You are on page 1of 12

OBESITAS PADA ANAK - ANAK

Penyusun/ kelompok : 1
Adina Noranilasari (0910730001)
Cintya Purwaningsih (0910730049)
Sekar Langit (0910730013)
Mellysa Mahalia (0910730023)
Noveti Lukmana (0910730033)
Andhika Putri (0910730041)
Bagus Dermawan (0910730058)
Ratih Silvia P (0910730071)
Lirista Dyah A (0910733027)
Lutvita Yuniar (0910730083)
Lola Ayu (0910731007)
Aditya Bagus P (0910733015)
Lirista Dyah Ayu (0910733027)



1urusan Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
Tahun Ajaran 2011/2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas masih merupakan problem kesehatan bagi anak maupun dewasa, oleh karena
komplikasi obesitas itu sendiri terhadap pertumbuhan tulang, penyakit endokrin,
kardiovaskular dan system gastrointestinal. Prevalensi obesitas dan overweight meningkat
dua kali lipat pada anak dan remaja pada tiga puluh tahun terakhir.
Menurut data rekam medik, kasus baru obesitas yang dating di poliklinik gizi anak bagian
ilmu kesehaan anak Iakultas kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam periode tahun
1995-2000 adalah sebanyak 100 pasien dan 35 diantaranya adalah balita. Penelitian Djer
MM dkk (1998) didapat prevalensi obesitas anak di sebuah SD di kawasan Jakarta Pusat
sebesar 9,6. Penelitian Meilany (2002) mendapatkan prevalensi obesitas anak di tiga SD
swasta di kawasan Jakarta Timur sebesar 27,5.
Obesita pada masa anak akan memiliki kecenderungan untuk menjadi obesitas pada masa
dewasa, yang berhubungan dengan problem kesehatan pada masa yang akan datang. Studi
dari National Health and Medical Research Council (NHMRC) melaporkan bahawa obesitas
pada masa anak kira-kira lebih dari 50 akan menjadi obesitas pada masa dewasa.
Eisenmann, melaporkan adanya kecenderungan sindroma metabolic pada anak dengan
obesitas yang berhubungan dengan Iactor risiko terutama diabetes tipe 2 dan hiperlipidemia.
Faktor risiko potensial untuk menjadi obesitas adalah Irekuensi obesitas itu sendiri
diantara anggota keluarga termasuk didalamnya genetic dan Iactor lingkugan seperti
kebiasaan makan dan gaya hidup keluarga. Perubahan pola makan ini ditandai dengan
tingginya asupan makanan cepat saji yang mengandung banyak karbohidrat, tinggi lemak,
rendah serat, kurangnya asupan mikronutrien, serta terbatasnya waktu aktiIitas Iisik yang
teratur.
Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan prioritas tatalaksana obesitas diutamakan pasa
usaha pencegahan , yang berarti diawali pencegahan obesitas pasa masa anak. WHO, tahun
1998 membagi tahapan pencegahan menjadi tiga yaitu : pencegahan primer yang bertujuan
mencegah terjadinya obesitas; pencegahan sekunder yang bertujuan menurunkan prevalensi
obesitas; dan terakhir pencegahan tertier yang bertujuan mengurangi dampak obesitas.
Salah satu upaya mengatasi obesitas pada anak yang berpotensi menjadi obesitas pada
masa dewasa adalah meningkatkan aktivitas Iisik dan inervensi diit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Iaktor penyebab obesitas pada anak-anak?
2. .Apa saja bahaya yang akan timbul akibat obesitas yang terjadi pada anak-anak?
3. Bagaimana tatalaksana yang tepat untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada
anak?
1.3 Tujuan
1. Mengtahui Iaktor-Iaktor yang menyebabkan obesitas pada anak-anak.
2. Mengetahui bahaya yang akan timbul pada anak-anak yang mengalami obesitas.
3. Mengetahui tatalaksana yang tepat untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada anak-
anak.
1.4 ManIaat
Mahasiswa dapat mengatahui tentang Iaktor-Iaktor yang dapat mengakibatkan obesitas
pada anak-anak, bahaya obesitas pada anak-anak dan tatalaksana yang tepat untuk mencegah
dan mengatasi obesitas pada anak-anak.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DeIinisi Obesitas
Menurut Mayer (dalam EIIendi, 1992) obesitas merupakan keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk Iungsi tubuh.
Papalia dkk (2002) berpendapat bahwa obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan yang
dideIinisikan sebagai ukuran lipatan kulit yang melebihi 85.
Sedangkan menurut Dariyo (2004) yang dimaksudkan dengan kegemukan (obesitas)
adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal yang sebenarnya.
(Tri Wulandari, 2007)
Berdasarkan antropometis, obesitas pada anak ditentukan berdasarkan tiga metode
pengukuran sebagai berikut:
1. Mengukur berat badan dan hasilnya dibandingkakn degan berat badan ideal sesuai
tinggi badan (BB/TB). Obesitas dideIinisikan sebagai berat badan menurut tinggi badan
di atas pesentil ke-90, atau ~120 dibandingkan berat badan ideal. Namun cara ini
tidak mencerminkan massa lemak tubuh.
2. The World Organization (WHO), telah merekomendasikan Indeks Masa Tubuh (IMT)
sebagai baku pengukuran obesitas pada anak dan remaja adalah cara termudah untuk
memperkirakan obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa lemak tubuh, selain itu
juga penting untuk mengidentiIikasi pasien obesitas yang mempunyai risiko mendapat
komplikasi medis. Konsensus terbaru mengatakan bahwa IMT lebih dari atau sama
dengan persentil ke-95 merupaka nilai patokann obesitas pada anak dan remaja.
3. Pengukuran langsung lemak subkutan dengan megukur tebal lipatan kulit (TLK).
Terdapat empat macam cara pengukuran TLK yang ideal yaitu TLK bisceps, triceps,
subskapular, dan suprailiaka.
(Fatimah Dewi Atikah, 2007)




