Pinopohyta merupakan sekelompok tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dengan ciri yang paling jelas yaitu memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji. Kelompok ini dulu dalam klasiIikasi berada pada takson "kelas" namun sekarang menjadi divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistik adalah poliIiletik. Ditemukan 4 kelas yaitu Cycadopsida, ConiIeropsida, Gnetopsida, dan Ginkgopsida. A. Cycadopsida Dibagi menjadi 2 Iamilia, tetapi disini hanya akan dibahas Cycadacea saja. Habitusnya menyerupai palma, berkayu, tidak atau sedikit sekali bercabang, korteks tebal.Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang berbentuk lingkaran. Daun tersusun dalam roset batang, berbagi menyirip, atau menyirip, yang masih muda tergulung seperti daun paku. SporoIil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Stobilus jantan amat besar, terdiri atas banyak sporoIil yang berbentuk sisik dengan banyak mikrosporangium. Strobilus betina juga besar, sporoIil berbentuk sisik dengan 2 bakal biji. Contohnya : Cycas rumphii
Strobilus fantan
Strobilus betina
ManIaat Cycas rumphii bijinya dapat dimakan, diolah menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan sebagai sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga penting sebagai tanaman hias.
B. ConiIeropsida Dibagi ke dalam 4 Iamili yaitu sebagai berikut : 1. Podocarpaceae Habitus berupa perdu atau pohon. Daun berbentuk sisik, jarum, garis, atau lanset, bulat telur. Duduk daun tersebar atau bersilang dengan 1-3 saluran resin di dalamnya. Umumnya berumah dua, strobilus jantan umumnya di ketiak , kebanyakan agak panjang dengan banyak mikrosporoIil, masing-masing dengan 2 kantong sari. Tunas yang memikul bakal biji kebanyakan berada pada ketiak daun, penuh dengan bagian yang menyerupai daun yang disebut epimatum. Lembaga mempunyai daun lembaga. Serbuk sari kebanyakan dilengkapi dengan gelembung udara, jika berkecambah, umumnya merupakan 2 sel protalium yang kemudian bertambah lagi dengan membelah. Contohnya : ! imbricatus (jamuju)
Strobilus fantan dan betina Kayu melur dapat dipakai untuk konstruksi ringan, lantai, mebel. Alat menggambar, ukiran, korek api, kayu lapis, panel, alat olah raga, musik, pensil dan moulding 2. Araucariaceae Habitus berupa pohon, duduk daun tersebar, berbentuk jarum atau lebar dengan saluran resin di dalamnya. Strobilus jantan besar, di ketiak atau di ujung cabang-cabang yang pendek dengan mikrosporoIil yang bertangkai dan berbentuk sisik, pada bagian bawahnya ada banyak mikrosporangium yang panjang. Strobilus betina pada ujung cabang yang pendek, penuh dengan makrosporoIil yang tersusun dalam suatu spiral, di sebelah atasnya masing-masing terdapat 1 bakal biji. Biji memilki 2-4 daun lembaga. Contohnya : athis dammara
Pohon athis dammara
ManIaat athis dammara digunakan sebagi bahan kotak/box, tangkai korek api, sendok/gagang ice cream, pensil, meubel, peti pengepak, alat ukur/gambar, venir dan kayu lapis, pulp dan kayu pertukangan. Damarnya (getah) dikenal sebagai kopal diekspor sebagai bahan untuk vernis, sabun dan alat-alat listrik.
3. Pinaceae Habitus berupa tumbuhan berkayu. Daun berbetuk jarum, duduk daun tersebar, pada sirung panjang terdapat daun berdaging, sedangkan pada sirung pendek terdapat daun berbentuk jarum. Tumbuhan berumah satu. Strobilus jantan aksilar atau terminal pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporoIil bertangkai yang tersusun dalam suatu spiral dengan 2 kantong sari. Serbuk sari dengan 2 gelembung udara, yang pada perkecambahan merupakan 2 sel protalium. Strobilus betina terminal atau aksilar, dengan banyak sisik-sisik penutup yang tersusun dalam spiral. Pada ketiak sisi penutup terdapat satu sisik biji dengan pada sisi atasnya dua bakal biji yang mikropilnya menghadap ke sumbu. Sisik-sisik penutup dan sisik-sisik biji atau satu di antaranya sehabis penyerbukan lalu membesar dan mengayu dan demikian terjadilah buah yang berbentuk kerucut. Biji mempunyai sayap ke samping, lembaga dengan 2-15 daun lembaga. Contohnya : !inus merkusii
Strobilus jantan dan betina ManIaat Pinus (Kayu Tusam) digunakan untuk bahan bangunan, mebel, box/kotak, tangkai korek api, pulp, papan wol kayu. Getahnya dikenal dengan gondorukem diolah menjadi terpentin, vernis dan merupakan bahan untuk dasar untuk pencelupan batik.
