Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan Ienomena sosial budaya yang melibatkan
kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman
yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi
(Aminuddin, 1990: 57).sastra adalah suatu kegiatan kreatiI sebuah karya seni.
Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatiI dan produktiI dalam menghasilkan
sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta mencerminkan realias sosial
kemasyarakatan.
sastra juga dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat dijumpai
pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan keagamaan
keberadaanya tidak merupakan gejala yang universal
Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk
mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan
pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang
serta menggunakan media bahasa sebagai penyampaiannya.
Karya sastra memiliki objek yang berdiri sendiri, terikat oleh dunia dalam
kata yang diciptakan pengarang berdasarkan realitas sosial dan pengalaman
pengarang. Hal ini sejalan dengan pemikiran Pradopo (2002:59) yang
!
"pedoman", dari kata dasar sas- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
"kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra
tertulis atau sastra lisan (sastra oral).
. Prosa
Dalam kamus bahasa Indonesia diterangkan bahwa prosa adalah salah
satu jenis karya sastra yang berbentuk bahasa tertulis biasa , karangan bebas,
berbeda dengan bentuk sajak, syair, dan sebagainya.(Desy Anwar:2003)
. Novel
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia novel berarti 'karangan prosa
yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-
masing.
Menurut semi (1984:24) novel itu mengungkapkan suatu konsentrasi
yang tegas dan mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih
mendalam serta disajikan dengan halus. Maka dapat ditarik kesimpulan, novel
menggambarkan realita yang ada dan dengan imajinasi, mudah dipahami dan
logis.
. Analisis intrinsik
Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
1
wawasan dan pengetahuan, bagi penulis dan khususnya kepada pembaca dan
pecinta sastra.
. Hipotesis
Hipotesis yang kami susun antara lain bahwa Novel Atheis karya Achdiat
K Mihardja termasuk salah satu novel yang tersusun dari unsur-unsur intrinsic
yang lengkap sehingga dapat menyajikan cerita yang bernilai sastra tinggi.
. Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menyiapkan objek yang akan diteliti yaitu novel
yang sesuai dengan judul penelitian itu sendiri. Sehingga dalam penelitian ini,
yang menjadi objek penelitian adalah teks sastra yaitu novel Atheis karya Achdiat
K Mihardja.
ATHEIS
Judul Buku : Atheis
Penulis : Achdiat K. Mihardja ( Angkatan `45 )
Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta.
Cetakan : 27, 2005
Tebal Buku : 232 halaman
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sinopsis Novel Salah Asuhan
Hasan adalah seorang pemuda yang berasal dari sebuah kampong di kota
Bandung, Kampung Panyeredan. Ayah dan ibunya tergolong orang yang sangat
saleh. Sudah sedari kecil hidupnya ditempuh dengan tasbih. Iman Islamnya sangat
tebal. Lukisan inilah yang menggambarkan latar keagamaan dalam kehidupan
Hasan, kehidupan yang bernaung Islam.
Setelah menjadi pemuda dewasa makin rajinlah Hasan melakukan perintah
agama semua tentang ajaran ajaran agamanya makin menempel terus di dalam
hatinya. Sampai sampai Hasan menjadi seorang penganut agama Islam yang
Ianatik. Hasan kemudian meninggalkan orang tuanya dan memulai kehidupan di
kota Bandung dengan tinggal bersama bibinya dan bekerja pada sebuah kantor
jawatan pemerintah,sebagai penjual tiket kapal di Kota Praja. Di tempat penjualan
tiket inilah Hasan bertemu orang orang yang akhirnya mengubah jalan hidupnya.
Berawal dari pertemuannya dengan Rusli, temannya pada saat bersekolah di
Sekolah Rakyat. Rusli mengajak untuk bertamu ke rumahnya dan terlebih lagi ada
perasaan tertentu yang menghinggapinya kala bertemu dengan Kartini, yang
merupakan saudara angkat Rusli. Hasan jadi sering mampir ke tempat Rusli.Dan
mulailah Hasan mencebur dalam pergaulan Rusli dan Kartini, dan kawan-kawan
mereka, yang merupakan aktivis ideologi marxis.
