You are on page 1of 3

Ragam Ilmiah

Ibni Hasyim

Sejatinya Indonesia dibentuk dari perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok, hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, dimana kita sudah mengetahui keberadaan berbagai suku, bahasa di Indonesia yang berbeda-beda.Akan tetapi perbedaan itu di persamakan oleh satu kata yaitu Indonesai, Bahasa Indonesia.Begitu pula dalam Ragam Ilmiah kita akan belajar bagaimana cara untuk menyatukan berbagai bahasa tersebut. Sehingga dalam membuat tulisan kita dapat memiliki tulisan yang baik dan dapat dimengerti banyak orang. Orang yang pandai membaca akan lebih cepat mapu memahami ejaan, diksi, paragraf, dan karangan. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas bagaimana cara memperbaiki tulisan salah pada sebuah karya ilmiah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat sebuah karya ilmiah, yaitu : 1. Ketidaksantunan Ejaan Ejaan merupakan sebuah aturan atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara menggunakan tanda baca. Ejaan yang berlaku sekarang adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 16 Agustus 1972. Ketidaksantunan ejaan pada makalah ada tiga jenis : Penulisan subjudul Penulisan kata depan Penggunaan tanda baca. 2. Ketidaksantunan Diksi dan Kalimat. Diksi adalah pilihan kata dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan. Terdapat ketidaksantunan diksi dalam makalah yaitu berhubungan dengan pemilihan kata baku dan tidak baku. Ada beberapa contoh kata baku dan tidak baku : Kata Tidak Baku Kata Baku Apotik Apotek Ijasah Ijazah kwalitas kualitas Menurut kaidah bahasa Indonesia, pembentuk awalan me- akan luluh jika menghadapi katakata yang berhuruf awal /s/, /p/, /t/, dan /k/, kecuali kluster seperti /kr/, /pr/, /tr/, dan /sp/. Selain itu ketidak santunan yang lain terletak juga pada pemilihan kata yang boros dan idiomatik yang salah sehingga kalimat menjadi tidak efektif. 3. Ketidaksantunan Paragraf Kalimat-kalimat yang terangkai akan membentuk paragraf. Paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kepaduan. Persyaratan kepaduan ini dapat tercapai jika menerapkan penggunaan kata penghubung yang tepat, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Kata tetapi dan sehingga bukan merupakan kata penghubung antarkalimat, melainkan kata penghubung intrakalimat. Sebaliknya, kata namun bukan kata penghubung intrakalimat, melainkan kata penghubung antarkalimat yang berfungsi

menghubungkan antara kalmat yang satu dengan yang lain. 4. Ketidaksantunan Konvensi Penulisan Konvensi penulisan karangan ilmiah adalah kaidah yang mengatur penampilan karangan ilmiah agar teratur. Keteraturan yang tampak pada penulisan karangan ilmiah adalah sistematika penomoran yaitu dengan menggunakan system gabungan angka dan huruf dan system angka digital. Dari empat hal diatas kita dapat menciptakan Karya Ilmiah, Makalah, dan tulisan tulisan lainnya dengan baik dan benar sehingga para pembaca pun merasa nyaman saat membaca tulisan yang kita buat. Selain itu kita telah memberikan contoh agar orang lain dapat ikut membuat tulisan tulisan yang baik dan benar. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, yaitu 1. Ragam bahasa lisan 2. Ragam bahasa tulis Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan : 1. Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :

Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya. Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.

2. Berdasarkan situasi dan pemakaiannya, ragam bahasa baku di bagi menjadi :


Ragam bahasa baku lisan Ragam bahasa baku tulis

Perbedaan antara ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis ialah

Tata Bahasa Kosa kata

contoh:

Ragam bahasa lisan

Dalam tata bahasa ialah Nia sedang baca surat kabar. Dalam kosa kata ialah Ariani bilang kalau kita harus belajar.

Ragam bahasa tulis

Dalam tata bahasa ialah Nia sedang membaca surat kabar. Dalam kosa kata ialah Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar. Laras Ilmiah Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali pelbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebutpenulis (Soeseno, 1981: 1). Data realistis dapat berasal dan dokumen, surat keterangan, press release, surat kabar atau sumber bacaan lain, bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti bahwa rangkaian peristiwa atau percobaan yang diceritakan benar-benar dilihat, dirasakan, dan dialami oleh penulis (Marahimin, 1994: 378). Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya

You might also like