You are on page 1of 45

PRIAK\AN PANAS IOGAM

(TTT & CCT IAGRAM, ANNAIING,


HARNING)
osen: RukLmut HImuwun
Pengaruh Unsur Paduan
pada Diagram Fe
3
C
EHW 98
DIAGRAM KESEIMBANGAN Fe DIAGRAM KESEIMBANGAN Fe- -CC
A
1
A
3
A
cm
723 C
1147 C
Eutectoid Point
0.8 4.3
Melt
Melt +
cementite
Austenite + cementite
0 +
0 + Melt
(0)
1400
Carbon content
3.0 2.0 1.0 0 4.0
500
600
700
900
1300
1200
1100
1000
Ferrite (-) + Cementite (Fe
3
C)
+ Melt
Austenite ()
1500
1600
Temperature C
o
- +
(-)
Eutectic Point
EHW 98
ELEMEN PADUAN VS DIAGRAM Fe ELEMEN PADUAN VS DIAGRAM Fe- -CC
Elemen penstabil Iasa austenite :
-- Ni, Mn, Co, dan Ru, Pd, Os, Ir, Pt.
-- C, N, Cu, Zn, Au.
Elemen penstabil Iasa Ierrite:
-- Si, Al, Be, P, dan Ti, V, Mo, Cr.
-- B, dan Ta, Nb, Zr.
Elemen perubah titik eutectoid:
-- penstabil Iasa austenite) merendahkan A
1
.
-- penstabil Iasa - Ierrite) menaikkan A
1
.
-- semual elemen paduan menggeser titik eutectoid
ke kandungan karbon yang lebih rendah.
Elemen pembentuk karbida/nitrida:
-- karbida; Cr, W, Mo, V, Ti, Nb, Zr.
-- nitrida; Al dan semua elemen pembentuk karbida membentuk nitrida

A
1
Eutectoid
0.8 C
EHW 98
Elemen paduan vs.
temperatur eutectoid
Elemen paduan vs.
kandungan karbon eutectoid
Elemen paduan
perubah ttk eutectoid
EHW 98
Carbon content
Penambahan Cr menaikkan temperatur
eutectoid dan menggesernya kekiri.
Penstabil Ierrite Penstabil austenite
Penambahan Mn menurunkan temperatur
eutectoid dan menggesernya kekiri.
EHW 98
Concentration oI alloying element )
Nitrida keras
Al, Ti, V, Cr, Mo,
memebentuk
nitrida keras
DIAGRAM TTT/CCT DIAGRAM TTT/CCT
EHW 98
DIAGRAM TTT/CCT DIAGRAM TTT/CCT
--Digunakan untuk mengetahui mikrostuktur yang
terbentuk pada pendinginan non-ekuilibrium
Log waktu
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r

