You are on page 1of 16

LANDASAN PENDIDIKAN KADEHAM

Sebuah bangsa selalu di pahami sebagai sebuah solidaritas yang mendalam


dan komprehensif. Solidaritas dan persaudaraan sebuah bangsa dapat berupa
kesamaan etnis, kepercayaan, agama, sejarah, kepentingan, dan hubungan
darah.Bila di teliti secara teoritik ada faktor yang mempengaruhi dan membentuk
ikatan kebangsaan ,yaitu: (1) sejarah;(2) ideologi;(3)budaya etnik;(4) agama;(5)
ekonomi;(6)politik-birokrasi;(7) hukum;(8)militer.Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap ikatan kebangsaan di atas dapat di kelompokan menjadi dua,yakni:faktor
pertama hingga keempat termasuk dalam kategori faktor-faktor kulturan,sedangkan
komponen kelima hingga kedelapan termasuk kategori faktor rasional-instrumen
struktural.Misalnya,melalui kekuatan militer yang kuat dan otoritarian,sekelompok
suku bangsa daoat dipersatukan dalam sebuah negara bangsa (natiom
state),meskipun hal ini tidak akan bertahan lama(Demmy Anthon,2007).
nilah yang disebut kebangsaan yang mempersatukan komunitas manusia
indonesia yang memiliki:(1)nama/identitas publik bersama,(2)keyakinan(3)komitmen
dan sejarah bersama,(4)budaya kewajiban yang sama bagi anggotanya,(5)sistem
perekonomian bersama,(6)hak dan kewajiban yang sama bagi
anggotanya,dan(7)menguasai tanah air bersama yaitu indonesia.pendidikan
kadeham dalam arti luas merupakan proses yang berkaitan dengan upaya
pengembangan diri seseorang pada tiga aspek dalam kehidupannya.Ketiga aspek
tersebut meliputi pandangan hidup,sikap hidup,dan keterampilan
hidup.Sebagaimana di akui banyak pakar tentang nasionalisme,demokrasi,dan hak
asasi manusia pada level nasional maupun internasional,bahwa cara paling strategis
dan praktis untuk "menyelami dan memahami nasionaisme,demokrasi,dan hak
asasi manusia adalah melalui apa yang di sebut sebagai 'civic education.'
Pendidikan kadeham singkatnya secara subtantif menyangkut sejumlah nilai,
kenyakinan,tradisi,perilaku,dan gaya hidup yang demokratis dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia,rasa cinta tanah air(kebangsaan),menghargai dan toleransi
terhadap perbedaan,dan mampu mengembangkan budaya perdamaian.
Pengembangan dan internalisasi civic culture dapat dikatakan merupakan
salah satu tujuan oenting bagi penyelenggaraan pendidikan kadeham atau
pendidikan kewarganegaraan (civic education).internalisasi civic culture tak bisa
lain,merupakan landasan utama bagi terwujudnya civil society.Dalam konteks
indonesia ,konseop civil society telah diterjemahkan beragam seperti "masyarakat
madani,masyarakat adab,atau "masyarakat kewargaan.namun dalam buku ini
istilah civil society di artikan sebagai masyarakat adab,yaitu masyarakat yang
menghargai perbedaan toleransi,perilaku santun,demokratis,dan menjunjung tinggi
Hak Asasi Manusia(HAM).

PENGERTIAN PENDIDIKAN KADEHAM
Dalam UU No.2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 39,
ayat 2 dinyatakan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Materi pokok dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan
antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN). Di Perguruan Tinggi Pendidikan Kewarganegaraan diejawantahkan salah
satunya melalui mata kuliah Pendidikan Kewiraan yang diimplementasikan sejak
UU No.2/1989 diberlakukan sampai rezim orde baru runtuh.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasionaldinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib
memuat terdiridari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan.Keputusan Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman
Penyusunan KurikulumPendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
menetapkan bahwaPendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraantermasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan
dalam kurikulumsetiap program studi. Dengan penyempurnaan kurikulum tahun
2000, menurutKeputusan Dirjen dikti No. 267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan
disampingmembahas tentang PPBN juga dimembahas tentang hubungan antara
warga negaradengan negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan
PendidikanKewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah
tentanghubungan warga negara dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara(PPBN).

