You are on page 1of 48

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BALAI PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN KEJURUAN (BPPTKPK) DINAS

PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Disusun Oleh Nama Nomor Induk Program Keahlian

: : Mumun Munari : 0910.479 : Tenik Komputer Jaringan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 MUNDU CIREBON


Jl. Kalijaga Mundupesisir No. 01 Telp/Fax (0231) 510385 Cirebon 45173 E-mail : smk 1 mundu@yahoo.co.id Website : www.smkn1-mundu.web.id

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang bertempat di Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan (BPPTKPK) Provinsi Jawa Barat selama 2 bulan dengan baik sekaligus kami dapat menyusun laporan ini sebagai kewajiban pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Instansi ini. Banyak manfaat yang kami dapatkan selama melaksanakan prakerin ini, karena kami dapat melihat dan merasakan secara langsung kondisi di lapangan yang sesungguhnya, baik mengenai Administrasi Sekolah, maupun kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan latihan kerja. Laporan ini tersusun atas bantuan dari beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan trimakasih kepada: 1. 2. 3. 4. 5. Bapak Drs.H.Wawan Siswandi,M.MPd selaku Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 MUNDU. Bapak Drs.H. Nandang Djunaedi,MM selaku Kepala Balai BPPTKPK Jawa Barat. Bapak Rudy Rosadi Selaku Pembimbing dari SMK NEGERI 1 MUNDU. Ibu Martini,Mt Selaku Pembimbing dari BPPTKPK. Bapak/Ibu selaku Instalasi dan Elektronika yang telah banyak membantu memberikan bimbingan, arahan dan dukungan kepada kami selama melaksanakan prakerin di BPPTKPK. 6. Bapak/Ibu Guru dan seluruh staf karyawan BPPTKPK yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan prakerin. 7. Pihak Tata Usaha (TU) BPPTKPK yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya dalam pelaksanaan prakerin. 8. 9. Staf dan Karyawan yang telah membantu pelaksanaan Prakerin. Kedua Orang Tua kami yang telah memberi dorongan dan semangat.

Bandung, 03 Juni 2011

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................................................ DAFTAR ISI.............................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................................................. 1.2. Perumusan Masalah....................................................................................................... 1.3. Batasan Masalah................................................................................................................... 1.4. Tujuan Kerja Praktek............................................................................................................ 1.5. Manfaat Kerja Praktek...........................................................................................................

BAB II SEJARAH BALAI........................................................................................................ 2.1. Sejarah Perkembangan BPPTKPK........................................................................... 2.2. Lokasi dan Denah BPPTKPK................................................................................. 2.3. Keadaan Fasilitas Personil dan Kelengkapan Lingkungan Proses............................ 2.4. Visi dan Misi....................................................................................................... BAB III KAJIAN TEORI.................................................................................... 3.1. Elektronika Dasar.................................................................................................... 3.2. Teknik Pengukuran............................................................................................. 3.3. Teknik Digital........................................................................................................... 3.4. Komputer Umum..................................................................................................... 3.5. Jaringan.....................................................................................................................

BAB IV 4.1. Kesimpulan........................................................................................................................... 4.2. Saran..................................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ LAMPIRAN............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perlu disadari bahwa sampai pada saat ini lulusan SMK belum dapat diserap langsung oleh pihak dunia usaha maupun industri. Secara kasat mata terbukti hampir setiap dunia usaha/ industri ketika merekrut tenaga kerja lulusan SMK masih menerapkan Pendidikan dan Pelatihan bagi yang telah lulus seleksi penerimaan karyawan rata-rata 3 (tiga) bulan. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki lulusan SMK belum diakui oleh pihak dunia usaha/ industri. Jika kita kaji secara seksama, kita tidak dapat menyalahkan pihak dunia usaha/ industri. Memang pada kenyataannya masih banyak SMK yang sangat minim peralatan praktik. Sehingga peserta diklat yang harusnya memberikan pembelajaran praktik idealnya 70% hanya dapat dilaksanakan 30% saja. Bahkan ada beberapa SMK yang tidak memiliki sama sekali peralatan praktik, dalam pelaksanaan peserta diklat hanya dapat memberikan teori namun tidak dengan peralatan secara langsung. SMK yang peralatan praktik cukup memadai, belum tentu peralatan itu sesuai dengan yang ada di industri/ usaha. Sekarang peralatan di dunia usaha/ industri sudah serba otomatis sedangkan peralatan yang ada di SMK-SMK masih manual. Sehingga pelaksanaan praktik hanya sekedar mengenal peralatan yang ada, kurang memperhatikan kebutuhan didunia industri/ usaha, itu pun tidak semuanya dapat memanfaatkan secara maksimal. Sesuai dengan hasil pengamatan dan penelitian Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, pola penyelenggaraan di SMK belum secara tegas dapat menghasilkan tamatan sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut dapat dilihat dari kondisi pembelajaran yang belum kondusif untuk menghasilkan tenaga kerja yang professional, karena keahlian, professional seseorang tidak sematamata diukur oleh penguasaan unsur pengetahuan dan teknik bekerja. Mata diklat praktik kejuruan yang disajikan di sekolah walaupun menggunakan peralatan yang lengkap dan modern, pada dasarnya hanya mampu menyajikan proses dan situasi peniruan, karena bukan situasi yang sesungguhnya, oleh karena itu sulit diharapkan untuk mampu memberikan keahlian sebagaimana yang diharapkan.

