You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Pendirian Pabrik
Perekonomian Indonesia mengalami tren positiI selama beberapa tahun
terakhir, yakni sebesar 5,5 per tahun (Departemen Perdagangan dan
Perindustrian, 2009). Salah satu investasi yang positiI dan berkelanjutan adalah
bentuk investasi yang diarahkan pada sektor yang produktiI seperti industri, badan
usaha mandiri, koperasi dan sebagainya. Investasi di sektor industri dapat
mendatangkan keuntungan yang sangat besar bagi devisa negara karena dapat
menciptakan lapangan kerja, memicu sektor lain untuk berkembang, serta
menstimulasi investor untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satu industri yang
layak adalah industri yang memproduksi Iormaldehid.

elayakan Ekonomis
Secara ekonomis, pendirian pabrik Iormaldehid menguntungkan. Hal ini
dapat dilihat dari harga Iormaldehid yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga
metanol.
Berdasarkan Mc. Ketta Vol. 23 hal. 364, didapatkan perbandingan bahwa
fresh feed methanol sebesar 5.121 x 108 lb/tahun (232.284.700 ton/tahun) dengan
udara berlebih berpotensi menghasilkan Iormaldehid 37,1 berat sebesar 7.660 x
108 lb/tahun (347.451.800 ton/tahun) dengan kandungan metanol 0,88 berat.
Artinya, 1 ton metanol berpotensi menghasilkan 1,49 ton Iormaldehid 37,1
berat. Berdasarkan data-data tersebut, maka prediksi keuntungan kotor yang dapat
dihasilkan dari produksi Iormaldehid sebesar US $ 375,87/Ton methanol. Angka-
angka tersebut telah menyajikan prospek pendirian pabrik Iormaldehid sebagai
suatu bentuk investasi yang menguntungkan.

elayakan Teknis
Di Indonesia telah berdiri 14 pabrik Iormaldehid sehingga proses yang
dipakai telah teruji secara aplikasi. Selain itu, proses yang dipakai adalah 4d4r
T45s4e yang mempunyai kondisi operasi 1-1.5 atm pada suhu 473 K sehingga
mudah dan 54ssibe untuk dilakukan.

elayakan Lingkungan
Limbah dari pabrik Iormaldehid adalah limbah cair dari unit pengolahan
air buangan, air berminyak dari mesin proses, dan limbah air sisa proses. Limbah
tersebut diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke lingkungan.
Limbah cair dari pabrik Iormaldehid ini berupa :
1. Unit pengolahan air buangan
Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik dan air
limbah lainnya dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan
menggunakan lumpur aktiI, aerasi dan desinIektan natrium hipoklorit.
2. Air berminyak dari mesin proses
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat -alat
bergerak lainnya. Pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenisnya.
Minyak di bagian atas dialirkan ke penampungan minyak dan pengolahannya
dengan pembakaran di dalam tungku pembakar, sedangkan air di bagian bawah
dialirkan ke penampungan akhir, kemudian dibuang.
3. Limbah air sisa proses
Limbah air sisa proses merupakan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
proses produksi, seperti air sisa regenerasi. Air sisa regenerasi dari unit penukar
ion pada unit demineralisasi dinetralkan dalam kolam penetralan. Penetralan
dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 jika pH buangannya lebih dari
7,0 dan dengan menggunakan larutan NaOH jika pH buangannya kurang dari
7,0. Air yang netral dialirkan ke kolam penampungan akhir bersama-sama
dengan aliran air dari pengolahan yang lain.
emiliki supplier bahan baku (metanol) dengan kapasitas produksi yang
besar sehingga menjamin ketersediaan bahan baku.
Bahan baku yang digunakan pada pembuatan Formaldehid adalah metanol
dan udara. Kebutuhan metanol diharapkan dipenuhi dengan mengadakan kontrak
kerja sama dengan su55ier yaitu PT Kaltim Methanol Indonesia (KMI) dengan
ketersediaan untuk pasar domestik metanol sebesar 150.000 ton/tahun metanol
(www.ka9imme9han4.c4m/h4me/h9m.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan pasokan bahan baku metanol
yang cukup untuk memproduksi Iormaldehid, maka sangat memungkinkan untuk
mendirikan pabrik Iormaldehid di Indonesia.

