Professional Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan yang maha
Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyusun makalah
Seminar Sistem Persepsi dan Sensori yang berjudul %# dengan
semampu kami walaupun masih banyak kekurangan yang masih perlu
diperbaiki.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua
teman kelompok yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas
makalah ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa
berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya
bimbingan, serta rahmat dan karunia dari Nya.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersiIat membangun Akhir kata semoga makalah ini bermanIaat bagi kita
semua.
Bengkulu, Oktober 2011
Penyusun
DATAR ISI
Halaman
Halaman
Judul......................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................2
DAFTAR ISI .......................3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang ..........................................5
B. Rumusan Masalah.......................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. DeIinisi .......................6
B. Etiologi..........................................................................................7
C. PatoIisiologi..................................................................................7
D. ManiIestasi Klinis.........................................................................8
E. Pemeriksaan Fisik............. .........9
F.Penatalaksanaan..........................................9
H. Asuhan Keperawatan....................................................................10
a. Pengkajian......................10
b. Pemeriksaan Diagnostik............................................................11
c. Diagnosa Keperawatan................12
d. Intervensi Keperawatan....................................16
e. Evaluasi Keperawatan................21
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................22
B. Saran........................23
DaItar Pustaka.......................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak ialah sejenis gangguan mata yang cukup meresahkan dan
merupakan salah satu penyebab dasar dari kebutaan, mata katarak dipicu oleh
adanya gangguan lensa mata yang keruh sehingga dapat menghambat dan
menutupi lensa mata dalam menerima cahaya yang masuk. Kekeruhan pada
mata katarak dapat diakibatkan karena hidrasi (kelebihan cairan pada lensa )
dan denaturasi protein pada lensa, pada umumnya mata katarak hanya
mengenai satu mata saja.
Katarak adalah kekeruhan (Opasitas) dari lensa yang tidak dapat
menggambarkan obyek dengan jelas di retina.
B.Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui lebih jauh tentang katarak
2. Agar Mahasiswa lebih memahami tanda dan gejala katarak
.Tujuan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Katarak
dan sebagai bahan literatur bagi mahasiswa keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Katarak adalah nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang
mengakibatkan pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di
dalam mata, seperti melihat air terjun.
Jenis katarak yang paling sering ditemukan adalah katarak senilis dan
katarak senilis ini merupakan proses degeneratiI (kemunduran ). Perubahan
yang terjadi bersamaan dengan presbiopi, tetapi disamping itu juga menjadi
kuning warnanya dan keruh, yang akan mengganggu pembiasan cahaya.
Walaupun disebut katarak senilis tetapi perubahan tadi dapat terjadi
pada umur pertengahan, pada umur 70 tahun sebagian individu telah
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil
menyempit dan merah/mata keras dan kornea berawan (glukoma
darurat, peningkatan air mata.
3. Nyeri / Kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan / mata berair. Nyeri tiba-tiba / berat menetap
atau tekanan pada atau sekitar mata, sakit kepala
-. Pemeriksaan diagnostic
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu
dengan kerusakan kornea, lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan
reIraksi, penyakit sistem saraI, penglihatan ke retina.
2. Lapang Penglihatan : penuruan mngkin karena massa tumor,
karotis, glukoma.
3. Pengukuran TonograIi : TIO (12 25 mmHg)
4. Pengukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
5. Tes ProvokatiI : menentukan adanya/ tipe gllukoma
6. OItalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atroIi lempeng
optik, papiledema, perdarahan.
7. Darah lengkap, LED : menunjukkan anemi sistemik / inIeksi.
8. EKG, kolesterol serum, lipid
9. Tes toleransi glukosa : kotrol DM
c. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kehilangan
vitreus, perdarahan intraokuler, peningkatan TIO ditandai dengan :
Adanya tanda-tanda katarak penurunan ketajaman penglihatan
pandangan kabur, dll
Tujuan :
Menyatakan pemahaman terhadap Iaktor yang terlibat dalam
kemungkinan cedera.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan
Iaktor resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
- Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan
keamanan.
