You are on page 1of 11

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Bahasa adalah alat bantu manusia yang luar biasa,dengan bahasa kita
dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan kita terhadap orang orang lain.
Bahasa bukan hanya sekedar pengeluaran bunyi atau pembelajaran kata,
melainkan merupakan alat untuk menjalin interaksi dalam komunikasi.
Kemampuan berkomunikasi dengan bahasa merupakan hal yang sangat
penting dalam perkembangan seorang anak. Melalui bahasa anak dapat
mengungkapkan keinginan dan pemikirannya mengenai suatu hal kepada
orang lain. Sehingga orang lain yang diajak bicara akan lebih mudah mengerti
dan memahaminya sehingga komunikasi akan menjadi lancar di bandingkan
denagn menggunakan gerakan. Oleh karena itu kita perlu mempelajari tentang
perkembangan bahasa anak.
Perkembangan perolehan bahasa yang dialami oleh Rizki Uswatun
Hasanahyang sekarang bernajak lima tahun sebenarnya seperti perkembangan
anak pada umumnya akan tetapi ada suatu kelemahan atau keunikan
pemerolehan bahasa yang dialami oleh anak tersebut.
Data yang diperoleh dalam tulisan ini merupakan hasil wawancara yang
dilakukan oleh guru dan murid yang bernama Rizki dilingkup sekolah yang
kemudian data-data tersebut diriilkan dengan kenyataan yang ada.

b. Rumusan Masalah
Melalui uraian di atas maka dapat di ambil rumusan sebagai berikut:
1. pa pengertian bahasa?
2. Seberapa besarkah Iaktor usia dalam memperoleh bahasa?
3. Bagaimana pengamatan perkembangan pemerolehan bahasa terhadap
Rizki Uswatun Hasanah?

.. Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi hanya pada masalah yang berkaitan
dengan :
1. Pengertian Bahasa.
2. Faktor Usia mempengaruhi Pemerolehan Bahasa.
3. Dalam pemerolehan bahasa pada anak usia lima tahun.

/. Tujuan
Makalah ini dibuat sebagai tugas Ujian khir Sekolah yang diharapkan akan
memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih luas bagi pembacanya.

BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian bahasa
Bahasa sesungguhnya hal yang sangat sulit di deIinisikan. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia (1989) terdapat banyak deIinisi, diantaranya adalah
'sistem lambing bunyi yang berartikulasi yang dipakai sebagai alat
komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran;perkataan-perkataan yang
suatu bangsa, serta percakapan (perkataan) yang baik , sopan santun, tinkah
laku yang baik.
Menurut hult & howard(1997) bahasa adalah ekspresi kemampuan
mansia yang bersiIat innate atau bawaan. Sejak lahir kita telah di lengkapi
dengan kapasitas untuk dapat menggunakan bahasa.kemampuan menggunakn
bahasainstingtiI(naluri) akan tetapi kapasitasnya pada setiap orang berbeda,
tergantung jenis bahasa spesiIiknya apa yang mereka gunakan.
Bahasa berada di dalam otak kita, dan akan tetap ada walaupun di
ekspresikan atau tidak. Bahasa juga dapat hadir tanpa bicara, contohnya
adalah orang bisu, mereka menggunakan teopri pembelajaran bahasa melalui
imitasi.
Pada kenyataannya untuk dapat berbicara dengan baik dan benar,
seorang anak harus menguasai empat aspek yang berbeda dari bahasa yaitu :
1. Phonology (Ionologi), yaitu pengetahuan tentang bunyi bahasa (sound oI
language) , bunyi ini dihasilkan oleh alat ucap.
2. Simantics (semantik), yaitu pengetahuan tentang kata-kata dan artinya
(word meaning).
3. Grammar (tata bahasa), yaitu peraturan yang digunakan untuk
menggambarkan struktur bahasa (rule oI language strucure).
4. Pragmatics (pragmatik), yaitu syarat-syarat yang mengakibatkan serasi
tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi.