2.apasitas Rancangan
Dalam menentukan kapasitas pabrik Iormaldehid ada beberapa
pertimbangan, diantaranya yaitu :

2.1 Kapasitas pabrik komersial yang masih beroperasi
Berdasarkan Jurnal CIC bulan Maret tahun 2008, saat ini hanya ada
14 pabrik Iormaldehid yang beroperasi di Indonesia. Berikut adalah daItar
nama-nama pabrik Iormaldehid yang masih beroperasi di Indonesia beserta
kapasitasnya :
Tabel 1.1 Kapasitas Terpasang Pabrik Formaldehid di Indonesia


2.2 Proyeksi kebutuhan dalam negeri
Kebutuhan Iormaldehid di dalam negeri dapat diprediksi melalui
pendekatan rumus :
ebutuhan dalam negeri produksi dalam negeri + (impor - ekspor)
Dengan mengasumsikan bahwa total produksi tetap, maka kebutuhan dalam
negeri dapat dihitung sebagai berikut :
Tabel 1.2. Kebutuhan Formaldehid Indonesia

Dari data tersebut diperkirakan kebutuhan Iormaldehid cenderung
terus meningkat dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 1,87 per tahun.
Direncanakan pendirian pabrik Iormaldehid akan segera dimuali
pada tahun 2015 dan sudah beroperasi pada tahun 2016.
Tabel 1.3 Proyeksi Kebutuhan Formaldehid Domestik

Berdasarkan data-data tersebut, maka kebutuhan total Iormaldehid
domestik pada tahun 2016 sebesar 567.987,85 ton. Dengan mengasumsikan
tidak terjadi penambahan atau pengurangan kapasitas terpasang pabrik
Iormaldehid dan mengabaikan jumlah ekspor dan impor, maka terdapat
kekurangan Iormaldehid sebesar 49.087,84 ton/tahun.

2.3 Ketersediaan bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah metanol, katalis, dan udara.
1. Supplier Metanol
O PT Kaltim Metanol Indonesia, Bontang, Kalimantan Timur
Kapasitas terpasang 660.000 ton/tahun, dimana kebutuhan untuk
diekspor sebesar 410.000 ton/tahun sedangkan untuk kebutuhan
domestik sebesar 250.000 ton/tahun.
O PT Medco Methanol Bunyu, Bunyu, Kalimantan Timur
Kapasitas terpasang 284.000 ton/tahun

2. Katalis (bahan pendukung)
Katalis yang digunakan dari jenis ir4n m4bdenum yang diimpor dari
beberapa Negara, diantaranya :
sstrata and Anlo American Plc. Corp., USA
La Caridad Laboratory, Mexico
Collahuasi mine, North oI Santiago, Chile
Baosteel, China
Mulheim, Jerman

3. Udara
Supply udara diambil dari udara yang berada di sekitar kawasan pabrik.

Dari beberapa pertimbangan diatas maka ditetapkan rancangan kapasitas
pabrik sebesar 100.000 ton/tahun dengan pertimbangan :
a. Kapasitas pabrik berada di atas kapasitas minimal pabrik Iormaldehid yang
mampu memberikan keuntungan.
b. Memenuhi kebutuhan Iormaldehid yang masih impor.
c. Ketersediaan bahan baku.

