You are on page 1of 12

Tugas Filsafat Pendidikan

Asas-Asas Pendidikan

Disusun oleh
Nama : Supriatin
NIM : 708310154
Kelas : A-Eks 08





1urusan Pendidikan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Medan

Asas-Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran untuk menjadi dasar atau tumpuan
berIikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Telah
dikemukakan berbagai asas tersebut dengan p|engkajian berbagai dimensi hakikat menusia
ke ndividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman). Pandangan tentang hakikat
manusia merupakan tumpuan berIikir utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah
satu dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik
diri sendiri (Umar Tirtarahardja, 2008:117). Pendidikan di Indonesia terdapat sejumlah
asas yang memberi arah dalam merancang dalam melaksanakan pendidikan. Asasasas itu
bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan didunia maupun yang bersumber
dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Asas-
asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas belajar sepanjang hayat, dan asas
kemanidirian dalam belajar. Uraian dari masing-masing asas yaitu sebagai berikut.

Asas Pendidikan Sepanjang Hayat (Life Long Education)
Kita pasti pernah mendengar pepatah 'tutut ilmu sejak lahir hingga liang kubur, maksud
dari pepatah itu adalah kita harus menuntut ilmu sepanjang umur kita, karena belajar itu
selalu diperlukan sepanjang kita hidup. Tidak hanya manusia, bahkan makhluk lain juga
terus menerus belajar demi kelangsunagan hidupnya.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang
yang hidup dalam dunia transIormasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi
seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan
pada sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini,
dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tutuntutan manusia yang makin
meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanak-
kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan

dunia yang berkembang sangat pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu
sistem yang Ileksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus
menerus.
Menurut konsep pendidikan sepanjang hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap
sebagai suatu keseluruhan. Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang
terpadu. Konsep ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang
bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan yang berbeda
dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebahagian besar masyarakat suatu bangsa
masih yang banyak buta huruI, maka upaya pemeberantasan buta huruI di kalangan orang
dewasa mendapat prioritas dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara
industri yang telah maju pesat, masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan
memperoleh perhatian dalam sistem ini.
Pendidikan bukan hanya berlangsung di sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah
anak lahir dan akan berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu
menerima pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat .
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi proses perkembangan seorang
individu sekaligus merupakan peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh
terutama melalui interaksi antara orang tua anak. Dalam berinteraksi dengan anaknya,
orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai perwujudan pendidikan
terhadap anaknya.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga
tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan secara
Iormal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain
sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak
boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan
budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan suatu keharusan,
karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi perkembangan anak sudah tidak
memungkinkan akan dapat dilayani oleh keluarga. Materi yang diberikan di sekolah
berhubungan langsung dengan pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan
agama, berhubungan langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta

pengembangan kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam


pengisian tenaga kerja.
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk pendidikan yang diselenggarakan di luar
keluarga dan sekolah. Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan
dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanIaat dalam kehidupan
di masyarakat. Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan beberapa
bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain : (1) program persamaan bagi mereka yang
tidak pernah bersekolah atau putus sekolah; (2) program pemberantasan buta huruI; (3)
penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5)
perkumpulan olah raga dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.

