Professional Documents
Culture Documents
a. Gejala
1) Dirasakan pada umur 20-30 tahun
2) Biasanya bilateral tetapi dapat juga unilateral
3) Tuli bersiIat konduktiI 40 dB atau lebih, yang dapat berlanjut menjadi
tuli sensorineural atau campur
b. Tanda
1) Fungsi tuba baik
2) Otoskopi: membran timpani tampak normal atau berwarna kemerahan
(Schwart:e sign ())
Gambar 5. Otosklerosis
6. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : membran timpani biasanya normal pada sebagian besar
kasus. Hanya sekitar 10 yang menunjukan Schwart:e sign.
2) Palpasi : tidak adanya nyeri tekan.
3) Pada pemeriksaan garputala menunjukkan kesan tuli konduktiI,
memberi gambaran hantaran tulang lebih kuat dari pada hantaran udara
(Tes Rinne negatiI ).
4) Tes webber menunjukkan lateralisasi kearah telinga yang memiliki
derajat cond:ting hearing loss lebih besar.
b. Pemeriksaan Penunjang
1) Audiogram merupakan kunci penelusuran secara objektiI dari
otosklerosis. Gambaran biasanya konduktiI, tetapi dapat juga campur
atau sensorineural.
2) CT scan dapat mengidentiIikasi pasien dengan vestibular atau koklear
otosklerosis.
7. Diagnosis Banding
Otosklerosis terkadang sulit untuk dibedakan dengan penyakit lain yang
mengenai rangkaian tulang-tulang pendengaran atau mobilitas membran
timpani. Diagnosis Iinal sering ditunda sampai saat bedah eksplorasi.
a. Fiksasi kepala malleus, menyebabkan gangguan konduktiI yang serupa
dan dapat terjadi pada konjugasi dari Iiksasi stapes.
b. ongenital fixation of sta5es, dapat terjadi karena abnormalitas dari
telinga tengah dan harus dipertimbangkan pada kasus gangguan
pendengaran yang stabil semenjak kecil.
c. Otitis Media Sekretoria ronis, dengan otoskop dapat menyerupai
otosklerosis, tetapi timpanometri dapat mengindikasi adanya cairan di
telinga tengah pada otitis media.
d. Timpanosklerosis, dapat menimpa satu atau lebih tulang pendengaran.
Gangguan konduktiI mungkin sama dengan yang terlihat pada
otosklerosis.
e. Osteogenesis imperIekta (;an der oe;e de Klen Sndro2e), adalah
kondisi autosomal dominan dimana terdapat deIek dari aktivitas
osteoblast yang menghasilkan tulang yang rapuh dan bersklera biru.
8. Penatalaksanaan
Penyakit akan berkembang lebih cepat tergantung pada Iaktor
lingkungan seperti kehamilan. Gangguan pendengaran akan berhenti stabil
maksimal pada 50-60 db.
a. AmpliIikasi
Alat bantu dengar baik secara unilateral atau bilateral dapat
merupakan terapi yang eIektiI. Beberapa pasien yang bukan merupakan
kandidat yang cocok untuk operasi dapat menggunakan alat bantu dengar
ini.
b. Terapi Medikamentosa
1) Tahun 1923 scot adalah orang pertama yang menemukan kalsium
Ilorida untuk pengobatan otosklerosis. Hal ini diperkuat oleh
Shambough yang memprediksi stabilasi dari lesi otosklerotik dengan
penggunaan sodium Ilorida. Ion Ilorida membuat komplek Ilourapatit.
Dosis dari sodium Ilorida adalah 20-120 mg/hari.
2) Brooks menyarankan penggunaan Ilorida yang dikombinasi dengan
400 U vitamin D dan 10 mg kalsium karbonat berdasar teori bahwa
vitamin D dan CaCO3 akan memperlambat lesi dari otosklerosis. Iek
samping dapat menimbulakan mual dan muntah tetapi dapat diatasi
dengan menguarangi dosis atau menggunakan enteric-coated tablets.
Dengan menggunakan regimen ini, sekitar 50 menunjukan symptom
yang tidak memburuk, sekitar 30 menunjukan perbaikan.
c. Terapi Bedah
Pembedahan akan membutuhkan penggantian seluruh atau sebagian
dari Iiksasi stapes (stapedektomi). Indikasi bedah:
1) Tipe otosklerosis oval window dengan berbagai variasi derajat Iiksasi
stapes
2) Otosklerosis atau Iiksasi ligamen anularis oval window pada otitis
media kronis (sebagai tahapan prosedur)
3) Osteogenesis imperIekta
4) Beberapa keadaan anomali kongenital
5) Timpanosklerosis di mana pengangkatan stapes diindikasikan
(sebagai tahapan operasi)
DAFTAR PUSTAKA
1. Lalwani A, Agrawal S, Aguila DJ, et al. Current Diagnosis and Treatment :
Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2nd dition. New York : Mc Graw Hill
Lange;2007.
2. MIS & PIP. Tympanosclerosis. Disitasi dari
http://www.patient.co.uk/showdoc/40025285.htm pada tanggal 30 Mei 2009.
Last Update |Januari 2009|.
3. Chasanati, Nurmei. Telinga Tengah. uliah Blok e:robeha;io:r and Sense
Sste2. Jurusan edokteran Unsoed, 2010.
4. Cummings CW, Fredrickson JM, Harker LA, et al. Otolatyngology Head and
Neck Surgery. 3rd dition. St. Louis : Mosby-Year Book Inc;1998.
5. Menner AL. Pocket Guide to ar. 1st dition. New York : Thieme Inc;2003.
6. Hildmann H, SudhoII H. Middle ar Surgery. 1st dition. New York : Springer-
Verlag;2006.
7. Vorvick, L.J. tosclerosis. Disitasi dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001036.htm pada tanggal 9
Oktober 2011. Last Update |8 Agustus 2010|
8. Adams,George L.dkk. oies.:k: Afar Penakit TT.d 6 : Jakarta.GC; 1997.