4. Cupressaceae Habitus berupa perdu atau pohon-pohon. Daun berbentuk jarum atau sisik. Duduk daun tersebar, berhadapan, atau berkarang. Strobilus jantan dengan mikrosporoIil yang bertangkai pendek dengan suatu sisik lebar yang padanya terdapat 2-9 kantong sari. Serbuk sari tanpa gelembung udara yang pada perkecambahan tidak merupakan sel-sel protalium. Strobilus betina dengan sisik-sisik yang tersusun dalam spiral atau berhadapan, dengan pada sisi atasnya 1-9 bakal biji. Contohnya : uniperus communis
Pohon uniperus communis ManIaat uniperus communis digunakan untuk membuat wadah untuk menyimpan sejumlah kecil susu produk seperti mentega dan keju , dan juga untuk membuat pisau mentega kayu.
C. Gnetopsida Hanya ada satu Iamilia, yaitu Gnetaceae. Karakteristik Gnetaceae diantaranya liana berkayu, berdiri tegak. Percabangan bersendi dan menebal. Daun sederhana, berhadapan dan menyirip. Strobilus uniseksual/biseksual tidak sempurna memanjang dan berbuku-buku. Bunga jantan berkelompok aksilaris, berkarang dapat juga bersatu dengan bracteole. Bunga betina berkelompok aksilaris berkarang, tiap bunga mempunyai 3 lapisan pelindung. Biji dilindungi perian berdaging. Contoh : netum nemon
Pohon netum nemon ManIaat netum nemon diantaranya kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi bahan baku emping. menghasilkan senyawa antioksidan. netum nemon menghasilkan aktivitas antioksidan yang diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat eIektiI untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
D. Ginkgopsida Tubuh berupa pohon besar, batang lurus bercabang. Merupakan tumbuhan berumah dua (dioseus). Strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina dengan 2 ovuli yang berbeda kematangannya, ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna. Bentuk daun seperti kipas. Tumbuh berkelompok pada cabang batang yang pendek. Pada musim panas dan semi berwarna hijau, pada musim gugur dan musim dingin berwarna coklat dan daun berguguran. Bakal biji tidak dilindungi oleh bakal buah. Lembaga mempunyai 2 kotiledon. Contohnya : inko biloba
INKO BILOBA
Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class : inkgoopsida
Ordo : inkgoales
Famili : inkgoaceae
enus : inkgo
Species : Cinkgo biloba
Deskripsi Umum Cinkgo biloba Gingko adalah pohon sangat besar, biasanya mencapai ketinggian 20-35 m (66-115 kaki), dengan beberapa spesimen di China yang lebih dari 50 m (164 kaki). Pohon itu memiliki mahkota sudut dan panjang, cabang agak tidak menentu, dan biasanya berakar dalam dan tahan terhadap kerusakan yang disebabakan angin dan salju, pohon muda sering tinggi dan ramping, dan jarang bercabang, mahkota (puncak )menjadi lebih luas seiring usia pohon. Selama musim gugur, daun berwarna kuning cerah, kemudian jatuh, kadang-kadang dalam waktu singkat (1-15 hari). Kombinasi pertahanan terhadap penyakit, tahan terhadap serangga kayu dan mempunyai kemampuan untuk membentuk akar udara dan kecambah membuat gingko berumur panjang, dengan beberapa spesimen ditemukan hidup lebih dari 2.500 tahun. Ginkgo mempertahankan kapasitas luar biasa untuk pertumbuhan vegetative. Hal ini mampu tumbuh dari tunas yang tertanam dekat pangkal batang sebagai respon terhadap gangguan, seperti erosi tanah. Individu lama juga mampu menghasilkan akar udara pada sisi bawah cabang besar sebagai respons terhadap gangguan seperti kerusakan mahkota, akar-akar dapat menyebabkan reproduksi klonal. Cabang Ginkgo tumbuh panjang dengan pertumbuhan tunas dengan spasi daun teratur, seperti yang terlihat di pohon. Dari ketiak daun keluar tunas pendek mengembangkan pertumbuhan kedua. Tunas pendek mempunyai ruas yang pendek (sehingga mereka dapat tumbuh satu atau dua sentimeter hanya dalam beberapa tahun). Tunasnya pendek dan menonjol, dan tersusun secara teratur pada cabang kecuali pada pertumbuhan tahun pertama. Karena ruas pendek, daun tampak bergerombol di ujung tunas pendek, dan struktur reproduksi terbentuk pada mereka. Dalam gingko, seperti pada tanaman lain yang mempunyai tunas pendek memungkinkan pembentukan daun baru di bagian yang lebih tua dari mahkota. Daun yang unik di antara tanaman biji, yang berbentuk kipas dengan pembuluh darah memancar keluar ke helai daun, kadang-kadang biIurcating (membelah) tapi tidak pernah anastomosing untuk membentuk jaringan. Dua vena masuk helai daun pada pangkal dan membagi dua pada ujung, ini dikenal sebagai venasi dikotomis. Daun biasanya 