C

A
1
Austenite
A
3
M
s
Ferrite +Pearlite
AF
Nose
ainite

M
f
Start
Finish
Martensite +
EHW 98
Martensite
Martensite Auatenite
M
s
M
I
Pearlite
Bainite
.4arse
fine
upper
l4er
Austenite
A
e1
P
s
P
I
B
s
B
I
1 sec. 1min. 1 hour 1 day
DIAGRAM TTT UNTUK BAJA 0.8 C DIAGRAM TTT UNTUK BAJA 0.8 C
PENGARUH ELEMEN PADUAN PENGARUH ELEMEN PADUAN
TERHADAP DIAGRAM TTT/CCT TERHADAP DIAGRAM TTT/CCT
Semua elemen paduan, kecuali Co, menggeser hidung kurva
TTT/CCT ke arah kanan.
Semua elemen paduan, kecuali Co, menurunkan temperatur
pembentukan martensite.
Sehingga.
Komposisi elemen paduan mempengaruhi media kuens air, oli, udara)
yang dipilih untuk mengeraskan baja.
Elemen paduan meningkatkan mampu-keras hardenability) baja, atau,
baja dengan komposisi berbeda akan memiliki mampu keras berlainan.
Perlakuan Panas Termal
EHW 98
PELUNAKAN : PELUNAKAN :
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK
1/2 JADI AGAR LAYAK DIPROSES BERIKUTNYA. 1/2 JADI AGAR LAYAK DIPROSES BERIKUTNYA.
PENGERASAN PENGERASAN ::
MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK JADI MEMPERSIAPKAN BAHAN LOGAM SEBAGAI PRODUK JADI
AGAR MEMILIKI SIFAT MEKANIS YANG OPTIMUM. AGAR MEMILIKI SIFAT MEKANIS YANG OPTIMUM.
FUNGSI PERLAKUAN PANAS TERMAL FUNGSI PERLAKUAN PANAS TERMAL
SEBAGAI BAGIAN PROSES MANUFAKTUR SEBAGAI BAGIAN PROSES MANUFAKTUR
PELUNAKAN / ANNEALING
EHW 98
PERLAKUAN PELUNAKAN PERLAKUAN PELUNAKAN
--Homogenising
--Normalizing
--Full annealing
--Spherodising
--Stress relieving
--Process and recrystallisation annealing
EHW 98
HOMOGENIZING HOMOGENIZING
Pemanasan pada temperatur tinggi didaerah Pemanasan pada temperatur tinggi didaerah
Iasa austenit Iasa austenit ), jauh diatas titik kritis A ), jauh diatas titik kritis A
3 3
dan A dan A
cm cm
) )
--Bertujuan untuk menghilangkan eIek segregasi kimia akibat
proses pembekuan lambat ingot/billet.
--Memperbaiki mampu pengerjaan panas hot workability).

Ingot
Penuangan
logam cair
Segregasi kimia
HOMOGENISING
sebelum pengerjaan panas
EHW 98
NORMALIZING NORMALIZING
Pemanasan lambat sampai dengan temperatur diatas
transIormasi - dan diikuti oleh pendinginan udara
--Menghilangkan ketidak ragaman mikrostruktur.
--Mengeleminasi tegangan sisa.
--Meningkatkan keseragaman dan penghalusan ukuran butir.

