Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan panjang runway berdasarkan beda ketinggian, suhu, dan kemiringan landasan pacu serta menjelaskan distribusi beban roda belakang pesawat udara.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan panjang runway berdasarkan beda ketinggian, suhu, dan kemiringan landasan pacu serta menjelaskan distribusi beban roda belakang pesawat udara.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online from Scribd
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan panjang runway berdasarkan beda ketinggian, suhu, dan kemiringan landasan pacu serta menjelaskan distribusi beban roda belakang pesawat udara.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online from Scribd
SOAL 1. Pada suatu Bandar udara yang direncanakan akan menggunakan pesawat rencana jenis tertentu dengan kebutuhan panjang runway sebesar A. Apa yang terjadi bila : 1.1. Ketinggian Landasan pacu berada 100 meter di atas permukaan laut atau 700 meter di atas permukaan laut. 1.2. Bila suhunya 4 0 C atau 45 0 C 1.3. Bila kemiringan 0,5 atau 3
2. Disurvei suatu Bandar Udara diperoleh x jumlah penumpang yang datang, y jumlah penumpang yang keluar dan z yang transit, berapa jumlah penumpang ?
3. Buatlah tahapan-tahapan penentuan prakiraan jumlah penumpang pada suatu bandara yang akan di operasikan!
4. Buatlah tahapan dari pergerakan pesawat dengan menggunakan Instrument Flight Rule (IFR) atau Visual Flight Rule (VFR), Jelaskan hubungan dengan atc!
5. Gambarkan Distribusi beban roda belakang pesawat udara, apakah dia single atau tandem?
6. Pada suatu lapangan Udara diperoleh tingkat pelayanan rata-rata pesawat terbang adalah 50 detik, simpangan baku 10 detik, tingkat kedatangan 40 pesawat / jam. Berapa tunggaan rata-rata yang terjadi?
7. Coba jelaskan system antrian pesawat terbang !
,5,3,3%07-,3 PERHTUNGAN PAN1ANG RUNWAY BERDASARKAN BEDA KETNGGAN, SUHU DAN KEMRNGAN
Pada suatu Bandar udara yang direncanakan dengan menggunakan pesawat rencana jenis tertentu dengan kebutuhan panjang runway sebesar A, yang terjadi bila : Ketinggian Landasan pacu berada 100 meter di atas permukaan laut atau 700 meter di atas permukaan laut. Bila suhunya 4 0 C atau 45 0 C, Bila kemiringan 0,5 atau 3 adalah sebagai berikut : Runway digunakan untuk kegiatan mendarat dan tinggal landas pesawat terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum take oII weight terbesar dari pesawat rencana yang akan beroperasi dibandar udara tersebut. Pesawat rencana yang akan digunakan meliputi kelas terbesar hingga yang terkecil. Penentuan panjang landasan pacu dipengaruhi oleh kondisi lokal bandara. Lingkungan bandara yang berpengaruh terhadap panjang runway adalah: temperatur, angin permukaan (surIace wind), kemiringan runway (eIIective gradient), elevasi runway dari permukaan laut (altitude) dan kondisi permukaan runway. Sesuai dengan rekomendasi dari International Civil Aviation Organization (ICAO) bahwa perhitungan panjang runway harus disesuaikan dengan kondisi lokal lokasi bandara. Metoda ini dikenal dengan metoda Aeroplane ReIerence Field Length (ARFL). Menurut ICAO, ARFL adalah runway minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas pada maximum sertiIicated take oII weight, elevasi muka laut, kondisi atmosIir standar, keadaan tanpa angin bertiup, runway tanpa kemiringan (kemiringan 0). Jadi didalam perencanaan persyaratan- persyaratan tersebut harus dipenuhi dengan melakukan koreksi akibat pengaruh dari keadaan lokal. Adapun uraian dari Iaktor koreksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Koreksi elevasi (koreksi terhadap ketinggian di atas permukaan laut) Menurut ICAO bahwa panjang runway bertambah sebesar 7 setiap kenaikan 300 m (1000 It) dihitung dari ketinggian di atas permukaan laut. Maka rumusnya adalah: Fe 1 0.07 300h (1.9) Dengan Fe : Iaktor koreksi elevasi, h : elevasi di atas permukaan laut, m
,5,3,3%07-,3 2. Koreksi temperatur Pada temperatur yang tinggi dibutuhkan runway yang lebih panjang sebab temperatur tinggi akan menyebabkan density udara yang rendah. Sebagai temperatur standar adalah 15 o C. Menurut ICAO panjang runway harus dikoreksi terhadap temperatur sebesar 1 untuk setiap kenaikan 1 o C. Sedangkan untuk setiap kenaikan 1000 m dari permukaaan laut rata-rata temperatur turun 6.5 o C. Dengan dasar ini ICAO menetapkan hitungan koreksi temperatur dengan rumus: Ft 1 0.01 (T (15 - 0.0065h)) (1.10) Dengan Ft : Iaktor koreksi temperatur T : temperatur dibandara, o C
3. Koreksi kemiringan runway Faktor koreksi kemiringan runway dapat dihitung dengan persamaan berikut: Fs 1 0.1 S (1.11) Dengan Fs : Iaktor koreksi kemiringan S : kemiringan runway,
4. Koreksi angin permukaan (surface wind) Panjang runway yang diperlukan lebih pendek bila bertiup angin haluan (head wind) dan sebaliknya bila bertiup angin buritan (tail wind) maka runway yang diperlukan lebih panjang. Angin haluan maksimum yang diizinkan bertiup dengan kekuatan 10 knots, dan menurut Basuki (1990) kekuatan maksimum angin buritan yang diperhitungkan adalah 5 knots.
