1. TUJUAN a. Agar mahasiswa mengenal keadaan/kondisi obyek dilapangan terhadap peta RBI b. Agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan cek lapangan sebagai salah satu kegiatan interpretasi citra.
2. ALAT DAN BAHAN a. Peta RBI b. GPS c. Plastik transparansi dan spidol OHP d. Kertas kalkir e. Rapidhograph I. Alat tulis g. Pensil warna
3. DASAR TEORI Terapan interpretasi landsat telah dilakukan berbagai disiplin ilmu seperti pertanian, botami, kartograIi, teknik sipil, geograIi, geologi dan sebagainya. Landsat banyak digunakan sebagai suatu alat pemetaan planimetrik di daerah tertentu. MSS landsat menghasilkan citra yang bergeseran letak oleh relieInya satu dimensional. Dalam melakukan interpretasi satelit, seorang penaIsir perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut, yaitu resolusi spasial sistem yang menghasilkannya, skala citra setelah dicetak. Jenis dari saluran spectral yang digunakan atau kombinasi salurannya, daerah yang dikaji ditambah dengan pengetahuan serba sedikit mengenai daerah tersebut. Misalnya penggunaan lahan secara umum, garis besar IisiograIi dengan sejarah geologinya. Semua inIormasi ini mendukung proses interpretasi sehingga membimbing si penaIsir untuk dapat melakukan interpretasi dengan tepat. Sinyal yang diciptakan oleh masing-masing detektor pada MSS diperkuat oleh sistem elektroniknya dan direkam dengan menggunakan perekam pita magnetic bersaluran multi. Pada data MSS dengan sepuluh saluran yang dikumpulkan atas daerah pertanian yang menggambarkan nilai penginderaan multispectral di dalam membedakan antara sub kelas tipe tutupan tertentu.
4. CARA KERJA 1) Menyiapkan peta rupa bumi Indonesia, GPS, alat tulis, dan alat gambar. 2) Menentukan titik-titik koordinat di peta RBI untuk menentukan perbandingan antara obyek di peta dan di lapangan. 3) Turun ke lapangan untuk melakukan pengukuran titik koordinat di lapangan dan melakukan pengamatan oyek di lapangan 4) Menyalin gambar peta RBI ke kertas kalkir, plastik transparansi, serta simbol- simbolnya. Gambar yang disalin pada kertas kalkir di Iotocopy dan di bereri warna. 5) Mengolah tabel interpretasi hasil praktikum 6) Membuat laporan praktikum (menganalisis, dan membahas dari hasil praktikum)
5. HASIL PRAKTIKUM O otocopy peta RBI O Gambar peta yang disalin pada kertas kalkir, plastic transparan, dan gambar peta yang di Iotocopy yang diberi warna O Table hasil pengamatan
6. PEMBAHASAN Dari hasil praktikum kali ini, maka kita dapat mengenal dasar-dasar interpritasi citra satelit, tapi disini kita hanya bisa membahas unsur-unsur intepretasi melalui peta rupa bumi Indonesia. Dari peta RBI tersebut maka kita dapat melihat kenampakan yang ada dipermukaan bumi, seperti kenampakan yang identik dengan jalan, sungai, blukar, kebun, pemukiman, rawa, jembatan, mesjid, menara, bangunan, dan lain-lain. Untuk cirri-ciri jalan biasanya kelihatan berbentuk memanjang, lebarnya rata-rata seragam dan relieI lurus. Teksturnya halus serta memiliki rona yang kontras dengan daerah sekitar dan pada umumnya kelihatan cerah, simpang jalannya kelihatan tegak lurus atau mendekati jalan lurus. Ciri-ciri sungai biasanya memiliki pola aliran sungai yang akan memberikan indikasi posisi dan bentukan permukaan bumi yang dilaluinya, misalnya : Pola aliran di daerah rendah cendrung kecil dan sempit mengikuti bentuk lembahnya apabila dibandingkan dengan pola aliran sungai yang ada di daerah bukit atau daerah dome, yang mana pola alirannya membentuk penyebaran atau menyebar kesegala arah. Sungai tekstur permukaan airnya seragam dengan rona halus, dimana bila ronanya putih dan ada juga sebagian yang kelihatan gelap jika airnya jernih atau keruh. Aliran sungai ditandai oleh bentuk sungai yang lebar pada bagian muara, pertemuaan sulit memiliki sudut lancip sesuai dengan aliran, perpindahan meander kearah bawah ( muara ). Ketinggiannya semakin rendah kearah muara. Gosong sungai meruncing kearah hulu dan melebar kea rah muda, bentuknya kebanyakan seperti garis tepi arus sungai atau pola alirannya bercabang-cabang sehingga polanya kelihatan tidak teratur, mempunyai bayangan, situs disekitar pemukiman dan pegunungan, asosiasinya air. Ciri-ciri vegetasi