CASTING
HOT WORKING:
Forging, Extrusion, Rolling
Ketidak ragaman reduksi/temperatur
NORMALIZING
Pengecualian: HSS, Shock Resisting Steel, Hot Work Tool Steel
Cold Work Tool Steel D & A tdk termasuk A10), Mold Steel P4.
EHW 98
FULL ANNEALING FULL ANNEALING
Pemanasan sampai temperatur sedikit diatas transIormasi -
A
3
: hypoeutectoid steels dan A
1
: hypereutectoid steels), yang
diikuti oleh pendinginan lambat didalam dapur
--Membulatkan sementit proeutectoid atau karbida lainnya
sehingga memperbaiki keuletan baja.
--Menghasilkan kekerasan/kekuatan yang minimum sehingga
mudah dilakukan deIormasi pada pengerjaan dingin.
-- Menghilangkan struktur martensit pada baja paduan yang mungkin
terbentuk akibat pendinginan relatiI cepat melewati transIormasi - .
--Biasanya dilakukan pada baja yang akan dipasok kepasaran
Pembulatan sementit
proeutectoid` dalam
bentuk net4rks pada
batas butir.
1
2
3
EHW 98
23 C
911C
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
e
Austenite
)
Ferrite
-)
0.8 0 1.4
Eutectoid
Carbon
Full-Annealing A)
Normalising N)
Homogenising H)
2.0
A
3
A
cm
Hypo
eutectoid
Hyper
eutectoid
PERLAKUAN PELUNAKAN PERLAKUAN PELUNAKAN - - DIAGRAM Fe DIAGRAM Fe- -CC
H) N) Full A)
Temp. *** ** *
Metoda -- udara dapur
pendingin
Wkt. Proses *** * *
Karakteristik
Rendah * Tinggi***
Fe
3
C
- Fe
3
C
A
1
Recrystallisation annealing
Stress-relieI annealing
EHW 98
NORMALIZING VS FULL ANNEALING NORMALIZING VS FULL ANNEALING
P A
F A
Heating
Cycle
Cooling
Cycle
Aormalizing
Anneal
Time Time
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
e
M
s
A
c3
A
c1
Normalizing membentuk mikrostruktur lebih halus dibandingkan
Iull annealing meskipun pemanasan dilakukan pada temperatur
yang lebih tinggi akibat laju pendinginan lebih cepat
Perd|rg|rar udara
Perd|rg|rar d| dapur
EHW 98
ANNEALING LAINNYA ANNEALING LAINNYA
Spherodising: dilakukan untuk meningkatkan mampu-mesin 2a.hinability)
pada baja yang akan dimachining. Caranya dengan membulatkan sementit/karbida.
Pemanasan dilakukan dibawah temperatur kritis A
1
=23C), atau sedikit diatas A
1
tetapi kemudian ditahan dibawah A
1
.
Stress-relief annealing: pemenasan s/d dibawah temperatur kritis 550-650 C baja
karbon dan paduan rendah, 600-50 C baja perkakas. Bertujuan untuk menghilangkan
tegangan sisa akibat deIormasi pengerjaan dingin.
Recrystallisation annealing: pemanasan s/d temperatur 600 C dibawah temperatur kritis.
Bertujuan untuk membentuk butir poligon yang bebas tegangan dan mempunyai keuletan
serta siIat konduktivitas baik. Dilakukan pada baja setelah deIormasi pengerjaan dingin.
Quench annealing: dilakukan pada baja jenis austenitk yang di homogenising atau
recrystallisation annealing dimana diikuti oleh pendinginan cepat untuk menghindari
terbentukya endapan karbida terutama pada batas butir.
Isothermal Annealing: pendinginan cepat sampai temperatur tepat
dibawah daerah transIormasi, ditahan 1-2 jam, diikuti pendinginan udara.
EHW 98
PENGERASAN TERMAL
Membentuk struktur martensit/bainit
yang memiliki kekerasan tinggi.
ILNCLRASAN TLRMAL
(THLRMAL HARDLNINC)
Terdiri dari tiga tahap operasi :
PEMANASAN
(HEATING)
W Preheating
550-650 C)
W Final heating
900-1050 C)
W Soaking
KUENS
(QUENCHING)
W Pendinginan cepat oleh
media pendingin
oli, air, lelehan garam,
semprot gas / udara)
TEMPER
(TEMPERING)
W Pemanasan kembali pada
temperatur lebih rendah
150 - 600 C), sekali
atau berulang
QUENCHING
BATH
HEATING
FURNACE
TEMPERING
BATH
SIKLUS PENGERASAN TERMAL
TransIormasi -F
Baja menyusut
TransIormasi -F
Baja memuai
Baja sangat lunak - 9u ,
struktur: karbida
sisa)
Baja keras tapi rapuh ,
struktur: M
stressed)

sisa
Karbida
sisa)
lainnya

Baja keras dan mulai tangguh :


struktur: M
tempersterssed)

sisa
Karbida
sisa)
lainnya

Ketangguhan lebih baik :


struktur: M
temper)
Karbida lainnya
WAKTU
Holding

Temper 1
Temper 2
TAHAP PEMANASAN
Hal-hal yang perlu diketahui :
W Perbedaan temperatur antara bagian dalam dan permukaan, akibat
rambatan panas, menyebabkan perbedaan pemuaian volume.
W Baja menyusut sampai 4 volume) pada kenaikan temperatur
mencapai transIormasi austenite.
Hal-hal yang perlu dikontrol :
W Lakukan preheating pada temperatur sekitar 550-650
o
C untuk
mengeliminasi distorsi yang mungkin timbul akibat pemanasan.
W Kecepatan pemanasan harus dikontrol agar tidak menimbulkan gradien
temperatur yang sangat curam antara bagian dalam dan permukaan.
WAKTU
T
E
M
P
E
R
A
T
U
R
TRANSFORMASI KE
WAKTU
T
E
M
P
E
R
A
T
U
R
PREHEATING