,5,3,3%07-,3 DSURVE SUATU BANDAR UDARA DPEROLEH X 1UMLAH PENUMPANG YANG DATANG, Y 1UMLAH PENUMPANG YANG KELUAR DAN Z YANG TRANST, BERAPA 1UMLAH PENUMPANG ?
Penumpang yang datang dapat dikategorikan sebagai jumlah penumpang, penumpang yang keluar tidak karena sudah meninggalkan bandar udara, sedangkan penumpang yang transit juga merupakan jumlah penumpang karena penumpang transit berada dalam bandar udara dan masih akan melakukan penerbangan. Jadi, Bila x jumlah penumpang yang datang, y jumlah penumpang yang keluar, dan z yang transit maka jumlah penumpang adalah jumlah penumpang yang masuk ditambah jumlah penumpang yang transit dikurang jumlah penumpang yang keluar. Atau (xz-y).
TAHAPAN-TAHAPAN PENENTUAN PRAKRAAN 1UMLAH PENUMPANG PADA SUATU BANDARA YANG AKAN D OPERASKAN!
Tahapan-tahapan dalam penentuan prakiraan jumlah penumpang pada suatu bandara yang akan dioperasikan dapat ditentukan dengan menggunakan Iormula, namun tahapan pertama yaitu menentukan umur rencana angkutan udara misalnya selama 20 tahun, 2010-2030. Formulanya adalah sebagai berikut :
Vn Vo (1 i) n (1)
dengan: Vn volume lalulintas angkutan udara pada tahun ke - n V0 volume lalulintas angkutan udara pada tahun ke awal prediksi I pertumbuhan lalulintas angkutan udara N umur rencana
Untuk mengetahui perkembangan penduduk dan PDRB perkapita pada tahun ke-n dilakukan analisa dengan metode pertumbuhan (uture Jalue), yaitu: F P (1i)n (2) dengan: F nilai tahun ke-n
,5,3,3%07-,3 P nilai tahun data awal i pertumbuhan rata-rata n selisih tahun perkiraan dan tahun data awal
V TAHAPAN DAR PERGERAKAN PESAWAT DENGAN MENGGUNAKAN NSTRUMENT FLGHT RULE (FR) ATAU VSUAL FLGHT RULE (VFR), 1ELASKAN HUBUNGAN DENGAN ATC !
NSTRUMENT FLGHT RULE (FR) Pada keadaan cuaca yang kurang baik, terutama jarak pandang yang rendah menyebabkan penerbang tidak dapat menerbangkan pesawatnya dengan cara konvensional yaitu VFR (Visual Flight Rules). KONDS TERBANG FR Seorang penerbang yang kompeten untuk terbang IFR, dapat terbang secara IFR kapan saja, bahkan pada saat cuaca yang baik dan cerah. Hal ini terutama dilakukan oleh penerbang pesawat jet yang akan terbang tinggi dan perlu dipantau oleh radar ATC, sehingga harus mengikuti aturan-aturan IFR. Pada saat cuaca kurang baik, ada keadaan minimum yang memaksa penerbang untuk terbang dengan cara IFR. Keadaan cuaca yang berada di bawah minimum VMC atau tidak memenuhi syarat VMC disebut IMC. Jika syarat keadaan cuaca tidak memenuhi keadaan VMC (Visual Meteorogical Condition), misalnya jarak pandang lebih kecil dari 5 km di bawah ketinggian 10 ribu kaki, maka penerbang tanpa lisensi IR tidak dapat menerbangkan pesawat. Di sinilah kelebihan penerbang dengan lisensi IR. Syarat-syarat VFR untuk terbang dengan jarak tertentu dari awan juga tidak berlaku bagi penerbang dengan aturan IFR.\ Pada saat terbang, reIerensi yang dipakai oleh penerbang adalah hanya instrumen pesawat. Ada beberapa cara untuk menemukan bandara pada waktu terbang dengan cara IFR. Cara untuk turun dari ketinggian jelajah dan mendarat ini disebut approach.