berbahagia sentosa raya. Tentu, tak lama pula, datanglah juga masa sengsara, Hasan
dan Kartini mulai sering bertengkar. Dan pertengkaran inipun berujungkan
perpisahan. Sumber konIliknya adalah, utamanya, ketidaksukaan Hasan pada gaya
hidup modern Kartini. Hasan masih memendam cara pikir yang konservatiInya
ternyata. Dan memang begitulah. Dalam keterlibatan ia berkecimpung di dunia
pemikiran kaum 'atheis, ia masih sangat mendekap erat pandangan-pandangan
masa lalunya. Dan pertentangan pikiran ini cukup menyiksa hari-hari Hasan, yang
hanya sanggup diobati, awalnya, dengan impian akan keanggunan Kartini, tetapi
selain itu Hasan pun berhadap dengan penderitaan Iisik berupa penyakit paru-paru
yang dideritanya.
Suatu hari Hasan mengetahui bahwa di suatu hotel Anwar pernah berniat
memperkosa Kartini, dalam marah, ketika berjalan mencari Anwar, ia ditembak
oleh tentara Jepang ( Kusyu Heiho ) yang menuduhnya mata-mata. Hasan
tersungkur oleh terjangan peluru dan diakhir hayatnya ini Hasan masih sempat
mengucapkan Allahu Akbar sebagai tanda keimanannya
B. Analisis Struktural
a. Tema dan Amanat
Stanton (2007: 36) mengemukakan bahwa tema merupakan aspek ceritayang
sejajar dengan 'makna dalam pengalaman manusia; suatu yang menjadikan suatu
pengalaman yang diangkat. Tema yang diangkat novel ini adalah persoalan
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Novel Atheis ( 1949 ) karya Achdiat K.
Mihardja adalah karya sastra yang mengetengahkan perkembangan awal abad ke
20, yakni pergeseran gaya hidup tradisional ke gaya hidup yang modern. Atheis
menyoroti kebiasaan umum dalam menanamkan ajaran Islam secara dogmatis.
Atheis mengambil tema benturan Islamisme yang ditanamkan secara dogmatis
melawan komunisme. SiIat keberagamaan dalam novel ini terasa begitu kental
hampir di setiap bagiannya. Seperti dalam kutipan :
Sesungguhnya, semua itu meminta cara. Meminta cara oleh karena hidup di
dunia ini berarti menyelenggarakan segala perhubungan lahir batin, antara kita
sebagai manusia dengan sesama makhluk kita dengan alam beserta pencintanya.
Dan penyelenggaraan semua perhubungan itu meminta cara. Cara yang sebaik
baiknya, seadil adilnya, seindah indahnya, setepat tepatnya, tapi pun
sepraktis praktisnya, dan semanIaat manIaatnya bagi kehidupan segenapnya. (
Atheis, hal. 9 )
Hal ini menggambarkan tentang kehidupan, hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan
alamnya.
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Atheis adalah :
Banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan dari novel Atheis ini. Dalam novel
ini kita seakan akan diingatkan, tentang kehidupan orang yang begitu Ianatik
dalam menjalankan agamanya, orang orang yang hanya memikirkan urusan
akhirat saja. Padahal Tuhan menyuruh manusia beribadah dengan tidak melupakan
kewajibannya sebagaimana manusia di dunia. Ketaatan Hasan bersembahyang,
melakukan ibadah semata mata karena ketakutannya pada neraka yang selalu
dipikirkannya, bukan ketakutan akan Tuhannya. Seperti ditulis dalam halaman 20 :
Dalam khayalku sebagai anak kecil, segala dongeng itu alangkah hidupnya, seolah
olah aku sudah betul betul melihat neraka. Aku merasa takut. Menggigil
ketakutan. Merapatkan badanku kepada badan Ibu yang sedang mendongeng itu.
Ibu memeluk aku. Dibujuk bujuknya aku,Tidak usah engkau takut takut, asal
engkau jangan nakal. Mesti selalu turut kepada perintah ayah dan ibu, kepada orang
orang tua, dan mesti rajin bersembahyang dan mengaji. Achdiat seolah ada di
samping kita bercerita tentang pemeluk agama yang keliru mengkuti tradisi semata.
Membuat kita sadar bagaimana menjalankan agama yang sesungguhnya.