4
)
TAHAP AUSTENISASI
Dua hal penting: --Waktu tahan h4lding ti2e)
--Temperatur austenisasi austeniti:ing te2perature)
WAKTU
T
E
M
P
E
R
A
T
U
R

(

C
)
18
Kekerasan setelah kuens
(Rockwell C)
18 42 56 63-65 60-62 5-58
a
e
d
c
b
f
50
850
950
Waktu tahan
yang benar

Berlebih

Pertumbuhan butir,
ketangguhan menjadi
buruk atau rapuh
Kurang
T,t
Tidak tercapai
pengerasan
TAHAP AUSTENISASI
Hal-hal yang diperhatikan:
--Hindari susunan umpan didalam dapur yang saling tumpang-tindih untuk
menghindari terjadinya deIormasi komponen akibat berat komponen pada
saat baja sedang lunak.
--Cek akurasi temperatur austenisasi yang ditentukan, misalnya dengan
menggunakan thermocouple yang ditempelkanlangsung pada komponen.
--Hindari kesalahan penentuan saat mulainya penghitungan waktu tahan..
EHW 98
TAHAP KUENS TAHAP KUENS
yaitu mendinginkan baja dari temperatur austenit
sampai temperatur ambien pada media tertentu yang
akan menghasilkan struktur martensit
W Pemilihan media kuens ditentukan oleh jenis baja/paduannya.
W Semakin ekstrim media kuens risiko terhadap distorsi meningkat.
W Perbedaan laju pendinginan antara permukaan dan bagian dalam
menimbulkan proIil kekerasan tergantung ukuran perkakas
dan komposisi baja).
EHW 98
MEDIA KUENS MEDIA KUENS
Air : Murah serta sistemnya sederhana. Kekurangannya ia mudah membentuk selimut uap
yang menutupi permukaan komponen, sehingga menghasilkan pedinginan tidak seragam
dipenampang permukaan yang luas. PemanIaatannya terbatas pada industri perlakuan
panas. Eliminasinya di tambahkan Na/Ca Chloride, membutuhkan closed system.
Larutan polimer : Kemampuan pendinginan H) diantara oli dan air. Memerlukan close
control karena konsentrasinya mudah berkurang.
Oli : Kemampuan pendinginan tidak sebaik air, tetapi lebih disenangi. Dengan
penambahan additive kemampuan pendinginan H .44ling p4er) dapat ditingkatkan
lebih dari 0,4 s/d 1.
Lelehan garam : Paling umum digunakan sbagai media pendingin dikarenakan dapat
bekerja pada rentang temperatur yang besar 150 C s/d 595 C, atau bahkan lebih).
Dikarenakan karakter tersebut lelehan garam banyak digunakan untuk delayed quen.hing
seperti: kuens intermediate, kuens isotermal / holding pada berbagai temperatur.
Lelehan logam : Banyak digunakan untuk kuens-interupsi interrupted quen.hing),
tetapi saat ini Iungsinya sering digantikan oleh lelehan garam dikarenakan
kemampuannya bekerja pada rentang temperatur lebih besar.
Gas / udara : Hanya digunakan untuk baja dengan ukuran tipis atau baja yang
memiliki mampu keras tinggi. Pengaturan cooling power dilakukan dengan cara
mengatur laju semprot udara/gas.
Cetakan logam : Digunakan pada jenis material yang mememiliki risiko distorsi
tinggi. Biasanya menggunakan ater.44led .4pper dies, dan kelemahannya biaya
tinggi.
Lainnya : Larutan garam, larutan soda, uap
MEDIA KUENS MEDIA KUENS
1. Selimut uap Vapour blanket)
2. Pendidihan Boiling)
3. Konveksi Convection )
Waktu detik)
100
800
00
600
500
400
300
200
900
5 20 15 10 25
0
3.Konveksi
2.Pendidihan
1. Selimut uap
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
,