1.2. Perumusan Masalah Penggunaan komputer sudah merambah ke seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat status sosial dari masyarakat itu sendiri. Kita sebagai siswa kejuruan khususnya TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) tentunya dituntut untuk tidak hanya mampu dalam mengoperasikan komputer saja, tetapi juga mampu dalam perakitan sebagai dasar dan fondasi bagi komputer itu sendiri, install sistem operasi dan program aplikasi, troubleshooting, serta dalam bidang jaringan komputernya. Dan hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang perlu dibahas dan dipelajari dalam kompetensi keahlian teknik komputer dan jaringan. 1.3. Batasan Masalah Dalam dunia komputerisasi ini pengetahuan akan dunia komputer menjadi suatu tolak ukur bagi manusia dalam kehidupan. Semakin banyak orang yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan komputer. Sebagai dasar pembelajaran atau kompetensi, siswa dituntut untuk mampu mengenal dan menguasai segala aspek yang berhubungan dengan hardware, baik itu dari segi pengenalan perangkat beserta komponen yang terdapat dalam perangkatnya maupun langkah perakitannya. Selain itu fungsi hardware sebagai fondasi dalam sistem komputer juga mendorong siswa untuk menguasai tentang perakitan beserta pengenalan hardwarenya. 1.4. Tujuan Kerja Praktek Setiap kompetensi keahlian sudah tentu memiliki dua metode pembelajaran, yaitu teori sebagai landasan serta praktek sebagai penunjang. Oleh karena itu kegiatan praktek sangatlah diperlukan untuk dapat lebih memahami mengenai apayang guru dan pembimbing berikan berupa teori. Selain itu kegiatan praktek dilakukan agar siswa dapat lebih mudah menangkap ilmu yang diberikan oleh guru atau pembimbing. Disamping itu, kegiatan praktek bertujuan untuk memberikan suatu latihan atau simulasi sebelum terjun kedalam dunia usaha atau industri untuk mengamalkan ilmu yang telah didapat. 1.5. Manfaat Kerja Praktek Adapun manfaat kerja praktek yang memberikan tambahan berupa ilmu pengetahuan. Bukan hanya dalam dunia komputer saja, tetapi juga dengan kompetensi lainnya yang masih berhubungan dengan komputer. Selain itu kegiatan praktek juga memberikan manfaat berupa kemampuan secara langsung, dari kegiatan praktek tersebut siswa juga mendapatkan suatu latihan atau simulasi kerja di dunia usaha atau industri.

BAB II SEJARAH BALAI

2.1. Sejarah Perkembangan BPPTKPK


Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) Dinas Penddikan Provinsi Jawa Barat berdiri pada tahun 1975 dan dioperasikan pada tahun 1976 melalui bantuan dana dari Bank Dunia (Wold Bank) dengan nama Pusat Latihan Pendidikan Teknik (PLPT). Pendirian Lembaga sejenis 1. PLPT Jawa Barat (Bandung) 2. PLPT Jakarta (DKI Jakarta) 3. PLTP Jawa Timur (Surabaya) 4. PLPT Sulawesi Selatan (Ujung Pandang) 5. PLTP Sumatra Utara (Medan) 6. PLTP Jawa Tengah (Semarang) 7. PLPT Sumatra Selatan (Palembang) 8. PLPT Jogjakarta (DI Jogjakarta) 9. PLPT Sumatra Barat (Padang) Tujuan Pendirian PLPT
1. 2. 3. 4.

Efisiensi sarana prasarana Efisiensi tenaga pengajar Efisiensi pembiayan Efisiensi pembelajaran (dengan membagi jumlah siswa 36 dalam kelas STM induk menjadi satu rombongan belajar 24 siswa)

Pada tahun 1978 pembiayaan PLPT melalui kebijakan Dep P dan K dialihkan melaui ADB (Asean Development Bank) berubah nama menjadi BLPT (Balai Latihan Pendidikan Teknik).

Jenis layanan pelatihan


1. 2.

Pelatihan calon Instruktur PLPT sejenis (pilot project) Pelatihan kejuruan siswa STM Negeri di Bandung (sebagai sekolah induk) a. STM Negeri 1 Bandung (Mesin)/SMK 2 b. STM Negeri 2 Bandung (Listrik+Elka)/SMK4 c. STM Negeri 3 Bandung (Bangunan)/(SMK 5) d. STM Negeri 4 Bandung (Otomotif)/(SMK 8)

Sejalan dengan diterapkannya Undang-undang Otonomi Daerah pada tahun 2002 melaui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 39 Tahun 2001 tentang Tugas Poko dan Fungsi, Rincian Tugas Unit Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat BLPT Bandung berubah nama secara kelembagaan menjadi Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan (BPTP) sebagai lembaga pelaksana teknis Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat. Melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 51 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi, Rincian Tugas Unit Pelaksana Teknis Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat memiliki tugas pokok dan fungsi pada, Bab IV, Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2). 1. Memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengembangan teknologi pendidikan. 2. Pengaturan teknis operasional di balai pengembangan teknolgi pendidikan 3. Mengendalikan tugas-tugan dibidang pengembangan teknologi pendidikan yang meliputi perencanaan, pelatihan, penilaian dan uji coba model dan sistem pemebelajaran serta media pembelajaran. Dengan misi secara kelembagaan adalah 1. Mengembangkan model dan sistem pembelajaran untuk Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar sekolah, Pendidikan luar biasa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. 2. Mengembangkan program media pembelajaran untuk Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar sekolah, Pendidikan luar biasa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. 3. Menyelenggarakan sekolah binaan untuk mengembangkan model dan sistem pembelajaran serta program media pembelajaran. 4. Menyebarluaskan, mendayagunakan hasil pengembangan model dan sistem pembelajaran serta program media pembelajaran untuk Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar sekolah serta Pendidikan luar biasa.

