You are on page 1of 13

Naskah Drama

Disusun

oleh :

1.

Adiyudha Cahya Ramadhan


2. Athuf Hazimah Ramadhani

(02/8E)

sebagai

Aji Nenek

(06/8E) (10/8E) (14/8E) (18/8E)

sebagai Kiky Tyas Bejo

Bejo
3. Evia Rizqi Karima 4. Tia Pradana 5. Muh. Fadlyllah Uman

sebagai sebagai sebagai sebagai sebagai

6. Rahmad Aji Yoga Pratama (22/8E) 7. Siwi Kurnia Saraswati

Papa Tyas Mama Tyas

(26/8E)

Ketekunan Dan Ketabahan


Di suatu keluarga yang kaya raya, hiduplah seorang anak perempuan pewaris tunggal perusahaan ternama di Indonesia.Tapi alangkah malang nasibnya, ia sangat kekurangan dekapan hangat dari kedua orang tuanya.

Tyas : ( sedang berada di sofa sambil menonton televisi ) Mama : ( menghampiri Tyas) Nak, mama mau bicara. Tyas : Mau bicara apa? Mama : ( sambil membelai rambut Tyas ) Dalam minggu minggu ini mama dan Papa akan menyelesaikan tugas Perancis yang dulu terbengkalai Tyas : (wajahnya kaget) apa ma..??? Ke Perancis lagi..?? Apa mama sama Papa udah nggak sayang aku lagi..?? Mama : Ya nggak gitu sayang, nanti tiap Minggu mama transfer uang jajan ke rekening kamu. Tyas : Oke dech! Kalo begitu..Tapi janji ya..! Mama : Baik, mama janji Papa : (menghampiri dan duduk di samping Tyas ) Oh ya, besuk kamu harus ikut ke rumah sakit teman papa, biar dianter sama bibi ya. Dan biar dari perusahaan di

terbiasa dengan suasan di rumah sakit. Tyas : ( bangkit dari duduk ) Massa apa apa bibi, kenapa gak papa aja. Ya udah, terserah!

Di sisi lain, ada sebuah keluarga kecil yang kurang beruntung. Namanya Bejo, tapi sering di panggil Jo. Ia hidup bersama neneknya yang telah berusia 75 tahun. Untuk membiayai kebutuhan kuliahnya. Jo bekerja sambilan sebagai tukang loper koran di sebuah perempatan.

Jo : (menuntun sepeda sambil berpamitan dengan simbahnya ) Mbah, Jo berangkat kuliah dulu ya Mbah : (sambil menyiapkan dagangan ) Ya, hati hati Jo.

Selang beberapa meter,nenek Bejo meneriakinya untuk membawa koran dagangannya yang tertinggal.

Mbah Jo

: ( berteriak ) Jo BejoKorannya Jo : ( sambil menepuk dahi ) Oh ya mbah lupa, hehehe.

Bejo melenjutkan perjalanannya sambil melemparkan koran koran di setiap rumah. Sesampainya di kampus, ia bertemu dengan wanita kaya yang sombong,ia bernama Tyas.

Jo : ( bermaksud melempar koran kepada Aji yang berada di depannya, tetapi koran tersebut menganai kepala Tyas. )

Tyas : ( sambil Aduuuh( menoleh ke

memegang

kepala

dan

kesakitan

belakang dan berteriak panjang ) Bejoo. Jo Aji malu dan : ( menutup mata dengan tangannya ) Aduh.. Kena deh. : ( menoleh ke belakang dan menertawakan Bejo yang ketakutan ) hahahahaahah

Sebenarnya Tyas ingin marah akan tetapi karena dilihat oleh banyak mahasiswa lain, ia pergi meninggalkan Bejo dan Aji dengan wajah marah.

Aji : Rasain, makanya jangan suka jahilin orang. Kena deh tu nenek lampir.

Di lain tempat Tyas bertemu dengan sahabatnya yang bernama Kiky.

Tyas : ( menggerutu karena kejadian tadi ) Ki, hari ini aku sebel banget . Kiky : Sebel kanapa ? Tyas : tadi pagi tu aku di lempar koran sama Jo. Kiky : Jo siapa ? Joshua ? Tyas : ( dengan wajah kaget dan bingung ) Kalo Joshua ma gak papa, tapi kalo Bejo si gembel penjual koran. Ih gak banget. Kiky : Eh, gak boleh gitu sama temen sendiri. Suatu saat kita pasti butuh

bantuannya walaupun ia hanya seorang tukang loper koran.

Satu minggu lagi fakultas kedokteran akan melakukan pendadaran skripsi bagi S1. Akan tetapi, Tyas belum selesai mengerjakannya dan ia juga mengalami kesulitan untuk mengerjakannya. Tyas berniat untuk meminta bantuan kepad Kiky.