C
Kurva kecepatan
pendinginan C/dt)
Kurva pendinginan
TAHAP KUENS MELALUI MEDIA CAIR
MEKANISME PENDINGINAN
MELALUI MEDIA CAIR
SELIMUT UAP: Kecepatan pendinginan relatiI lambat akibat seluruh
permukaan ditutupi oleh uap.
Temperatur transisi menuju mekanisme pendidihan
leidenfr4st te2perature) tidak dipengaruhi oleh temperatur.
awal saat dikuens.
PENDIDIHAN : Kecepatan pendinginan sangat tinggi ditandai oleh
gelembung-gelembung uap pada permukaan komponen.
KONVEKSI : Kecepatan pendinginan kembali menjadi lambat melalui
rambatan konveksi.
Kecepatan perpindahan panas pada kondisi ini sangat
dipengaruhi oleh viskositas cairan, agitasi, temperatur
cairan/bath.
KONDISI KOMPONEN VS MEKANISME KUENS
760 H
64S H
S38 H
427 H
31S H
Pada pra|le|rya grad|erl lerparalur alau |aju
perd|rg|rar pada perru|aar |orporer l|da|
se|a|u seragar. la| |r| d|seoao|ar :
Kord|d| |rlerra| raler|a|: pergarurrya lerradap
perp|rdarar paras |e|uar
Kord|s| perru|aar: pergarurrya lerradap
perp|rdarar paras
Polers|a| e|slars| paras dar| red|a |uers
Kord|s| red|a yarg lerag|las| alau ror-ag|las|
Jao|, eomerr| komponen serra kono|s| meo|a
kuens oapar mempenarun| nas|| kekerasan
paoa permukaan
MIKROSTRUKTUR BAJA SESUDAH KUENS
Mikrostruktur baja
kondisi anil lunak),
sebelum dikeraskan
Mikrostruktur baja setelah
dikeraskan: martensit
diperkuat oleh karbida
--Terbentuknya martensit hanya dipengaruhi oleh
kehadiran karbon didalam Iasa austenit.
--Sejumlah karbida diperlukan untuk mencegah
pertumbuhan butir pada waktu baja diaustenisasi.
--Terdapat sisa austenite yang tidak bertransIormasi
pada kondisi setelah kuens
Karbida
Ferit, Perlit
Karbida
Martensit
Sisa
Pengerasan termal
SISA AUSTENITE
terjadi akibat kandungan karbon yang tinggi, dan
hadirnya elemen penstabil austenit ) pada baja paduan
K
e
k
e
r
a
s
a
n
Komposisi karbon
A1A KARON
0. 0.8 C
Sisa
Penghilangan sisa austenit:
--Temper Bainit, Karbida, Martensit
--Subzero treatment 100 Martensit
Karbon diatas 0,8
kekerasan menurun
EHW 98
BAJA SETELAH KUENS
-- terdapat tegangan sisa akibat kuens
-- rapuh dan mudah patah
-- dimensi tidak stabil
-- tidak siap digunakan

membutuhkan perlakuan temper !


