You are on page 1of 35

PROFIL

KOPERASI BIOENERGI NASIONAL

( KOBINAS )
PROFIL
KOPERASI BIOENERGI NASIONAL
( KOBINAS )

I. LATAR BELAKANG
1. Krisis energi yang melanda dunia mengakibatkan beberapa negara
besar termasuk Amerika Serikat mengalami kepanikan dengan krisis
energi ini.
2. Indonesia sebagai negara peng -impor BBM untuk kebutuhan dalam
negeri mengalami pengaruh buruk dengan adanya krisis energi
tersebut.
3. Pengaruh buruk sangat mendasar yang langsung dapat dirasakan ole h
Indonesia antara lain :
a. Pemerintah terpaksa harus menaikan harga BBM;
b. Biaya transportasi, produksi barang dan jasa meningkat;
c. Harga barang kebutuhan rakyat sehari-hari melonjak naik;
d. Angka jumlah kemiskinan rakyat semakin meningkat;
e. Daya beli masyarakat semakin berkurang.
4. Bahwa krisis energi tersebut harus segera diakhiri, dan untuk
mengakhiri krisis tersebut, pemerintah bersama -sama segenap
komponen bangsa harus bangkit menanggulangi krisis energi ini.
5. Konsep bioenergi yang diperkenalkan oleh pemerintah melalui
biodiesel yakni bahan bakar sejenis solar yang menggunakan bahan
baku jarak pagar (jatropha), adalah merupakan solusi cerdas dan
tepat untuk mengatasi krisis energi.
II. TANTANGAN DAN PELUANG

1. Kutipan Pidato Presiden RI (DR. Susilo Bambang Yudhoyono) tangga l


30 April 2008 ”Krisis energi dunia harus memacu bangsa Indonesia
untuk mengadakan penguatan energi dan peningkatan produksi
pangan, Indonesia memiliki banyak lahan tidur dan lahan yang
terlantar, Indonesia memerlukan investasi dan mewujudkan
perekonomian yang ber-keadilan bagi Rakyat indonesia”
2. Kebutuhan jutaan kilo liter biodiesel untuk Indonesia dan permin taan
biodiesel untuk pasar dunia sangat memungkinkan bagi Indonesia
untuk konsentrasi mengolah kekayaan alam yang melimpah ruah
untuk dijadikan sumber energi terbarukan menggantikan energi bah an
fosil yang pada saat tertentu akan punah.
3. Jutaan hektar lahan tidur dan lahan terlantar akan menjadi lahan
produktif apabila memperoleh sentuhan tangan para ahli yang
professional dengan dukungan investasi dari pihak pengusaha
multinasional yang sudah berkomitmen untuk bekerjasama dengan
Badan Hukum Koperasi.
4. Bahwa musibah yang melanda dunia termasuk di Indonesia dengan
adanya krisis energi tersebut harus disikapi secara arif dan pos itif,
seperti kata pepatah ”Setelah gelap terbitlah terang”
5. Jadikan musibah krisis energi di dunia ini sebagai suatu hikmah,
Indonesia harus bangkit melawan krisis energi ini dengan semanga t
mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia antara lain melalui proses
pemanfaatan tanaman jatropha untuk biodiesel.
6. Badan hukum yang tepat untuk mengelola usaha tersebut sesuai
dengan amanat pidato bapak Presiden RI yakni ”mewujudkan
perekonomian yang ber -keadilan bagi Rakyat Indonesia ” Badan
hukum atau badan usaha tersebut adalah KOPERASI yang diberi nama
Koperasi Bioenergi Nasional, disingkat KOBINAS.
III. DASAR HUKUM
Dasar Hukum Pengelolaan Usaha Bioenergi dengan Badan Hukum
Koperasi adalah mengacu Kepada Konstitusi Negara Kesatuan Republ ik
Indonesia yakni, UUD 1945, Pasal 33, ayat (1).

“ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas


asas kekeluargaan “

Undang-Undang Republik Indonesia No . 25 Tahun 1992, tentang


Perkoperasian.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2007, tentang Energi


dan Permen ESDM No : 32 Tahun 2008, tanggal 26 September 2008.

Pengesahan Badan Hukum KOBINAS oleh Menteri Koperasi dan UKM


RI No : 803/BH/MENEG.I/IX/2008, tanggal 8 September 2008.