Tyas : Kamu dah selesai belum buat skripsinya? Kiky : Wah aku baru dapet diagnosis buat penyakitnya, sama belum dapet obatnya. Emang kenapa ? Tyas : Aku belum tau cara menangani penyakit yang berkaitan dengan demam. Niatnya sih mau minta bantuan kamu. Kiky : Gini aja. Gimana kalo kamu minta bantuan sama Bejo? Dia kan juga pinter. Tyas : ( dengan nada marah) Ya udah, makasih.(pergi meninggalkan Kiky)

Sebenarnya Tyas ingin meminta bantuan kepada Bejo. Akan tetapi ia gengsi. Kerena teerhimpit waktu, dengan berat hati akhirnya Tyas meminta bantuan kepada Bejo.

Tyas : ( dengan perasan gengsi) Jo, boleh gak aku minta tolong bantuin aku ngerjai skripsiku. Aku belum tau cara menangani penyakit yang berkaitan dengan demam.(dengan nada memerintah ) Jo : Emmm Ya udah aku bantuin. Kenapa gak coba pake amoxicillin?

Tyas : Oh iya, kenapa aku gak kepikiran ya. ( dengan nada ketus ) makasih ya Jo kapan kapan aku minta bantuanmu lagi. Jo : (hanya bisa menggelengkan kepala dengan rasa heran setelah Tyas pergi)

Waktu bergulir sangat cepat, hari wisuda pun telah tiba. Hari Senin tanggal 30 Desember 2011. UGM mengadakan gladi bersih bagi para calon wisuda wan di Gedung Graha Sabha Buana.

Jo Aji Jo

: (masuk ke gedung dengan wajah heran ) Wah (sambil melihat lihat sekeliling gedung) : (menghampiri Jo) Ini tempat kita wisuda besok. Kerenkan denger denger IP mu tinggi? : Ah massa?

Tyas : (dengan sombong ) Gak mungkin, pasti aku yang tertinggi. Aji : Kita liat aja besok.

Undangnan wisuda pun telah sampai di rumah Jo. Nenek Bejo kebingungan mencari pakaian yang akan dikenakannya esok. Bejo dan Aji bersama membuat rencana untuk besuk pagi.

Mbah Jo Mbah Jo Aji

: Jo, besok mbah pakai baju apa ya? : Pakai yang biasa buat kondangan itu lo mbah. : Boleh to Jo Jadi mbah gak perlu pakai jas ya? : Aduh mbah, kalau jas itu buat laki laki. : ( sambil tertawa bersama sama ) Apa Jo, Mbah mu mau pake jas ?( melanjutkan tertawanya)

Sementara itu di rumah Tyas, ia sedang bingung memilih pakaian dan menyusun agendanya untuk sesok hari bersama Kiky.

Tyas : Ki, kira kira ya ?( membawa dua baju di tangannya )

aku

besok

pake

yang

mana

Kiky : Kamu pake yang mana aja bagus.

Setelah selesai, Kiky pun pulang dan Tyas pun segera menelpon papanya.

Tyas : Halo pa, besuk aku wisuda, papa atau mama harus bisa dateng, kalo gak aku ngambek ! Papa : Tapi nak, papa sama mama baru banyak tugas kalo kamu gak keberatan nanti diganti bibi. Mama : (mengambil telepon dari tangan papa ) Ya nak, mama tau. Nanti di usahain papa yang dateng. ( dengan nada membujuk ) Tyas : ( marah ) Kalo papa gak bisa, Pokoknya mama yang dateng, titik..(meletakkan telepon )

Hari saat wisuda pun telah tiba, Jo dan simbahnya menyambut dengan gembira, walaupun tanpa ditemani orang tuanya yang telah lama meninggal. Di sisi lain, Tyas dan Kiky sedang sibuk berbenah benah diri untuk menghadiri acara wisuda tersebut. Kiky senang karena bisa

di temani ayah dan ibunya, tetapi berbeda dengan Tyas yang rencananya mamanya akan datang walaupun terlambat.

Jo : Mbah, ayo berangkat. Ini uadah jam 8 nanti kita terlambat. Mbah : Sabar Jo, ini kebaya simbah udah gak muat. Ni simbah lagi cari yang masih muat. Jo : Ya udah, tapi cepet ya mbah.

Tanpa disadari,ternyata Tyas, Kiky, dan Aji datang menjemput Jo dan neneknya. Sebenarnya Tyas mau, akan tetapi kerena di desak teman temannya akhirnya ia mau .

Tyas : (dengan wajah marah ) Aji : Assalmualaikum, Jo.. Bejo

Bejo : Walaikumsalam, eh Aji sama temen temen. Ayo silahkan masuk. Kiky : Udah Jo gak usah, ayo kita berangkat.

Tyas diam seribu kata saat melihat rumah Bejo yang hanya seukuran kamarnya itupun sudah tidak layak di tinggali. Tyas sangat terketuk pintu hatinya yang semula kaku berubah menjadi iba.

Bejo : Ada Tyas juga to ? Tyas : (hanya tersenyum tipis )

Mereka berangkat bersam sama dengan mobil Aji. Di mobil Tyas hanya diam saja, memikirkan bagaimana kehidupan Bejo yang sering ia hina. Sesampainya di gedung, jantung Bejo berdebar kencang. Jo Aji : Ji, aku deg deg an nih : Santai aja Jo, kayak aku ini lho.

