You are on page 1of 3

The peacock is a very large bird, and colorIul, typically bright greens and blues.

Peacocks are a type oI pheasant, that is known Ior the iridescent tail Ieathers that they can
spread out in a train that Ilows behind them, or spread upward, to Iorm a Ian oI color.
The peacocks tail is usually about sixty percent oI the total length oI the bird and has
markings on it that shine gold, blue, red and green and have the shape oI an eye inside them.
They use the train Ior mating and courtship displays, arching it into the most incredibly
beautiIul Ian that will reach completely across the back oI the bird and still touch the ground
on both sides.
The Iemales, scientists believe, choose the mate according to the large size and the brilliant
colors oI the Ieathers, as well as the quality oI the male bird.
Peacock, the word is used interchangeably to reIer to both male and Iemale however, Iemales
are technically called peahens while the animals themselves are peaIowl, rather than the term
peacock that is used most commonly to describe them all.
Males who have the largest and most colorIul display will gather a harem to them, consisting
oI several Iemales each oI whom will lay three to Iive eggs, nesting on the ground,.
In the wild, peaIowl will usually roost in trees at night and gather in groups, which are known
as peaIowl parties. The peacock is a ground Ieeder, and eats insects, vegetation and small
mammals and lizards.
There are two types oI peaIowl that are Iamiliar to people. The blue peacock inhabits India
and Sri Lanka while the smaller, green peaIowl are native to Java and Burma.
Another, much smaller species which is Iar more distinct and much less known species, is the
Congo peacock, which inhabits the AIrican rain Iorests.


Kebijakan pertahanan negara pada hakekatnya mencerminkan politik negara dalam
mengelola pertahanan negara. Oleh karenanya kebijakan pertahanan negara yang
dikeluarkan pemerintah disusun berdasarkan kondisi obyektiI bangsa Indonesia dan
memiliki eIek ganda baik ke dalam maupun keluar. Kebijakan pertahanan juga memuat
pernyataan polotik pemerintah di bidang pertahanan negara, sehingga perlu dijabarkan lebih
lanjut dalam tataran operasional agar penyelenggaraan pertahanan negara dapat berjalan
dengan baik.

Demikian dikemukakan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan (Sekjen Dephan)
Marsdya TNI Suprihadi, S.IP mewakili Menhan RI, dalam ceramahnya di hadapan peserta
Kursus Reguler (Susreg) XXX Sekolah StaI dan Komando (Sesko) TNI Tahun Ajaran
2003, Kamis (30/10) di Sesko TNI Bandung. Kursus akan berlangsung tujuh bulan, dari
bulan April s/d Nopember 2003, diikuti 84 orang peserta dari TNI-AD 36 orang, TNI-AL
20 orang, TNI-AU 20 orang dan Siswa Manca Negara delapan orang, masing-masing dari
Australia, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Philipina, Singapura, Thailand dan Brunei
Darussalam.

Pada saat kedatangannya Sekjen Dephan Marsdya TNI Suprihadi, S.IP yang didampingi
Dirjen Pothan Dephan Bambang Murgiyanto, MSc dan Dirjen Strahan Dephan Mayjen TNI
Sudradjat, MPA, diterima Dan Sesko TNI Letjen TNI Djaja Suparman, S.IP, MM di
Gedung Utama, yang selanjutnya menuju Gedung Kelas Besar Sesko TNI.

Lebih lanjut Sekjen Dephan menjelaskan, dalam kehidupan bernegara, pertahanan negara
merupakan salah satu pilar utama untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam mempertahankan keutuhan NKRI tentu saja
pertahanan negara bukan satu-satunya pilar utama negara; pilar-pilar utama yang lain juga
memiliki peran penting seperti politik dan ekonomi.

Menurut Marsdya TNI Suprihadi S.IP, mempertahankan dan menjamin kemerdekaan,
kedaulatan dan keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
keselamatan bangsa dan negara sudah merupakan komitmen dan keputusan politik bangsa
Indonesia yang bersiIat tetap. Komitmen dan keputusan politik tersebut kemudian menjadi
amanat bangsa yang secara eksplisit tertuang dalam UUD 1945 Pasal 30 dimana TNI
ditugasi negara untuk mengembannya.

Sekjen Dephan Marsdya TNI Suprihadi S.IP mengemukakan, dalam melaksanakan
kebijakan tersebut pemerintah dan bangsa Indonesia berpedoman pada prinsip bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
Penggunaan kekuatan pertahanan untuk tujuan perang akan diposisikan sebagai langkah
terakhir setelah usaha-usaha politik tidak membuahkan hasil.

'Untuk menjamin kepentingan pertahanan tersebut, maka pertahanan negara dilaksanakan
dengan Sistem Pertahanan Semesta, melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumber daya
nasional sebagai satu kesatuan pertahanan Ujarnya.

Sumber :Biro Humas Setjen Dephan RI.
KEBI1AKAN PERTAHANAN MEMUAT POLITIK PEMERINTAH DI BIDANG
PERTAHANAN NEGARA

You might also like