Asas Kasih Sayang
Sebagai makhluk sosial manusia selalu berinteraksi dengan yang lainnya di mana saja ia
berada. Dalam lingkungan sekolah terjadi interaksi antara anggota sekolah, begitu juga di
keluarga dan masyarakat. Interaksi tersebut harus didasari oleh rasa kasih sayang antara
satu dengan yang lainnya, hingga tercapai kehidupan yang nyaman, aman, tentram dan
sejahtera. Konsep kasih sayang adalah kerelaan mengabdi atau bekorban demi kepentingan
orang lain, seseorang tidak lagi berIikir kepentingan dirinya tetapi kepentingan orang lain
juga. Oleh karena itu asas kasih sayang sangat perlu dalam pendidikan baik di keluarga,
masyarakat, terlebih lagi di sekolah.
Rasa kasih sayang ini pada khususnya harus dimiliki oleh para pendidik. Pendidikan yang
dilandasi kasih sayang akan berhasil lebih maksimal. Kasih sayang akan terlihat dalam
interaksi pendidikan tersebut, karena kasih sayang biasanya didasari oleh sikap yang lemah
lembut, kemurahan hati, kesabaran, kesederhanaan, ketulusan, dan kejujuran.
Kasih sayang juga akan memberikan kedekatan antara satu dengan yang lainnya. Tentunya
dengan menerapkan dasar kasih sayang tersebut. Seorang guru yang menyayangi peserta
didiknya tidak akan diketahui/diragukan kasih sayangnya kepada muridnya jika dalam
menyampaikan pelajaran guru terkesan kasar, oleh karena itu kasih sayang harus
memancarkan keenam hal tersebut.

Asas Demokrasi
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal
maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini
tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu : 'Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Sementara itu, demokrasi secara vertikal ialah bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, demokrasi ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya
(intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kalangan Taman Siswa dianut
sikap tutwuri handayani, suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak untuk tumbuh
dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, tampaknya demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup yang
mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
berlangsungnya proses pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta juga dengan
pengelola pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal yaitu :
1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini dianggap sebagai pilar pertama untuk menjamin
persaudaraan hak manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit,
agama dan bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan
memandang perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama
peserta didik atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan
menghormati.

2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat


Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan
pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik
dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan persoalan-
persoalannya sendiri secara teratur, sistematis dan komprehensiI serta kritis sehingga
anak didik memiliki wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
Dalam konteks ini, pengertian demokrasi tidaklah dibatasi oleh kepentingan individu-
individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya berbuat sesuka hatinya sehingga merusak kebebasan orang lain atau
kebebasannya sendiri.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya tercapai bila setiap warga negara atau anggota
masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan kepentingan
bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga demokrasi. Berkenaan
dengan itulah maka bagi setiap warga negara diperlukan hal-hal sebagai berikut :
1. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan (.ivi.),
ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting;
2. suatu keinsyaIan dan kesanggupan semangat menjalankan tugasnya dengan
mendahulukan kepentingan negara atau masyarakat daripada kepentingan sendiri;
3. suatu keinsyaIan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan
perbuatan-perbuatan yang menghalangi kemajuan dan kemakmuran masyarakat dan
pemerintah.
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan masalah-masalah antara lain :
1. Hak asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan
2. Kesempatan yang sama bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan
3. Hak dan kesempatan atas dasar kemampuan mereka
Dari prinsip-prinsip di atas dapat dipahami bahwa ide dan nilai demokrasi pendidikan itu
sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran, siIat dan jenis masyarakat dimana mereka

berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi pendidikan itu akan
banyak dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misalnya
masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat metropolitan dan modern, dan
sebagainya.
Apabila yang dikemukakan tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip demokrasi
pendidikan yang telah diungkapkan, tampaknya ada beberapa butir penting yang harus
diketahui dan diperhatikan,diantaranya :
O Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara
adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;
O Dalam upaya pembentukan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;
O Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi pendidikan yang berorientasi pada cita-cita dan nilai
demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini :
O Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
O Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
O Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanIaatkan kemampuan pribadinya,
dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan dan kemajuan iptek
tanpa merugikan pihak lain.