Akta KOBINAS yang dibuat oleh Notaris Mina Ng, SH dibawah No. : 9,
tanggal 25 Juni 2008.
IV. PROFIL KOBINAS

1. NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU


a. Koperasi ini adalah Koperasi Primer Nasional yang di beri nama
Koperasi Bioenergi Nasional, disingkat KOBINAS;
b. KOBINAS mempunyai wilayah kerja se-Indonesia.
Bekedudukan dan berkantor pusat di Jakarta, dengan alamat
lengkap : Jl. Jeruk Raya Nomor 1, Kelurahan Jagakarsa,
Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan 12620 . Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
c. KOBINAS Didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

2. LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP


a. KOBINAS berlandaskan Pancasila dan UUD 1945;
b. KOBINAS berazaskan kekeluargaan;
c. KOBINAS melaksanakan prinsip-prinsip Koperasi yaitu :
- keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
- pengelolaan dilakukan secara demokratis;
- pembagian SHU dilakukan secara adil;
- kemandirian, pendidikan perkoperasian, dan
- bekerjasama antar koperasi.
d. Dalam melaksanakan usaha berdasarkan prinsip ekonomi.

3. TUJUAN, FUNGSI DAN PERAN KOBINAS


a. KOBINAS didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan anggota dan masyarakat luas;
b. KOBINAS berfungsi untuk membangun potensi anggota,
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial;
c. KOBINAS mempertinggi kualitas kehidupan anggota dan
masyarakat;
d. KOBINAS memperkokoh perekonomian rakyat secara nasional
dengan Koperasi sebagai soko guru-nya;
e. KOBINAS berusaha mewujudkan perekonomian rakyat
berdasarkan asas kekeluargaan dan demokratis.
4. KEGIATAN USAHA
Untuk mencapai tujuan tersebut KOBINAS menyelenggarakan usaha
sebagai berikut :
a. Mendirikan usaha industri pengolahan bahan bakar terbarukan
atau bioenergi dari tanaman jarak pagar, singkong karet, dan
tanaman lain yang mengandung unsur bahan bakar, mulai dari
proses pembibitan tanaman, pemeliharaan tanaman sampai
dengan proses pengolahan hasil tanaman;
b. Menyelenggarakan usaha perdagangan bioenergi yang diproduksi
KOBINAS untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri dan
kebutuhan ekspor;
c. Menyelenggarakan kemitraan dengan perusahaan dalam dan luar
negeri, dengan para petani dan perusahaan lokal yang terkait
usaha pengolahan dan perdagangan bioenergi;
d. Menyelenggarakan usaha jasa konsultasi dan pendampingan;
e. Menyelenggarakan usaha jasa angkutan dan penyediaaan alat atau
sarana produksi pengolahan bioenergi;
f. Menyelenggarakan DIKLAT sumber daya manusia (SDM) dan
sumber daya alam (SDA) pada bidang pengolahan dan
perdagangan bioenergi dan diklat perkoperasian.
5. KEANGGOTAAN

a. Warga Negara Indonesia;


b. Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan
hukum;
c. Mempunyai pekerjaan sebagai pengusaha, petani, konsultan dan
profesional;
d. Bertempat tinggal di seluruh wilayah administrasi pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
e. Menyetujui isi AD/ART KOBINAS & peraturan lainnya yang
berlaku di KOBINAS;
f. Menyatakan kesanggupan membayar kewajiban keuangan yang
ditetapkan KOBINAS;
g. Mempunyai kesanggupam untuk senantiasa ber-AKHLAK MULIA.

Hak dan Kewajiban Anggota diatur dalam AD/ART KOBINAS.


IV. MANAJEMEN KOBINAS
KOBINAS dikelola oleh suatu team manajemen yang terdiri dari :
1. PENASIHAT.
1.1. Ketua : Drs. H.M. Irsyad Sudiro, M.Si
1.2. Anggota : Dra. Salmawati
1.3. Anggota : Indra Sjafril
2. PENGAWAS.
2.1. Ketua : Ir. Yuliot
2.2. Anggota : Ir. Jamaluddin, MP
2.3. Anggota : Yaya Sunarya, SH