Kemudian kita juga diberitahukan jangan tergantung pada cinta yang
didasari naIsu duniawi. Cinta mengubah Hasan menjadi lupa diri. Karena cintanya
kepada Kartini, ia telah menyingkirkan cintanya terhadap Tuhannya dan orang
tuanya. Seperti dalam kutipan di bawah ini, bagaimana kuatnya pengaruh Kartinin
terhadap kehidupan Hasan :
Hasan juga seorang yang Ianatik dengan agamanya, yang dibuktikan dalam
kutipan:
Kadang kadang aku tidak bisa menyembunyikan kebencian kepada orang
yang tidak saleh atau kurang iman. . berpuasa tujuh hari tujuh malam. Hasan
kemudian menyelesaikan ritualnya mandi di kali Cikapundang selama 40 kali, satu
malam dan sembahyang Isya sampai shubuh. ( Atheis, hal. 28 29 )
Kemudian tokoh lawannya adalah Kartini, Rusli, Anwar, yang siIatnya akan
dijelaskan satu persatu.
a. Kartini
Kartini adalah wanita korban Siti Nurbaya dipaksa kawin oleh ibunya
dengan seorang rentenir Arab tua yang kaya. Suka belajar dan menempuh hidup
kebarat batan daripada 'penjara timur kolot menurutnya ( dalam Atheis, hal. 34 ).
Kartini seorang yang berideologi tegas dan radikal. Etikanya menurut Ieodal/
burjuis, merupakan wanita yang berpikiran modern. Kartini adalah seorang Athei (
tidak percaya akan keberadaan Tuhan dan agama )
b. Rusli
Rusli adalah teman kecil dari Hasan. Dari kecil Rusli adalah anak yang
nakal, jarang sembahyang ( Atheis, hal. 33 ). Rusli juga seseorang yang dapat
menghargai orang lain dan sopan, ditunjukkan dalam kutipan berikut :
Tentu saja saudara Hasan tidak akan membiarkan pendapat saya itu. Itu saya
dapat mengerti dan hargai, dan memang tak asah saudara Hasan menerima segala
apa yang saya katakan itu. ( Atheis, hal. 77 )
1
Rusli juga seseorang yang mudah mempengaruhi orang lain. Seperti dalam
kutipan :
Karena kepandaian Rusli menguraikan pelbagai soal hidup, baik soal soal
kemasyarakatan, politik, ekonomi, dan lain lain yang selama itu tidak pernah
menjadi soal bagiku dan agama. ( Atheis, hal. 104 ) Rusli juga seorang Atheis (
tidak percaya akan adanya Tuhan dan agama).
.. Anwar
Anwar adalah rekan dari Rusli dan Kartini. Anwar adalah seniman anarkhis
dan ramah. Seperti dikutip, bagaimana Iisik dari Anwar :
Ia pemuda yang cakap rupanya. Kulitnya kuning seperti kulit orang Cina dan
matanya pun agak sipit. Mungkin ia keturunan Cina/ Jepang. Ia berkumis kecil
seperti sepot sapu lidi masuk ter dan janggutnya jarang jarang seperti akar yang
liar. Rambutnya belum bercukur. ( Atheis, hal. 101 )
Dan juga disebutkan bahwa Anwar adalah seorang yang periang dan selalu
beranggapan bahwa Tuhan itu adalah aku sendiri ( telunjuknya sendiri menusuk
dadanya) dalam Atheis, hal. 104. Anwar adalah inididualis anarkhis dan suka
memaksakan kehendaknya. Dibuktikan pada kutipan di bawah ini :
Ia suka sekali mendesak desakkan kehendak atau pendapatnya sendiri.
Dalam hal ia selalu agresiI. Selalu polemis dan mengemukakan dirinya sendiri,
seolah olah dialah saja yang paling pintar, paling benar dan tak diinsyaIinya
agaknya, bahwa kebenaran itu terlalu besar untuk dimonopoli oleh hanya 1 orang
saja, seorang Anwar. ( Atheis, hal 130 )
hati seperti pencuri yang hendak meninggalkan kamar untuk menghilang ke dalam
gelap. Kota Bandung tidak seperti tiga tahun yang lalu. Pada senja hari yang indah
seperti itu, di zaman yang lalu kota itu seolah seolah mulai berdandan. Lampu
lampu listrik di jalan jalan, di toko toko dan di rumah rumah mulai dipasang,
seakan akan manusia bersedia sedia untuk mulai berjuang membantu Ormurd,
dewa terang, dalam perjuangannya yang abadi melawan Ahtiman, dewa gelap.