2.2 Patogenesis dan Etiologi Obesitas
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energy dengan keluaran energy
sehingga terjadi kelebihan energy yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Kelebihan energy tersebut dapat disebabkan oleh asupan energy yang tinggi atau keluaran
energy yang rendah.
Asupan energy tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang belebihan, sedangkan
keluhan energy yang rendah disebabkan rendahnya metabolism tubuh, aktivitas Iisik, dan eIek
termogenesis makanan.
Sebagian besar gangguan homeostatis energy ini disebabkan oleh Iaktor idiopatik
(obesitas primer atau nutrisional), yang disebabkan oleh kelainan hormonal, sindrom atau
deIek genetic) hanya mancakup kurang dari 10 kasus.
Etiologi Obesitas
Faktor Endogen yang menyebakan obesitas pada anak dapat dilihat pada table di bawah ini :
Tabel Penyebab Endogen Obesitas Pada Anak
Hormonal Diagnostik
Hipotoroidism
Hiperkoritisolism

Hiperinsulinism Primer
Pseudohipoparatiroidism
Hipotalamik yang didapat
TSH meningkat, Kadar Tirosin Menurun
Tes supresi dexametason abnormal, meningkat kadar
kortisol bebas dalam urin selama 24 jam
Plasma insulin dan C-Peptidameningkat
Hipokalsemia, Hiperpospatemia, kadar PTH meningkat
Adanya tumor hipotalamus, inIeksi, trauma, lesi vaskular
Genetik Karakteristik
Prader-Willi
Laurence-Monn/Bardet-Biedl

Alstrom
Borjeson-Forssman-Lehmann

Obesitas, mental retardasi, hipogonadism, strabismus
Obesitas, mental retardasi, retinopati, pigmentasi,
hipogonadism, paraplegi spastic
Obesitas, renitis pigmentosa, tuli, diabetes mellitus
Obesitas, mental retardasi, hipogonalism,
hipometabolisme, epilepsy
Gen Asosiasi


Leptin
Beta
3
-adrenegik reseptor
(Fatmiah Dewi Atikah, 2007)

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Obesitas
Menurut Papalia, Olds, Feldman, dan Rice (dalam Dariyo, 2004) Iactor penyebab obesitas yakni:
a. Faktor-Iaktor Iisiologis
Faktor-Iaktor Iisiologis dapat bersiIat herediter maupun non herediter. Variabel yang
berisIat herediter (internal Iactor) merupakan variable yang berasal dari Iactor keturunan.
Sedangkan variable non herediter (eksternal Iactor) yakni Iactor yang berasal dari luar individu,
seperti jenis makanan yang dikonsumsi dan taraI kegiatan yang dilakukan individu. Saat ini
anak-anak memang lebih gemar melakukan kegiatan yang tidak banyak menggunakan kalori,
salah satu penelitian mengatakan bahwa kebiasan menonton televisi dan bermain game juga
memiliki peran sebagai salah satu penyebab obesitas. Selain itu juga iklan-iklan di televisi sangat
mempengaruhi pola konsumsi anak.
b. Faktor-Iaktor Psikologis
Sebab-sebab Psikologis terjadinya kegemukan, ialah bagaimana gambaran kondisi
emosional yang tidak stabil (unstabil emotional) yang menyebabkan individu cenderung untuk
melakukan pelarian diri (selI-mechanism deIence) dengan cara banyak man-makanan yang
mengandungkalori dan kolesterol tinggi. Kondisi emosi ini biasanya bersiIat ekstrim, artinya
menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan traumatis.
c. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak
Salah satupenyebab terjadinya kegemukan adalah Iactor kecelakaan yang menimbulkan
kerusakan otak terutama pada pusat rasa lapar. Kerusakan syaraI otak ini menyebebkan individu
tidak pernah kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya bahan
individu menjadi gemuk.
(Tri Wulandari, 2007)
3.1 Bahaya Obesitas Pada Anak-anak
Obesitas berkaitan erat dengan hipertensi, hypercholestromia, peningkatan kadar
trigliserida, peningkatan glukosa puasa dan insulin dan juga toleransi karbohidrat menjadi
berkurang. Obesitas pada anak-anak juga memiliki peluang untuk menjadi salah satu penyebab
kematian ketika sudah dewasa, salah satunya melalui penyakit kardiovaskuler.
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol dan
tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol. Risiko penyakit
Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai
hubungan yang kuat (r 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT ~ persentile ke 99,
40 diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15 mempunyai kadar HDL-
kolesterol yang rendah dan 33 dengan kadar trigliserida tinggi.15 Anak obesitas
cenderung mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30
menderita hipertensi.5


