You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Telah berabad-abad lamanya manusia berusaha untuk mendapatkan tenaga yang makin lama makin besar, guna membantu dalam memperkembangkan kebudayaannya. Pertama-ta ma tenaga manusialah sebagai tenaga utama, kemudian tenaga manusia dibantu denga n tenaga hewan ( kuda ) dan tenaga alam ( angin, air ) yang sederhana, namun man usia selalu berusaha dengan tenaga yang didapatnya tersebut dan diperbesar sesua i dengan keadaan dan penggunaannya, yang tidak tergantung oleh tekanan alam ters ebut. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia kemudian menciptakan berbagai jenis mesin. S alah satunya adalah kombinasi antara ketel uap, turbin uap, generator, dan alat bantu lainnya. Berarti dalam hal ini ketel uap memegang peranan penting dalam me nanggulangi kebutuhan manusia tersebut. Pada tahun 1712 Thomas New Comen dan John Calley telah membuat sebuah mesin uap untuk pertama kalinya dengan sukses. Yang mana uap yang dihasilkan oleh alat pem anas (boiler), dialirkan kedalam mesin uap yang mengangkat piston sampai kepunca k, setelah itu diinjeksikan air ke dalam mesin uap maka tekanan menjadi turun se hingga piston tersebut tertarik kembali kebawah. Sisitem ini akan menimbulkan tu run naiknya piston (reciprocating). Pada tahun 1760 dimana pada saat itu dimulainya revolusi industri eropa, model d ari New Comen di reparasi oleh James Watt pada tahun 1764. Dan pada tahun 1769 J ames Watt mulai mengembangkannya. Menurut teorinya, bahwa uap adalah suatu media yang elastis dan dapat mengembang hingga vacum. Banyak rancangan-rancangannya d ibuat dengan memakai silinder ( tabung ). Kemudian pada tahun1843 dikembangkan l agi oleh Lancashire dan Cornwall dengan berbentuk silinder bergelombang yang dip asang membujur dalam tangki air. Dalam kebutuhan pemakaian ketel-ketel uap semak in hari semakin bertambah besar, maka jumlah yang dihasilkan uap / jam, tekanan, suhunya pun bertambah besar. Dalam konstruksi ketel-ketel tangki seperti Lancas hire dan Cornwall tidak dapat mengikuti perkembangan, karena tekanan dan jumlah uap yang makin tinggi karena disebabkan dinding - dinding dari ketel tersebut te bal dan besar sekali sehingga harga dari konstruksi dari ketel - ketel Lancashir e dan Cornwall terlalu mahal. Ketel uap adalah suatu alat atau pesawat konversi energi dimana energi kimia dar i bahan bakar dirubah menjadi energi termal dan pemindahan energi termal yang di hasilkan itu ke fluida kerja ( air ) untuk dipakai pada proses-proses bertempera tur tinggi, dan untuk selanjutnya dirubah menjadi energi mekanis dalam sebuah tu rbin uap. Oleh karena itu prinsip-prinsip yang menguraikan tentang perancangan d an proses kerja system ketel uap merupakan bahasan utama dalam penyusunan peranc angan ini. I.2. Masalah Perancangan Untuk memenuhi kurikulum yang merupakan syarat dalam menyelesaik an studi tugas merancang dan seminar. Penulis akan melakukan proses perancangan yang antara lain mencakup ; analisa perhitungan, pemilihan bahan dan proses pera kitan komponen-komponen hingga menjadi sebuah mesin ketel uap yang siap pakai. I.3. Pembatasan Masalah Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan, penulis hanya member ikan simulasi perancangan sebuah ketel uap pipa air jenis siklus uap. Dimana pem bahasan masalahnya antara lain adalah pengertian ketel siklus uap, analisa perhi tungan yang diperlukan, bahan bakar yang digunakan dan bagian-bagian ketel uap.