Pendidikan Kewiraan lebih menekankan pada Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara. Adapun yang dimaksud dengan Bela Negara adalah tekad, sikap dan
tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang
dilandasai oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara. Bagi bangsa ndonesia, usaha bela negara dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara ndonesia
dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD
1945 sebagai konstitusi negara.
Adapun wujud dari usaha bela negara yang dimaksud adalah kesiapan dan
kerelaan dari setiap warga negara untuk berkorban demi mempertahankan
kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa ndonesia,
keutuhan wilayah nusantara dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan
UUD 1945.
Seiring dengan perkembangan dan perubahan politik dari era otoriterian ke
era demokratisasi, Pendidikan Kewarganegaraan melalui mata kuliah Pendidikan
Kewiraan dianggap sudah tidak relevan lagi dengan semangat reformasi dan
demokratisasi, maka Pendidikan Kewiraan ditinggalkan karena beberapa alasan,
antara lalin karena pola pembelajaran bersifat indoktrinatif dan monolitik, materi
pembelajarannya sarat dengan kepentingan ideologi rezim (orde baru), kecuali itu
juga mengabaikan dimensi efeksi dan psikomotor. Dengan demikian jelas sekali
Pendidikan Kewiraan telah keluar dari semangat dan hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan pendidikan demokrasi (Tim CCE
UN, 2003: 3-4). Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menitikberatkan
perhatian pada kemampuan penalaran ilmiah yang kognitif dan afektif tentang bela
negara dalam rangka ketahanan nasional.
Dengan adanya penyempurnaan kurikulum pada tahun 2000, materi
pendidikan kewiraan disamping membahas tentang PPBN juga ditambah dengan
pembahasan tentang hubungan antara warga negara dengan negara. Kemudian
sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan, yang
menurut Keputusan Dirjen Dikti No.267/Dikti/ Kep/2000, mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) merupakan
salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam susunan kurikulum inti Perguruan Tinggi
di ndonesia.
Sedang yang dimaksud dengan pendidikan sebagaimana terdapat dalam
UU No.2/1989 tentang sistem pendidikan nasional, Bab , ayat (7) adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan/ atau latihan
bagi perannya di masa mendatang.
Kewarganegaraan berasal dari kata dasar warga, berarti sekelompok
orang yang menjadi anggota suatu negara. Warga negara adalah rakyat yang
menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya dengan negara.
Setelah mendapat awalan ke dan akhiran an menjadi Kewarganegaraan maka dia
mempunyai arti kesadaran dan kecintaan serta berani membela bangsa dan
negara. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan dan atau latihan dalam rangka mengembangkan atau
menumbuhkan kesadaran, kecintaan, kesetiaan dan keberaniannya untuk berkorban
demi membela bangsa dan negaranya.

Landasan iImiah
a. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga negara dituntut untuk hidup berguna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotorik) bagi negara dan bangsanya, serta
mampu mengantisipasi masa depan mereka yang senantiasa berubah dan selalu
terkait dengan kontkes dinamika budaya, bangsa, negara dan hubungan
internasional. Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realitas global tersebut
yang digambarkan sebagai kehidupan yang penuh paradoks dan
ketakterdugaan itu. Untuk itu kepada setiap warga negara diperlukan adanya
pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni (ipteks) yang
berlandaskan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai budaya bangsa tersebut
berperan sebagai panduan dan pegangan hidup bagi setiap warga negara.
Pokok bahasan Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga
negara serta pendidikan pendahuluan bela negara, yang semua itu berpijak pada
budaya bangsa. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tujuan utama dari
pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara serta membentuk sikap dan perilaku yang cinta tanah air
yang bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa yang calon sarjana/ilmuan warga negara
kesatuan republik indonesia yang sedang mengkaji dan akan menguasai PTEK
dan seni. Sebab kualitas warga negara yang baik adalah sangat ditentukan
terutama oleh keyakinan dan sikap hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara disamping derajat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dipelajarinya.
b. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu berobjek,
mempunyai metode, sistematis dan bersifat universal. Objek pengetahuan ilmu
yang ilmiah itu harus jelas baik material maupun formalnya. Objek material
adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang
ilmu. Sedang objek formal sudut pandang tertentu yang dipilih atau yang
dijadikan ciri untuk membahas objek material tersebut.
Objek material dari Pendidikan Kadeham adalah segal ahal yang
berkaitan dengan warga negara baik yang empirik maupun yang non empirik,
yang berupa wawasan, sikap dan perilaku warga negara dalam Negara
Kesatuan Republik ndonesia. Sedang objek formalnya adalah mencakup dua
segi, yaitu:
1. Segi hubungan antara warga negara dengan negara (termasuk hubungan
antara warga negara).
2. Segi pembelaan negara.
Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi No.267/Dikti/Kep/2000, pokok-pokoknya adalah
sebagai berikut:
1. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan, mencakup:
a. Hak dan kewajiban warga Negara.
b. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
c. Demokrasi ndonesia.
d. Hak asasi manusia.
2. Wawasan nusantara.
3. Ketahanan nasional.
4. Politik dan strategi nasional.

