You are on page 1of 18

Pertemuan Minggu ke 1 dan 2 A. Kompetensi Dasar : Memahami Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan B.

Indikator : * menjelaskan Standar Isi KTSP * membedakan secara prinsip KTSP dengan Kurikulum yang lain. C. Pokok Bahasan : I. Glosarium dalam KTSP 1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan. 3. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 5. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan. 6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. 7. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 8. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. 9. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran. 10. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.

11. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. 12. Standar Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional. 13. Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. 14. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. 15. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan. 16. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan, dan percepatan 17. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. 18. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud. 19. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan matapelajaran-matapelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan pendidikan yang dimaksud. 20. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

21. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. 22. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. 23. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. 24. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari besar nasional), dan hari libur khusus. 25. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.

Pertemuan Minggu ke 3 & 4 A. Kompetensi Dasar : Memahami Kerangka Dasar KTSP B. Indikator : * menjelaskan kelompok mata pelajaran. * menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. * menjelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum * menjelaskan struktur kurikulum untuk SMP san SMA C. Pokok Bahasan : I. Kerangka Dasar KTSP 1. Kelompok Mata Pelajaran Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kelompok mata pelajaran estetika; e. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. e. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal dan nonformal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsipprinsip sebagai berikut. a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan. c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (bahasa Jawa yang berarti: di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. Struktur Kurikulum SMP/MTs , SMA/MA Struktur kurikulum SMP/MTs, SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX (SMP/MTs) Kelas X s/d XII (SMA/MA). Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran .

Pertemuan Minggu ke 5, 6 & 7 A. Kompetensi Dasar : Memahami metoda mengajar dalam KTSP B. Indikator : * menyebutkan beberepa pendekatan yang digunakan dalam KTSP * menjelaskan pendekatan/metoda kontekstual * menjelaskan perbedaan pedekatan kontekstual dan behavioristik * menjelaskan tahapan model pembelajaran langsung. * menjelaskan tahapan model pembelajaran kooperatif * menjelaskan tahapan model pembelajaran berdasarkan masalah. * membedakan dan persamaan model pembelajaran langsung, kooperatif dan pemberian masalah. * menjelaskan pendekatan PAKEM. * menjelaskan pendekatan kecakapan hidup. C. Pokok Bahasan : I. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning / CTL)
a.

Latar Belakang. Pada masa sekarang ini ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan bermakna jika anak mengalami apa yang akan dipelajari, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang beorientai pada target penguasaan materi terbukti hanya berhasil dalam kompetensi mengingat dalam jangka waktu pendek, dan gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan kontekstual pada proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siwa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari

guru ke siswa. Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siwa untuk mencapai tujuannya, guru lebih banyak berurusan dengan sratategi dari pada memberi informasi, guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan seuatu yang baru bagi anggota kelas (siwa). Seuatu yang baru tersebut (pengetahuan, ketrampilan, sikap) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. b. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas. Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama yaitu : 1. Inkuiri 2. Bertanya 3. Konstruktivisme 4. Masyarakat Belajar 5. Penilaian Autentik 6. Refleksi 7. Pemodelan (1) Inkuiri Diawali kegiatan pemgamatan dalam rangka untuk memahami suatu konsep. Siklus yang terdiri dari kegiatan mengamati, bertanya, menyelidiki, menganalisis, dan merumuskan teori, baik secara individual maupun maupun bersama-sama dengan teman lainnya. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan berpikir kritis, (missal : Membuat inferensi, menyimpulkan, menghitung, mengidentifikasi hubungan, menerapkan konsep, menulis, membuat perbandingan dll) Untuk melakukan inkuiri diperlukan kemampuan : Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui penyelidikan ilmiah. Merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah. Menggunakan alat-alat dan tehnik yang seusai untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data. Menggunakan data untuk membangun suatu penjelaan yang logis. Berpikir secara kritis dan logis untuk membuat hubungan antara bukti dan penjelasan. Mengenali dan menganalisis penjelasan dan prediksi alternative Mengkomunikasikan prosedur-prosedur dan penjelasan ilmiah. Menggunakan matematika dalam seluruh aspek inkuiri ilmiah. (2) Bertanya. Digunakan oleh guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Digunakan oleh siswa selama melakukan kegiatan berbasis inkuiri. (3) Konstruktivisme. Membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman-pengalaman baru berdasarkan pada pengalaman awal