3. PENGURUS.
3.1. Ketua Umum : H. Marthias Dawi, MBA
3.2. Waketum I : Drs. Djamudin, MM
3.3. Waketum II : Iskandar Hadi, SE
3.4. Sekr. Umum : Kostia Permana
3.5. Wasekum : Drs. Acep Muhib, MM
3.6. Bend. Umum : Ir. Mohammad Soleh Hamid
3.7. Wabendum : Drs. Malidu Ahmad
STRUKTUR ORGANISASI
KOPERASI BIOENERGI NASIONAL
RAPAT ANGGOTA

PENASIHAT PENGURUS PENGAWAS

Drs.HM.Irsyad Sudiro, M.Si Ketua Umum Ir. Yuliot


Dra. Salmawari Ir. Jamaluddin, MP
H. Marthias Dawi, MBA
Indra Sjafril Yaya Sunarya, SH

Wakil Ketua Umum Wakil Ketua Umum


Drs. Djamudin, MM H. Iskandar Hadi, SE

Sekretaris Umum Bendahara Umum


Kostia Permana Ir. Moh. Soleh Hamid

Wakil Sekr. Umum Wakil Bend. Umum

Drs. Acep Muhib, MM Drs. Malidu Ahmad


4. TUGAS DAN KEWAJIBAN PENGURUS
a. Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha KOBINAS;
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
KOBINAS;
c. Mewakili Koperasi baik didalam maupun diluar pengadilan;
d. Mengajukan rencana kerja, anggaran pendapatan dan belanja
KOBINAS;
e. Menyelenggarakan Rapat Anggota serta memepertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas kepengurusannya;
f. Menyelenggarakan dan memelihara buku-buku daftar anggota,
daftar pengurus dan buku-buku lainnya yang diperlukan;
g. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventarisasi
secara teliti, tertib dan teratur;
h. Memutuskan penerimaan Anggota baru, penolakan Anggota serta
pemberhentian Anggota KOBINAS;
i. Memberikan penjelasan dan keterangan kepada Anggota
mengenai jalannya organisasi dan usaha Koperasi;
j. Memelihara kerukunan diantara Anggota dan mencegah segala
hal yang akan menyebabkan perselisihan.
5. PENGAWAS
Pengawas KOBINAS adalah Anggota yang memenuhi syarat :
a. Jujur dan berdedikasi terhadap KOBINAS;
b. Memiliki keterampilan/wawasan di bidang pengawasan;
c. Menjadi Anggota aktif sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
d. Tidak mempuyai hubungan keluarga yang sedarah dan semenda
sampai derajat ketiga dengan anggota Pengawas lainnya
terutama dengan Pengurus KOBINAS;
e. Pengawas bertugas untuk :
- Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan KOBINAS sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali;
- Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan dan
disampaikan kepada Pengurus dengan tembusan kepada
Pemerintah.
- Dalam melaksanakan fungsi dan jabatannya, Pengawas
berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan Keputusan
Rapat Anggota.
6. PENASIHAT

a. Untuk kepentingan KOBINAS, Rapat anggota mengangkat


Penasehat.
b. Rapat Anggota dapat mengangkat dari unsur Anggota dan/atau
bukan Anggota.
c. Penasehat yang ditunjuk adalah orang yang mempunyai keahlian
sesuai dengan kepentingan kelembagaan dan usaha Koperasi.
d. Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan uang
jasa atau honorium sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota.
e. Penasehat dapat memberikan saran / anjuran pada Pengurus dan
Pengawas untuk kemajuan KOBINAS baik diminta atau tidak
diminta.
V. ASPEK MANAJEMEN
• Pengurus Inti (Eksekutif) terdiri dari : Ketua Umum, Wakil Ketua Umum
I dan II, Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum, Bendahara
Umum dan Wakil Bendahara Umum. Berkedudukan di Jakarta,
mengendalikan kebijakan dan operasional Koperasi
• Pelaksana Operasional adalah Perwakilan KOBINAS di daerah atau
Sektor Kegiatan yang dipimpin oleh Kepala Perwakilan atau Kepala
Sektor dengan dibantu oleh beberapa staf, untuk mengkoordinasika n
kegiatan teknis oleh satuan operasional yang diberi nama Cabang atau
Cluster (Klaster). Sektor berkedudukan di Provinsi dan/atau bagi an dari
Provinsi, melaksanakan tugas operasional di tingkat sektor
• Setiap perwakilan atau s ektor dapat mengkoordinasikan/membawahi
beberapa cabang atau klaster. Satu cabang atau klaster mengelola
lahan pertanian jarak pagar minimal 200 ha dan maksimal 5.000
ha/klaster. Cabang atau k laster berada dalam satu daerah dan/atau
beberapa daerah kabupaten/kota di Indonesia, sebagai pelaksana t eknis
operasional lapangan yang membawahi beberapa Kelompok Tani Jarak ,
Kelompok Tani membina anggota/petani mulai dari proses pembibita n,
penyemaian, pemeliharaan, panen, dan pengiriman hasil tanam jara k
pagar kepada Cabang atau Klaster dan/atau Perwakilan atau Sektor.
VI. HASIL DATA AWAL & RENCANA SURVEY