2. Diabetes Mellitus tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.5,15 Prevalensi penurunan
glukosa toleran test pada anak obesitas adalah 25 sedang diabetes mellitus tipe-2 hanya
4. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes mellitus tipe-2 mempunyai IMT ~
3SD atau ~ persentile ke 99. 16

3. Obstruktive sleep apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok.5
Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang
mengganggu pergerakan dinding dada dan diaIragma, sehingga terjadi penurunan volume
dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernaIasan. Pada
saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi
oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur
pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang Iaring yang
mengakibatkan obstruksi saluran naIas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah,
sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini
berkurang seiring dengan penurunan berat badan.5,10



4. Gangguan ortopedik
Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan
kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epiIisis kaput Iemoris yang menimbulkan
gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.5

5. Pseudotumor serebri
Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas
disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar
CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan
pandang periIer dan iritabilitas.
4.1 Manajemen & Intervensi
4.1.1 Manajemen
Manajemen obesitas pada anak-anak
Mengurangi asupan energy dengan modiIikasi diet, dan menggunakan makanan
konvensional
Meningkatkan energy expenditure dengan meningkatkan aktivitas Iisik
ModiIikasi perilaku yang berhubungan dengan kebiasaan makan dan pola aktivitas
Melibatkan keluarga
Pencegahan
Pencegahannya :
Menghindari makanan tinggi gula
Membatasi jumlah makanan tinggi kalori
Menyediakan makanan sehat, dengan 30 persen / sedikit sumber Energi dari lemak
Menyediakan serat dalam jumlah besar untuk anak-anak
Tidak membiasakan makanan sebagai hadiah / reward
Tidak menawarkan makanan manis sebagai ganti untuk menyelesaikan makan
Batasi waktu menonton TV dan game
Mendukung anak bermain secara aktiI
Mengadakan acara keluarga secara rutin seperti berjalan, permainan bola dan aktivitas
outdoor yang lain
4.1.2 Intervensi
Built environment/Membangun lingkungan
Tantangan ke depan adalah untuk mengidentiIikasi lingkungan obesogenic dan mempengaruhi
mereka (orang obes) sehingga tersedia pilihan yang sehat, lebih mudah untuk mengaksesnya dan
dipromosikan secara luas pada sebagian besar masyarakat Lingkungan adalah kunci yang dapat
digunakan untuk intervensi.
Pembangunan Lingkungan ini mencakup pembuatan akses untuk berjalan (jalan setapak dan
jalan, dll), akses bersepeda (jalan dan jalur sepeda), ruang terbuka publik (taman) dan Iasilitas
rekreasi (pusat rekreasi, dll). Sementara meningkatkan jumlah ruang terbuka publik yang
mungkin akan sulit dalam suatu lingkungan binaan yang ada, melindungi kehilangan ruang
tersebut memerlukan dukungan yang kuat dalam masyarakat. Meskipun lingkungan lokal, baik
sekolah dan masyarakat luas, memainkan peran penting dalam membentuk aktivitas Iisik anak-
anak, skala lebih kecil dari lingkungan rumah juga sangat penting dalam kaitannya untuk
membentuk perilaku anak-anak makan dan pola aktivitas Iisik.