PERLAKUAN TEMPER
Pemanasan kembali setelah kuens dibawah garis A
1
160-650 C) :
b Mengurangi tegangan sisa akibat proses kuens.
b Memperbaiki ketangguhan.
b Dalam hal tertentu digunakan untuk meningkatkan kekerasan
baja perkakas jenis pengerjaan panas dan kecepatan tinggi.
b Mengontrol dimensi komponen baja yang dikeraskan
K
e
k
e
r
a
s
a
n

(
H
R
c
)

K
e
t
a
n
g
g
u
h
a
n

f
t
-
l
b
)
Temperatur (C)
$econdary hardening
EHW 98
UNTEMPERED MARTENSITE UNTEMPERED MARTENSITE
DAN SISA AUSTENITE DAN SISA AUSTENITE
30 Untempered Setelah tempering
martensite pada 200 C
A1A PADUAN RENDAH
HSS M42:
a. 35
b. temper 1: 1 jam, 600C
c. temper 2: 1 jam, 600C
a)
b)
c)
Sisa warna putih
PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR PERUBAHAN MIKROSTRUKTUR
PADA WAKTU TEMPER PADA WAKTU TEMPER
Tahap 1: Pembentukan karbida transisi, 1 karbida, serta penurunan
80-16 0C kandungan karbon pada matriks martensit s/d 0.23
Tahap 2: TransIormasi
sisa
Bainite
230-280C
Tahap 3: Karbida transisi, martensit C rendah Sementit Ferit
160-400C
Tahap 4 Pertumbuhan dan pembulatan sementit
C Adanya elemen paduan pembentuk karbida,
Tahap 5 Secondary hardening, yaitu pembentukan karbida paduan
500-550C yang mengakibatkan kekerasan meningkat lagi.
EHW 98
MIKAISMI TIMII!
Temper 1 : sebagian sisa austenit akan bertransIormasi
menjadi martensit dan akan menyebabkan perubahan
dimensi transIormasi lainnya, yaitu: M FSementit,
Sisa Bainit, presipitasi karbida).
Temper 2 : martensit baru yang terbentuk pada tahap
tempering 1akan mengalami temper lanjut. Tegangan sisa
yang masih ada akan terus tereliminasi.
Temper 3 : terjadi eleminasi lanjut terhadap tegangan
yang masih tersisa dan dimensi perkakas menjadi lebih
stabil
setelah tahap ini.
MARTEMPERING DAN AUSTEMPERING
Waktu
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r

C
)

Austenite
M
s
Bainite
Waktu
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
e

C
)

Austenite
M
s
Bainite
Pearlite
Pearlite
SurIace
Core
Core
Bertujuan untuk mereduksi tegangan termal
sehingga meminimumkan eIek distorsi
Martempering
Austempering
MASALAH-MASALAH YANG
HARUS DIPERHATIKAN
b EIek distorsi dan keretakan.
b Kehilangan kandungan elemen pada permukaan komponen
dekarburisasi, oksidasi).
b Sisa austenite.
b Pengkasaran dan ketidak-ragaman mikrostruktur.
CATATAN PENGERASAN TERMAL
EHW 98
DISTORSI DAN KERETAKAN DISTORSI DAN KERETAKAN
--Tegangan sisa akibat machining /pengerjaan dingin sebelum
perlakuan panas.
--Tegangan termal thermal stresses) akibat perbedaan laju
pemanasan / pendinginan antara permukaan dan bagian dalam.
--Tegangan akibat transIormasi Iasa transIormation stresses)
pada waktu pendinginan.
Penyebab:
EHW 98
SEBELUM
PERLAKUAN PANAS
SETELAH
PERLAKUAN PANAS
DUA BENTUK DISTORSI KOMPONEN DUA BENTUK DISTORSI KOMPONEN
1. Dimensional
distortion
1. Dimensional
distortion
2. Shape
distortion
2. Shape
distortion
Terjadi akibat perubahan ukuran,
tegangan sisa machining,
proses perlakuan panas.
EHW 98
Distorsi yang dapat
dihindarkan
Distorsi yang tidak
dapat dihindarkan
CATATAN DISTORSI KOMPONEN CATATAN DISTORSI KOMPONEN
--Cara perlakuan panas yang buruk.
--Kesalahan penggunaan media kuens.
--Kesalahan pemilihan material.
--Perubahan mikrostruktur pada waktu
pengerasan termal dan termper.
--Tegangan termal akibat kontraksi
volume.

You might also like