5. Memberikan layanan konsultasi, pelatihan sistem serta program media pembelajaran untuk Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Tinggi, Pendidikan luar sekolah serta Pendidikan luar biasa. 6. Memberikan layanan pendidikan dan pelatihan Pendidikan Teknologi. 7. Melayani Diklat SMK Negeri dan Swasta meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menciptakan kerjasama dengan semua pihak peduli pendidikan secara sinerg

2.2. Denah BPPTKPK


Denah Tempat dan Bangunan di BPPTKPK

Siteplan Baru BPPTKPK

2.3. Keadaan Fasilitas Personal dan Kelengkapan Lingkungan Proses 2.3.1 Keadaan Fasilitas Personal

Kepemimpinan Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2009.

Gambar 1. Kepemimpinan Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2009

Roda pembangunan pendidikan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dikemudikan dengan menjawab isu-isu strategis pendidikan lima tahun mendatang meliputi (1) belum tercapainya kemudahan akses dan pemerataan pendidikan, (2) belum tercapainya mutu dan relevansi pendidikan serta (3) belum baiknya tata kelola dan akuntabilitas dan pencitraan publik. Ketiga isu tersebut akan menjadi concern Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan urusan wajib bidang pendidikan periode 2009 - 2013. BPPTKPK yang sekarang menjalankan fungsi penting dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan telah merencanakan program peningkatan mutu dan relevansi terhadap dunia kerja pada pendidikan kejuruan.

2.3.1.1. Struktur Organisasi


Struktur Organisasi mulai dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sampai Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah

Gambar 2. Struktur organisasi Dinas Pendidikan Jawa Barat

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat : DR. H. Wahyudin Zarkasyi AK.

Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat : DR. H. Dudi Rachim MM., MT.

Kabid Pendidikan Dasar : Kabid Pendidikan Menengah : Drs. H. Otji S. Wiharjadi, M.Pd.

Kabid Pendidikan Formal dan Informal : Kabid Pendidikan Luar Biasa :

Kepala Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan : Drs H. Nandang Djunaedi, MM.

Kepala Balai Pendidikan Guru Sekolah Luar Biasa : Kepala Balai Pelatihan Guru : Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah :

Struktur Organisasi Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan

Gambar 3. Struktur Organisasi Balai Pelatihan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kejuruan

2.3.2. Kelengkapan Lingkungan Personal

a.

Lab. Internet

Lab. internet BPTP dipandang cukup memadahi setelah menambah kapasitas bandwidthnya tahun 2009 ini. Ruangan ber AC sebanyak 4 unit cukup menyejukkan suasana dalam ruangan, apalagi dengan lingkungan yang sedikit demi sedikit diadakan renovasi, cukup memberikan suasana nyaman pada saat mempergunakan lab.

Ruang Internet BPPTKPK merupakan suatu ruangan yang cukup familier dengan guru SD, SMP, SMA dan SMK di Jawa Barat, dan ditempait inilah para guru berupaya mengembangkan mutu pembelajaran di sekolah masing-masing melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.

b.

Lab. Multimedia

c.

Lab. Bangunan
Dengan dukungan SDM di Instalasi Bangunan yang memiliki tenaga 18 orang berpendidikan

S1,dan 5 orang berpendidikan S2 serta dibantu 2 orang pegawai, diharapkan semua program yang mendukung kebijakan pemerintah dan balai dapat dilaksanakan dengan baik.

Pelayanan pembelajaran praktik di Instalasi Bangunan pada tahun 2009 yang bertujuan mendukung program kebijakan pemerintah, berupaya menjawab semua tantangan yang bersifat kemajuan teknologi pada konstruksi Bangunan dan melaksanakan akselerasi kemajuan dibidang teknologi serta menerapkan terhadap peserta didik tingkat menengah khususnya SMK, yang diharapkan pada pencapaian program perbandingan dengan SMA adalah 70 : 30 . untuk peserta didik di Instalasi Bangunan diharapkan kemajuan yang signifikan baik secara kuantitas dan kualitas, sesuai dengan harapan dari pemerintah bahwa tenaga terdidik khusunya jurusan Bangunan yang dapat menjawab tantangan perobahan dan kemajuan dibidang pembangunan yang bersifat fisik, baik untuk dirinya, masyarakat, daerah maupun untuk pembangunan secara utuh dan berkesinambungan. Pada Instalasi Bangunan tidak saja melakukan pelatihan untuk siswa SMK, tatapi juga melatih Guru-guru SMK se provinsi Jawa Barat sesuai spesifikasi teknik mereka, yang bertujuan agar hasil pelatihan tersebut dapat dikembangkan ke anak didik mereka.

Pada Instalasi Bangunan berdasarkan Kurikulum Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat tiga program studi keahlian, yaitu Teknik Bangunan,Teknik Plambing dan Sanitasi, Teknik Survei dan Pemetaan.

d.