Pemahaman yang mendalam dikembangkan melalui pengalamanpengalaman belajar bermakna. Siswa belajar oleh karena secara aktif membangun pengetahuannya sendiri Siswa diberi kesempatan untuk : - Menggali fenomina atau ide-ide - Membicarakan hipotesisnya dengan teman- temannya - Memprediksi dan memberi alasan terhadap prediksinya. - Merevisi pendapat (pemikiran) sebelumnya. (4) Masyarakat Belajar Berbicara dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Bekerja sama dengan orang lain untuk menciptakan pembelajaran yang lebih baik dari pada apabila bekerja sendiri. (5) Penilaian Autentik Mengukur pengetahuan atau ketrampilan siswa. Mempersyaratkan penerapan pengetahuan atau ketreampilan Penilaian produk atau kinerja Tugas-tugas kontekstual dan relevan Proses dan produk, keduanya diukur. (6) Refleksi Cara-cara berpikir tentang apa-apa yang telah dipelajari. Mereviu dan merespon kejadian, aktivitas dan pengalaman Mencatat apa yang tealah dipelajari, bagaimana kita merasakan ide-ide baru. Dapar berupa jurnal, diskusi, maupn hasil karya. Proses refleksi dapat dimulai dari menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana sepeti : a. Apa yang telah saya lakukan ? b. Bagaimana saya merasakannya ? c. Mengapa saya merasakan seperti ini ? d. Apakah yang terjadi merupakan hal yang terbaik ? e. Adakah sesuatu hal yang telah terjadi dapat saya lakukan dengan lebih baik ? f. Apabila saya melakukan lagi apa perbedaan yang akan saya lakukan ? Pemodelan Berpikir sambil mengucapkan dengan keras proses berpikir anda Mendemontrasikan bagaimana anda menginginkan para siswa belajar Melakuakn apa yang anda inginkan agar para siswa belajar. Melakukan apa yang anda inginkan agar siswa melakuan. II. Pendekatan PAKEM. Apakah PAKEM ?

(7)

PAKEM merupakan singkatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru wajib menciptakan suasana yang konduksif (mendukung) sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar yang merupakan proses aktif dari si pebelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima pengetahuan dari kucuran ceramah guru. Kreatif juga dimaksudkan untuk meciptakan proses pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif artinya tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajarannya berlangsung sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan yang harus dicapai. Menyenangkan artinya suasana selama proses pembelajaran berlangsung menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar. Secara garis besar pendekatan PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut : a. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekan pada belajar melalui berbuat. b. Guru menggunakan berbagai alat Bantu dan cara membangkitkan semangat, menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran yang menarikm menyenangkan dan cocok bagi siswa. c. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan pojok baca d. Guru menerapkan pembelajaran yang kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. e. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. Pelaksanaan pendekatan PAKEM perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 1. Memahami sifat yang dimiliki anak/siswa. Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimijinasi. Kedua sifat itu dimiliki oleh anak kota, anak desa, anak orang kaya, anak orang miskin dan kedua sifat itu juga merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Oleh sebab itu kegiatan pembelajaran yang merupakan lahan perlu diolah sehingga subur untuk mengembangkan kedua sifat tersebut. Misalnya guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, guru mendorong anak untuk melakukan percobaan , 2. Mengenal siswa secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan yang berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dengan kemapuan yang berbeda, semua siswa dalam kelas tidak selalu melakukan kegiatan yang sama. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya sebagai tutor sebaya. Dan dengan mengenal kemampuan siswa guru dapat membantu siswa bila mengalami kesulitan sehingga belajar siswa tersebut dapat optimal. 3. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian. Sebagai mahluk sosial, anak dalam bermain selalu berpasangan /berkelompok. Perilaku itu dapat dimanfaatkan dalam pengorganisan belajar, misalnya dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu siswa dapat bekerja berkelompok. Dalam berkelompok siswa dapat berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun siswa juga perlu menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya juga berkembang. 4. Mengembang kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah. Berpikir kristis, kreatif berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang telah ada pada diri siswa yang telah diberikan Tuhan. Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban mengembangkan kemampouan tersebut dengan sering mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka jangan pertanyaan yang bersifat tertutup. 5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. ruang kelas yang menarik dapat untuk memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirai bagi siswa yang lain. Untuk membuat ruang kelas yang menarik dapat dilakukan dengan memajang hasil karya siswa baik secara individual /berpasangan /berkelompok dan dapat berupa gambar. peta, diagram, puisi, model. 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik, sosial dan budaya) merupakan sumber belajar dan dapat meningkatkan ketrampilan siswa (mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, membuat tulisan, membuat gambar/diagram dll) 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.Pemberian umpan balik merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik lebih mengukapan kekuatan dari pada kelemahan siswa, sehingga siswa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas berikutnya. 8. Membedakan aktif fisik dan aktif mental. Pada umumnya guru sudah merasa puas jika para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apa lagi jika kursi dan meja diatur berkelompok dan siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah merupakan pendekatan PAKEM. Aktif mental (sering bertanya, mengungkapkan gagasan dll)) lebih diinginkan dari aktif fisik. Agar aktif mental dapat berkembang maka rasa tidak takut (ditertawakan. dimarahi jika salah, disepelekan dll)

