You are on page 1of 26

!

'
!!)AAJ)A TAAA; J



A IV
ANALISA SARINSAN

4.I Tujuon Percoboon
Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (diameter ~ 0,074
mm atau tertahan saringan No.200)
Untuk mengklasiIikasikan tanah

4.Z Teori Dosor
SiIat siIat tanah berbutir (granular soil), sangat dipengaruhi oleh ukuran
butirannya. Salah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah berdasarkan
distribusi ukuran butirannya (gradasinya). Analisa saringan adalah cara mekanis untuk
menganalisa distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (yaitu butiran yang tertahan
saringan No. 200)
Tanah dikeringkan terlebih dahulu kemudian gumpalan - gumpalannya
dipecahkan sampai tidak terdapat lagi butiran yang melekat satu sama lain. Gumpalan
tanah dipecahkan dengan menggunakan palu karet atau menggunakan cawan dan
penumbuk porselin. Setelah itu, disaring dengan satu rangkaian saringan dengan ukuran
tertentu, disusun mulai yang kasar sampai yang halus.

Rumus yang digunakan adalah :
Persen tertahan berat tertahan : berat total 100
Jadi,
tertahan
Wtotal
Wtertahan

100
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Distribusi ukuran butiran tanah digambarkan pada graIik semilogarithmic
dimana sumbu vertikal menunjukkan persen lolos saringan dan sumbu mendatar (dalam
skala logaritma) menunjukkan ukuran butiran.

KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN








Ukuran eIektiI, koeIisien keseragaman,koeIisien gradasi.
D
10
diameter butiran yang bersesuaian dengan 10 lebih halus (lolos ayakan) disebut
ukuran eIektiI (eIIective size)
D
30
diameter butiran yang bersesuaian dengan 30 lebih halus (lolos ayakan)
D
60
diameter butiran yang bersesuaian dengan 60 lebih halus (lolos ayakan)
Indikasi penyebaran (range) dari ukuran butiran dinyatakan oleh koeIisien keseragaman
(uniIormly coeIIicient) :
C
U
10
60


Nilai C
U
yang besar menunjukkan bahwa rentang ukuran D
60
dengan D
10
besar. Bentuk kurva
antara D
60
dan D
10
ditandai oleh D
30
dan koeIisien gradasi C
C
(coeIIicient oI gradation) :
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



C
C
10 60
2
30

-

C
U
~ 4 (untuk kerikil)
C
U
~ 6 (untuk pasir ) dan C
C
antara 1-3, tergolong bergradasi baik ( well graded)

4.3 AIof Yong Digunokon
1. Satu set saringan
2. Alat pengguncang saringan ( sieve shacker )
3. Penadah dan penutup saringan
4. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,1 gram
5. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu 105 5c
6. Cawan untuk menimbang
7. Sikat / kuas untuk membersihkan saringan

4.4 Persiopon SompeI
Saringan secara kering :
1. engambil contoh tanah secukupnya (untuk pasir minimal 500 gram)
2. Contoh tanah dioven pada t 105c s/d 110c , selama 24 jam
3. emisahkan gumpalan tanah dengan menggunakan cawan porselin dan penumbuk
karet, sampai butiran tanah terpisah satu sama lain (tidak ada lagi yang melekat)

Saringan Secara basah :
Bila contoh tanah mengandung butiran halus yang susah dipisahkan (misalnya
mengandung Iraksi lempung).
1. engambil contoh tanah secukupnya (untuk tanah kepasiran minimal 500 gram)
2. Contoh tanah dioven pada t 105c s/d 110c, selama 24 jam
3. enimbang dan mencuci diatas saringan No 200
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