Pukul 10.00, rektor UGM telah memanggil seluruh wisudawan. Dan akan mengumumkan siapa yang memperoleh IP tertinggi.

Rektor : Saat yang sangat ditunggu tunggu telah tiba. Wisudawan yang memperoleh IP tertinggi adalah Bejo Suyono dengan IP 3,89. Tyas : (heran dan cemas) Ki, aku kok gak di panggil sebagai wisudawati yang cumlaude sih. Pasti rektornya salah panggil deh Aji : Emang Jo itu tekun, gak kaya kamu yang selalu sombong. Jo memang pantas mendapatkan predikat itu. Kiky : Ya, memang Bejo pantas dapat cumlaude, sebaiknya kita beri dia Selamat nanti waktu di luar. Tyas : (raut marah ) Pantas apaan, biasa aja kali. (sambil meninggalkan meraka)

Mama Tyas datang terlambat karena ia berangakat dari Perancis dan langsung menuju tempat wisuda.

Rektor : (berdiri di podium) Gelar yang disandang oleh mahasiswa kebanggaan kita ini bukan diperolehnya denan mudah. Perjuangan demi perjuangan telah ia lalui. Demi biaya kuliahnya ia rela untuk berjualan koran. Walaupun fakta tersebut sulit dipercaya bahwa ia hanya loper koran, ia merupakn anak yang cemerlang, meski ia yatim piatu. Bejo Suyono. Memang patut kita jadikan teladan. Tepuk tangan untuk Jo.(tepuk tangan) Tyas : ( wajah iri dan marah ) Kenapa harus dia sih, diakan cuma tukang loper koran. Sementara aku anak penguasha, lagi pula aku juga lebih pinter.(bangkit dari duduknya ) Mama : (menghampiri Tyas dan mencegahnya untuk melakukan tindakan yang memalukan kembali ) Sudahlah serta menenangkannya untuk duduk

Tyas, mungkin kamu kurang rajin, lagi pula masih banyak kesempatan untuk memperbaiki diri. Tenang dong.

Atas perkataan mamanya, Tyas pun mulai memikirkan seluruh perbuatannya. Lama kelamaan ia merasa bersalah terhadap Bejo. Karena ras bersalahnya itu, Tyas berlari mengejar Jo yang akan pergi meninggalkan ruang wisuda.

Tyas : ( berlari mengejar Bejo ) Bejo. Jo : (menoleh ke belakang ) hmmm.

Tyas : ( terengah engah ) Bejo aku minta maaf. Sekaligus ini adalah Pertemuan terakhir sebelum aku ke Perancis sama orang tuaku.

Mama Tyas, mbah, Kiky dan Aji bersama menghampiri Tyas dan Bejo.

Mama : ( memegang pundak Tyas dan Bejo) Kalo mau Bejo dan keluarganya bisa ikut ke Perancis. Biar kerja di rumah sakit paman dan sekaligus bisa mengajari hal hal yang belum kamu ketahui.

Karena perkataan mama Tyas tadi, Bejo berpikir piker di rumah akhirnya ia memutuskan untuk pergi sendiri karena kondisi neneknya yang tidak memungkinkan untuk pejalanan jauh.

Bejo : Mbah bagaimana menurut mbah dengan penawaran Mamanya Tyas tadi? Mbah : Kalo itu untuk masa depanmu, Mbah rela Le (sambil membelai rambut Bejo) Bejo : Berarti mbah juga mau ikut ke Perancis? Mbah : Nggak Le, simbah di rumah aja, nanti siapa yang mau jaga warung. Lagi

pula (tersenyum) iba) Mbah

tetengga

kita

juga

perhatian

kepada

mbah

Bejo : Ya sudah, mbah di rumah sendiri nggak papa? (wajah : Gak papa le (tersenyum)

Waktu berlalu begitu cepat, 2 tahun berlalu yang dilewati Bejo dan Tyas di Perancis. Di suatu sisi nenek Bejo sangat merindukannya. Setiap bulan ia selalu mengirimkan surat kepada Bejo yang ada di Perncis untuk mengobati rasa rindunya, ia juga selalu berdoa agar Bejo diberi keselamatan di sana.

Bejo : (Tiba- tiba datang dan menghampiri mbah) Mbah..Bejo pulang Mbah : (kaget mendengar suara teriakan Bejo) Bejo, cucuku kau sudah pulang nak!!!! Bejo : Iya mbah, Bejo selalu membaca surat dari yang mbah kirim, Bejo juga kangen mbah (memegang tangan mbah) Mbah sukses? : Bagaimana perjalananmu, apakah kamu sudak

Bejo : (mengusapi air matanya) Alhamdulillah mbah Bejo berhasil, itu semua berkat doa mbah di rumah Mbah : Itu semua juga karena ketekunan ketabahanmu menghadapi kehidupan ini dan

Karena Bejo berhasil meraih cita-citanya, ia akan membangunkan warung yang cukup layak untuk neneknya. Ia juga membuka praktek

gratis dirumah untuk membantu warga sekitar yang ada di rumah Bejo.

You might also like