You are on page 1of 4

DEFENISIl

Diabetes insipidus adalah pengeluaran cairan dari tubuh dalam


jumlah yang banyak yang disebabkan oleh dua hal :l
1. Gagalnya pengeluaran vasopressinl
Gagalnya ginjal terhadap rangsangan AVPl

Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan,
penyakit ini diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat
menganggu mekanisme neurohypophyseal - renal reflex
sehingga mengakibatkan kegagalan tubuh dalam mengkoversi air

GEJALA KLINISlKeluhan dan gejala utama diabetes insipidus
adalah poliuria dan polidipsia.
Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin per 24 jam
sangat banyak , dapat mencapai 5 - 10 liter sehari.
Berat jenis urin biasanya sangat rendah , berkisar antara 1001 -
1005 atau 50 - 200 mOsmol/kg berat badan.
Selain poliuria dan polidipsia , biasanya tidak terdapat gejala -
gejala lain kecuali jika ada penyakit lain yang menyebabkan
timbulnya gangguan pada mekanisme neurohypophyseal renal
reflex .lllllll

PATOGENESISlSecara patogenesis diabetes insipidus di bagi
atas dua , yaitu
1. diabetes insipidus sentralis
diabetes insipidus nefrogenik.

Diabetes Insipidus Sentralis ( DIS )lDIS disebabkan oleh berapa


hal diantaranya adalah :l
1. pengangkutan ADH/AVP yang tidak bekerja dengan baik akibat
rusaknya akson pada traktus supraoptikohipofisealisl@ sintesis
ADH terganggul@ kerusakan pada nucleus supraoptik
paraventricularl@ Gagalnya pengeluaran
VasopresinlPatofisiologilVasopresin arginin merupakan suatu
hormon antidiuretik yang dibuat di nucleus supraoptik,
paraventrikular , dan filiformis hipotalamus, bersama dengan
pengikatnya yaitu neurofisin II. Vasopresin kemudian diangkut
dari badan-badan sel neuron tempat pembuatannya, melalui
akson menuju ke ujung-ujung saraf yang berada di kelenjar
hipofisis posterior, yang merupakan tempat penyimpanannya.
Secara fisiologis, vasopressin dan neurofisin yang tidak aktif akan
disekresikan bila ada rangsang tertentu. Sekresi vasopresin
diatur oleh rangsang yang meningkat pada reseptor volume dan
osmotic. Suatu peningkatan osmolalitas cairan ekstraseluler atau
penurunan volume intravaskuler akan merangsang sekresi
vasopresin. Vasopressin kemudian meningkatkan permeabilitas
epitel duktus pengumpul ginjal terhadap air melalui suatu
mekanisme yang melibatkan pengaktifan adenolisin dan
peningkatan AMP siklik. Akibatnya, konsentrasi kemih meningkat
dan osmolalitas serum menurun. Osmolalitas serum biasanya
dipertahankan konstan dengan batas yang sempit antara 290
dan 296 mOsm/kg H2O. lGangguan dari fisiologi vasopressin ini
dapat menyebabkan pengumpulan air pada duktus pengumpul
ginjal karena berkurang permeabilitasnya, yang akan
menyebabkan poliuria atau banyak kencing.lSelain itu,
peningkatan osmolalitas plasma kan merangsang pusat haus,
dan sebaliknya penurunan osmolalitas plasma akan menekan
pusat haus. Ambang rangsang osmotic pusat haus lebih tinggi
dibandingkan ambang rangsang sekresi vasopresin. Sehingga
apabila osmolalitas plasma meningkat, maka tubuh terlebih
dahulu akan mengatasinya dengan mensekresi vasopresin yang
apabila masih meningkat akan merangsang pusat haus, yang
akan berimplikasi orang tersebut minum banyak
(polidipsia).lSecara patogenesis, diabetes insipidus dibagi
menjadi 2 yaitu diabetes insipidus sentral, dimana gangguannya
pada vasopresin itu sendiri dan diabetes insipidus nefrogenik,
dimana gangguannya adalah karena tidak responsifnya tubulus
ginjal terhadap vasopresin.lDiabetes insipidus sentral dapat
disebabkan oleh kegagalan pelepasan hormone antidiuretik ADH
yang merupakan kegagalan sintesis atau penyimpanan. Hal ini
bisa disebabkan oleh kerusakan nucleus supraoptik,
paraventrikular, dan filiformis hipotalamus yang mensistesis
ADH. Selain itu, DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan
ADH akibat kerusakan pada akson traktus supraoptikohipofisealis
dan aksin hipofisis posterior di mana ADH disimpan untuk
sewaktu-waktu dilepaskan ke dalam sirkulasi jika
dibutuhkan.lDIS dapat juga terjadi karena tidak adanya sintesis