Lab. Mesin

Layanan pembelajaran praktik instalasi mesin BPTP tahun 2009 lebih terfokus pada kesuksesan peserta pada performa dunia kerja.Didukung dengan sarana dan SDM yang ada, instalasi mesin berupaya dapat mendukung program pemerintah mencapai perbandingan SMK dan SMA 70/30 melalui layanan pembelajaran praktik bagi SMK yang baru tumbuh ataupun sekolah yang sarana belajar praktiknya kurang mencukupi. Oleh sebab itu mulai tahun 2007 hingga sekarang terjadi lonjakan jumlah peserta didik.

e.

Lab.Listrik

f.

Lab.Otomotif
Dalam dunia globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia pada umumnya dan Asia

Pasific pada khususnya serta dengan diberlakukan AFTA tahun 2003 dan APEC ditahun 2010, maka berdampak pula pada mobilitas tenaga kerja di Indonesia disaat ini dan masa mendatang. Hal ini akan menimbulkan kompetetisi tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja asing yang disertai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja mutlak diperlukan agar mampu bersaing serta kepastian jenjang karier dan kesejahteraan?

2.4. Visi dan Misi BPPTKPK Visi


Akselerasi Peningkatan Mutu Pendidikan Kejuruan menuju masyarakat Jawa Barat yang Bertaqwa, Mandiri, Dinamis dan Sejahtera.

Misi
Meningkatkan mutu, daya saing dan relevansi pendidikan melalui layanan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan kejuruan yang menguasai teknologi dan berwawasan global.

BAB III KAJIAN TEORI

3.1. Elektronika Dasar


3.1.1 Dasar-Dasar Kelistrikan A. DEFINISI LISTRIK
Listrik adalah suatu energy kekuatan yang mempunyai potensial yang dapat mengalir atau merambat pada suatu penghantar atau kabel berupa aliran listrik dari muatan positif menuju negatif

B. JENIS-JENIS LISTRIK
1. Listrik AC Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).

Gambar rangkaian listrik Ac

Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantorkantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau

audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasiaplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.

2. Listrik DC
Listrik DC (Direct Current) merupakan listrik yang kuat arusmaupun tegangannya tidak merupakan fungsi periodik dari waktu, dalam artianbesar arus maupun tegangan dari listrik ini merupakan bilangan konstan (C). Adapun persamaan kuat arus maupun beda potensial pada listrik DC adalah seperti berikut

Gambar rangkaian listrik Dc

C. DAYA LISTRIK
Daya listrik, seperti daya mekanik, dilambangk7an oleh huruf P dalam persamaan listrik. Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum Joule, sesuai nama fisikawan Britania James Joule, yang pertama kali menunjukkan bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi mekanik, dan sebaliknya.

di mana

P=ExI

P adalah daya (watt atau W) I adalah arus (ampere atau A) E adalah tegangan (volt atau V Contoh : Besaran tegangan = 220V dan arus = 2A. Berapa besarnya daya listrik tersebut?

Jawab: P=ExI = 220V x 2A = 440W 3.1.2 Komponen Resistor Hubungan Serie dan Paralel Dalam rangkaian elektronika terdapat banyak sekali konfigurasi rangkaian komponen-komponen elektronika, bukan sekedar rangkaian sederhana yang hanya terdiri dari sumber tegangan dan beban, tetapi lebih dari itu. Dua konfigurasi rangkaian yang paling banyak digunakan dalam rangkaian elektronika adalah seri dan paralel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai rangkaian seri dan paralel perhatikan gambar berikut ini.

Pada rangkaian seri, resistor disusun seperti rangkaian gerbong kereta, dimana aliran elektron mengalir hanya pada satu jalur. Pada rangkaian paralel, resistor disusun dengan menggabungkan masing-masing ujungnya menjadi satu sehingga aliran elektron dapat terbagi ke dalam beberapa jalur. Untuk mengenal karakteristik lain pada rangkaian seri dan paralel perhatikan ilustrasi berikut ini.

Pada ilustrasi rangkaian di atas, sakelar disusun secara seri, pada kondisi pertama sakelar S1 dan S2 dalam keadaan tertutup dan kondisi lampu X1 menyala. Sedangkan pada saat kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing kondisi S1 dan S2 terbuka menyebabkan lampu X1 tidak menyala. Lalu bandingkan dengan rangkaian sakelar paralel berikut.

Pada kondisi pertama dengan sakelar S1 dan S2 tertutup, lampu X1 menyala. Pada kondisi kedua dan ketiga yang masing-masing S1 dan S2 dalam keadaan terbuka, lampu X1 tetap menyala. Tetapi pada kondisi keempat ketika sakelar S1 dan S2 sama-sama terbuka, lampu X1 tidak menyala. Dari perbandingan kedua konfigurasi rangkaian sakelar seri dan paralel dapat ditarik kesimpulan bahwa jika salah satu saja sakelar seri terbuka menyebabkan terputus-nya aliran elektron yang menyebabkan lampu tidak menyala, sedangkan pada sakelar paralel untuk memutuskan aliran elektron harus membuat seluruh sakelar dalam keadaan terbuka. Untuk menghitung resistansi total pada resistor yang disusun secara seri dan paralel memerlukan suatu perhitungan matematika yang tidak terlalu sulit. Jika menghitung resistansi total pada resistor seri dapat dilakukan cara menjumlahkan secara langsung seluruh resistor yang terhubung seri sedangkan pada resistor paralel membutuhkan perhitungan khusus.