(Atheis, hal.224)
Latar waktu cerita ini terjadi dari tahun 1940 an ketika Belanda dan Jepang
mulai memperebutkan Indonesia sebagai tanah jajahannya. Sampai massa
menjelang proklamasi kemerdekaan ketika perang dunia II mulai. Hal ini dibuktikan
dari tanggal pernikahan Hasan dan Kartini yaitu tanggal 12 Februari 1941. dan
dijelaskan dalam novel pada halaman 171 bahwa pemerintah Hindia Belanda
tekuk lutut kepada kekuasaan balatentara Dai Nippon dengan tidak memakai syarat
apa apa. Selain itu, akhir hayat Hasan, dia dibunuh oleh Kusyu Heiho ( yaitu
tentara Jepang ) karena dianggap mata mata.
Latar sosial ( lingkungan ) dapat kita bedakan. Saat usia anak anak dan
remaja Hasan tinggal bersama orang tuanya yang pengaruh agamanya sangat kental.
Bandung juga mampunyai latar budaya yang unik, karena hampir semua
penduduknya adalah penganut agama yang taat.
Dapat dilihat dalam kutipan : Ayah dan ibuku tergolong orang yang sangat
saleh alim. Sudah sedari kecil jalan hidupnya ditempuhya dengan tasbeh dan
mukena. Iman Islamnya sangat tebal. (Atheis,hal. 16 17 )
Matahari sedang mengundurkan diri pelan pelan dan hati hati seperti
pencuri yang hendak meninggalkan kamar untuk hilang dalam gelap. ( Atheis, hal.
6)
Kemudian pada hal 123 :
Kalau dulu aku hidup di dalam ketenangan hati seperti air di danau, maka air
itu seakan akan sudah mendesah desah penuh dinamik seperti air di sungai
gunung.
Kemudian pengarang juga menggunakan bahasa Belanda untuk kalimat yang
ingin dipertegasnya, seperti :
In de nood leerI men bidden (Kesusahan hidup mendorong kita
sembahyang). ( Atheis, hal. 20 )
Ik ben een god in het diepst van mijn gedach ten ( dalam pikiranku yang
sedalam dalamnya akulah Tuhan). (Atheis, hal .104 ) Soal percabulan, Dat is het
echte leven ( itulah hidup yang sebenar benarnya ). (Atheis, hal. 226 )
D. Penilaian
Berdasarkan analisis strukturalnya Karya sastra yang diciptakan oleh
Achdiat K Mihardja merupakan karya sastra yang memiliki nilai sastra yang tinggi.
!
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Novel Atheis karya Abdoel Muis ini merupakan salah satu karya sastra
Indonesia lama yang kental dengan aspek-aspek sosial. Ini adalah kisah Keyakinan.
Atheis menyoroti kebiasaan umum dalam menanamkan ajaran Islam secara
dogmatis. Secara umum, novel Atheis termasuk dalam sastra lama, karya ini
termasuk yang bernilai sastra tinggi.
B. Saran
Bagi para sastrawan atau pemerhati sastra diharapkan agar hasil penelitian
ini dapat dimanIaatkan sebagai bahan acuan dalam menganalisis karya sastra yang
lain untuk mengembangkan dan memperluas wawasan tentang karya sastra
khususnya novel-novel lama.
Kedua, menyadari betapa pentingnya analisis hasil karya sastra sebagai
media pengungkapan nilai-nilai estetik alam kehidupan, maka diharapkan adanya
analisis lebih mendalam guna mengungkapkan orisinalitas karya sastra.
!
DATAR PUSTAKA
Mihardja, Achdiat K.2005. Atheis. Jakarta : Balai Pustaka
Anwar, desy.2003. Kamus bahasa Indonesia. Surabaya:Amelia.
Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Kafian Fiksi. Yogyakarta : &GM Press.
Zainuddin Fananie. 2002. Buku Pintar $astra Indonesia. Semarang : CV. Aneka
Ilmu.
Semi, Atar. 1988. Kritik $astra $ebuah Pengantar. Bandung : Angkasa.
Stanton 2007. Pengantar Apresiasi $astra. Jakarta : GraIiti.
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Blai Pustaka.