You are on page 1of 4

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Dengan demikian banyaknya industri yang berkembang, maka dituntut kepada setiap manusia untuk memiliki pengetahuan dan kemahiran (skill) dalam suatu bidang pekerjaan. Karakteristik penting yang harus diperhatikan dalam tahap perancangan Alat penukar kalor dan sitem thermal diantaranya adalah performasi dan kehandalan. Salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi thermal adalah dengan mengunakan Alat Penukar Kalor. Adapun beberapa jenis alat penukar kalor yang digunakan adalah Superheater, Ekonomizer, Feed Water Heater, kondensor, Heat Exchanger dan lain sebagainya. Untuk menguasai teknik tentang heat exchanger baik dalam pengoperasian maupun perakitan, maka harus memahami prinsip-prinsip dasar cara kerja heat exchanger. Sesuai dengan namanya, heat exchanger adalah sebuah peralatan, dimana melakukan perpindahan panas (kalor) antara dua jenis fluida yang mengalir dan memiliki beda temperature. Pertukaran kalor terjadi melalui bidang-bidang perpindahan panasnya yang umumnya berupa dinding-dinding pipa atau sirip-sirip (fin) yang dipasang pada pipa.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Tujuan Perencanaan

Adapun tujuan perencanaan dalam penulisan laporan ini adalah untuk mempelajari atau mengetahui karateristik dari alat penukar kalor jenis shell and tube heat exchanger. 1.3. Permasalahan Perpindahan panas adalah proses yang sangat penting dalam dunia perindustrian. Ekonomisnya suatu proses pabrik sering ditentukan oleh keefektifan dari pemanfaatan dan recovery panas yang dikandung suatu bahan. Banyaknya steam dan sistim pendingin yang dibutuhkan ditentukan oleh efisiensi dari alat yang digunakan. Ada banyak jenis heat exchanger yang dapat digunakan dalam industri, tergantung pada proses apa yang akan ditangani. Kemudian sari suatu jenispun mempunyai bermacam-macam tipe pula, tetapi yang penting dari karakter heat exchanger ini adalah terjadinya perpindahan panas dari fase yang bersuhu rendah dan seting kedua fase dibatasi oleh suatu dinding. Untuk menentukan besar atau kecilnya panas yang dipindahkan pada range temperature yang sama, ini tergantung kepada harga koefisien perpindahan panas total dari alat yang digunakan dimana pada alat heat exchanger tersebut langsung koefisien ini dapat diperkirakan besarnya melalui perhitungan. 1.4. Batasan Masalah Karena mengingat pemakaian alat pemindah panas jenis shell and tube lebih luas maka dalam laporan ini khususnya membicarakan alat penukar panas jenis shell and tube heat exchanger.

Universitas Sumatera Utara

1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan penulis untuk mendapatkan informasi maupun data dalam penyusunan karya akhir ini adalah dengan dua metode, yaitu : 1. Studi Lapangan atau Survey Suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan survey langsung kelapangan dan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. 2. Studi Kepustakaan Suatu cara pengumpulan data melalui perpustakaan, buku, majalah, dan internet yang berhubungan dengan judul yang tertulis.

1.6. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah dimulai dari bab 1 sampai dengan bab 6, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini penulis menjelaskan tentang latar belakang alat penukar kalor dan beberapa jenis alat penukar kalor yang sering digunakan. Adapun bab ini meliputi : latar belakang, tujuan perencanaan, batasan masalah, metode pembahasan, dan sistematika pembahasan.

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada tinjauan pustaka ini penulis menjelaskan lebih terperinci tentang alat penukar kalor dan heat exchanger jenis shell and tube sehingga lebih mudah dalam memahaminya. Dalam bab ini mencakup jenis-jenis alat penukar kalor, analisa Heat Exchanger jenis shell and tube, beda temperatur rata-rata logaritma, faktor pengotoran.

BAB III PEMILIHAN DAN PERHITUNGAN HEAT EXCHANGER Didalam perhitungan heat exchanger ini penulis memberikan rumus-rumus dan menghitungnya satu demi satu dari bagian-bagian Heat Exchanger. Adapun yang dihitung meliputi : perhitungan pada tube side, perhitungan pada shell side, perhitungan koefisien perpindahan panas, dan perhitungan fouling factor atau faktor pengotoran.

BAB IV PERHITUNGAN PENURUNAN TEKANAN Untuk perhitungan penurunan tekanan penulis sengaja membuat bab tersendiri, agar lebih jelas dan mendetail. Perhitungan ini meliputi penurunan tekanan pada tube side dan penurunan tekanan pada shell side.

BAB V KESIMPULAN Dalam bab ini akan mencakup inti-inti daripada bab-bab sebelumnya yang meliputi hasil perhitungan.

Universitas Sumatera Utara

You might also like