1. Rangkaian Serie A. DEFINISI RANGKAIAN SERIE


Rangkaian Serie merupakan bentuk rangkaian yang sederhana seluruh komponen yang terdapat dihubungkan sedemikian rupa dimana unsur komponen yang satu dihubungkan dengan pangkal komponen yang lainnya, sehingga hubungan seluruh komponen membentuk sebuah jalur secara deret. Resistansi total dari beberapa resistor yang dihubungkan serie adalah merupakan jumlah resistansi dari masing-masing resistor yang terdapat dalam rangkaian tersebut.

B. SIFAT SIFAT KERJA PADA RANGKAIAN SERIE


a. R.total

R.total = R1+R2+R3+R4+....Rn
b. I.total (Arus Total)

I.total = ES RT

c. Tegangan Jatuh Pada Resistor (VR)

VR1 = I.total x R1
VR2 = I.total x R2
.......

VRn = I.total x Rn

d. Pembuktian Jumlah Tegangan Jatuh

VR = VR1+VR2+VR3+VR4+...VRn

Contoh Soal Diketahui : Pada rangkaian serie ES = 12V R1 = 10K

R2 = 5K R3 = 20K R4 = 1K Dit : Hitunglah : a. R.total b. I.total c. VR1, VR2, VR3, VR4 d. VR (Jumlah Seluruh Tegangan Jatuh pada Resistor) Jawab : a. R.total = R1+R2+R3+R4 = 10 K +5 K +20 K +1 K = 36 K

b. I.total = ES RT c. VR1 36K

12V

12

= 12 . 10-3 = 0,33 . 10-3A

0,33 mA

36.103 36

= I.total x R1

= 0,33mA x 10K = 0,33.10-3 x 10.103 = 3,3V VR2 = I.total x R2

VR3

= I.total x R3

= 0,33mA x 20K = 0,33.10-3 x 20.103 = 6,6V VR4 = I.total x R4

= 0,33mA x 5K = 0,33.10-3 x 5.103 = 1,65V d. VR = VR1+VR2+VR3+VR4

= 0,33mA x 1K = 0,33.10-3 x 1.103 = 0,33V

= 3,3V + 1,65V + 6,6V + 0,33V = 11,88V = 12V

2. Rangkaian Peralel A. DEFINISI RANGKAIAN PARALEL

Rangkaian Paralel merupakan hubungan suatu rangkaian yang dihubungkan secara sejajar antara komponen satu dengan yang lainnya. B. SIFAT-SIFAT KERJA RANGKAIAN PARELEL HUBUNGAN DENGAN RUMUS: a. R.Total Untuk 2 Resistor R.Total = R1 x R2 R1 + R2 b. R.Total Untuk Lebih Dari 2 Resistor R.Total = 1 + 1 + 1 +......+ 1 R1 c. I. Total I.Total = ES R.Total R2 R3 Rn

d. Arus Cabang IR
IR1 = ES R1 IR2 = ES R2 IR3 = ES R3 IR4 = ES R4 e. Pembuktian I.Total

I.Total = IR = IR1 + IR2 + IR3 + IR4 f. Tegangan Jatuh VR1 = IR1 x IR1 VR2 = IR2 x IR2 VR3 = IR3 x IR3 VR4 = IR4 x IR4

Contoh Soal : Diketahui : Pada Rangkain Paralel terdapat data-data kerja, sebagai berikut : ES = 15V R1 = 10K R2 = 2K R3 = 20K R4 = 5K Dit : Hitunglah : a. R.total b. I.total c. IR1, IR2, IR3, IR4 d. Pembuktian I.Total = IR e. VR1, VR2, VR3, VR4 Jawab : R.Total = R.Total = 1 + 1 + 1 + 1 R1 R2 R3 R4

=1+1+1+1

Untuk rangkaian resistor seri:

Untuk rangkaian resistor paralel:

Contoh;
diketahui R1 = 15, R2 = 100, dan R3 = 47, berapakah nilai RTotal jika disusun seri dan RTotal jika disusun paralel? Rtotal seri:

RTotal = R1 + R2 + R3 RTotal= 15 + 100 + 47 RTotal= 162

Rtotal paralel:

RTotal= 1 / {(1/R1)+(1/R2)+(1/R3)} RTotal= 1 / {(1/15)+(1/100)+(1/47)}

RTotal= 10.2

Rangkaian Kapasitor Seri Dan Paralel


Perhitungan kapasitansi total pada suatu rangkaian kapasitor seri dan paralel hampir sama dengan perhitungan pada rangkaian resistor. Tetapi pada kapasitor, perhitungan untuk rangkaian seri menggunakan persamaan yang digunakan pada rangkaian resistor paralel. Pada rangkaian kapasitor paralel, kapasitansi total dihitung dengan menjumlahkan semua nilai kapasitansi kapasitor yang terhubung paralel, atau sama dengan menghitung resistansi total pada rangkaian resistor seri.