3.Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi suatu pabrik akan menentukan kedudukan pabrik dalam persaingan
maupun penentuan kelangsungan produksinya. Pemilihan lokasi pabrik tersebut
didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut :

3.1 #encana lokasi sumber bahan baku
Berdasarkan kualitas bahan baku dan ketersediaan pasokan yang mencukupi,
maka rencana lokasi pasokan bahan baku berasal dari :
O PT Kaltim Methanol Indonesia, Bontang, Kalimantan Timur
O PT Medco Methanol Bunyu, Bunyu, Kalimantan Timur
3.2 Orientasi Pasar
Industri-industri yang menjadi target pemasaran produk Iormaldehid adalah :
O Industri resin perekat untuk kayu & 5w44d dan addi9ive (contoh :
ureaIormaldehid dan melamineIormaldehid, serta sebagai addi9ive pada
pembuatan polyurethane)
O Industri minyak pelumas (sebagai zat addi9ive)
O Industri sintesa bahan kimia intermediate (contoh : 1,4 butadienol)
O #umah sakit, laboratorium, dan Iarmasi.
Industri-industri tersebut banyak terdapat di daerah Kalimantan, Jawa
Barat, dan Jawa Timur. Namun orientasi pasar sangat menguntungkan jika
didirikan di daerah Cikampek karena memberikan akses pasar yang lebih
baik.
3.3 SiIat bahan baku dan produk
Bahan baku utama yang diperlukan untuk memproduksi Iormaldehid
adalah methanol. Methanol bersiIat v4a9ie dan memiliki tekanan uap yang
tinggi seiring dengan naiknya suhu tangki penyimpanan, lebih aman disimpan
karena tingkat korosiIitas yang rendah. Sedangkan produk yang dihasilkan
adalah Iormaldehid yang korosiI terhadap senyawa besi pasaran, besi-nikel,
dan red brass sehingga diperlukan proses penyimpanan yang lebih khusus
dengan tingkat pengamanan yang lebih mahal ketimbang menyimpan
methanol. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan terhadap pendirian
pabrik Iormaldehid adalah berorientasi dekat dengan bahan baku yaitu di
daerah Bontang.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut maka lokasi pendirian pabrik
tersebut dapat dikerucutkan menjadi 2, yaitu Cikampek (dekat dengan pasar) dan
Bontang (dekat dengan bahan baku). Kedua kota juga dikenal sebagai kota industri,
memiliki daerah kawasan industri dan juga berbagai Iasilitas yang mendukung seperti
pelabuhan, tenaga kerja, penyediaan listrik, air, dan memiliki peluang untuk
memperluas pabrik.
Berdasarkan pengerucutan tersebut, selanjutnya dilakukan uji kelayakan
terhadap semua aspek utama dan aspek pendukung yang menjadi pertimbangan
dalam penetapan lokasi pabrik. Daerah yang memiliki skor lebih tinggi selanjutnya
ditetapkan sebagai lokasi pabrik dengan asumsi lokasi yang terbaik diantara dua
alternative lokasi yang ditetapkan sebelumnya. Adapun hasil uji kelayakan lokasi
pabrik dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 1.4 Hasil Uji Kelayakan Lokasi Pabrik Formaldehid
Berdasarkan hasil uji kelayakan terhadap dua lokasi pabrik tersebut, maka lokasi
yang paling baik dijadikan lokadi pendirian pabrik Iormaldehid adalah Bontang,
Kalimantan Timur.