,5,3,3%07-,3 VSUAL FLGHT RULE Pada awal perkembangan dunia penerbangan, navigasi yang digunakan untuk menerbangkan sebuah pesawat hanyalah melihat kompas dan daratan dengan mengikuti tanda-tanda alam seperti sungai, gunung, pantai dan lain-lain. Atau dapat juga dengan mengikuti jalan raya. Jadi misalnya anda menerbangkan pesawat dari Jakarta ke Semarang, maka tanda alam (landmark) yang diikuti adalah pantai utara pulau Jawa. Cara terbang seperti ini mengikuti aturan yang disebut VFR (Visual Flight Rules). Cara seperti ini punya keterbatasan, yaitu keadaan cuaca dan jarak pandang yang harus bagus. Kecepatan pesawat yang relatiI tinggi mengharuskan jarak pandang yang cukup jauh. Dan keadaan cuaca seperti hujan dan kabut dapat mengakibatkan jarak pandang yang berkurang. Kondisi cuaca untuk menerbangkan pesawat dengan aturan VFR disebut VMC (Visual Meteorological Condition). Dalam perkembangannya, teknologi penerbangan memungkinkan penerbang untuk menerbangkan pesawat tanpa melihat keluar, hanya mengikuti panduan instrument di dalam pesawat. ATC (AR TRAFFC CONTROLLER) ATC atau air traIIic controller adalah rekan terdekat penerbang di samping unit-unit yang lain. Karena salah satu kriteria terbang IFR (Instrument Flight Rules) adalah adanya komunikasi antara penerbang dengan ATC. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, di beberapa tempat/ negara, penerbang dapat mendapatkan clearance/ijin untuk terbang IFR melalui telepon dan kembali menelepon ATC setelah mendarat, untuk melaporkan bahwa penerbangan telah selesai dilakukan dan Ilight plan dapat ditutup.
,5,3,3%07-,3 V GAMBAR DSTRBUS BEBAN RODA BELAKANG PESAWAT UDARA, APAKAH DA SNGLE ATAU TANDEM?
% ,5,3,3%07-,3 V COBA 1ELASKAN SYSTEM ANTRAN PESAWAT TERBANG
DSPLN ANTRAN Disiplin antrian mempunyai pengertian tentang bagaimana tata cara kendaraan atau manusia mengantri. Ada dua klasiIikasi dalam disiplin mengantri yaitu prioritas dan Iirst come Iirst served. Disiplin prioritas dikelompokan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanaanya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin Iirst come Iirst served menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani lebih dahulu. Beberapa jenis disiplin antrian yang sering digunakan dalam bidang transportasi atau arus lalu lintas, adalah : 1. First In First Out (FIFO) atau First Come First Served (FCFS) Disiplin antrian FIFO sangan sering digunakan dalam bidang transportasi dimana orang dan/atau kendaraan yang pertama tiba pada suatu tempat pelayanaan akan dilayani pertama. 2. First In Last Out (FILO) atau First Come Last Served (FCLS) Sebagai Contoh Adalah ilustrasi bagaimana tata cara disiplin antrian FILO adalah berkas laporan yang pertama tiba akan terletak paling bawah sehingga akan diproses paling akhir. Sedangkan berkas laporan yang masuk paling akhir akan terletak paling atas, sehingga akan diproses paling awal. Antrian kendaraan pada pelayanan Ieri di terminal penyeberangan (kendaraan yang pertama masuk ke Ieri, akan keluar terakhir, atau barang yang pertama masuk pada gudang pada saat pemuatan akan keluar terakhir pada saat pembongkaran), dan cukup banyak contoh lainnya. 3. First Vacant First Served (FVFS). Dengan disiplin antrian FVFS ini, orang yang pertama tiba akan dilayani oleh tempat pelayanan yang pertama tiba akan dilayani oleh tempat pelayanan yang pertama kosong. Dalam kasus FVFS, hanya akan terbentuk 1 (satu) antrian tunggal saja , tetapi jumlah tempat pelayanan bisa lebih dari 1 (satu). Kinerja disiplin antrian FVFS akan sangat baik jika waktu pelayanan di setiap tempat pelayanan sangat bervariasi (atau dengan kata lain jika standar deviasi waktu pelayanan
% ,5,3,3%07-,3 antartempat pelayanan relatiI besar). Hal ini disebabkan penggunaan disiplin FIFO akan menjadi sangat tidak eIektiI jika waktu pelayanan sangat bervariasi antar tempat pelayanan, yang akan mengakibatkan panjang antrian yang tidak merata untuk setiap lajur antrian. Contoh kegiatan pelayanan yang mempunyai standar deviasi waktu pelayanan antartempat pelayanan yang sangat bervariasi adalah: loket pelayanan bank, imigrasi atau pabean, pasar swalayan, dan lain lain. Salah satu kelebihan utama dalam penerapan disiplin antrian FVFS adalah hanya akan terbentuk 1 (satu) lajur antrian saja (lajur-tunggal). Pada prakteknya, antrian tersebut dapat digantikan dengan sistem kartu tunggu sehingga secara Iisik antrian tersebut tidak perlu terbentuk, karena dapat digantikan dengan nomor urut kartu.