Untuk rangkaian kapasitor seri

Untuk rangkaian kapasitor paralel

1. RESISTOR

Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus listrik dan juga digunakan sebagai pembagi tegangan listrik, atau resistor dapat dikatakan juga sebagai penentu besarnya suatu arus dan tegangan listrik pada suatu rangkaian elektronika.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa resistor berfungsi untuk menahan arus listrik sehingga setiap resistor memiliki nilai tahanan (resistansi) tertentu. Satuan besarnya nilai tahanan suatu resistor adalah Ohm (). Ohm diambil dari seseorang bernama Georg Simon Ohm yang berkebangsaan Jerman, dimana dia adalah fisikawan penemu hubungan antara arus, tegangan dan tahanan pada suatu rangkaian listrik yang kemudian dikenal sebagai hukum Ohm.

a. Simbol Resistor

Simbol resistor pada suatu rangkaian elektronika pada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu simbol Amerika dan simbol Eropa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Simbol Eropa ditunjukkan oleh R1 sedangkan R2 merupakan simbol Amerika. Kedua simbol tersebut bukan merupakan bentuk asli resistor tetapi simbol tersebut digunakan untuk menggambarkan resistor pada rangkaian elektronika.

b. Kode Resistor

Nilai tahanan pada suatu resistor ditampilkan pada badan resistor dan berupa kode, pada umumnya kode tersebut terbagi atas dua macam yaitu kode warna dan kode angka. Kode warna ini berbentuk seperti cincin yang melingkari badan resistor, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

Pada cincin 1 (warna hitam) merupakan digit pertama, cincin 2 (warna coklat) merupakan digit kedua, cincin 3 (warna merah) merupakan faktor pengali, dan cincin 4 (warna emas) merupakan toleransi. Setiap warna pada cincin memiliki nilai yang berbeda, untuk mengetahui nilainilai setiap warna tersebut perhatikan tabel berikut ini.

Contoh

Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1 Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7 Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102 Cincin 4 (emas) = toleransi = 5%

Jadi nilai resistor tersebut adalah:


= 17 x 100 dengan toleransi 5% = 1700 dengan toleransi 5% Nilai toleransi pada resistor merupakan kualitas dari resistor itu sendiri, walaupun resistor

memiliki nilai tahanan yang tetap, tetapi pada kenyataannya nilai tahanan ini dapat berubah jika terpengaruh oleh faktor eksternal misalnya adalah suhu (temperatur). Besarnya perubahan terhadap suhu tersebut tergantung dari nilai toleransi yang tertera pada cincin ke empat pada badan resistor. Contoh: dari hasil perhitungan nilai tahanan tersebut diatas diperoleh hasil 1700 dengan toleransi 5%, maka rentang nilai minimum dan maksimum resistor tersebut adalah:

Rentang nilai minimum dan maksimum resistor

1700 x 5% = 85

Nilai minimum = 1700 - 85 = 1615 Nilai maksimum = 1700 + 85 = 1785 Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu adalah 1615-

1785. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula rentang-nya perubahan nilai tahanan suatu resistor, atau dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula kualitas resistor tersebut. Untuk kode angka cara pembacaannya hampir sama sama dengan kode warna hanya tampilannya langsung berupa angka.

Contoh

Suatu resistor di badannya terdapat kode angka 471. Maka 4 merupakan digit pertama, 7 merupakan digit kedua, dan 1 merupakan faktor pengali. Sehingga nilai resistor tersebut 47 x 101 = 470.

2. MULTIMETER
Teknik Pengukuran Menggunakan Multi Meter Multi meter adalah gabungan dari beberapa alat ukur .multi meter berasal dari kata multi= banyak /beberapa dan meter = nilai yag diukur Fungsi utama multi meter adalah untuk mengukur arus listrik,tegangan listrik,dan resistansi .biasanya arus listrik yang dapat diukur dalam lapisan mili amphere ,dan arus listrik yang akan di ukur adalah AC dan DC .tegangna listrik yang dapt diukur dalam ratusan sampai ribua baik tegangan DC maupun tegangan AC sedangkan resistansi dapat diukur dalam daerah kilo ohm

1. Multi mater Analog


Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Di pasaran banyak sekali berbagai macam merk yang beredar dari multimeter analog ini.

Gambar multi meter analog

Multimeter analogmempunyai keuntungan karena harganya yang lebih murah dan biasanya multimeter analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

Gambar multi meter analog

2. Multi meter Digital


Multimeter digital atau Digital Multimeter hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital mempunyai bacaan ujiannya lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan. Multimeter digital mempunyai keuntungan pada ketelitian pengukuran, biasanya sampai 3-6 angka di belakang koma.

Gambar multi meter digital

JARINGAN
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabelkabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling

bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

SEJARAH JARINGAN KOMPUTER Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin profesor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut hanyalah ingin memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan dengan kaidah antrian. Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal (lihat Gambar 1) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.

Gambar 1 Jaringan komputer model TSS Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal-terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.

Gambar 2 Jaringan komputer model distributed processing Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN.

JENIS JARINGAN KOMPUTER Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu; 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi. 2. Metropolitan Area Network (MAN) Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. 3. Wide Area Network (WAN)

Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. 4. Internet Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.

5. Jaringan Tanpa Kabel Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

MODEL REFERNSI OSI DAN STANDARISASI Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetejui berbagai fihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah fihak. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya. Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN saja, tetapi

dalam membangung jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan. Hubungan antara model referensi OSI dengan protokol Internet bisa dilihat dalam Tabel 1. Tabel 1. Hubungan referensi model OSI dengan protokol Internet MODEL OSI NO. LAPISAN TCP/IP PROTOKOL TCP/IP NAMA PROTOKOL DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) KEGUNAAN Protokol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas Data base nama domain mesin dan nomer IP

DNS (Domain Name Server)

FTP (File Transfer Protocol) Protokol untuk transfer file HTTP (HyperText Transfer 7 Aplikasi Protocol) Protokol untuk transfer file HTML dan Web