ADH, atau sintesis ADH yang kuantitatif tidak mencukupi
kebutuhan, atau kuantitatif cukup tetapi tidak berfungsi normal.
Terakhir, ditemukan bahwa DIS dapat juga terjadi karena
terbentuknya antibody terhadap ADH.lllEtiologilAda
beberapa keadaan yang mengakibatkan diabetes insipidus
sentral , termasuk di dalamnya adalah tumor-tumor pada
hipotalamus, tumor-tumor besar hipofisis dan menghancurkan
nucleus-nukleus hipotalamik, trauma kepala, cedera operasi pada
hipotalamus, oklusi pembuluh darah pada intraserebral, dan
penyakit-penyakit granuomatosa.lGejala kliniklKeluhan dan
gejala utama diabetes insipidus adalah poliuria dan polidipsia.
Jumlah produksi urin maupun cairan yang diminum per 24 jam
sangat banyak. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak
terdapat gejala-gejala lain, kecuali bahaya baru yang timbul
akibat dehidrasi yang dan peningkatan konsentrasi zat-zat
terlarut yang timbul akibat gangguan rangsang haus.lDiabetes
Nefrogenik ( DI )lDIN adalah diabetes insipidus yang tidak
responsive terhadap ADH eksogenlETIOLOGIlDiabetes
Insipidus Nefrogenik dapat disebabkan oleh beberapa hal
yaitul1.Penyakit ginjal kroniklPenyakit ginjal
polikistiklMedullary cystic diseaselPielonefretislObstruksi
ureterallGagal ginjal lanjutl2.Gangguan
elektrolitlHipokalemialHiperkalsemiall3 Obat -
obatanllitiumldemoksiklinlasetoheksamidltolazamidlglikuri
dlpropoksifenl4 penyaki8t sickle celll5 gangguan
dietlllDiagnosislAda sebuah cara untuk mendiagnosa
penyebab suatu poliuria adalah akibat Diabetes Insipidus, bukan
karena penyakit lain. Caranya adalah dengan menjawab tiga
pertanyaan yang dapat kita ketahui dengan anamnesa dan
pemeriksaan.lPertama, apakah yang menyebabkan poliuria
tersebut adalah pemasukan bahan tersebut (dalam hal ini air)
yang berlebihan ke ginjal atau pengeluaran yang berlebihan. Bila
pada anamnesa ditemukan bahwa pasien memang minum
banyak, maka wajar apabila poliuria itu terjadi. lKedua, apakah
penyebab poliuria ini adalah factor renal atau bukan. Poliuria bisa
terjadi pada penyakit gagal ginjal akut pada periode diuresis
ketika penyembuhan. Namun, apabila poliuria ini terjadi karena
penyakit gagal ginjal akut, maka akan ada riwayat oligouria
(sedikit kencing). lKetiga, Apakah bahan utama yang
membentuk urin pada poliuria tersebut adalah air tanpa atau
dengan zat-zat yang terlarut. Pada umumnya, poliuria akibat
Diabetes Insipidus mengeluarkan air murni, namun tidak
menutup kemungkinan ditemukan adanya zat-zat terlarut.
Apabila ditemukan zat-zat terlarut berupa kadar glukosa yang
tinggi (abnormal) maka dapat dicurigai bahwa poliuria tersebut
akibat DM yang merupakan salah satu Differential Diagnosis dari
Diabetes Insipidus. lPemeriksaan PenunjanglJika kita
mencurigai penyebab poliuria ini adalah Diabetes Insipidua,
maka harus melakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis
dan untuk membedakan apakah jenis Diabetes Insipidus yang
dialami, karena penatalaksanaan dari dua jenis diabetes insipidus
ini berbeda. Ada beberapa pemeriksaan pada Diabetes Insipidus,
antara lain:l1.Hickey Hare atau Carter-Robbinsl2.Fluid
deprivationl3.Uji nikotinlApapun pemeriksaannya, prinsipnya
adalah untuk mengetahui volume, berat jenis, atau konsentrasi
urin. Sedangkan untuk mengetahui jenisnya, dapat dengan
memberikan vasopresin sintetis, pada Diabetes Insipidus Sentral
akan terjadi penurunan jumlah urin, dan pada Diabetes Insipidus
Nefrogenik tidak terjadi apa-apa.lPenatalaksanaanlPengobatan
pada Diabetes Insipidus harus sesuai dengan gejala yang
ditimbulkannya. Pada pasien DIS parsial mekanisme haus yang
tanpa gejala nokturia dan poliuria yang mengganggu tidur dan
aktivitas sehari-hari tidak diperlukan terapi khusus. lPada DIS
yang komplit, biasanya diperlukan terapi hormone pengganti
(hormonal replacement) DDAVP (1-desamino-8-d-arginine
vasopressin) yang merupakan pilihan utama. Selain itu, bisa juga
digunakan terapi adjuvant yang mengatur keseimbangan air,
seperti:lDiuretik
TiazidlKlorpropamidlKlofibratlKarbamazepinl

You might also like