c. Rumpun Keilmuan
Pendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) disejajarkan Civics Education
yang dikenal di berbagai Negara. Sebagai bidang studi ilmiah Pendidikan
Kewarganegaraan bersifat interdisipliner bukan monodisipliner, karena kumpulan
pengetahuan yang membangun ilmu Kewarganegaraan ini diambil dari berbagai
disiplin ilmu. Maka dalam upaya pembahasan dan pengembangannyapun perlu
dibantu oleh disiplin ilmu-ilmu yang lain seperti: ilmu hukum, ilmu politik,
sosiologi, administrasi negara, ilmu ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan
bangsa dan ilmu filsafat.

Landasan ideaI
Landasan ideal Pendidikan Kewarganegaraan yang sekaligus menjadi jiwa
dikembangkannya Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pancasila. Pancasila
sebagai sistem filsafat menjiwai semua konsep ajaran Kewarganegaraan, yang
dalam sistematikanya dibedakan atas tiga hal, yaitu: Pancasila sebagai dasar
negara, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila sebagai ideologi
negara. Ketiga hal ini hanya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan sebagai
kesatuan.
a. Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara merupakan dasar pemikiran tindakan
negara dan menjadi sumber dari segala sumber hukum negara ndonesia. Pancasila
sebagai dasar negara pola pelaksanaanya terpancar dalam empat pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, dan selanjutnya dijabarkan dalam
pasal-pasal UUD 1945 sebagai strategi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar
negara.
Pokok pikiran pertama yaitu pokok pikiran persatuan yang berfungsi
sebagai dasar negara (dalam kesatuan organis) merupakan landasan
dirumuskannya wawasan nusantara, dan pokok pikiran kedua, yaitu pokok pikiran
keadilan sosial yang berfungsi sebagai tujuan negara (dalam kesatuan organis)
merupakan tujuan wawasan nusantara.
Tujuan negara dijabarkan langsung dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
V, yaitu tujuan berhubungan dengan segi keamanan dan segi kesejahteraan dan
tujuan berhubungan dengan segi ketertiban dunia.
Berdasarkan landasan itu maka wawasan nusantara pada dasarnya
adalah sebagai perwujudan nilai sila-sila Pancasila di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai lihur
yang diyakini kebenarannya. Perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila terkandung juga
dalam wawasan nusantara, demi terwujudnya ketahanan nasional. Dengan
demikian ketahanan nasional itu disusun dan dikembangkan juga tidak boleh lepas
dari wawasan nusantara.
Perwujudan nilai-nilai Pancasila mencakup lima bidang kehidupan
nasional, yaitu bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan landasan, yang
disingkat dengan (poleksosbud Han-Kam), yang menjadi dasar pemerintahan
ketahanan nasional. Dari lima bidang kehidupan nasional itu bidang ideologilah
yang menjadi landasan dasar, berupa Pancasila sebagai pandangan hidup yang
menjiwai empat bidang yang lainnya.
Dasar pemikiran ketahanan nasional di samping lima bidang kehidupan
nasional tersebut yang merupakan aspek sosial pancagatra didukung pula adanya
dasar pemikiran aspek alamiah triagatra.
c. Pancasila sebagai deologi Negara
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kesatuan konsep-konsep
dasar yang memberikan arah dan tujuan menuju pencapaian cita-cita bangsa dan
negara. Cita-cita bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila itu terpancar
melalui alinea ke dua Pembukaan UUD 1945, merupakan cita-cita untuk mengisi
kemerdekaan, yaitu: bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Bersatu merupakan bekal untuk mencapai tujuan masyarakat adil dan
makmur, dengan sistem berdaulat.
Cita-cita mengisi kemerdekaan untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur harus diisi dengan pembangunan nasional, tanpa pembangunan nasional
cita-cita bangsa untuk mengisi kemerdekaan tidak akan terwujud.
Sebagai perbandingan, di beberapa negara juga dikembangkan materi
Pendidikan Umum/General Education/Humanities) sebagai pembekalan nilai yang
mendasari sikap dan perilaku warga negaranya.
1. Amerika Serikat: History, Humanity, dan Philosophy.
2. Jepang: Japanese History, Ethics, dan Philosophy.
3. Filipina: Philipino, Family Planning, Taxation and Land Reform, the
Philiphine New Constitution, dan studi of Human Rights.


