Tiga prinsip HIRADC adalah identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Langkah awal HIRADC meliputi identifikasi semua bahaya aktual dan potensial, penilaian risiko berdasarkan keparahan dan frekuensi, serta penetapan pengendalian risiko sesuai hirarkinya untuk risiko signifikan. Prosedur HIRADC meliputi identifikasi, penilaian, penetapan pengendalian, prioritas program, dan evaluasi secara berkelanjut
Tiga prinsip HIRADC adalah identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Langkah awal HIRADC meliputi identifikasi semua bahaya aktual dan potensial, penilaian risiko berdasarkan keparahan dan frekuensi, serta penetapan pengendalian risiko sesuai hirarkinya untuk risiko signifikan. Prosedur HIRADC meliputi identifikasi, penilaian, penetapan pengendalian, prioritas program, dan evaluasi secara berkelanjut
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online from Scribd
Tiga prinsip HIRADC adalah identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Langkah awal HIRADC meliputi identifikasi semua bahaya aktual dan potensial, penilaian risiko berdasarkan keparahan dan frekuensi, serta penetapan pengendalian risiko sesuai hirarkinya untuk risiko signifikan. Prosedur HIRADC meliputi identifikasi, penilaian, penetapan pengendalian, prioritas program, dan evaluasi secara berkelanjut
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online from Scribd
3 prinsip HIRADC ditentukan dengan mengidentiIikasi bahaya, menimbang (assessment) resiko
dan melakukan perubahan/kontrol atas resiko-resiko bahaya yang teridentiIikasi tersebut.
HIRADC dari pengertiannya saja mengandung arti IdentiIikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko. Langkah awal yang kita lakukan dalam membuat HIRADC adalah :
1. Membuat kolom identiIikasi semua bahaya baik actual maupun potensial yang ada di seluruh area kerja. Yang diidentiIikasi adalah : aktivitas, produk dan jasa dari proses kerja tersebut. Jangan lupa dalam OHSAS 18001:2007 menambahkan untuk mengidentiIikasi Human Behaviour (perilaku), Human Capabilities (kemampuan) dan Human Factor (Iaktor lain terkait bahaya K3 di tempat kerja). Nilai pula apakah resiko yang terlihat daam kondisi rutin atau tidak rutin.
2. Mebuat kolom resiko yang ditimbulkan dari bahaya-bahaya yang telah kita identiIikasi tersebut.
3. Kemudian melakukan penilaian resiko sesuai dengan matriks penilaian resiko yang telah dibuat dengan memperhatikan Iaktor keparahan yang mungkin akan terjadi dan Irekuensi berlangsungnya bahaya-resiko tersebut. Penilaian bisa dengan skala 1 sampai 5 dengan range bertingkat. Penlaian resiko ini membantu kita untuk mengetahui apakah bahaya-resiko tersebut masuk dalam kelas signiIicant atau tidak.
4. Langkah selanjutnya adalah melihat apakah ada pengendalian operasional (aturan main)yang terdapat di area kerja dari aktivitas kerja tersebut terkait resiko terutama pada resiko yang tidak signiIicant.
5. Lihat pula apakah aktivitas, product, jasa, perilaku, kemampuan dan Iaktor lain yang telah diidentiIikasi telah memiliki pengendalian resiko berdasarkan Hirarki Pengendalian Resiko (Eliminasi-Substitusi-Engineerin Control-Administrative Control-APD), jika belum ada pengendalian tersebut maka programkan dalam program K3 sebagai pengendaliannya, kalo sudah ada pengendalian resikonya maka bergeraklah terus keatas dari APD ke arah Eliminasi. Resiko yang memiliki bobot signiIicant pastikan terdapat engendalian resiko degan hirarki pengendalian resiko.
6. Prioritaskan yang menjadi program manajamen K3 dengan melihat pertimbangan : Perundangan K3, Teknologi, Keuangan, Bisinis dan pandangan pihak terkait. Jika memiliki pertimbangan Perundangan K3, Bisinis dan pandangan pihak terkait (auditor, masyarakat, pemerintah dll) maka program itu menjadi prioritas untuk dijalankan.
Contoh Langkah Prosedur HIRADC sebagai berikut :
1. IdentiIikasi aktivitas, product, jasa, human behaviour, human capabilities dan human Iactor baik actual maupun potensial pada tahapan proses.
2. Tentukan apakah tahapan proses termasuk kondisi rutin atau tidak rutin. Jika tidak rutin keluarkanlah JSA (Job SaIety Analysis), kalo ternyata rutin maka masukan kedalam tabel HIRADC.
3. Lakukan penilaian resiko.
4. Jika resiko tidak bernilai signiIicant maka hanya menetapkan pengendalian operasional saja. Tetapi kalo masuk kategori resiko signiIicant maka lanjutkan dengan pemilihan pengendalian resiko yang sesuai dengan tujuan dan sasaran K3.
5. Tetapkan pengendalian resiko.
6. Prioritaskan pengendalian resiko dalam sebuah program manajemen K3
7. Evaluasi hasil identiIikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko tersebut dan program manajemen K3 yang tepat.
8. Review peluang peningkatan berkesinambungan dari hasil identiIikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko serta program manajemen K3 yang akan, selama atau telah dilaksanakan.
Demikian inIormasi dari saya ini semoga bermanIaat untuk kita semua dan semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua atas kebutuhan orang yang ingin mengetahui sistem manajemen K3 untuk menghasilkan istilah saIety Iirst.