5-10 cm (2-4 inci), tapi kadang-kadang sampai 15 cm (6 inci) panjang. Tunas daun panjang biasanya berlekuk atau lobed, tetapi hanya dari permukaan luar, antara pembuluh darah. Daun berada pada ujung cabang tang tumbuh dengan cepat dan juga pada tunas pendek di mana mereka bergerombol di ujung. Gingko yang dioecious dengan jenis kelamin terpisah, beberapa pohon betina dan pohon jantan. Tanaman jantan menghasilkan serbuk sari kerucut kecil dengan sporophylls setiap dua bantalan microsporangia spiral diatur di sekitar sumbu pusat. Tanaman betina tidak menghasilkan serbuk kerucut. Dua ovula dibentuk pada akhir tangkai, dan setelah penyerbukan , salah satu atau kedua berkembang menjadi benih. Benih adalah 1,5-2 cm. Berdaging di lapisan luar berwarna kuning-cokelat, lembut. Hal ini menarik dalam penampilan, tapi mengandung asam butanoic |8| (juga dikenal sebagai asam butirat) dan bau tengik mentega (yang berisi kimia yang sama) atau Ieses saat terjatuh. Di bawah lapisan sarcotesta adalah keras sclerotesta (apa yang biasanya dikenal sebagai "shell" dari benih) dan endotesta tipis, dengan nucellus gametoIit betina berada di pusat. Pembuahan biji ginkgo terjadi melalui sperma motil, seperti dalam sikas, pakis, lumut dan ganggang. Sperma ini adalah besar (sekitar 250-300 mikrometer) dan mirip dengan sperma dari cycads, yang sedikit lebih besar. Sperma memiliki struktur berlapis-lapis kompleks, yang merupakan sabuk berkesinambungan tubuh basal yang membentuk dasar dari beberapa ribu Ilagella yang sebenarnya memiliki silia seperti gerak. Sperma hanya memiliki jarak kecil untuk perjalanan ke archegonia, yang biasanya ada dua atau tiga. Flagela / silia aparat menarik tubuh ke depan sperma. Dua sperma diproduksi, salah satu yang berhasil menyuburkan bakal biji. Walaupun secara luas berpendapat bahwa pemupukan bibit ginkgo terjadi sebelum atau setelah mereka jatuh di awal musim gugur, embrio biasanya terjadi pada biji sebelum dan setelah mereka jatuh dari pohon. Habitat dan Distribusinya Di daerah lainnya di Cina telah lama dibudidayakan dan itu adalah umum di ketiga selatan negara itu. Hal ini juga sering dibudidayakan di Amerika Utara selama lebih dari 200 tahun, tapi selama waktu itu tidak pernah menjadi signiIikan dinaturalisasi. Dimana hal itu terjadi di alam jarang ditemukan di hutan gugur dan lembah pada asam loess (halus yaitu, tanah lanauan) dengan drainase yang baik.
Tanah itu mendiami biasanya dalam kisaran pH 5 sampai anfaat dan Khasiatnya Cinkgo biloba inko biloba termasuk dalam golongan obat-obatan herbal. Di indonesia kita mengenal obat herbal ini melalui iklan di media cetak dan elektronik tentang khasiat dan keampuhannya sebagai obat herbal yang dapat meningkatkan daya ingat. Ginkgo adalah Iitomedicine yang digunakan secara luas di Eropa. Ginkgo diekstraksi dari daun tumbuhan ginkgo biloba, yang digunakan untuk menangani gejala awal penyakit Alzheimer, suatu penyakit yang ditandai dengan kemunduran progresiI daya ingat, klaudikasio periIeral-penyakit gangguan aliran pembuluh darah periIer karena adanya sumbatan, demensia vaskuler, tinitus (telinga berdenging) akibat gangguan vaskuler. Di Amerika ginkgo menempati 10 besar penjualan obat-obatan herbal. Ada lebih dari 120 penelitian klinis yang telah dilakukan terhadapnya dan telah dipublikasikan, sebagian besar dilakukan di Eropa. Khasiat obat ini diyakini dihasilkan oleh mekanisme Iungsinya sebagai obat yang melindungi sistem syaraI (neuroprotective agent), antioksidan, penangkap radikal bebas, suatu stabiliser membran dan antiplatelet aktiIator melalui mekanisme kerja terpene ginkgolide B. EIek Iarmakologis lain antara lain; relaksasi endothel (sel epithel yang terdapat dalam pembuluh darah) melalui penghambatan siklik 3,5 guanesin monoIosIat (GMP), inhibisi kehilangan reseptor muskarinik dan alpha adrenoseptor terkait umur, dan stimulasi ambilan kolin pada hipokampus. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan ginkgo biloba adalah interaksinya dengan beberapa obat-obatan. Karena salah satu khasiat dari ginkgo adalah antiplatelet aktivator, yang berarti ginkgo dapat mengencerkan darah, maka disarankan penggunaannya tidak bersamaan dengan obat-obatan antiplatelet seperti; WarIarin, coumadin, aspirin, dan beberapa herbal lain seperti bawang, ginseng, dong quai, red clover dan coumarin alami. Dikawatirkan dengan penggunaan bersamaan akan dapat meningkatkan resiko terjadinya perdarahan.