Asas Kebutuhan dan Transparansi
Asas Keterbukaan atau Transparansi adalah asas yang membuka diri terhadap hak hak
masyarakat untuk memperoleh inIormasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatiI tentang
penyelenggara an negara dengan tetap memper hatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan dan rahasia negara. Sedangkan asas akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara
harus dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulat an tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang

berlaku. Demikian arti kedua asas tersebut didalam penjelasan Undang Undang Nomor 28
Tahun 1999 tersebut.
Masalah pendanaan pendidikan sebagaimana diatur dalam bab XIII pasal 46 ayat (1)
menyata kan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, pemerintah da erah dan masyarakat. Pengelolaan dana pendidikan diatur
dalam pasal 48 ayat (1) menyatakan bahwa pe ngelolaan dana pendidikan berda sarkan
pada prinsip keadilan, eIisiensi, transparansi dan akuntabi litas publik.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam era reIormasi ini pengelolaan pendidikan pada
satuan pendidikan seharusnya dilaku kan secara transparan dan bertanggung jawab.
Masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam sistem ketatanegaraan berhak
untuk mengetahui seluk beluk dunia pendidikan, terutama masalah pengelolaan dana
pendidi kan pada satuan pendidikan.
Hak hak masyarakat untuk mengetahui dan mempergunakan inIormasi tentang
pengelolaan pen didikan ini diperkuat lagi dengan ber lakunya Undang Undang Nomor 14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan InIormasi Publik. Pasal 7 ayat (1) Undang Un dang ini
menyatakan bahwa Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan
InIormasi Publik yang berada dibawah kewenangannya kepada pemohon inIormasi publik.
Sedang kan pada pasal 1 angka 3 disebut kan bahwa Badan Publik adalah lembaga
eksekutiI, legislatiI, yudikatiI dan badan lain yang Iungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari
APBN dan atau APBD atau organisasi non pe merintah sepanjang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan masyarakat dan/atau luar
negeri.
Dalam Undang Undang ini juga diatur adanya sangsi pidana bagi Pejabat Publik yang
tidak mau memberikan inIormasi yang diminta oleh pengguna inIormasi publik
sebagaimana diatur dalam pasal 52, sedangkan bagi pengguna inIor masi publik juga ada
sangsi pidana sebagaimana tercantum dalam bab XI dan pasal pasalnya. Demikian pula
dalam Pera turan Pemerintah No.48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidik an telah
diatur pula prinsip pengelo laan pendidikan pada bab VI yang pada dasarnya meliputi (a)
prinsip keadilan; (b) prinsip eIisiensi; (c) prinsip transparansi dan (d) prinsip akuntabilitas
publik.

Masalah transparansi dan akuntabilitas pengelolaan badan publik dalam bidang pendidikan
ini telah diatur dalam 3 (tiga) Undang Undang dan 1 (satu) Peraturan Pe merintah disertai
ketentuan pidana bagi yang melanggarnya, oleh kare nanya diperlukan pembinaan dan
sosialisasi mengenai hal ini kepada pengelola pembangunan dunia pendidikan di
Kabupaten Malang. Dalam catatan redaksi ada beberapa badan publik yang masih belum
melaksanakan prinsip trans paransi dan akuntabilitas, ketika diminta konIirmasi suatu
berita atau diminta data-data tentang pendidik an. Padahal redaksi dari awal sudah
menjelaskan bahwa Media Pendidikan terbit dan muncul semata-mata untuk menjembatani
kepenti ngan pemerintah daerah, penyele nggara pendidikan dengan masya rakat guna
menciptakan suasana yang kondusiI dibidang pendidikan.
Asas Tanggungjawab
Tanggungjawab merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan atas perbuatan dan
tugas yang ia kerjakan. Segala perbuatan hendaknya dapat dipertanggungjawabkan dari
segi tujuan maupun konsekuensinya yang ditimbulkan.
Dalam pendidikan juga harus didasari dengan tanggungjawab, karena kegiatan apapun
yang dilakukan dalam pendidikan harus mencapai tujuan yakni membimbing peserta didik
agar berkembang secara optimal dengan segala potensi yang dimiliki olehnya. Tanggung
jawab dalam hal ini meliputi tanggung jawab diri sendiri, kepada keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara, dan yang paling penting adalah tanggungjawab terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
Asas Kualitas
Berbicara soal kualitas, berarti berbicara soal hasil pendidikan yang berkualitas. Untuk
memperoleh peserta didik yang berkualitas berarti harus melaksanakan pendidikan itu
dengan cara-cara yang berkualitas dan inovatiI. Oleh karena itu asas kualitas merupakan
muara dari semua asas-asas pendidikan di atas.
Proses pendidikan bertujuan untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas
baik itu kualitas jasmani, keterampilan, etos kerja, intelektual, emosional, sosial, spiritual,
dan akhlak yang mulia.
Di zaman yang modern yang sedang menuju globalisasi ini menutut kualitas seseorang
agar bisa beradaptasi di lingkungan dunia. Kemajuan IPTEK yang begitu pesat harus