Intervensi :
- Diskusikan apa yang terjadi tentang kondisi paska operasi, nyeri,
pembatasan aktiIitas, penampilan, balutan mata.
- Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi
yang tak sakit sesuai keinginan.
- Batasi aktiIitas seperti menggerakan kepala tiba-tiba, menggaruk
mata, membongkok.
Kriteria Hasil :
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap
perubahan.
- MengidentiIikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam
lingkungan.
Intervensi :
- Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua
mata terlibat.
- Orientasikan klien tehadap lingkungan
- Observasi tanda-tanda disorientasi.
- Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan
menyentuh.
- Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi
mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.
- Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang
tujuannya memperbesar kurang lebih 25 persen, pelihatan
periIer hilang dan buta titik mungkin ada.
- Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam
jangkauan/posisi yang tidak dioperasi.
2.Resiko terhadap cedera yang -erhu-ungan dengan kerusakan
penglihatan atau kurang pengetahuan.
Kriteria evaluasi: dapat menurunkan resiko terjadinya cedera.
Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pascaoperasi sampai
stabil dan sampai mencapai penglihatan dan ketrampilan koping yang
memadai.
R/: menurunkan resiko jatuh atau cedera ketika langkah sempoyongan
atau tidak mempunyai ketrampilan koping untuk kerusakan penglhatan.
Bantu pasien manata lingkungan
R/: memIasilitasi kemendirian dan menurunkan resiko cedera
Orientasikan pasien pada ruangan
R/: meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.
Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kacamata bila
diperlukan.
R/: temeng logam atau kaca mata melindungi mata terhadap cedera.
Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma
R/:tekanan pada mata dapat menyebabkan kerusakan serius lebih lanjut.
Gunakan prosedur yanga memadai ketika memberikan obat mata.
R/: cedera dapat terjadi bila wadah obat menyentuh mata.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pada umumnya penderita mata katarak mengalami gejala yang hampir
sama dengan gangguan mata lainnya, pada awal mulanya mata merasa cepat
lelah, mata berair, mata perih, penglihatan mulai kabur, objek benda dan
cahaya. Namun sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratiI
seiring bertambahnya usia seseorang dan Iaktor tingkat kesehatan atau
penyakit. Rata-rata usia penderita katarak adalah usia 60 tahun keatas, tak
hanya orang yang sudah lanjut usia, katarak juga dapat terjadi pada bayi yang
disebabkan oleh sang ibu yang telah teridentiIikasi virus pada saat masa
kehamilan.
Katarak ialah sejenis gangguan mata yang cukup meresahkan dan
merupakan salah satu penyebab dasar dari kebutaan, mata katarak dipicu oleh
adanya gangguan lensa mata yang keruh sehingga dapat menghambat dan
menutupi lensa mata dalam menerima cahaya yang masuk. Kekeruhan pada
mata katarak dapat diakibatkan karena hidrasi ( kelebihan cairan pada lensa )
dan denaturasi protein pada lensa, pada umumnya mata katarak hanya
mengenai satu mata saja.
B. Saran
Pada kesempatan ini penyusun akan mengemukakan beberapa saran
sebagai bahan masukan yang bermanIaat bagi usaha peningkatan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti
tentang rencana keperawatan pada pasien dengan Katarak, pendokumentasian
harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan Katarak
maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan
klien yang mengalami Katarak.
DATAR PUSTAKA
Doenges, Marilyan E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih bahasa: I
Made Kariasa. Jakarta . EGC
Long, C Barbara. 1996.Perawatan Medikal Bedah : 2.Bandung. Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran
Margaret R. Thorpe. Perawatan Mata. Yogyakarta . Yayasan Essentia Medica
Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman Praktik Keperawatan. Alih bahasa :
Setiawan Sari. Jakarta. EGC
http://pusvahikari.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
katarak.html