kerapan sedang (VKS), biasanya pohonnya jarang-jarang, semaknya tidak rapat, vegetasi kerapatan sedang, kelihatan agak cerah karena pepohonannya agak jarang, bertekstur kasar karena ronanya kelihatan tidak seragam, berpola teratur dan tidak teratur, seperti kebun dan belukar. Tapi kadang ada juga menyebar dan memanjang serta bentuk persegi bila seperti kebun, mempunyai bayangan tetapi tidak sama dengan vegetasi kerapatan tinggi. Ciri-ciri vegetasi kerapatan rendah (VKR), biasanya pohonnya jarang-jarang, semaknya tidak rapat, vegetasi dengan kerapatan rendah (rumput tanaman dan lainnya). Ronanya kelihatan cerah kalau baru, seperti rumput yang masih hijau, gilap kalau lama seperti rumput yang sudah kering atau layu, kelihatan kasar karena ronanya berbeda. Polanya teratur dan tidak teratur seperti padang rumput, dimana ada yang tinggi dan ada yang rendah, ada yang masih kelihatan hijau dan kering atau layu. Bentuknya ada yang teratut dan menyebar dimana-mana.Teksturnya halus mempunyai bayangan tapi tidak semuanya juga yang terdapat bayangan karena hanya bagian-bagian tertentu saja yang umumnya bergerombol dan menyebar. Ciri-ciri lahan terbuka seperti lahan kosong kelihatan ronanya gelap kalau ada vegetasi disekitarnya dan terang kalau tidak bervegetasi, bertekstur agak halus, berpola tidak teratur, bentuknya menyebar dan tidak mempunyai banyangan karena tidak ada yang menempati daerah tersebut. Ciri-ciri persawahan, sawah berupa oetak-petak empat persegi panjang pada daerah yang datar, pada daerah miring bentuk petaknya mengikuti garis tinggi, sering tampak saluran irigasi, jika ada sawah tersebt terdapat tanaman padi, maka memiliki tekstur yang halus dengan rona atau warna gelap pada usia muda, abu-abu pada usia tua dua bulan dan cerah pada usia tua. Sedangkan jika ditanami tebu maka teksturnya kelihatan lebih kasar dari pada padi dan tampak jalur lariknya. Tekstur dan ronanya nampak seragam pada kawasan yang luas. Sawah terbagi menjadi dua. Cirri-ciri pemukiman, pemukiman biasanya terlihat rata-rata berbentuk empat persegi panjang, terdapat bayangan di tengah-tengah atapnya. Kebanyakan terletak didekat jalan, tapi ada juga sebagian dekat sungai. Ukuran rumah pemukiman ada yang relatiI kecil dan ada juga berukuran relatiI besar. Ciri-ciri rawa adalah tanah basah yang selalu digenangi air karena kekurangan draenase atau letaknya lebih rendah dari pada daerah sekitarnya. Rawa dapat terjadi karena hal-hal berikut, seperti mengikuti perluasan daratan akibat sedimen akuatis, pengikisan air laut atau abrasi platIorm dan kenaikan air laut pada zaman glacial. Pada umumnya, rawa berada di dareah pantai landai dan di mura sungai besar. Untuk interpretasi bangunan, biasanya ada jembatan, mesjid, gereja, dan kantor pemerintahan. Sedangkan untuk interpretasi lahan terbuka, seperti tegalan atau ladang dan pemakaman. Dalam interpretasi peta rupa bumi Indonesia kesan pertama yang kita peroleh dan dapat kita lihat untuk diamati biasanya yang di interpretasi adalah rona atau objek atau berupa penutup lahan. Yang mendominasi daerah yang dikaji, perlu kita ketahui juga disini bahwa pada umumnya penggunaan lahan tidak dapat langsung dikenali oleh citra ataupun peta rupa bumi Indonesia, kecuali untuk citra berskala besar dan pengenalan yang cukup mendalam mengenai daerah yang dikaji. Perlu kita ketahui dalam menginterpretasi citra atau peta rupa bumi Indonesia, pengenalan obyek merupakan bagian yang sangat penting karena tanpa pengenalan identitas dan jenis obyek yang tergambar pada citra atau peta rupa bumi Indonesia, seperti daerah bervegetasi, seperti pemukiman, perairan (sungai, danau, rawa) dan bangunan (jembatan, jalan, mesjid) serta lahan terbuka, bagian tegalan atau ladang dan pemakaman, kita tidak mungkin bisa menganalisisnya. Dan juga dalam menginterpretasikan obyek pada citra juga didasarkan pada penyelidikan karakteristik atau cirri-ciri obyek yang tergambar pada citra atau peta rupa bumi Indonesia yang digunakan. Dari hasil praktikum tersubut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa obyek yang paling dominan diamati dalam peta rupa bumi Indonesia, Bati-bati adalah daerah yang didominasi oleh rawa.