perlu ditumbuhkan dengan cara menghilangkan penyebab rasa takut tersebut timbul. III. Pembelajaran berorientasi Kecakapan Hidup (life skill) Pembelajaran sebaiknya dapat mengembangkan potensi dasar siswa agar berani menhadapi berbagai problema tanpa rasa tertekan, menimbulkan kemapuan serta kemampuan. Hal itu dapat dilaksanakan dengan membekali siswa kecakapan hidup, yang berupa hasil belajar yang berupa keberanian untuk menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar.tanpa rasa tertekan dan secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang dapat mensinergikan beberapa mata pelajaran menjadi kecakapan hidup yang diperlukan seseorang dimanapun dia berada, bekerja atau tidak bekerja dan apapun profesinya. Pembelajaran yang berorientasi kecakapan hidup bertujuan : 1. Mengaktualisasikan potensi siswa sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi. 2. Merancang pembelajaran agar berfungsi bagi kehidupan siswa dalam menhadapi kehidupan dimasa mendatang. 3. Memberi kesempatan bagi sekolah untuk megembangkan pembelajaran yang fleksibel dengan prinsip pendidikan berbasis luas atai Broad Base Education(BBE) yang tidak hanya berorientasi pada bidang akademik. 4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakat sesuai dengan prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Pertemuan Minggu ke 9 dan 10 A. Kompetensi Dasar : Memahami model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran berdasarkan masalah B. Indikator : * melakukan model pembelajaran langsung * melakukan model pembelajaran kooperatif * melakukan model pembelajaran berdasarkan masalah. C. Pokok Bahasan : Model Pengajaran Langsung mempunyai 3 ciri yaitu : 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau tahapan alur kegiatan 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar Tahapan / langkah-langkah Pengajaran Langsung No Fase Peran Guru

Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa Mendemonstrasikan pengetahuan atau ketrampilan Membimbing pelatihan

Menjelaskan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempesiapkan siswa untuk belajar Mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

3 4

Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas Mengecek pemaham dan dengan baik, memberi umpan balik. memberikan umpan balik Guru memberi kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan Memberikan kesempatan pada situasi yang lebih kompleks dan pada untuk pelatihan lanjutan kehidupan sehari-hari.