I.4. Tujuan Penulisan Perancangan Tujuan dari penulisan perancangan ini adalah : a) Untuk mengetahui secara mendalam dan juga studi kasus pada ketel uap yan g akan coba dirancang, dan sebagai sarana penerapan pengetahuan yang sangat pent ing tentang sebuah ketel uap untuk penulis selama mengikuti perkuliahan. b) Untuk menerapkan ilmu - ilmu yang didapat dibangku kuliah tentang prose s perencanaan yang sesungguhnya. c) Melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam sebuah perancangan dan ba gaimana cara mengatasi masalah tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Klasifikasi Ketel Uap Ada banyak klasifikasi ketel uap, berikut ini diberikan beberapa klasifikasi ket el uap yang utama ; II.1.1. Ketel - ketel lorong Api dan Ketel-ketel Pipa Api Yaitu ketel-ketel api dan gas asap yang digunakan untuk memanasi air dan uap, ak an melalui silinder api, lorong - lorong api, dan pipa - pipa ataupun tabung - t

abung api ( fire cylinder, fire duct, fire pipes and fire tube ), yang di bagian luarnya terdapat air dan uap. Jenis ketel - ketel uap yang tergolong dalam ketel lorong api atau ketel pipa ap i adalah ketel - ketel uap kecil serta sederhana, yang hanya mampu memproduksi u ap sampai maksimum sebanyak 10 ton uap / jam, dengan tekanan maksimum 24 kg / c m2. Jadi tergolong ketel - ketel untuk tekanan rendah. Ketel - ketel ini merupakan awal dari pembuatan ketel-ke tel selanjutnya. Ketel - ketel ini umumnya mempunyai isi air yang cukup besar, s ehingga merupakan tangki, dan karena itu sering disebut ketel - ketel tangki. Yang termasuk dalam golongan ini ialah ketel - ketel : a. ketel cornwall dan ketel Lancashire b. ketel schots dan ketel schots kembar c. ketel kombinasi antara silinder api, lorong api, dan pipa api, serta pip a uap, beserta beberapa variannya d. ketel lokomotip dan lokomobil e. Ketel - ketel tegak, ketel cochran dan variannya Umumnya ketel - ketel tersebut masih dapat dilayani dengan tangan ( manu al ). II.1.2. Ketel-ketel Pipa Api yang Biasa Yaitu ketel - ketel air atau uap didalam pipa-pipa atau tabung - tabung, yang di panasi oleh api atau asap dibagian luarnya. Ketel - ketel pipa air ini pada umun ya bertekanan sedang antara 45 kg / cm2 sampai dengan 140 kg / cm2, dengan produ ksi uap mencapai 1.000 ton uap / jam nya. Jenis-jenis ketel ini mempunyai efisie n total yang lebih besar dari ketel - ketel pipa api. Peralatan - peralatan pada ketel ini umunya sudah tidak lagi dilayani oleh tangan ( manual ). II.1.3. Ketel - ketel Pipa Air dengan Perencanaan Khusus Ketel - ketel pipa air jenis ini direncanakan dengan berbagai ma ksud, antara lain : digunakan untuk tekanan - tekanan tinggi dan tekanan superkritis, melebihi 225 k g / cm2 untuk dapat menggunakan bahan bakar nuklir untuk dapat menggunakan air dengan kualitas agak rendah untuk memperbesar beban tungku ketel atau untuk memperbesar angka perpindahan pa nasnya dan untuk maksud-maksud lainnya. Yang termasuk dalam golongan ketel - ketel pipa air dengan perencanaan khusus ia lah : a. ketel Siklus Ganda ( binaire cycle boiler ), dengan variannya berupa ket el / reaktor nuklir. b. ketel - ketel untuk tekanan superkritis, yaitu ketel Benson, ketel Sulze r dan ketel Universal Pressure Boiler. c. ketel Loffler atau ketel siklus uap ( circulating steam boiler ) yang me mungkinkan penggunaan air dengan kualitas agak rendah. d. ketel Velox dan ketel - ketel dengan tungku bertekanan, dengan maksud me mperbesar beban tungku serta memperbesar angka perpindahan panasnya e. ketel Merkuri, yang menggunakan air raksa dan uapnya. Ketel - ketel jenis ini di desain dengan maksud untuk menyempurnakan ketel - ket el pipa air yang telah ada sebelumnya atau ketel - ketel pipa air yang biasa.

