You are on page 1of 2

1.

Pengantar
Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar akan dapat memberikan
kontribusi yang cukup signiIikan bagi angota organisasi dalam hal pemahaman yang
jelas dan lugas tentang suatu persoalan diselesaikan. Budaya memiliki pengaruh
berarti pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Strategi dalam
mengantisipasi perubahan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi perlu
mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada selama ini, apakah strategi yang
didesain cocok dengan nilai-nilai yang ada, atau justru nilai-nilai yang ada itu justru
menjadi kontra produktiI bagi organisasinya dalam perjalanannya ke depan.
Para manajer terutama yang berada pada level puncak mesti sadar betapa
pentingnya memahami budaya organisasinya karena pengaruhnya yang begitu besar
terhadap perilaku anggota. Budaya organisasi juga dapat dipakai sebagai konsep
dalam menyusun strategi perubahan atau pengembangan bagi organisasi yang
dipimpinnya.
. Pengertian Budaya Organisasi/Perusahaan
eIinisi organisasi menurut para ahli manajemen, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota suatu organisasi (Robbins,
2002)
2. Cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi yang dianut bersama oleh
semua anggota organisasi, dan para anggota baru harus mempelajari atau paling
sedikit menerimanya sebagian agar mereka diterima sebagai bagian dari
organisasi (Eliott Jaeques dalam uncan, 1989)
3. Himpunan dari kepercayaan, harapan dan nilai yan dianut bersama oleh anggota
organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya )Wheelen dan
Hunger 1988 dalam Nimran, 1997)
4. Sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi
yang menentukan, sebagian besar, cara mereka bertindak.
Budaya suatu perusahaan bisa dikatakan sebagai suatu sistem dari nilai bersama, yang
akan dipakai sebagai pedoman dalam bertindak oleh anggota-anggota organisasi.
. Dimensi Budaya Organisasi
Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan menangkap
hakikat budaya organisasi (Robbins dan Coulter, 2004), yaitu:
1) novasi dan pengambilan risiko
adar seberapa jauh karyawan didorong untuk inovatiI dan mengambil risisko
) Perhatian ke hal yang rinci/detil
adar seberapa jauh karyawan diharapkan mampu menunjukkan ketepatan,
analisis, dan perhatian yang rinci/ detail
) Orientasi hasil
aadar seberapa jauh manajer berIokus pada hasil atau keluaran bukannya pada
cara mencapai hasil itu
) Orientasi orang
adar seberapa jauh keputusan manajemen turut mempengaruhi oraang-orang
yang ada dalam organisasi
) Orientasi tim
adar seberapa jauh pekerjaan disusun beradsar tim bukannya perorangan
) eagresifan
adar seberapa jauh karyawan agresiI bersaing bukannya daripada bekerjasama
) emantapan/Stabilitas
adar seberapa jauh keputusan dan tindakan organisasi menekankan usaha untuk
mempertahankan status quo.

You might also like