MIME (Multipurpose Internet Protokol untuk mengirim file binary Mail Extention) NNTP (Networ News Transfer Protocol) POP (Post Office Protocol) Aplikasi SMB (Server Message Block) SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) dalam bentuk teks Protokol untuk menerima dan mengirim newsgroup Protokol untuk mengambil mail dari server Protokol untuk transfer berbagai server file DOS dan Windows Protokol untuk pertukaran mail

Presentasi

SNMP (Simple Network Management Protocol) Telnet TFTP (Trivial FTP) NETBIOS (Network Basic Input Output System)

Protokol untuk manejemen jaringan Protokol untuk akses dari jarak jauh Protokol untuk transfer file BIOS jaringan standar

Sessi

RPC (Remote Procedure Call) SOCKET

Prosedur pemanggilan jarak jauh Input Output untuk network jenis BSD-UNIX

Transport Transport

TCP (Transmission Control Protokol pertukaran data Protocol) berorientasi (connection oriented)

UDP (User Datagram Protocol) IP (Internet Protocol) RIP (Routing Information Protocol) 3 Network Internet ARP (Address Resolution Protocol) RARP (Reverse ARP) PPP (Point to Point LLC Protocol) Network SLIP (Serial Line Internet Interface Protocol) MAC 1 Fisik

Protokol pertukaran data nonorientasi (connectionless) Protokol untuk menetapkan routing Protokol untuk memilih routing Protokol untuk mendapatkan informasi hardware dari nomer IP Protokol untuk mendapatkan informasi nomer IP dari hardware Protokol untuk point ke point Protokol dengan menggunakan sambungan serial Ethernet, FDDI, ISDN, ATM

2 Datalink

Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS (National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN bahkan memakai standar yang dihasilkan IEEE. Kita bisa lihat misalnya badan pekerja yang dibentuk oleh IEEE yang banyak membuat standarisasi peralatan telekomunikasi seperti yang tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Badan pekerja di IEEE WORKING GROUP BENTUK KEGIATAN Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level Interface) dan Data IEEE802.1 Link termasuk MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link Control) IEEE802.2 Standarisasi lapisan LLC IEEE802.3 Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5, 10Base2, 10BaseT, dll.)

IEEE802.4 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Bus IEEE802.5 Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring

Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB (Metropolitan Area IEEE802.6 Network-Distributed Queue Dual Bus.) IEEE802.7 Grup pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory Group) pada LAN

IEEE802.8 Grup pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical Advisory Group.) IEEE802.9 Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network) dan IS (Integrated Services ) LAN

IEEE802.10 Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN Security.) IEEE802.11 Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD bersama IEEE802.3 IEEE802.12 Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN IEEE802.14 Standarisasi masalah protocol CATV

TOPOLOGI JARINGAN KOMPUTER Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, star dan peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. 1. Topologi BUS

Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu: Keuntungan: - Hemat kabel - Layout kabel sederhana - Mudah dikembangkan berfungsi. - Diperlukan repeater untuk jarak jauh Kerugian: - Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil - Kepadatan lalu lintas - Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa

2. Topologi TokenRING

Topologi TokenRING terlihat pada skema di atas. Metode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu: Keuntungan: - Hemat kabel Kerugian: - Peka kesalahan - Pengembangan jaringan lebih kaku 3. Topologi STAR

Merupakan kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasium primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat

menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu: Keuntungan: - Paling fleksibel - Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain - Kontrol terpusat - Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan - Kemudahaan pengelolaan jaringan Kerugian: - Boros kabel - Perlu penanganan khusus - Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis 4. Topologi Peer-to-peer Network Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan. Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer kuno, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.

ETHERNET Ethernet adalah sistem jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox. Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) yang dikembangkan tahun 1960 pada proyek wireless ALOHA di Hawaii University diatas kabel coaxial. Standarisasi sistem ethernet dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. (lihat Tabel 2.) Kecepatan transmisi data di ethernet sampai saat ini adalah 10 sampai 100 Mbps. Saat in yang umum ada dipasaran adalah ethernet berkecepatan 10 Mbps yang biasa disebut seri 10Base. Ada bermacam-macam jenis 10Base diantaranya

adalah: 10Base5, 10Base2, 10BaseT, dan 10BaseF yang akan diterangkan lebih lanjut kemudian. Pada metoda CSMA/CD, sebuah host komputer yang akan mengirim data ke jaringan pertama-tama memastikan bahwa jaringan sedang tidak dipakai untuk transfer dari dan oleh host komputer lainnya. Jika pada tahap pengecekan ditemukan transmisi data lain dan terjadi tabrakan (collision), maka host komputer tersebut diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada selang waktu berikutnya yang dilakukan secara acak (random). Dengan demikian maka jaringan efektif bisa digunakan secara bergantian. Untuk menentukan pada posisi mana sebuah host komputer berada, maka tiap-tiap perangkat ethernet diberikan alamat (address) sepanjang 48 bit yang unik (hanya satu di dunia). Informasi alamat disimpan dalam chip yang biasanya nampak pada saat komputer di start dalam urutan angka berbasis 16, seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Contoh ethernet address. 48 bit angka agar mudah dimengerti dikelompokkan masing-masing 8 bit untuk menyetakan bilangan berbasis 16 seperti contoh di atas (00 40 05 61 20 e6), 3 angka didepan adalah kode perusahaan pembuat chip tersebut. Chip diatas dibuat oleh ANI Communications Inc. Contoh vendor terkenal bisa dilihat di Tabel 3, dan informasi lebih lengkap lainnya dapat diperoleh di http://standards.ieee.org/regauth/oui/index.html Tabel 3. Daftar vendor terkenal chip ethernet NOMOR KODE NAMA VENDOR