4.Pemilihan Proses
4.1 Macam-macam Proses
Ada beberapa macam proses yang dapat digunakan untuk membuat
Iormaldehid. Proses-proses tersebut adalah :
a. Proses Hidrokarbon
Proses hidrokarbon ini adalah proses yang dikembangkan pada awal
perkembangan industri Iormaldehid. Proses ini merupakan proses oksidasi
langsung dari hidrokarbon yang lebih tinggi. Biasanya yang digunakan adalah
etilen dengan katalis asam borat atau asam phospat atau garamnya dari
campuran clay atau tanah diatome. Proses ini mempunyai kelemahan yang
merupakan alasan mengapa proses ini tidak dikembangkan lagi, yaitu
dihasilkan beberapa hasil samping yang terbentuk bersama-sama Iormaldehid,
antara lain asetaldehid, propane, asam-asam organik. Sehingga tentu saja
diperlukan pemurnian untuk mendapatkan Iormaldehid dengan kemurnian
tertentu. Dengan demikian proses menjadi mahal dan hasilnya kurang
memuaskan (&mann v4 15, 5.6, 1971).
#eaksi :
CH2CH2
(g)
O2
(g)
2HCHO
(g)
H2O
b.Proses Silver Catalyst
Proses ini menggunakan katalis perak dengan reaktor fixed bed
mu9i9ube. Katalis ini berbentuk kristal-kristal perak atau spherical yang
ditumpuk pada tube. Katalis ini mempunyai umur sekitar 8 12 bulan. Katalis
ini mudah teracuni oleh sulIur dan beberapa logam dari golongan transisi.
#eaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Oksidasi
CH
3
OH O
2
HCHO H
2
O AH
o
298
-37,3 kcal/gmol
2. Dehidrogenasi
CH
3
OH HCHO H
2
AH
o
298
20,3 kcal/gmol
Secara keseluruhan reaksinya adalah reaksi eksotermis dan pada suhu
yang tinggi yaitu 560 620 0C dan tekanan sedikit di atas tekanan atmosIer.
Konversi yang terjadi sekitar 65 75 dan yield yang diperoleh sekitar
89,1.Pada proses ini udara yang dimurnikan direaksikan dengan methanol
dalam reaktor katalitik. Produk didinginkan dengan cepat dengan pendingin
dowterm A, selanjutnya dialirkan ke menara absorber dimana methanol, air
kaL Ag
kaL Ag
dan Iormaldehid terkondensasi di dasar menara. Untuk memurnikan produk
sesuai dengan keinginan dilakukan pemurnian dengan proses destilasi.
(Mc Ke99a v4 23, 5.356, 1983

c. Proses ixed Oxide Catalyst / Haldor Topsoe
#eaksi terjadi di atas mixed oxide catalyst yang berisi Molybdenum
oxide dan iron oxide dengan perbandingan rasio 1,5 dibanding 3. Katalis
berbentuk granular atau spherical dan mempunyai umur sekitar 12 15 bulan.
#eaksi terjadi pada suhu sekitar 200 593 0C dan dengan tekanan mendekati
tekanan atmosIer. Konversi sekitar 98,4 yield yang diperoleh sekitar 94,4.
#eaksi :
CH
3
OH O
2
HCHO H
2
O AH
o
298
-37,3 kcal/gmol
(Mc Ke99a v4 23, 5.361, 1983

Tabel 1.5. Proses Pembuatan Formaldehid
Parameter Hidrokarbon Silver Catalyst Haldor 1opsoe
Suhu Operasi 723 K 833 893 K 473 560 K
Tekanan Operasi 100 300 psi 1,3 atm 1 1,5 atm
Konversi - 65,1 98,4
Yield - 89,1 94,4
Katalis
Alumunium
Phosphat
Ag / 12
Fe
2
O
3
MoO
3
Cr
2
O
3

/ 18

Dari berbagai proses diatas digunakan proses ad4r T45s4e, dengan
pertimbangan:
kaL MoC
2

Konversi maupun yieldnya tinggi, artinya proses tersebut dapat
menghasilkan produk dengan kuantitas yang lebih banyak untuk satuan
bahan baku yang sama jika dibandingkan dengan proses silver catalyst.
Suhu dan tekanan operasi rendah jika dibandingkan dengan proses silver
catalyst. Hal ini berkaitan dengan desain peralatan menjadi lebih hemat
bahan dan sistem pengamanan yang lebih mudah terkontrol.
ekonomis, hal ini didasarkan reIIerensi, Mc Ketta vol 23 hal 365, total
Iixed capital investement dengan basis kapasitas 100.000.000 lb/tahun
proses ad4r T45s4e (US $ 4.600.000) lebih rendah dibandingkan proses
Siver Ca9as9 (US $ 5.400.000).
Berikut perbandingan biaya pendirian pabrik secara kasar antara proses
had4r 945s4e dan siver ca9as9 yang diambil dari Mc Ketta vol 23 hal
365 ;
Silver Catalyst
($/lb)
Haldor Topsoe
($/lb)
Bahan baku,
Methanol (75 $/gal)
Catalyst dan bahan kimia