Gambar 1. Instalasi Umum Ketel Uap Komponen - komponen utama pada ketel uap, antara lain : Pompa air umpan ketel Ekonomiser Boiler Superheater Alat Pemanas Udara ( APL) Ruang Bakar CerobongAsap Blower

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

II.2. Ketel Siklus Uap dan Skematik Ketel ini adalah ketel jenis pipa air menggunakan sirkulasi paksa. Prinsip kerja utamanya adalah dengan menguapkan air dengan uap panas lanjut dari superheater. Gas panas dari dapur pemanas digunakan untuk pemanasan panas lanjut. Skema kete l ini bisa dilihat pada gambar 2. Air umpan dari ekonomiser dipaksa bercampur dengan uap panas lanjut di dalam dru m penguap ( evaporating drum ). Sehingga terbentuk uap jenuh, dan kemudian ditar ik dari drum dengan pompa sirkulasi uap. Uap ini kemudian mengalir melalui pipa - pipa pada dinding ruang bakar memasuki superheater. Sekitar sepertiga uap pana s lanjut diteruskan ke turbin dan sisanya yang dua pertiga digunakan untuk mengu apkan air umpan di drum penguap. Air sebanyak Gw ton / jam dari reservoir atau air dari kondensor leh pompa pengisian menuju ekonomiser. Air yang telah panas yang nomiser, masuk ke drum penguap. Air yang masuk sebanyak Gw ton / um penguap diuapkan oleh yang dipanaskan lanjut yang datang dari dipompa masuk o keluar dari eko jam ke dalam dr pembagi uap.

Uap yang terbentuk sebanyak Sc / jam disirkulasikan oleh pompa sirkulasi uap men uju superheater konveksi dan superheater pancaran menjadi uap yang dipanaskan la njut yang terkumpul di header uap yang dipanaskan. Demikian selanjutnya.

Gambar 2. Skematik Ketel Siklus Uap

Keterangan Skema Ketel Siklus Uap : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. fan tekan pemanas udara saluran udara panas pembakaran penyediaan bahan bakar masuk tungku fan isap cerobong asap tanki air reverse pompa air pengisian ketel ekonomiser

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.

air panas masuk ke drum penguap drum penguap uap kenyang ke superheater superheater konveksi superheater pancaran heater uap yang dipanaskan lanjut uap yang dipanaskan lanjut pembagi uap pembagi uap uap yang dipanaskan lanjut ke drum penguap uap yang dipanaskan lanjut ke turbin turbin uap generator listrik uap bekas menuju kondensor kondensor air pendingin kondensor pompa air kondensor air dari kondensor saluran pengendapan lumpur pengendap lumpur pembuangan lumpur akhir

II.3. Prinsip Kerja Ketel Siklus Uap Didalam ketel ini hanya bersikulasi uap saja, penguapan berlangsung pada dinding penguap yang di tempatkan di luar ketel atau di luar laluan api / gas a sap. Jadi, uap panas lanjut yang dibangkitkan oleh ketel uap ini sebagian dialir kan keluar sebagai produksi uap untuk menggerakan turbin uap. Sedangkan sisa lai nnya dikembalikan ke ketel itu sendiri untuk mengubah air menjadi uap kenyang. Proses produksi uap yang dihasilkan dapat di uraikan sebagai berikut, mula - mul a air dari tangki persediaan air ( reservoir ) dipompakan kedalam ekonomiser den gan menggunakan pompa pengisian air ketel ( boiler feed water pump ). Di dalam e konomiser, temperatur air meningkat tetapi mesin di bawah temperatur penguapan, kemudian air panas tersebut mengalir menuju drum penguap. Pada drum penguapan ai r panas yang berasal dari superheater pancaran dan dari pencampuran ini akan men ghasilkan uap kenyang dengan tekanan dan temperatur tertentu. Uap kenyang yang dihasilkan oleh drum penguap selanjutnya dipompakan menuju supe rheater konveksi dengan menggunakan pompa sirkulasi. Pada superheater, konveksi uap kenyang mengalami peningkatan temperatur dan berubah menjadi uap panas lanju t tetapi belum mencukupi untuk dapat menggerakan turbin uap, untuk itu uap panas lanjut dialirkan menuju superheater pancaran dengan tujuan untuk mendapatkan te kanan dan temperatur yang sesuai untuk menggerakan turbin uap. Uap panas lanjut yang dihasilkan superheater pancaran tidak dipergunakan seluruhnya untuk mengger akan turbin, tapi hanya sebagian dari produksinya dan sebagian sisanya lagi dial irkan kembali ke dalam drum penguap untuk proses pembentukan uap kenyang. Setelah menggerakan turbin uap tekanan tinggi ( high pressure turbine ), uap pan as lanjut dialirkan kembali ke dalam reheater untuk dinaikkan temperaturnya agar dapat menggerakan turbin uap tekanan rendah ( low pressure turbine ). Uap panas lanjut yang keluar dari turbin tekanan rendah dialirkan menuju kondensor untuk diubah lagi menjadi air pengisian ketel dan selanjutnya proses tersebut berulang kembali secara terus menerus. Sirkulasi pada ketel jenis ini adalah sirkulasi buatan ( forced circulation ), d isini uap mengalir dengan perantara pompa sirkulasi yang berada diantara drum pe nguap dan superheater konveksi. Ciri - ciri khusus dari ketel ini adalah uap yan g dihasilkan berupa uap panas lanjut, disamping itu penguapan air menjadi uap ti dak terjadi pada pipa - pipa penguap melainkan pada drum penguap. Hal ini sangat