00:00:0C Sisco System 00:00:1B Novell 00:00:AA Xerox 00:00:4C NEC 00:00:74 Ricoh 08:08:08 3COM 08:00:07 Apple Computer 08:00:09 Hewlett Packard

08:00:20

Sun Microsystems

08:00:2B DEC 08:00:5A IBM Dengan berdasarkan address ehternet, maka setiap protokol komunikasi (TCP/IP, IPX, AppleTalk, dll.) berusaha memanfaatkan untuk informasi masing-masing host komputer dijaringan. A. 10Base5 Sistem 10Base5 menggunakan kabel coaxial berdiameter 0,5 inch (10 mm) sebagai media penghubung berbentuk bus seperti pad Gambar 4. Biasanya kabelnya berwarna kuning dan pada kedua ujung kebelnya diberi konsentrator sehingga mempunyai resistansi sebesar 50 ohm. Jika menggunakan 10Base5, satu segmen jaringan bisa sepanjang maksimal 500 m, bahkan jika dipasang penghubung (repeater) sebuah jaringan bisa mencapai panjang maksimum 2,5 km. Seperti pada Gambar 5, antara NIC (Network Interface Card) yang ada di komputer (DTE, Data Terminal Equipment) dengan media transmisi bus (kabel coaxial)-nya diperlukan sebuah transceiver (MAU, Medium Attachment Unit). Antar MAU dibuat jarak minimal 2,5 m, dan setiap segment hanya mampu menampung sebanyak 100 unit. Konektor yang dipakai adalah konektor 15 pin.

Gambar 4. Jaringan dengan media 10Base5.

Gambar 5. Struktur 10Base5. B. 10Base2 Seperti pada jaringan 10Base5, 10Base2 mempunyai struktur jaringan berbentuk bus. (Gambar 6). Hanya saja kabel yang digunakan lebih kecil, berdiameter 5 mm dengan jenis twisted pair. Tidak diperlukan MAU kerena MAU telah ada didalam NIC-nya sehingga bisa menjadi lebih ekonomis. Karenanya jaringan ini dikenal juga dengan sebutan CheaperNet. Dibandingkan dengan jaringan 10Base5, panjang maksimal sebuah segmennya menjadi lebih pendek, sekitar 185 m, dan bisa disambbung sampai 5 segmen menjadi sekitar 925 m. Sebuah segmen hanya mampu menampung tidak lebih dari 30 unit komputer saja. Pada jaringan ini pun diperlukan konsentrator yang membuat ujung-ujung media transmisi busnya menjadi beresistansi 50 ohm. Untuk jenis konektor dipakai jenis BNC.

Gambar 6. Jaringan dengan media 10Base5.

Gambar 7. Struktur 10Base2. C. 10BaseT Berbeda dengan 2 jenis jaringan diatas, 10BaseT berstruktur bintang (star) seperti terlihat di Gambar 8. Tidak diperlukan MAU kerena sudah termasuk didalam NIC-nya. Sebagai pengganti konsentrator dan repeater diperlukan hub karena jaringan berbentuk star.

Panjang sebuah segmen jaringan maksimal 100 m, dan setiap hub bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit.

Gambar 8. Jaringan dengan media 10BaseT.

Gambar 9. Struktur 10BaseT. Menggunakan konektor modular jack RJ-45 dan kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair) seperti kabel telepon di rumah-rumah. Saat ini kabel UTP yang banyak digunakan adalah jenis kategori 5 karena bisa mencapai kecepatan transmisi 100 Mbps. Masing-masing jenis kabel UTP dan kegunaanya bisa dilihat di Table 4. Tabel 4. Jenis kabel UTP dan aplikasinya. KATEGORI Category 1 APLIKASI Dipakai untuk komunikasi suara (voice), dan digunakan untuk kabel telepon di rumah-rumah Terdiri dari 4 pasang kabel twisted pair dan bisa digunakan untuk Category 2 komunikasi data sampai kecepatan 4 Mbps Category 3 Bisa digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan sampai 10

Mbps dan digunakan untuk Ethernet dan TokenRing Category 4 Sama dengan category 3 tetapi dengan kecepatan transmisi sampai 16 Mbps Bisa digunakan pada kecepatan transmisi sampai 100 Mbps, biasanya Category 5 digunakan untuk FastEthernet (100Base) atau network ATM D. 10BaseF Bentuk jaringan 10BaseF sama dengan 10BaseT yakni berbentuk star. Karena menggunakan serat optik (fiber optic) untuk media transmisinya, maka panjang jarak antara NIC dan konsentratornya menjadi lebih panjang sampai 20 kali (2000 m). Demikian pula dengan panjang total jaringannya. Pada 10BaseF, untuk transmisi output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang berbeda.

Gambar 10. Struktur 10BaseF.

Gambar 11. Foto NIC jenis 10Base5, 10Base2, dan 10BaseT.

E. Fast Ethernet (100BaseT series) Selai jenis NIC yang telah diterangkan di atas, jenis ethernet chip lainnya adalah seri 100Base. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses datanya diantaranya adalah: 100Base-T4, 100Base-TX, dan 100Base-FX. Kecepatan transmisi seri 100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri 10Base) antara 2-20 kali (20-200 Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti: FDDI, 100VG-AnyLAN dan lain sebagainya.

You might also like