5,01
0,14

4,73
0,22
Operator, 2 operator per shiIt 0,26 0,26
Pemimpin regu dan supervisor 0,29 0,29
Biaya perawatan pada 5 capital 0,27 0,23
Utilitas 0,10 0,34
Biaya tak langsung
Depresiasi, 10 capital
Biaya tak terduga, 2 capital

0,54
0,11

0,46
0,09
Biaya Total 6,72 6,62

Untuk menghasilkan Iormaldehid 37 berat, tidak memerlukan menara
distilasi seperti yang terdapat pada proses silver catalyst. Jumlah peralatan
yang digunakan pun lebih sedikit, sehingga lebih menghemat biaya
investasi dan perawatan selama pabrik berdiri.
Meskipun demikian, pada proses oksida juga terdapat kekurangan antara lain
tidak bisanya merubah komposisi produk dikarenakan tidak adanya menara
destilasi seperti yang terdapat pada proses silver.



1.4.2 Kegunaan Produk
Formaldehid banyak digunakan sebagai :
Chemical Intermediate

Formaldehid banyak digunakan dalam industri kimia terutama sebagai chemica
in9ermedia9e, diantaranya adalah dalam pembuatan plastik. Sebagian besar produk
Iormaldehid digunakan dalam pabrik urea Iormaldehid, resin Ienol Iormaldehid, dan
resin melamin Iormaldehid. #esin-resin ini bereaksi dengan asam dan katalis alkalin
yang mana material produknya dapat diperlakukan dengan perubahan suhu
(9herm4se99ing), resin ini berIungsi untuk amina9ing/pelapisan, c4a9ing dan
5r49ec9ive c4a9ing yang digunakan luas untuk pabrik kertas dan tekstil. #esin-resin ini
juga berguna sebagai zat adesiI untuk 5w44d dan produk kayu lainnya

Digunakan secara langsung
Formaldehid juga digunakan secara langsung akan tetapi dalam jumlah yang kecil
misalnya sebagai pengawet bahan penelitian dan disinIectan pada rumah sakit.
(&mann v4 15, 5.19, 1971).
Formaldehid yang akan diproduksi berkadar 37 w/w karena disesuaikan dengan
kebutuhan industri terutama industri perekat kayu. Selain itu kadar Iormaldehid yang
terdapat di pasaran nasional maupun internasional berkadar 37 sampai 55
sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar.
1.4.3 SiIat Fisis dan Kimia Produk dan Bahan Baku
1.4.3.1 Bahan Baku
a. Metanol

SiIat Iisis
BM : 32,042 g/gmol
Titik leleh (1 atm) : - 97,68 0C
Titik didih (1 atm) : 64,7 0C
Temperatur kritis : 239,43 0C
Tekanan kritis : 79,9 atm
Density (25 oC) : 0,78663 g/cm3
Viskositas (25 oC) : larutan 0,541 cp
gas 0,00958 cp
(Perr, 5.3-36, 1999

Data termodinamika
AH0I : -238,660 J/gmol Iase cair (pada 25 0C)
AG0I : -166,270 J/gmol Iasa cair (pada 25 0C)
Cp gas : 4.394 24,274. 10-3 T 6.855. 10-6 T2 cal/gmol. K
(Smi9h-Jan ness, 5.659, 2001
Sifat kimia
#eaksi dehidrogenasi

Yaitu pelepasan unsur hidrogen. #eaksi ini dapat dilaksanakan dengan bantuan
katalis Mo dan Ag. (Kirk & O9hmer, 1978)
CH3OH CH2O H2
Metanol Formaldehid Hidrogen
#eaksi eteriIikasi

#eaksi eteriIikasi adalah pembentukan senyawa eter misalnya MTBE
CH3OH CH2C(CH3)3 (CH3)3 C-O-CH3
Metanol is4bu9ene MTBE