• KOBINAS SUDAH MENDATA DIHAMPIR 15 PROVINSI


TENTANG KETERSEDIAAN LAHAN.
• KOBINAS AKAN MEMBERIKAN INFORMASI AWAL KEPADA
CALON INVESTOR TENTANG KETERSEDIAAN HAMPARAN
LAHAN UNTUK BISA DITANAM JATROPHA.
• KOBINAS AKAN MENYIAPKAN PETA LOKASI KEMUDIAN
BERSAMA-SAMA DENGAN INVESTOR DAN TEAM AHLI
PERTANAHAN MELAKUKAN SURVEY KELOKASI.
• HASIL SURVEY TEAM AHLI SEBAGAI LANGKAH AWAL
PENENTUAN PROYEK TERSEBUT BISA DILANJUTKAN ATAU
TIDAK.
VII. HASIL SURVEY LAHAN

• LAPORAN TENTANG SAMPLE TANAH YANG DIAMBIL


DILOKASI APAKAH COCOK UNTUK DITANAM JATROPHA
ATAU TIDAK.
• KETINGGIAN LOKASI LAHAN BERAPA METER DARI ATAS
PERMUKAAN LAUT
• CURAH HUJAN PER TAHUN YANG DATANYA BISA DIMINTA DI
BADAN METEOROLOGI DAN GEOPISIKA DAERAH SETEMPAT
• KELEMBABAN UDARA
VIII. PERANAN KOBINAS

• KOBINAS AKAN MEMPROSES SURAT-SURAT DUKUNGAN


KEPALA DESA DAN CAMAT YANG MENYATAKAN LAHAN
SIAP UNTUK DITANAM JATROPHA DAN ADANYA
KETERSEDIAAN LAHAN YANG DIBUTUHKAN.
• SURAT PENGARAHAN LAHAN (IZIN PRINSIP) DARI
BUPATI/WALIKOTA UNTUK PERKEBUNAN JARAK (CQ.
DINAS PERTANAHAN).
• SURAT KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG IZIN
LOKASI PERKEBUNAN JARAK.
• SURAT IZIN USAHA PERKEBUNAN JARAK DARI BUPATI/
WALIKOTA (CQ. DINAS PERKEBUNAN).
• AMDAL (ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN)
IX. PERANAN PEMERINTAH

KUTIPAN DARI PASAL 21 AYAT (2) & (3) UU NO : 30/2007,


TENTANG ENERGI:
• PEMANFAATAN ENERGI BARU DAN ENERGI TERBARUKAN WAJIB
DITINGKATKAN OLEH PEMERINTAH (PUSAT) DAN PEMERINTAH
DAERAH SESUAI DENGAN KEWENANGANNYA

• PEMANFAATAN ENERGI DARI SUMBER ENERGI BARU DAN


SUMBER ENERGI TERBARUKAN YANG DIKELOLA OLEH BADAN
USAHA, BENTUK USAHA TETAP, DAN PERSEORANGAN DAPAT
MEMPEROLEH KEMUDAHAN DAN/ATAU INSEN TIF DARI
PEMERINTAH (PUSAT) DAN PEMERINTAH DAERAH SESUAI
DENGAN KEWENANGANNYA UNTUK JANGKA WAKTU TERTENTU
HINGGA TERCAPAI NILAI KEEKONOMIANNYA.
X. PERANAN INVESTOR