b. Faktor usia mempengaruhi pemerolehan bahasa
Sebagian besar masyarakat umum masih meyakini bahwa untuk belajar
bahasa kedua akan lebih baik dilakukan ketika masih anak-anak. Belajar
bahasa kedua ketika telah dewasa akan terasa lebih sulit. Tetapi penelitian
yang telah dialakukan mengenai hal ini gagal untuk membuktikan kebenaran
keyakinan masyarakat umum tersebut. Mereka yang mulai belajar bahasa
kedua ketika telah dawasa tetap dapat mencapai tingkat keberhasilan yang
cukup tinggi.
Dari sumber lain dikatakan bahwa diantara Iactor yang mempengaruhi
pemerolehan bahasa kedua adalah usia belajar B2. Beberapa penelitian
menyimpulkan bahwa penguasaan B2 secara sempurna dapat terjadi jika B2
tersebut dapat dipelajari pada usia kritis (critical period). Patkowsky(1990)
mengklaim bahwa semakin dini usia yang mempelajri B2, semakin bagus dan
sempurna cara pelaIalannya. Dia menyatakan bahwa pemerolehan B2
terutama dalam hal pelaIalan (pronounciation) akan berbeda jika di pelajari
sebelum dan sesudah usia kritis.usia dini tersebut adalah sebelum usia 15
tahun.
Dari beberapa penelitian tersebut di atas jelas sekali bahwa B2 lebih
mudah di peroleh jika dipelejari pada usia kritis. Bahkan hampir semua
peneliti menyetujui bahwa B2 dapat dipeeroleh secara total seperti penutur asli
jika di ppelajari sebelum usia 12 tahun. Namun aksen B2 dapat di capai seperi
penutur asli walau dipelajari pada usia dewasa dengan beberapa
persyaratan.persyaratanya itu antara lain adalah motivasi, input dari penutur
asli, dan pemberian latihan khusus (Iormal instruction) untuk keahlian bahasa
tertentu (peleIalan percakapan, leksikon, tata bahasa, dan wacana).
Beberapa Iactor mempengaruhi umur dan pemerolehan bahasa menurut
Brown, 2000 : 64-66).
1. Inhibitasi (Inhibitation)
Inhibitasi adalah suatu perasaan yang membuat seseorang gugup atau
malu, sehingga tidak mampu bertingkah laku secara normal. Perasaan ini
muncul ketika seseorang berada pada masa remaja yakni antara umur 13
sarapai 17 tahun.
Pada masa ini inhibitasi semakin meningkat karena trauma atas
perubahan Iisik, kognitiI, dan emosi. Ego mereka tidak hanya dipengaruhi
oleh bagaimana mereka memahami diri mereka sendiri tetapi juga
bagaimana mereka meraih hal-hal yang ada di luar diri mereka, bagaimana
mereka berhubungan dengan orang lain, dan bagaimana mereka
menggunakan proses komunikasi yang berakibat pada perkembangan
aIektiI.
2. Ego Bahasa
lexander Guiora (1972) mengusulkan tentang ego bahasa
(Language Ego) untuk menjelaskan identitas seseorang yang
mengembangkan bahasa yang digunakan. Untuk orang-orang yang
memiliki satu bahasa, ego bahasa meliputi interaksi pada bahasa ibu dan
perkembangan ego.
Pemecahan sebuah ego bahasa baru adalah sebuah usaha yang besar
tidak hanya bagi remaja tapi juga orang dewasa yang telah tumbuh rasa
aman dan nyaman pada identitas mereka dan yang memiliki Inhibitasi
yang bertindak sebagai perlindungan dan perlindungan bagi ego mereka.
3. Sikap (ttitudes)
Sikap negatiI dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mempelajari
bahasa
4. Tekanan dari kawan sebaya (Peer Pressure)
Tekanan dan kawan sebaya yang dihadapi anak-anak dalam
pembelajaran bahasa, berbeda dengan yang dihadapi oleh orang dewasa.
nak-anak biasanya mempunyai paksaan yang kuat untuk menyesuaikan.
Mereka dibantu dalam kata-kata, pemikiran-pemikiran, dan tindakan-
tindakan bahwa mereka seharusnya "seperti anak-anak yang lainnya".
Seperti tekanan dari kawan sebaya terhadap bahasa. Orang dewasa
juga mengalami tekanan dari kawan sebaya, namun dalam bentuk yang
berbeda, orang-orang dewasa cenderung lebih menoleransi perbedaan
linguistik daripada anak-anak, oleh karena itu kesalahan-kesalahan dalam
ucapan lebih mudah dimaaIkan.

.. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekembangan bahasa anak
Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu :
a. Kognisi (proses memperoleh pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kon\gnisi individu akan mempengaruhi
cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan
pembahasan sebelumnya, bahwa terdapat korelasi yang signiIikan antara
pikiran dan bahasa seseorang.
b. Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan
mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
c. Jumlah anak atau jumlah keluaraga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan
bahasa anak lebih cepat karena terjadi komunikasi yang bervariasi
dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada
anggota lain selain keluarga itu.
d. Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih
cepat ketimbang anak sulung atau bungsu.


