ml) rate < 1
Menurunnya serangan akut pada penderita kasus kronis
1idak bertambahnya kasus kronis baru
Menoegah dan membatasi keoaoatan
Tu]uan Eliminasi Filariasis
Tu]uan Umum
Filariasis tidak menjadi masalah dalam kesehatan
masyarakat
1. Eliminasi Filariasis merupakan salah satu
prioritas nasional pemberantasan penyakit
menular.
. Eliminasi dilaksanakan dengan kegiatan
pokok :
- Pengobatan massal didaerah endemis
- Penatalaksanaan kasus klinis {individual_
3. 8atuan lokasi pelaksanaan {mplementation
Unit_ adalah kabupaten / kota.
4. Mencegah penyebaran filariasis antar
kabupaten, propinsi dan negara.
8TRATEG 8TRATEG
. . Memutuskan mata rantai penularan Memutuskan mata rantai penularan
filariasis dengan pengobatan masal filariasis dengan pengobatan masal
didaerah endemis filariasis didaerah endemis filariasis
. Mencegah dan membatasi . Mencegah dan membatasi
kecacatan dengan kecacatan dengan
penatalaksanaan kasus filariasis penatalaksanaan kasus filariasis
3. Mengembangkan peneletian dan 3. Mengembangkan peneletian dan
memperkuat surveilans memperkuat surveilans
4. Pengendalian Vektor Terpadu 4. Pengendalian Vektor Terpadu
PENGORGNSSN & PENGORGNSSN &
PEMBYN PEMBYN
PENGOBATAN MA88AL : PENGOBATAN MA88AL :
1. 0PLRA3l0NAL 1. 0PLRA3l0NAL APBD KABUPATEN APBD KABUPATEN
2. 2. OBAT DEC OBAT DEC
OBAT EFEK 8AMPNG OBAT EFEK 8AMPNG APBN PU8AT APBN PU8AT
3. ALBLNUAL0LL 3. ALBLNUAL0LL w0 w0
BA8ELNE 8URVA & EVALUA8 BA8ELNE 8URVA & EVALUA8 APBD APBD
PROPN8 / PU8AT PROPN8 / PU8AT
NDKATOR KNERJA NDKATOR KNERJA
1. Kabupaten yang dapat menurunkan 1. Kabupaten yang dapat menurunkan
mikrofilaria (Mf Rate) < 1 mikrofilaria (Mf Rate) < 1
2. kasus klinis filariasis yang ditangani 2. kasus klinis filariasis yang ditangani
pertahun (90 ) pertahun (90 )
PENTAHAPAN ELMNA8 PENTAHAPAN ELMNA8
FLARA88 FLARA88
1. Penemuan kasus kronis lilariasis 1. Penemuan kasus kronis lilariasis survai oepat survai oepat
2. Pemetaan endemisitas kabupaten / kota 2. Pemetaan endemisitas kabupaten / kota
3. MUA, tatalaksana kasus klinis filariasis 3. MUA, tatalaksana kasus klinis filariasis
4. Monitoring & evaluasi 4. Monitoring & evaluasi
5. 3ertifikasi eliminasi filariasis 5. 3ertifikasi eliminasi filariasis
PENGOBATAN MA88AL / MDA
FLARA88

Tu]uan
Menurunkan mf rate <
2 Menurunkan kepadatan rata-rata mf

8asaran
Seluruh pdd yang tinggal di daerah endemis filariasis
Pengobatan untuk sementara ditunda bagi :
nak usia < 2 tahun
bu hamil
bu menyusui
Orang sedang sakit berat
Kasus kronis filariasis dalam serangan akut
Balita marasmus / kwasiorkor
Jenis Obat

. Diethyl Carbamazine
Citrate {DEC_
a. 8ifat kimiawi & fisika

4 Tidak berwarna
4 Tidak berbau
4 Larut dalam air
4 Rasa sedikit pahit
4 Stabil suhu -30 C
4 Sediaan tablet @ 00 mg


b. Cara Ker]a DEC
Melumpuhkan otot mf, mf tidak dpt bertahan di tempat
hidupnya
2 Mengubah komposisi dinding mf, jadi lebih mudah
dihancurkan oleh sistim pertahanan tubuh
alam bbrp jam mf di sirkulasi darah mati
3 Menyebabkan matinya sebagian cacing dewasa

- Cacing dewasa yang masih hidup dapat dihambat
untuk memproduksi mf selama 9 2 bulan
- Setelah diminum, cepat diserap oIeh saIuran cerna,
kadar maksimaI daIam pIasma darah stI 4 jam,
diekskresikan seIuruhnya meIaIui urin daIam wk 48 jam

. Albendazole
- dikenal sbg obat cacing usus (cacing gelang, kremi,
cambuk & tambang)
- i daerah endemis filariasis, kecacingan usus, ditemukan
cukup tinggi lbendazole efektif mematikan cacing
usus
- IbendazoI meningkatkan efek daIam mematikan
cacing fiIaria dewasa dan mf tanpa menambah reaksi
yang tidak dikehendaki.