• BEKERJA-SAMA DENGAN KOBINAS DALAM BENTUK PINJAMAN


KOMERSIL KEPADA PETANI BAIK BERUPA TANAMAN DAN NON
TANAMAN.
• MENDIRIKAN INVESTASI/MEMBANGUN PABRIK MINYAK
JARAK MURNI ATAU BIODIESEL BERIKUT DENGAN PRODUK
SAMPINGAN-NYA.
• MEMBELI SELURUH BIJI JARAK KELOMPOK TANI BINAAN
KOBINAS
• BERKAITAN DENGAN SELURUH PERIZINAN UNTUK
KEPENTINGAN INVESTOR, KOBINAS AKAN MEMBANTU
MEMPROSESNYA KEPADA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
CQ. DEPARTEMEN TEKNIS TERKAIT DAN/ATAU PEMERINTAH
DAERAH.
XI. BENTUK BADAN USAHA

• INVESTOR MENDIRIKAN SEBUAH PERUSAHAAN PENANAMAN MODAL


ASING (PMA), ATAU PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN)
DENGAN LEGALITAS IZIN DARI BKPM (BADAN KOORDINASI
PENANAMAN MODAL).
• IZIN TERSEBUT DIATAS ADALAH DENGAN MAKSUD MENDIRIKAN
PABRIK BIODIESEL ATAS DASAR KERJASAMA INVESTOR KOBINAS
DENGAN PERBANDINGAN SAHAM SESUAI KESEPAKATAN.
• KOBINAS SEBAGAI MANAGEMEN PERKEBUNAN MELAKUKAN PEMBINAAN
DAN PENYULUHAN KEPADA KELOMPOK TANI.
• JIKA DIKEHENDAKI TEAM INVESTOR DAPAT MEMPERBANTUKAN TENAGA
AHLI KEPADA KOBINAS UNTUK MELAKUKAN PEMBINAAN DAN
PENYULUHAN.
• UNTUK PEMBIAYAAN MANAGEMEN DAN KELANGSUNGAN OPERASIONAL
KOBINAS PUSAT SAMPAI KEPADA PERWAKILAN/SEKTOR DAN CABANG/
KLASTER, MAKA INVESTOR MENCADANGKAN COST OPERATIONAL
SEBESAR 5 % DARI HARGA BELI BIJI JARAK.
SISTEM KOORDINASI INVESTASI

INVESTOR PEMERINTAH PUSAT


ASING = PMA
LOKAL = PMDN PEMERINTAH DAERAH

KOBINAS PUSAT

Sektor Sektor Sektor

Cluster Cluster
XII. PEMBIAYAAN

• BIAYA PROSES SURAT -SURAT IZIN TERSEBUT SAMPAI DENGAN


DIMULAINYA USAHA PENANAMAN JATROPHA SELUAS 20.000
HEKTAR ATAU LEBIH.
• PEMBENTUKAN KOBINAS PERWAKILAN/SEKTOR ATAU CABANG/
KLASTER YANG SELANJUTNYA AKAN BERTUGAS MENDATA
SELURUH PETANI YANG AKAN DI IKUT SERTAKAN DIDALAM
PROGRAM PERKEBUNAN JATROPHA BINAAN KOBINAS
DITETAPKAN DENGAN SURAT KEPUTUSAN KOBINAS PUSAT.
• RDKK (RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK) BERUPA
PINJAMAN KOMERSIL KEPADA KELOMPOK TANI
XIII. KALKULASI PINJAMAN PETANI
I. PINJAMAN UNTUK TANAMAN ( per hektar ) :
1. Bibit Siap Tanam @ Rp. 500 x 2500 phn/ha Rp.1.250.000.-
2. Biaya Pupuk Kandang 625.000 /ha Rp. 625.000.-
3. Biaya Pupuk Organik 500.000 /ha Rp. 500.000.-
Sub total pinjaman untuk tanaman Rp. 2,375,000.-

II. PINJAMAN UNTUK NON TANAMAN : ( per Hektar)


1. Biaya Pengolahan (100 HOK)/ha Rp. 1.500.000.-
2. Biaya Penanaman & Perawatan: (50 HOK)/ha Rp. 750.000.-
3. Biaya Umum 150.000/ha Rp. 150.000.-
4. Biaya Asuransi 1,5 % Rp. 35.625.-
5. Biaya Jasa Manajemen dan Jasa lain 5% Rp. 118.750.-
Sub total pinjaman untuk Non Tanaman Rp. 2.554.375.-