Landasan hukum
a. Undang-Undang Dasar 1945
1. Pembukaan UUD 1945 alenia ke dua tentang cita-cita mengisi
kemerdekaan, dan alinea ke empat khususnya tentang tujuan negara.
2. Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
alam usaha pembelaan negara.
3. Pasal 31 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran.
b. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1982
Undang-Undang No.20/1982 adalah tentang ketentuan-ketentuan
pokok Pertahanan Kemanan Negara Republik ndonesia.
1. Pasal 18 Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional.
2. Pasal 19, ayat (2) Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wajib diikuti
oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap, yaitu:
a. Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan
dalam gerakan pramuka.
b. Sikap lanjutan dalam bentuk Pendidikan Kewiraan pada tingkat
Pendidikan Tinggi.
c. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989
Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
menjelaskan bahwa:
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali
peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik ndonesia.

Secara garis besar dapat dikemukaan berbagai determinan atau faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya kondisi atas kurangnya apresiasi generasi muda
(peserta didik) terhadap nilai-nilai nasionalisme,demokrasi dan HAM,yaitu
:pertama,arah pendidikan cenderung telah kehilangan objektivitasnya.Perguruan
tinggi tidak lagi merupakan tempat peserta didik melatih diri untuk berbuat sesuatu
berdasarkan nilai-nilai moral dan akhlak dimana mereka mendapat koreksi tentang
tindakan-tindakannya: salah atau benar;baik atau buruk;dan lain
sebagainya.Kedua,proses pendewasaan diri tidak berlangsung dengan baikdi
lingkungan perguruaan tinggi.Ketiga,proses pendidikan di perguruaan tinggi sangat
membelenggu peserta didik dan dosen karena proses pembelajaraan yang sangat
ketat.Keempat,beban kurikulum yang sangat berat,dan lebih parah lagi hampir
sepenuhnya di orientasikan pada pengembangan ranah kognitif
belaka.Kelima,kalaupun ada materi yang dapat menumbuhkan rasa afeksi(seperti
mata kuliah umum),pada umumnya hanya disampaikan dalam bentuk
verbalisme,yang berakibat hanya sekedar untuk diketahui dan
dihafalkan.Keenam,pada saat yang sama peserta didik di hadapkan pada nilai-nilai
yang sering bertentangan ( contradictory set of values).Ketujuh,selain itu peserta
didik juga mengalami kesulitan dalam mencari sosok teladan yang baik di
lingkungannya.karena perilaku sebagian para pendahulunya (senior) jauh
menyimpang dari nilai-nilai luhur bangsa.

D. Fungsi dan manfaat Pendidikan Kadeham
a. Mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur,
dandemokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya
selakuwarga negara Republik ndonesia yang bertanggung jawab;
b. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang
beragammasalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
hendak diatasi dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila,
WawasanNusantara, dan Ketahanan Nasional secara kritis dan bertanggung jawab;
c. Mampu memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai - nilai
kejuanganserta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.
d. Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenaihubungan antara warga negara dengan negara, hubungan antara warga
negara denganwarga negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar
menjadi warga negarayang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
e. Agar mahasiswa memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara
santun,jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara Republik ndonesia
yangterdidik dan bertanggung jawab.
f. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasi
denganpemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila,
WawasanNusantara dan Ketahanan Nasional.
g. Agar mahasiswa memiliki sikap perilaku sesuai nilai - nilai perjuangan, cinta
tanahair, rela berkorban bagi nusa dan bangsa


