You are on page 1of 2

Nama : BRYANT VAREL PURBA

N P M : 19111194
Kelas : 1 KA 40
BAB. 9 AGAMA DAN MASYARAKAT
A. PENGERTIAN AGAMA DAN MASYARAKAT
A
Kaitan agama dengan masyarakat banyak dibuktikan pengetahuan agama yang
meliputi penulisan sejarah dan Iigur para Nabi dalam mengubah kehidupan.
Pada usulannya agama yang diyakini merupakan sumber motivasi tindakan
individu dalam hubungan sosial.

Ada dua kehidupan sosial menyangkut hal yang sudah tentu memiliki hubungan
yang erat :
Yang mempunyai seperangkat arti mencakup perilaku sebagai pegangan individu
(way of life) dengan kepercayaan dan taat kepada agamanya.
Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-
hal yang normatiI atau menunjukkan kepada hal-hal yang sebaiknya dan
seharusnya dilakukan.
1
1
- Pengaruh dari cita-cita agama dan etika agama dalam
kehidupan individu dari kelas sosial dan 7oup sosial;
- Perseorangan, kolektivitas dan mencakup kebiasaan dan
cara semua unsur asing agama diwarnainya.
B. FUNGSI AGAMA
Dalam pengertian lembaga sosial yang demikian, maka agama merupakan salah
satu bentuk perilaku manusia yang telah terlembaga;
Teori Iungsional dalam melihat kebudayaan, pengertiannya adalah bahwa
kebudayaan adalah wujud suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma dan peraturan;

Fungsi agama dalam masyarakat ada tiga aspek penting yaitu: ebudayaan,
sistem sosial dan ep7ibadian;

F

A
Mempertahankan keseimbangan pribadi, Iungsi kepribadian dalam hal ini
merupakan suatu dorongan kebutuhan yang kompleks dan kecenderungan
bertindak;

Aksioma teori Iungsional agama adalah segala suatu yang tidak berIungsi akan
lenyap dengan sendirinya, karena agama sejak dulu sampai saat ini masalah
Iungsionalisme agama dapat dianalisa lebih mudah pada komitmen agama
menurut #oland #obetson (1984), diklasiIikasikan berupa: eyainan, p7ate,
penalaman, penetahuan dan onseuensi.

F
C. PELEMBAGAAN AGAMA
Agama begitu universal, permanen (lanen) dan mengatur dalam kehidupan,
sehingga bila memahami agama akan sukar memahami masyarakat;
Menurut perkataan (Eli:abeth K. Notinhan, 1954), yaitu :
2
2
- Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral;
- Masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang;

NU, semula organisasi ini tidak mempunyai anggaran dasar (Tahun 1926), baru
setelah Tahun 1927 organisasi ini dirumuskan;

Dari contoh sosial lembaga keagamaan berkembang pola ibadah, pola ide-ide,
ketentuan (keyakinan) dan tampil sebagai bentuk asosiasinya atau organisasinya.

You might also like