menguntungkan karena kotoran-kotoran yang terbawa oleh air tidak akan mengendap didalam pipa - pipa yang dapat menyebabkan terganggunya proses perpindahan pana s dari api kecil. Keuntungan lainnya adalah jenis ketel ini dapat menggunakan ku alitas air yang agak rendah. II.4. Proses Terbentuknya Uap Karena pembentukkan uap bergantung pada tekanan, maka proses pembentukkan uap di upayakan berada pada tekanan konstant. Bila 1 kg air dengan temperatur 200 o C d ipanaskan dalam sebuah bejana tertutup dengan tekanan konstan ( 1 atm ), maka se lama pemanasan tingkat pertama temperatur didih dicapai dan uap mulai terbentuk. Uap ini dinamakan uap basah ( saturated liquid ), karena masih tercampur antara uap dengan butir butir air. Apabila semua uap termasuk butir butir air yang terc ampur dalam uap basah dipanaskan lagi maka akan didapatkan uap jenuh ( saturated vapour ) yaitu keadaan dimana uap tersebut dapat berwujud uap seluruhnya. Jumla h panas yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg air mendidih menjadi uap jenuh pada tekanan konstan dinamakan panas laten, bila pemanasa dilanjutkan maka temperatur uap jenuh itu menjadai naik dan uap itu dinamakan uap panas lanjut ( superheate d vapour ). Pada pembentukan uap pada ketel uap, udara dan bahan bakar dimasukkan kedalam da pur dan terjadi proses pembakaran. Gas gas hasil pembakaran akan melewati evapor ator, superheater, air heater, dan akhirnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong asap. Sedangkan air pengisi, setelah mengalami pemanasan pada daerator, lalu di masukkan kedalam evaporator dan selanjutnya uap jenuh dipanaskan lanjut pada sup erheater dan akhirnya diperoleh uap panas lanjut ( superheated steam ).

Gambar 3. Grafik T - s Pada Pembentukan Uap II.4.1. Siklus Thermodinamika Di susun oleh serangkaian proses perubahan energi panas yang mengembalikan kerja fluida ke bentuk asalnya. Selama terjadinya proses, satu bagian daya biasanya b erlangsung konstan. Hal ini termasuk suhu konstan ( isothermal ), tekanan konst an ( isobaric ), volume konstan ( isometric ), entropi konstan ( isentropic ), t idak ada perpindahan panas ( adiabatic ), dan entalphi konstan ( throttling ). Siklus thermodinamika dasar untuk uap adalah siklus Rainkine, yang mencakup pema mpatan isentropic, pertambahan panas isobaric, pembesaran isentropic, dan yang t erakhir pembuangan panas isobaric. Siklus Rainkine untuk system fluida seperti p ada grafik T - s diatas.