Aktivitas fisik
menurut Stone dampak dari 14 sekolah yang diintervensi berbasis pada pengetahuan aktivitas
Iisik dan perilaku. Sebagian besar variabel hasil menunjukkan perbaikan yang signiIikan untuk
intervensi. Salah satu intervensi program interdisipliner di Amerika Serikat menampilkan
pendekatan curriculumbased untuk mempengaruhi pola makan, mengurangi perilaku menetap
(dengan penekanan kuat pada menonton televisi), dan mempromosikan tingkat aktivitas yang
lebih tinggi di kalangan anak-anak sekolah kelas 6 sampai 8. Evaluasi pada dua tahun
menunjukkan penurunan prevalensi obesitas pada anak perempuan (OR 0,47; 95 CI: 0,24-
0,93), tetapi tidak pada laki-laki (OR 0,85; 95 CI: 0,52-1,39) dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Penurunan menonton televisi (sekitar 30 hari min /) sangat signiIikan untuk kedua anak
laki-laki dan perempuan. Peningkatan partisipasi olahraga dan / atau waktu pendidikan jasmani
akan membutuhkan berbasis kebijakan perubahan di sekolah baik dan tingkat sektor pendidikan.

Pengaruh pola diet dan menonton TV
Pencegahan obesitas dapat dilakukan melalui membatasi menonton televisi. Fast Iood adalah
salah satu produk yang paling diiklankan di televisi dan anak-anak sering menjadi target pasar.
Mengurangi besar volume pemasaran makanan dan minuman padat energi dan restoran IastIood
untuk anak-anak muda, terutama melalui media televisi adalah strategi yang potensial yang telah
dianjurkan. Iklan televisi untuk anak di bawah 12 tahun belum diizinkan di Swedia sejak televisi
komersial dimulai lebih dari satu dekade lalu, meskipun program televisi anak-anak dari negara
lain, dan melalui televisi satelit, mungkin encer dampak dari larangan di Swedia. Norwegia,
Denmark, Austria, Irlandia, Australia, dan Yunani juga memiliki beberapa pembatasan iklan
televisi untuk anak-anak muda . Meskipun pada kenyataannya anak-anak masih melihat iklan
televise selama program dewasa atau melalui media pemasaran lainnya seperti billboard dll,
setidaknya mengurangi menonton televise dapat menjadi salah satu program antisipasinya.
Sektor Pangan
Harga pangan memiliki pengaruh yang nyata pada perilaku pembelian makanan dan akibatnya
pada asupan nutrisi. Pajak kecil (tapi cukup besar untuk mempengaruhi penjualan) pada volume
tinggi nilai gizi makanan yang rendah, seperti minuman ringan, permen, dan makanan ringan,
dapat mencegah penggunaannya. Pajak seperti saat ini diterapkan di beberapa bagian Amerika
Serikat dan Kanada .Selain itu, pelabelan makanan dan gizi 'rambu-rambu seperti logo yang
menunjukkan bahwa makanan yang memenuhi standar gizi tertentu mungkin membantu
konsumen membuat pilihan makanan sehat. Contohnya adalah 'Pilih Tick'
Program simbol dijalankan oleh Yayasan National Heart di Australia dan Selandia Baru . The
'Pilih Tick' simbol membuat lebih mudah bagi konsumen untuk mengidentiIikasi pilihan
makanan sehat dan sering digunakan oleh pembeli. Selain itu, kriteria gizi untuk produk
berIungsi sebagai 'de Iacto' standar untuk Iormulasi produk, dan banyak produsen akan
merumuskan atau merumuskan produk untuk memenuhi standar tersebut.






BAB III
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Obesitas pada anak-anak juga sangat berbahaya, akan memberikan dampak juga terutama
saat dia sudah dewasa. Tidak hanya pada dewasa obesitas pada anak juga bisa menyebabkan
penyakir-penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes mellitus dan juga hipertensi. Obesitas
pada anak bisa terjadi karena beberapa Iaktor diantara Iaktor aktivitas yang kurang dan intake
yang berlebihan
Saran
Perlu diperhatikannya masalah obesitas pada anak-anak terutama oleh pemerintah
khususnya terkait dengan peraturan periklanan, karena itu memberi eIek yang luar biasa terhadap
pola konsumsi anak.















DAFTAR PUSTAKA
1. Atikah, Fatimah Dewi. 2007. EIek Intervensi Diit dan Aktivtas Fisik Terhadap ProIil
Lipid Anak dengan Obesitas. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Anaka Fakultas Kedokteran,
Universitas Sumatra Utara Medan.Wulandari.
2. Tri dan Anita Zulkaida. 2007. SelI Regulated Behavior Pada Remaja Putri Yang
Mengalami Obesitas. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)
Auditorium Kampus Gunadarma Vol 2 ISSN : 1858-2559.
3. Mahshid Dehghan, Noori Akhtar-Danesh and Anwar T Merchant. 2005.
Childhood obesity, prevalence and prevention. Nutrition Journal 2005, 4:24
http://www.nutritionj.com/content/pdI/1475-2891-4-24.pdI
4. Elizabeth A. Vandewater*, Mi-suk Shim, Allison G. Caplovitz. 2004. Linking obesity
and activity level with children`s televisionand video game use. Journal oI Adolencence
5. Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta:EGC hal 57

You might also like