III. TOTAL PINJAMAN PETANI Rp. 4.929.375.-


XIV. KUNCI SUKSES
KEBERLANGSUNGAN
BISNIS BIODIESEL
PASOKAN BIJI JARAK
PASOKAN BIJI JARAK
KETERSEDIAAN LAHAN PERUNTUKAN
TANAMAN JATROPHA
CARA PENANAMAN SESUAI DENGAN PETUNJUK
TEKNIS TANAMAN UNTUK BUDI DAYA
TANAMAN JATROPHA
KESEJAHTERAAN PETANI DIWUJUDKAN DENGAN
HARGA BELI JATROPHA YANG WAJAR
………………… …… ………………… 2008 . -
Kepada Yth.
KOPERASI BIOENERGI NASIONAL
(KOBINAS)
Jln. Jeruk Raya No.1, Jagakarsa
CONTOH SURAT JAKARTA – SELATAN 12620.

Dengan hormat,
PERMOHONAN Sehubungan dengan Kerja -sama KO PERASI BI OENERGI NAS IONAL (KOBINAS)
deng an pihak Investor yang akan memban gun pabr ik Biodiesel di Provinsi
KELOMPOK TANI ........... .......... , maka bersama ini perkenankanlah kami dari Kelompok Tani Jarak
Pagar (Jatropha Curcas) :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
(sesuai daftar terlampir adalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari permohonan ini), ingin m engajukan permohonan kepada KOBINAS agar
dapat diterima sebagai Kelompok Tani Binaan .
Selanjutnya agar dapat memperoleh kepastian dari KOBINAS dan pendapatan
peng hasilan Kelompok Tani sendiri, maka kami telah bersepakat setuju dan
berjanji :
1. Bersedia untuk menanam Jarak sesuai petunjuk/penyuluhan KOBINAS
pada lahan yang telah diperuntukkan atas nama masing -masing .
2. Menjual seluruh hasil biji jarak yang kami tanam kepada KOBINAS.
3. Berjanji tidak aka n menjual kepada oknum -oknum lain seperti Peng -ijon,
Tengku lak -Tengkulak, dan Makelar lainnya.
4. Harga yang kami tetapkan per Kg biji jarak yang telah dikupas adalah
sebesar Rp.1.000. - (seribu rupiah) franko Sektor KOBINAS setempat.
5. Apabila h arga diatas ternyata lebih rendah dari harga yang ditetapkan
Pemerintah, maka harga yang berlaku adalah harga yang ditetapkan oleh
Pemerintah .
6. Apabila terjadi pelanggaran dari kesepakatan persetujuan dan janji kami,
maka kami bersedia menerima sangsi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah setempat atas dasar besarnya bentuk pelanggaran yang dimaksud.
7. Bersedia mengembalikan pinjaman sesuai dengan RDKK yang akan
dikurangi dari hasil penjualan .

Demikian hal ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasi h.

Hormat kami,

Ketua Kelompok Tani


(Nama jelas, t d .tangan, Materai Rp.6.000. -)

Catatan :
1. Atas permohonan ini tidak dikenakan biaya apapun k ecuali atas beban Materai .
2. Permohonan ini disetujui/tidak disetjui , setelah adanya jawaban tertulis dari K OBINAS
kepada Ketua Kelompok Tani masing -masing dan telah dilegalisir oleh PEMDA kabupaten
setempat .
3. Permohonan ini terdiri dari 3 (t iga) rangkap , asli untuk KOBINAS Pusat, copynya untuk
PEMDA dan pertinggal.
DAFTAR KELOMPOK TANI :
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
Provinsi :
LAMPIRAN No:
N A M A KTP No. SKT/SERTIPIKAT TANDA TANGAN
Urut
NOMOR
PERMOHONAN
KELOMPOK TANI
KETERSEDIAAN LAHAN PERKEBUNAN JATROPHA
YANG BISA DISURVEY SAAT INI

DI PROVINSI JAMBI

• 55.000 HEKTAR

DI KABUPATEN KERINCI

• 25.000 HEKTAR

DI KABUPATEN SAROLANGUN

• 20.000 HEKTAR

DI KABUPATEN MERANGEN

DISULAWESI SELATAN

• 120.000 HEKTAR

DI LUWU RAYA

You might also like