Gambar 4. Grafik Siklus Rankine

Gambar 5. Proses Siklus Rankine Terdapat 4 proses dalam siklus Rankine, setiap siklus mengubah keadaan fluida ( tekanan dan / atau wujud ), antara lain :

Proses 1 : Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input energi. Proses 2 : Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida d ipanaskan hingga menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh. Proses 3 : Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal in i mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terj adi. Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekana n dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh. II.5. Perpindahan Panas Pada Ketel Uap Panas yang dihasilkan karena pembakaran bahan bakar dan udara, yang berupa api ( menyala ) dan gas ( tidak menyala ) dipindahkan kepada air, uap, ataupun udara, melalui bidang yang dipanaskan ( heating surface ), pada suatu instalasi ketel uap dengan tiga cara : dengan cara pancaran ( radiasi ) dengan cara aliran ( konveksi ) dengan cara perambatan ( konduksi ) II.5.1. Perpindahan Panas Secara Pancaran ( Radiasi ) Perpindahan panas secara pancaran / radiasi adalah perpindahan panas ant ara suatu benda ke benda yang lain dengan jalan melalui gelombang - gelombang el ektro- magnetis tanpa tergantung kepada ada atau tidaknya media atau zat dianta ra media yang menerima pancaran panas tersebut. Pemindahan panas secara pancaran dapat dibayangkan berlangsung melalui m edia berupa Aether yaitu suatu jenis materi bayangan tanpa bobot, yang mengisi s eluruh sela - sela ruangan diantara molekul - molekul dari suatu zat tertentu, a taupun di dalam ruang hampa sekalipun. Molekul - molekul api yang merupakan hasi l pembakaran bahan bakar dan udara akan menyebabkan gangguan keseimbangan elektr o-megnetis terhadap aether tersebut. Sebagian dari panas atau energi yang timbul dari hasil pembakaran tersebut, diserahkan kepada aether, dan yang akan menyera hkan lebih lanjut melalui gelombang-gelombang elektro-magnetis kepada benda atau bidang yang akan dipanasi ( dinding ketel, dinding tungku, lorong api, pipa - p ipa ketel dan sebagainya ). Penyerahan panas dari api atau gas asap melalui aether kepada bi dang yang akan dipanasi tersebut melalui gelombang - gelombang elektro-magnetis yang lintasannya lurus seperti halnya lintasan sinar. Apabila lintasan penyerah an panas melalui gelombang - gelombang elektro-magnetis dari eather tersebut ter tutup atau terhalang oleh benda lain, maka bidang yang akan dipanasi tadi tidak akan menerima panas secara pancaran, atau terhalang penyerahan panas secara panc arannya. Dengan demikian bidang yang akan dipanasi hanya dapat me nerima perpindahan panas secara pancaran bila bidang / benda terhalang penglihat an kepada api, maka benda / benda tersebut tidak akan memperoleh panas secara pa ncaran. Semua zat zat yang memancarkan panasnya ( molekul - molekul api atau gas asap ), intensitas radiasi thermisnya atau kuat pancaran panasnya tergantung d ari temperatur zat yang memancarkan panas tersebut. Bila pancaran panas menimpa sesuatu benda atau bidang, sebagian dari pan as pancaran yang diterima benda tersebut, akan dipancarkan kembali ( re-radiated

) atau dipantulkan ( reflected ), dan sebagian yang lain dari panas pancaran te rsebut akan diserapnya. Adapun banyaknya panas yang diterima secara pancaran ata u QP berdasarkan rumus dari Stephan-Boltzman adalah sebesar :

......ref.1 hal.24 CZ : konstanta pancaran dari Sthepan- Boltzman yang dinyatakan dalam KiloJo ule / M2.Jam. o K4 atau dalam Watt / M2.o K4 . Bila Cz dinyatakan dalam KiloJoul e / M2.Jam.o K4 ,maka Qp dinyatakan dalam KiloJoule / Jam. Bila Cz dinyatakan da lam Watt / M2.o K4 ,maka harga Qp dinyatakan dalam Watt. F : luas bidang yang dipanaskan Tapi : temperatur api ( o K ) Tpl : temperatur dinding sebelah luar pipa ( o K ) Adapun besarnya Cz antara lain di tentukan oleh : keadaan permukaan bidang yang di panasi, kasar, halus. bahan benda yang di panasi : besi, tembaga, alumunium, dll. warna bidang benda yang di panasi : hitam, abu-abu, putih. dan lainnya. Tabel 1. Harga Konstanta Sthepan- Boltzman F T : luas bidang yang dipanasi, dalam M2 : temperatur dalam o Kelvin

II.5.2. Perpindahan Panas Secara Aliran ( Konveksi ) Perpindahan panas secara aliran atau konveksi adalah perpindahan panas y ang dilakukan oleh molekul - molekul suatu fluida ( cair ataupun gas ). Molekul - molekul fluida tersebut dalam gerakannya melayang - melayang kesana kemari mem bawa sejumlah panas masing - masing q Joule. Pada saat molekul fluida tersebut m enyentuh dinding ketel maka panasnya dibagikan sebagian, yaitu q1 joule kepada d inding ketel, selebihnya yaitu q2 = q q1 Joule dibawa pergi.