3. Obat Reaksi Pengobatan

- !aracetamol - Antibiotika oral
- TM - Vitamin B6
- Antasida doen - Kortikosteroid injeksi
- Salep antibiotika - Adrenalin Injeksi

Cara Pemberian Obat

- Obat , IbendazoIe dan ParacetamoI ,
dosis tunggaI, sekaIi setahun, minimaI 5 tahun.
-osis 6 mg/KgBB, IbendazoIe 400 mg untuk semua goI. umur dan
paracetamoI 10 mg/KgBB .
Obat diminum sesudah makan, di depan petugas
- Untuk memudahkan pemberian obat di masy , osis obat berdasarkan umur

Tabel Dosis Obat Berdasarkan Umur
&&#
(Tahun)
(100 mg)
(TabIet)
IbendazoIe
(400mg)
(TabIet)
ParacetamoI
(500mg)
(TabIet)
2 - 0,2
6 - 2 0,
> 3




#eaksi Pengobatan

Obat EC &lbendazole, aman, memiliki toleransi baik tetapi kadang
terjadi reaksi pengobatan terutama infeksi Brugia malayi dan Brugia
timori

A. Macam Reaksi Pengobatan
1. #eaksi &mum
- Respon imunitas individu terhadap matinya mf,
makin banyak mf yang mati makin besar reaksi terjadi
- Terjadi 3 hari pertama stl M
- Reaksi ringan sembuh sendiri tanpa diobati
- Berupa sakit kepala, pusing, demam, mual, menurunnya
nafsu makan, muntah, sakit otot, sakit sendi, lesu, gatal-gatal,
keluar cacing usus,
di paru-paru (asma bronkial dan "00ing)

. Reaksi Lokal
- kibat matinya cacing dewasa
- Timbul sampai 3 minggu setelah M

a. #eaksi IokaI pada infeksi W. bancrofti
Nodul di kulit skrotum paling sering terjadi
Funikulitis
Epididimitis
Orkitis
Orkalgia

a. #eaksi IokaI pada infeksi Brugia maIayi dan
Brugia timori
Limfadenitis
Limfangitis
denolimfangitis
bses
Ulkus
Limfedema

B. Penatalaksanaan Reaksi Pengobatan
- Yang penting adalah
# penjelasan reaksi obat pada pdd agar tidak takut
# tidak menolak diobati tahap selanjutnya
- Tatalaksana reaksi yang tidak tepat memberikan dampak
buruk di masy di daerah endemis, mengganggu jalannya PELF

OLEH KARENA TU PERLU DLAKUKAN:
nformasikan masy reaksi dpt terjadi namun persentasenya kecil
2 nformasikan masy, tempat mendapat pertolongan
3 Puskesmas cukup memiliki stok obat reaksi
Penyebarluasan informasi dokter praktek dimana M
dilaksanakan , bentuk sistem rujukan dengan RS pemerintah /
swasta
Obat diminum sesudah makan
6 Sasaran yang ditunda jangan diberikan obat





pengobatan reaksi sesuai gejaIa yang timbuI:
ParacetamoI
T
ntasida oen
$aIep antibiotika
moksisiIin kapIet
No No Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 1ml 1ml
!enduduk !enduduk
(jiwa) (jiwa)
Tahun !elaksanaan Tahun !elaksanaan Ket Ket
04 04 05 05 06 06 07 07 08 08 09 09 10 10 11 11 12 12 13 13
11 Kep.Mentawai Kep.Mentawai 58.316. 58.316.- - 22 44 44 4 4 2 2 2 2 4 kec 4 kec
22 Pasaman Barat Pasaman Barat 316.717. 316.717.- - 22 44 11 11 11 11 11 11 9 9 7 7 11 kec 11 kec
33 Agam Agam 433.526. 433.526.- - 11 22 15 15 15 15 15 15 14 14 13 13 15 kec 15 kec
44 Pesisir Selatan Pesisir Selatan 396.017. 396.017.- - 22 11 11 11 11 11 11 11 11 9 9 1 12 2 kec kec
55 50 Kota 50 Kota 322.271. 322.271.- - 22 44 13 13 13 13 13 13 11 11 9 9 13 kec 13 kec
Total kec Total kec 22 99 16 16 54 54 52 52 52 52 45 45 38 38
Tahap I Tahap I 22 77 77 38 38 0 0 0 0 0 0 0 0
RLNCANA PLLAK3ANAAN MUA Ul 3uMA1LRA BARA1
No No Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 1ml 1ml
!enduduk !enduduk
(jiwa) (jiwa)
Tahun !elaksanaan Tahun !elaksanaan
04 04 05 05 06 06 07 07 08 08 09 09 10 10 11 11 12 12 13 13
11 Kep.Mentawai Kep.Mentawai 58.316. 58.316.- - 22 44 44
OKT OKT
22 Pasaman Barat Pasaman Barat 316.717. 316.717.- - 22 66
33 Agam Agam 433.526. 433.526.- - 11 44
44 Pesisir Selatan Pesisir Selatan 396.017. 396.017.- - 55 4 4
55 50 Kota 50 Kota 322.271. 322.271.- - 11 - -
OKT OKT
66 BUKITTINGGI BUKITTINGGI 4 4
Total kec Total kec 22 88 20 20 16 16
RLALl3A3l PLLAK3ANAAN MUA Ul 3uMA1LRA BARA1
A} ingin A} ingin
gnrni Fnr gnrni Fnr
Incnin F;n Incnin F;n
nri nri )ilnrini !! )ilnrini !!
Alokasi dana operasional MDA sekali
setahun selama minimal 5 tahun berturut-
turut di Kabupaten/Kota yang terbatas
& tidak berkesinambungan
sehingga :
- MDA terputus sehingga tidak
bermanfaat
- MDA seluas kecamatan dan tidak
diperluas , mudah terjadi reinfeksi dan
pencapaian eliminasi terlambat
Permasalahan MDA