Melaksanakan Pengajaran Langsung 1. Tugas Perencanaan a. Merumuskan tujuan b. Memilih isi c. Melakukan analisis tugas d. Merencanakan waktu dan ruang 2. Tugas-tugas interaktif a. Memberitahukan Tujuan dan menyiapkan siswa untuk belajar b. Presentasi dan demonstrasi c. Menyediakan latihan terbimbing Pedoman dalam memberikan umpan balik 1. Berikan umpan balik ssegera mungkin setelah latihan 2. Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik 3. Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa 4. Berikan pujian dan umpan balik pada kunerja mereka 5. Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana yang benar Model pembelajaran kooperatif Pembelajaran Kooperatif merupakan ide lama pada zaman yunani kuno seorang filosofi berpendapat bahwa untukdapat belajar seseorang harus memiliki pasangan/teman.. Dari situlah pemebelajaran kooperatif berkembang pada abad ke 20. Semua model pembelajaran ditandai adanya stuktur tugas, struktur tujuan, sturktur penghargaan.

Struktur tujuan suatu pelajaran adalah jumlah saling ketergantungan yang dibutuhkan siswa pada saat mereka mengerjakan suatu tugas. Ada 3 macam struktur tujuan yaitu : 1. Struktur tujuan individualistik 2. Sturktur tujuan kompetitif 3. Struktur tujuan kooperatif Demikian pula struktur penghargaan juga ada 3 macam yaitu : 1. Struktur penghargaan individul 2. Stukrtur penghargaan kompetitif 3. Struktur penghargaan koopeatif Pembelajaran Kooperatif dicirikan pada struktur tugas dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif bahwa dalam kelompoknya, siswa : 1. Harus beranggapan sehidup, sepenanggungan bersama 2. Bertanggung jawab atas segala sesuatunya di dalam kelompok, seperti milik sendiri. 3. Memandang bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama. 4. Membagi tugas & tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompok. 5. Akan diberi evaluasi dan penghargaan/hadiah 6. Berbagi kepemimpinan dan butuh keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar berlangsung. 7. Akan diminta pertanggungasn jawab secara individu tentang materi yang ditangani dalam kelompok. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menutaskan materi belajar. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah 3. Bila mungkin, anggota kelompok juga berasal dari ras, budaya, suku dan jenis yang berbeda-beda. 4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individual, Sintaks / Tahapan / Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif No 1 Fase / Langkah Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Tingkah Laku Guru Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dacapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar

Menyajikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan cara demonstrasi atau lewat baha bacaan Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara mebentuk belajar dan membentu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengejakan tugas mereka. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Mecari cara-cara untuk menghargai, baikupaya maupu hasilbelajar individu dan kelompok.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok bekerja dan belajar Evaluasi

Memberikan penghargaan

1.

2.

Empat variasi dari model pembelajaran kooperatif STAD (Student Teams Achievement Divisin) Merupakan pendekatan yang paling sederhana Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil @ 4-5 anak Tiap kelompok heterogen Tiap anggota menggunakan LKS/perangkat lainnya Saling menbantu satu sama lain melalui tutorial, diskusi dll Secara individual tiap 1 atau 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis diskor, dan tiap individu diberi skor perkembangan (berdasarkan seberapa jauh skor itu melewati skor yang lalu) Tiap minggu diumumkan skor perkembangan tertinggi yang telah dicapai siswa, JIGSAW Kelompok asal (Tiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota yang heterogen) Klp. Asal I A1 B1 C1 A2 I B2 C2 A3 I B3 C3

Klp. Ahli I A1 A2 A3 B1 I B2 B3 C1 I C2 C3

Klp. Asal I A1 B1 C1 A2 II B2 C2 A3 I B3 C3

3.

Group Investigation (Investigasi Kelompok) Siswa terlibat dalam perencanaan, baik tentang topik maupun bagaimana jalannya percobaan siswa dibagi dalam kelompok-kelompol kecil ( 5-6 anggota) Siswa harus diajari dahulu tentang ketrampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik. Siswa memilih topik atau sub topik yang hendak diselidiki, melakukan penyelidikan, menganalisis dan sintesis serta mempresentasikannya kepada kelas. Pendekatan struktural (Struktural approach) Hampir sama dengan sebelumnya tetapi lebih menekankan pada penggunaan struktural tertentu untuk mempengaruhi pola interaksi. Masing-masing struktur tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan perolehan akademik dan untuk menganjarakan ketrampilan sosial/kelompok. Model Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBI) Pengajaran berdasarkan masalah merupakan penyajian kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermaknayang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuari. Ciri-ciri PBI

4.