BAB III
PENGAMATAN PERKEMBANGAN PEMEROLEHAN BAHASA PADA
RIZKI USWATUN HASANAH

A. Perkembangan Pemerolehan Bahasa Kiki
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluj yang istimewa karena
manusia memiliki akal dan Iikiran. Kedua hal inilah yang membedakan
manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Disini saya sedang
meneliti tentang seorang anak bernama Kiki yang masih berusia lima tahun
yakni siswa TK kelompok . Dalam hal ini ia mampu menjawab pertanyaan
tentang siapa nama ayahnya, dimana sekolahnya dan lain-lainnya.
Kemampuan Kiki dalam berbahasa memang sudah baik namun bila
dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya kemampuan berbahasa kiki
masih kurang karena kiki merupakan siswa yang usianya paling sedikit di
kelasnya. Kelemahan berbahasa kiki dipengaruhi oleh beberapa Iaktor
diantaranya adalah :
Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak maka akan
mempercepat perkembangan bahasa anak. Sedangkan dalam komunikasi
keluarga Kiki sangat jarang dikarenakan kesibukan kedua orang tuanya
dan jarangnya Kiki bermain dengan teman lainnya. Dia hanya bermain
dengan teman-teman di sekolahnya.
Jumlah anak atau jumlah keluarga
Semakin banyak anggota keluarga, maka perkembangan bahasa anak akan
semakin cepat. Namun kenyataan yang terjadi pada Kiki komunikasi antar
keluarganya kurang dikarenakan Kiki hanya anak tunggal tidak ada
anggota keluarga lain selain keluarga inti.
Kiki merupakan siswa yang mampu dalam mengikuti pelajaran yang
ada di kelasnya. Ia mampu mengikuti pelajaran macam-macam pengembangan
misalnya kognitiI, seni, Iisik, motorik kasar maupun halus serta sosial
emosional. Namun dalam pengembangan bahasa Kiki masih sangat lemah
dibandingkan dengan teman sekelasnya dikarenakan usia yang belum cukup
serta kurangnya komunikasi dalam keluarga. Permasalahan yang terjadi pada
Kiki sebenarnya bukan masalah kesulitan perkembangan bahasa melainkan
sulitnya pengucapan atau berbicara meskipun bahasa sudah ada di pikirannya
namun ia tidak bisa langsung mengucapkannya mislanya jika diperintah guru
untuk mengucapkan syair guruku atau ibu kiki selalu diam sebentar untuk
berpikir. Ketika guru membantunya mengucapkan syair baris pertama dengan
respon dia langsung bisa meneruskannya sampai baris terakhir. Begitu pula
halnya ketika seorang guru memrintahkan Kiki untuk mencari kata-kata yang
awalannya sama ataupun akhirannya yang sama seperti kata-kata yang
berawalan sa pada kata sapi, sabun salak dan akhiran ku seperti kata buku,
duku, suku Kiki mampu mengucapkannya akan tetapi kurang cepat
dibandingkan dengan teman-temannya. Di lain kesempatan ketika Kiki
diperintahkan untuk bercerita tentang liburannya kemarin Kiki tidak langsung
bercerita. Kiki diam sejenak pada saat itu gurunya memberikan rangsangan
agar dia bisa memnceritakan kejadian yang telah dialaminya, Seperti pada
wawancara ini.
Bu Guru : Siapa yang kemarin habis liburan sekolah?
Kiki : (kiki diam sejenak dan belum ada respon kemudian ibu guru
menunjuknya baru dia merespon)
Saya Bu.
Bu Guru : Kiki kesana sama siapa saja?
Kiki : Sama ayah, ibu, bu guru dan teman-teman lainnya
Bu Guru : Kiki di sana melihat apa saja?
Kiki : (sambil berIikir kiki diam sejenak)
Bu Guru : Lihat apa saja Kiki?
Kiki : (Baru Kiki menjawab) Gajah, macan, burung, ular
Bu Guru : Kiki takut apa tidak naik gajah?
Bu Guru : Tidak takut?
Kiki : Tidak
Bu Guru : Bagus
Komunikasi yang seperti ini sangat bagus bagi seorang anak karena dapat
membantu perkembangan bahasa dalam diri seorang anak.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan beberapa poin yaitu :
1. Perkembangan bahasa sebagai kemapuan individu dalam menguasai kosa
kata.
2. Lingkungan sangat berpengaruh bagi perkembangan bahasa anak baik
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
3. Pemerolehan bahasa yang dialami oleh Rizki bukan merupakan suatu
keterlambatan dalam mengucapkan suatu bahasa hanya saja ia masih
berIikir untuk mengucapkan bahasa tersebut.
4. Bersyair adalah strategi terbaik menurut saya dalam perkembangan bahasa
anak usia lima tahun.

B. Saran
Seyogyanya orang tua harus selalu mendampingi anaknya di dalam
menembangkan suatu bahasa dengan cara dibimbing dan dikasih strategi agar
kemampuan berbahasa anak tersebut dapat berkembangan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA


Hildayani, Rini (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka.

You might also like