Gambar 6. Molekul - molekul Fluida Bila gerakan dari molekul - molekul yang melayang-melayang kesana kemari tersebu t disebabkan karena perbedaan temperatur di dalam fluida itu sendiri, maka perpi ndahan panasnya disebut Konveksi Bebas ( free convection ) atau Konveksi Alamiah ( natural convection ). Bila gerakan molekul - molekul tersebut sebagai akibat dari kekuatan mekanis ( karena dipompa atau karena dihembus oleh fan ) maka perp indahan panasnya disebut Konveksi Paksa ( forced convection ). Dalam gerakannya molekul - molekul api tersebut tidak perlu melalui lint asan yang lurus untuk mencapai dinding ketel atau bidang yang dipanasi. Jumlah p anas yang diserahkan secara konveksi adalah ; g

......ref.1 hal.26 : angka peralihan panas dari api ke dinding ketel dinyatakan dalam Kiloj oule / M2. Jam . o K atau Watt / M2 . o K. bila dinyatakan KJ / M2 . Jam . o K bila dinyatakan KJ / M2 . jam . o K maka QK dinyatakan dalam KJ / jam, s edangkan bila dinyatakan dalam Watt / M2 o K, maka QK dinyatakan dalam Watt. F : luas bidang yang dipanasi dinyatakan dalam M2 T : temperatur di dalam o K Bagian bagian yang terkena panas secara radiasi atau konveksi adalah : - secara radiasi : a. secondary superheater b. boiler side wall - secara konveksi : a. primary superheater b. ekonomiser II.5.3. Perpindahan Panas Secara Perambatan ( Konduksi ) Perpindahan panas secara perambatan atau konduksi adalah perpindahan pan as dari satu bagian benda padat ke bagian lain dari benda padat yang sama, atau benda padat yang satu ke benda padat yang lain karena terjadinya persinggungan f isik ( kontak fisik atau menempel ), tanpa terjadinya perpindahan molekul moleku l dari benda padat itu sendiri. Di dalam dinding ketel tersebut, panas akan dirambatkan oleh molekul - molekul d inding ketel sebelah luar yang berbatasan dengan api, menuju ke molekul - moleku l dinding ketel bagian dalam yang berbatasan dengan air, uap, ataupun udara. Per ambatan panas melalui benda padat menempuh jarak yang terpendek. Jumlah panas yang dirambatkan = QR melalui dinding ketel adalah sebesar :

: angka perambatan panas di dalam dinding ketel dinyatakan dalam Kilojoule / M . jam . o K atau Watt / M . o K . bila dinyatakan dalam KJ / M . jam . o K maka QR dinyatakan dalam KJ / jam, teta pi bila dinyatakan dalam Watt / M2 K maka QR dinyatakan dalam Watt. S : tebal dinding ketel dinyatakan dalam meter. F : luas dinding ketel yang merambatkan panas, dalam M3. Td1 : temperatur dinding ketel yang berbatasan dengan api. Td2 : temperatur dinding ketel yang berbatasan dengan air, uap atau udara. Temperatur dinyatakan dalam o Kelvin, untuk selanjutnya panas yang dibawa meramb at oleh dinding ketel tersebut diterima oleh molekul - molekul air, uap ataupun udara dengan cara konveksi pula, yaitu penyerahan sebagian panas oleh molekul molekul dinding ketel kepada molekul - molekul dinding air, uap ataupun udara. M olekul - molekul air, uap ataupun udara tersebut dalam keadaan mengalir / berger ak, bukan dalam kondisi diam. Dengan demikian penyerahan panas secara konduksi dan konveksi bersama-sama melal ui proses - proses sebagai berikut : panas dialihkan dari fluida ( api atau gas asap ) kepada benda padat ( dinding ketel ) panas dirambatkan didalam benda padat ( dinding ketel ) atau didalam benda padat berlapis - lapis ( jelaga, dinding ketel, kerak ketel ) panas dialihkan dari benda padat ( dinding ketel atau kerak ketel ) kepada fluid

a ( air, uap ataupun udara )