diimbangi dengan ilmu yang berkualitas. Karena tanpa memiliki kualitas yang baik,
bangsa ini akan tertinggal oleh negar-negara yang lain, bahkan akan selalu tergantung oleh
bangsa lain. Untuk menghidari hal itu, maka dibutuhkan lah peran pendidikan yang
mnyiapkan kader-kader ang berkualitas pula.

Panca Darma Taman Siswa
Dasar Taman Siswa di tahun 1947 merupakan susunan dasar yang memuat perincian
dasar-dasar yang terpakai di dalam Taman Siswa sejak berdirinya di 1922 hingga
seterusnya, baik yang terkandung di dalam keterangan asas-asasnya maupun yang terdapat
di dalam segala peraturannya.
Dasar Taman Siswa tahun 1947 terkenal dengan nama Panca Dharma yang memuat :
1. Dasar Kemerdekaan
2. Dasar Kebangsaan
3. Dasar Kemanusiaan
4. Dasar Kebudayaan
5. Dasar Kodrat Alam
Kesemua dasar ini sama sekali tidak bertentangan dengan asas 1922 yang menjadi pijakan
awal Ki Hajar Dewantara dalam merintis pendidikan di Indonesia, karena poin-poin
penting yang termaktub dalam dasar Taman Siswa ini hanyalah mempertegas dari hal-hal
yang telah dikemukan dalam Asas Taman Siswa.
Pemikiran cerdas di dalam memberikan tuntunan dasar akan pentingnya keteladanan,
keuletan dan kesabaran di dalam belajar telah menjadi esensi penting di dalam modal
utama untuk memperbaiki kualitas pendidikan saat ini. Contoh lainnya adalah Keikhlasan
lahir batin bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kurang begitu
ditanamkan dewasa ini, mengingat semua pengabdian mesti tereprisalkan dalam bentuk
materi (uang).
Oleh karena itu, dalam era sekarang eksistensi roh pendidikan seperti yang dikembangkan
Ki Hajar Dewantara hendaknya tetap menjadi pola-pola pikir yang terus didayakan oleh

generasi muda, karena bagaimanapun juga mengubah Indonesia menjadi lepas dari
belenggu penjajahan tidak lain adalah karena pendidikan. Maka berhati-hatilah dalam
menyusun kebijakan pendidikan.
Upaya menjunjung derajad bangsa akan berhasil, apabila dimulai dari bawah, karena
Rakyat sebagai sumber kekuatan, sehingga harus mendapatkan pengajaran agar pandai
melakukan upaya bagi kemakmuran negeri.
Pengajaran berarti mendidik anak untuk mencari sendiri ilmu pengetahuan yang perlu dan
baik untuk lahir, batin, dan umum, guru harus mampu mendidik anak-anak untuk mandiri
dan merdeka. Karena pendidikan harus bisa memerdekakan manusia dari ketergantungan
kepada orang lain dan bersandar pada kekuatan sendiri.

DaItar bacaan

Tim pengajar Universitas Negeri Medan, 2010. ilsafat Pendidikan. Medan: UNIMED
www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2010, pukul 20.00 WIB
www.idonbiu.com. Diakses pada tanggal 12 Desember, pukul 19.30 WIB
www.jangan-bungkamhendaru.blog.Irienster.com. diakses pada tanggal 10 Desember
2010, pukul 3.00 WIB

You might also like