#eaksi esteriIikasi
#eaksi esteriIikasi adalah pembentukan senyawa ester dengan jalan mereaksikan
metanol dengan senyawa asam organik. Contohnya pembentukan senyawa metil
asetat.
CH3OH CH2COOH CH2CO OCH3 H2O
Me9han4 Asam Ase9a9 Me9i Ase9a9 Air
-. Udara

SiIat Iisis N2 O2
Berat molekul 28,012 31,999
Wujud gas tidak berwarna
SpeciIic gravity 12,5 1,1053
Titik leleh (P 1 atm) -209,86 -218,4
Titik didih (P 1 atm) -195,8 -183
Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 2,35 4,89
Suhu kritis (0K) 126,2 -154,6
Tekanan kritis (bar) 34 50,43
Data termodinamika
AHI (cal/gmol) 172 106
AH0v , pada titik didih, 1 atm (cal/gmol) 1336 1629
Cp gas N2 : 7,44 1,324. 10-2 T 6,4. 10-6 T 2 2,79. 10 9 T3 cal/gmol. K
Komposisi dalam udara (basis 100 volume) 79 21
(Perr, 5.3-108, 1999
Sifat kimia
Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali He, Ne, Ar.
Untuk beberapa bahan yang akan direaksikan dengan oksigen harus dipanaskan
terlebih dahulu sampai suhu tertentu pada pembakaran awal.
Merupakan reagen penghidrolisa pada proses hidrolisa.
1.4.3.2 Produk

a. F4rmadehid (murni
SiIat Iisis
BM : 30,026 g/gmol
Titik leleh : - 117 0C
Titik didih : - 19 0C pada 1 atm
Temperatur kritis : 135 0C
Tekanan kritis : 65 atm
Data termodinamika
AH0I : -26,05 kcal/gmol (pada 25 0C)
AG0I : -26,3 kcal/gmol (pada 25 0C)
AH0C : 134 kcal/gmol

AHv : 5,5 kcal/gmol
Cp gas : 3,094 3,877. 10 2 T 3,11. 10-5 T2 1,005. 10 8 T3 cal/gmol. K
(Mc Ke99a v4 23, 5.350, 1983
Sifat kimia
#eaksi dengan air

Formaldehid dengan adanya air dapat membentuk methylen glikol.
CH2O H2O HO CH2 OH
(Mc Ke99a v4 23, 5.356, 1983
#eaksi dengan asetaldehid

Formaldehid dengan asetaldehid dalam larutah NaOH dapat membentuk
5an9aer9hri94 dan sodium Iormat.
CH2O CH3-CHO NaOH C(CH2OH)2 HCOONa
(Mc Ke99a v4 23, 5.357, 1983
-. Formaldehid 37,1 " wt.

Formaldehid : 37,1 wt.
Wujud : cairan
Kenampakan : jernih
Kemurnian : Formaldehid min. 37,1 berat
H2O 61,6 - 62 berat
Metanol 0,9 - 1,3 berat
Density : 1,008 1,104 g/cm3
(Mc Ke99a v4 23, 5.351, 1983


1.4.4 Tinjauan Proses Secara Umum
Proses pembuatan Iormaldehid dengan proses oksidasi Haldor Topsoe menggunakan
reaktor Iixed bed multitube dengan katalis Iron Molybdenum Oxide
(Fe2O3MoO3Cr2O3) yang dijaga pada kondisi temperatur 533 K dan tekanan 1,4
atm. Konversi yang didapat sebesar 98,4 dan overall yield sebesar 94,4 .
#eaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. #eaksi Oksidasi
g g atm P K T g g O H O CH O OH CH 2 2 4 ,1, 543 2 3 21
me9an4 f4rmadehid
b. #eaksi Samping
g g g g O H CO O O CH 2 2 2 21
f4rmadehid
Produk hasil reaktor kemudian dimurnikan di dalam alat absorber dari sisa metanol
dan gas gas hasil reaksi, sebelum masuk ke dalam tangki penampungan.

You might also like