II.6. Fungsi Bagian - bagian Utama Pada Ketel Uap II.6.1. Superheater Superheater adalah piranti penting pada unit pembangkit uap. Tujuannya a dalah untuk meningkatkan temperatur uap jenuh tanpa menaikkan tekanannya. Biasan ya piranti ini merupakan bagian integral dari ketel, dan ditempatkan dijalur gas asap panas dari dapur. Dari gas asap ini digunakan untuk memberikan panas lanju t pada uap. Superheater yang biasanya terpasang pada ketel siklus uap diperlihat kan oleh gambar 7. Piranti ini terdiri dari dua kotak baja ( heater ), dimana bergantung padanya da ri sekumpulan pipa lengkung berbentuk U ujung dari pipa - pipa ini diteruskan ke header. Uap masuk ke ujung belakang header dan keluar diujung depan header. Pan as yang berlebihan pada pipa superheater dicegah dengan menggunakan damper penye imbang yang dioperasikan dengan handle. Gambar 7. Prinsip Kerja Superheater Superheater bekerja jika damper pada posisi yang ditunjukkan gambar. Jik a damper pada posisi vertikal, gas akan lewat langsung di dasar tanpa melewati p ipa - pipa superheater. Pada kondisi ini maka superheater tidak bekerja. Perlu d icatat bahwa jika superheater bekerja, dua katup dalam kondisi terbuka dan satu katup tertutup. Jika uap diambil langsung dari ketel , kedua katup akan tertutup dan satu katup akan terbuka. II.6.1.1. Dilihat dari lokasi penempatannya Superheater dibagi manjadi : a) Superheater Konveksi Superheater konveksi menerima panas secara konveksi dari api atau gas asap. Pana s yang diterima secara konveksi dari gas asap sebanyak : P T i' i' = 81 Bar = 477 o C = i'' + Cp ( Tu Td ) = 3118,4 KJ / Kg

Panas jenis gas asap dalam hal ini harganya konstan. Jumlah gas asap yan g lewat, tergantung dari jumlah bahan bakar yang dibakar. Makin banyak jumlah ga s asap yang terbentuk dan melewati superheater konveksi tersebut dan sebaliknya, makin berkurang bahan bakar yang dibakar maka makin berkurang juga jumlah gas a sap yang terbentuk. b) Superheater Pancaran Superheater pancaran menerima panas dari api secara pancaran. Panas yang diterima dari api secara pancaran sebanyak : = = = = 85 Bar 301,6 o C Wd + r 3200,52 KJ / Kg

P T i'' i''

Temperatur api hanya tergantung dari jenis bahan bakar yang dibakar dan temperat ur udara pembakaran yang dimasukan ke dalam tungku. c) Superheater Kombinasi Superheater kombinasi merupakan kombinasi dari superheater konveksi dan superhea ter pancaran. Karena superheater kombinasi merupakan kombinasi antara dua jenis superheater, maka karakteristik atau sifat - sifat yang tidak baik dapat dielim inasi, sehingga yang tersisa ialah karakteristik yang baik dari kedua superheate r tersebut : ( + ) dapat mengikuti beban ( + ) temperatur uap dapat tinggi ( - ) harganya mahal Kekurangannya ialah harganya yang mahal merupakan harga superheater konv eksi ditambah harga superheater pancaran. II.6.2. Reheater Adalah alat yang digunakan untuk memanaskan uap yang hampir kenyang setelah meng gerakan turbin tekanan tinggi ( HPT ) untuk dijadikan uap panas lanjut kembali d an digunakan untuk menggerakan turbin tekanan rendah ( LPT ) II.6.3. Ekonomiser Ekonomiser adalah piranti yang digunakan untuk memanaskan air umpan deng an memanfaatkan panas dari gas asap sebelum masuk ke cerobong. Ekonomiser akan m eningkatkan nilai ekonomis ketel uap. Jenis ekonomiser yang populer adalah ekono miser Greans dan banyak digunakan pada ketel stasioner.

Gambar 8. Konstruksi Ekonomiser Gambar 9. Instalasi Ekonomiser

Gambar 10. Model sirip - sirip pada ekonomiser Dilihat dari arus air dan gas asapnya, ekonomiser dibagi menjadi : ekonomiser arus searah ekonomiser arus berlawanan a

You might also like