Landasan KonseptuaI
Fokus utama pendidikan kadeham terletak pada pemahaman dan upaya
untuk hidup dalam konteks perbedaan,baik secara perseorangan maupun
kelompok,tanpa harus terperangkap oleh nilai primordialisme budaya lokal yang
sempit.Singkat kaya pendidikan kadeham tidak sekedar untuk mengantar peserta
didik untuk memahami keragaman budaya,tetapi sekaligus mengantarkan
merekauntuk menghayati nilai-nilai bersamayang bisa di sharing sebagai dasar dan
pandangan hidup bersama.Dengan pendidikan kadeham,beragam
keyakinan,tradisi,adat, dan budaya akan memperoleh tempat dan posisinya secara
wajar.Hal ini bisa terjadi karena pendidikan kadeham memang menolak dominasi-
hegemoni budaya yang berujung pada terbangunnya kultur monolitik.orientasi pada
tumbuh biophily,yakni perasaan cinta kepada segala sesuatu yang memberikan
kepuasan batin dan mengandung nilai spiritualitas,bukannya situasi necrophily,yakni
perasaan cinta kepada materi atau kebendaan belaka.

Pendidikan kadeham dan visi indonesia 2030
Setiap bangsa memerlukan sebuah pernyataan visi yang jelas dengan
perpaduan antara fakta dan kemampuan yang ada dengan imajinasi di masa yang
akan datang guna mendorong seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja dan
berusaha lebuh keras lagi dari saat ini.hal ini sangat lah penting dalam membangun
konsensus dalam politik dalam satu strategi pengembangan nasional,yang
meliputi,interdepensi,perekonomian,seperti pemerintah pusat dan pemerintah
daerah,masyarakat dan lain sebagainya.sebuah visi juga harus dapat
mengidentifikasi potensi kerugian dan kegagalan rencana serta solusi yang paling
memungkinkan dalam rangka memobilisasikan usaha disertai dengan fokus utama.
Guna mengatasi berbagai masalah tersebut di atas,pada tanggal 22 maret
2007 yang lalu,pemerintah indonesia di bawah pimpinan presiden Susilo Bambang
Yudhoyono merancang sebuah visi bangsa yang disebut dengan visi ndonesia 2030
atau visi 2030 yang diprakarsai oleh yayasan ndonesia Forum (YF).visi ini telah
menetapkan dan sekaligus menentukan empat target pencapaian uatamanya,yaitu:
1) pada tahun 2030,dengan jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa,Product
Domestic Bruto (PDB) indonesia akan mencapai US$ 5,1 perkapita mencapai
US$ 18.000 pertahun (Rp.13.500.000 per bulan).Dengan pencapain tersebut
indonesia di perkirakan akan berada pada posisi kelima ekonomis terbesar
setelah cina,india,amerika serikat,dan uni eropa.
2) Terciptanya pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan;
3) Terwujudnya kualitas hidup modern dan merata;
4) Mengantarkan sedikitnya 30 perusahaan indonesia masuk dalam daftar
"Fortune 500 Companies

Hakikat,visi,misi,pendidikan kadeham
1. Hakikat pendidikan Kadeham
Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir,pola sikap,dan pola tindak ke
arah yang dikehendaki.konsep pendidikan di perguruan tinggi internasional
cenderung bersifat manusiawi,realistik,egaliter,demokratis,dan
religius.Pendekatan pendidikan,seperti yang di cetuskan dalam Deklarasi
UNESCO (1998) bahwa pendidikan diwujudkan dalam pilar learning to know,
learning to do, learning to be, learning to life together.hal ini dengan tujuan
pendidikan nasional,yaitu mewujudkan pribadi anggota masyarakat madani yang
bercirikan demokratis, kepastian hukum, egaliter, penghargaan tinggi terhadap
human dignity,kemajuan budaya dan bangsa dalam suatu kesatuan,dan rekitius.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,bertujuan mengembangkan potensi perserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