1.

Mengajukan pertanyaan/masalah. Masalah yang diajukan masalah yang diajukan sesuai dengan kehidupan nyata (autentik) siswa, menghindari jawaban sederhana dan memungkinkan adanya berbagai solusi untuk situasi itu. Berfokus pada kerkaitan antar disiplin. Masalah yang akan diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata sehingga pemecahannya, siswa meninjau dari berbagai mata pelajaran atau dari berbagai disiplin ilmu. 3. Penyelidikan autentik.

2.

PBI mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Siswa diwajibkan menganalisis dan merumuskan masalah , mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan percobaan (jika diperlukan), membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan 5. Menghasilan produk/karya dan memamerkannya. PBI menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam nemtuk karya nyata dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Kerja sama. PBI dicirikan adanya kerja sama antar siswa untuk memberikan motivasi agar secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tuga kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuari dan dialog serta mengembangkan ketrempilan sosial dan keterampilan berpikir. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar PBI dirancang untuk membantu siswa menmgembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dankerampilan intelektual. 1. Keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah. PBI mmungkinakan siswa untuk memiliki keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi 2. Pemodelan peranan orang dewasa. PBI membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar pentingnyaperan orang dewasa. 3. Pebelajar yang otonom dan mandiri. PBI memmungkinkan siswa menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri, melalui bimbingan guru dalam mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh siswa sendiri, dan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri. Sintak / Tahapan / Langkah-langkah PBI No 1 Fase / tahapan Orientasi siswa kepada masalah Tingkah laku guru Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masakah yang dipilihnya Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasaikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatakan penjelasan

6.

2 3

Mengorganisasi siswa untuk belajar Membimbing individual maupun kelompok

dan pemecahan masalah 4 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membagi mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.

Pertemuan Minggu ke 11 A. Kompetensi Dasar : Mampu memahami pengertian Rencana Pembelajaran B. Indikator : * menjelaskan persyaratan dalam membuat Rencana Pembelajaran. * menjelaskan syarat dan isi rencana pembelajaran C. Pokok Bahasan : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran : Syarat membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Pertemuan Minggu ke 12 Kompetensi Dasar : Mampu memahami pengertian LKS Indikator : * menyebutkan manfaat LKS * menjelaskan syarat LKS yang baik. * membuat LKS C. Pokok Bahasan : Manfaat LKS : KBM berpusat pada siswa Mengembangkan ketrampilan proses Mengembangkan sikap ilmiah Memantau apakah indicator yang direncanakan tercapai atau belum. Syarat LKS yang baik : Memenuhi syarat didaktik - Memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga dapat digunakan siswa yang lamban, menengah dan yang cepat. - Penekanan pada menemukan konsep - Memiliki variasi stimulus media (menulis, menggambar, melakukan percobaan, berdiskusi dengan teman dll)

- Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan estitika pada siswa. - Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa. - Syarat Konstruksi : - Menggunakan bahasa yang sesuai tingkat kedewasaan. - Menggunakan struktur kalimat yang jelas. - Menghindari pertanyaan yang terbuka. - Menggunakan lebih banyak ilustrasi dari pada kata-kata - Mempunyai tujuan yang jelas dan sebagai sumber motivasi - Syarat Teknis : - Tulisan menggunakan huruf cetak - Menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah denga jawabannya. - Gambar dapat menyampaikan pesan/isi. - Penampilan menarik. - Perbandingan antara gambar dan keterangan yang sesuai.

Pertemuan Minggu Ke 13 & 14 A. Kompetensi Dasar : Mampu membuat rencana pembelajaran dan LKS Indikator : * membuat rencana pembelajaran dan LKS C. Pokok Bahasan : - Pembahasan tugas membuat rencana pembelajaran dan LKS dalam kelompok

You might also like