2. Visi dan Misi
Visi dan misi pendidikan kadeham secara umum adalah sebagi berikut :
Pertama,visi pendidikan kadeham di universitas Trisakti menjadi sumber nilai
dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan peserta didik
mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif
menegakkan demokrasi menuju masyarakat yang berkeadaban (civil society).
Kedua, misi pendidikan kadeham di universitas Trisakti membantu peserta
didik selaku warga negara agar mampu mewujudkankan nilai-nilai dasar perjuangan
bangsa indonesia serta kesadaran berbangsa,bernegara dalam menerapkan
ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
Ketiga,kompetensi pendidikan kadeham bertujuan untuk menguasai
kemampuan berfikir, bersikap rasional,dan dinamis,berpandangan luas sebagai
manusia intelektual,serta mengantarkan peserta didik selaku warganegara yang
memiliki sebagai berikut :
1) Wawasan kesadaran bernegara untuk membela negara dan bangsa dengan
perilaku cinta tanah air;
2) Wawasan kebangsaan kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional;
3) Pola fikir,sikap yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan
nasional.
Visi
Menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaran dan pengembangan
prosgram studi dalam mengantarkan peserta didik memantapkan kepribadiannya
sebagai manusia indonesia visi 2030.
Misi
Membantu peserta didik memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila,rasa kebangsaan,dan cinta tanah air
sepanjang hayat dalam menguasai,menerapkan,dan mengembangkan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni dengan cara tanggung jawab.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan/kadeham
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No.267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah:
b. Tujuan umum
Memberikan pengetahuan dan kemampuan dasara kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar dapat menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh bangsa dan negara.
b. Tujuan khusus
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara
Republik ndonesia yang terdidik dan bertanggungjawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggungjawab yang
berlandaskan Pancasila, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan
bangsa.
4. Membentuk kecakapan partisipatif yag bermutu dan bertanggungjawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik di tingkat
lokal,nasional,regional maupun global;
5. Menghasilkan peserta didik yang berfikir komprehensif,analitis,kritis,serta
bangga terhadap bangsa dan negara,bertindak demokratis,dan
menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dengan berpegang teguh pada idelogi
Pancasila dan UUD 1945;
6. Mengembangkan budaya dan perlaku demokratis yaitu
kebebasan,persamaan,kemerdekaan,toleransi,kemampuan
mengendalikan diri,kemampuan melakukan dialog,negosiasi,maupun
mengambil keputusan secara tepat dan bijak,kemampuan menyelesaikan
konflik serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyelenggaraan negara.
7. Mampu membentuk peserta didik menjadi good and responsible
citizen(warganegara yang baik dan bertanggung jawab) melalui
penanaman moral dan keterampilan sosial (social skills),sehingga kelak
mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan-persoalan aktual
yang dihadapi oleh bangsa dan negara indonesia,seperti bangga sebagai
bangsa indonesia,memiliki wawasan kebangsaan yang memadai bersikap
toleransi,menghargai perbedaan pendapat,bersikap empati,menghargai
pluralitas,kesadaran hukum dan tertib sosial,menjunjung tinggi
HAM,mengembangkan demokratisasi dalam berbagai kehidupan sosial
dan menghargai kearifan lingkungan.

Adapun tujuan yang hendak di capai pada akhirnya peserta didik dapat:
1) Menguasai kemampuan berfikir,bersikap rasional dan dinamis,berpandangan
luas sebagai manusia intelektual,dan mengantarkan mahasiswa selaku WN
yang memiliki :
a. Wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dengan perilaku cinta
tanah air,
b. Wawasan kebangsaan,kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional,dan
c. Pola pikir,sikap yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehiduan
nasional,
2) Mendidik peserta didik memiliki motivasi bahwa pendidikan kadeham yang di
berikan berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan serta kepentingan
mereka sebagai individu,anggota keluarga,anggota masyarakat,dan sebagai
WN yang terdidik serta bertekad bersedia untuk mewujudkannya.
3) Memberikan pemahaman akan hubungan antara warga negara dan
negaranya,harus terus di tingkatkan agar mahasiswa dapat menjawab
tantangan masa depan sehingga memiliki etos bela negara dalam profesinya
masing-masing.Perguruan Tinggi sebagai institusi ilmiah juga harus dapat
mengembangkan ilmu dan teknologi (PTEK) untuk mencetak kader pimpinan
bangsa yang dapat diharapkan berperan dalam pembangunan.
4) Memberikan pemahaman filosofi dan praktek Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional

You might also like