!'
!!)AAJ)A TAAA; J
4. enampung air bekas cucian dan diendapkan untuk percobaan hydrometer
5. yang tertahan saringan No 200 di oven pada t 105c s/d 110c, selama 24 jam
6. emisahkan butiran yang masih melekat dengan menggunakan penumbuk
karet
4.b Coro MeIokukon Percoboon
1. emasang rangkaian saringan didalam alat pengguncang, mulai dari yang paling
kasar sampai yang paling halus.
2. emasukkan contoh tanah kering pada saringan yang paling atas
3. enutup dan jalankan mesin pengguncang saringan selama 10 menit
4. enimbang tanah yang tertahan pada masing masing saringan
5. enghitung presentasi butiran yang lolos pada setiap saringan

Catatan :
Untuk saringan berukuran kasar, ukuran lebar lubang saringan dinyatakan dalam inci.
Untuk saringan halus, dinyatakan dalam nomor saringan. Nomor saringan menyatakan
jumlah lubang dalam setiap inci lebar saringan.












!'
!!)AAJ)A TAAA; J



4.8 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil percobaan, tanah yang diperoleh adalah tanah yang berbutir
kasar. Hal ini terbukti dari banyaknya tanah yang lolos saringan No. 200
kurang dari 50 atau sebesar 8,18 (menurut USCS).Dan dari graIik
diperoleh nilai D60 0,75 mm, D30 0,28 mm, D10 0,12 mm.
2. Dari nilai-nilai diatas maka dapat diperoleh nilai Cu6,25 mm, maka termasuk
kerikil karena nilai Cu Lebih dari 6.
3. Dari nilai-nilai diatas kita juga dapat menghitung nilai Cc 0,87 mm. Karena
Cc tidak memenuhi syarat 1-3 maka, jenis tanah tersebut merupakan tanah
bergradasi buruk.
4. Berdasarkan klasiIikasi AASHTO, tanah yang digunakan dalam praktek
termasuk tanah berbutir kasar karena tanah lolos saringan No. 200 35
yaitu 8,18 . Jadi, berdasarkan pembacaan tabel AASHTO didapatkan tipe
material yang paling dominan yaitu kerikil dan pasir yang berlanau atau
berlempung dengan klasiIikasi kelompok A-1-b.

B. Saran

Dalam melakukan percobaan, sebaiknya saat menimbang benda uji yang
tertahan di atas masing-masing saringan, diusahakan tidak tumpah dan tidak tertinggal
di dalam ayakan. Dan pada saat memisahkan setiap saringan, sebaiknya berhati-hati
agar benda uji tidak berkurang. Sehingga dalam melakukan percobaan dapat diperoleh
data yang lebih teliti.






!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Sumbur AIut yung Digunukun

Confoh soringon
I sef soringon + pengguncong soringon






Sikof soringon Penufup don penodoh


Timbongon
IefeIifion 0,I grom


!'
!!)AAJ)A TAAA; J












Sieve shoker
















!'
!!)AAJ)A TAAA; J



5.8.Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
- Pengujian analisa hidrometer dilakukan untuk tanah berbutir halus atau tanah
yang lolos saringan no. 200 atau ukuran butiran 0.0075 mm.

- Dari hasil percobaan, diperoleh data pada waktu (t) 0,5 menit dan
pembacaan hidrometer 43. Hal ini juga menunjukkan bahwa, semakin kecil
diameter butiran tanah, semakin besar kecepatan pengendapan. Hal ini
ditunjukkan dengan lebih lamanya waktu yang di butuhkan oleh tanah
berdiameter 0.001 mm pada waktu (t) 1440 menit tersebut.

- Pengujian analisa hidrometer dilakukan untuk menentukan distribusi ukuran
butiran tanah yang berbutir halus dengan nilai D yang berkisar antara 0.054
0.001,nilai Finer yang berkisar antara 1477,332 - 665,611 &
Lolos kumulatiI berkisar antara 99,27 - 8,18 .

B. Saran
Dalam pembacaan hidrometer, disarankan antara waktu dan pembacaan hidrometer
dilakukan dengan tepat, agar data yang diperoleh lebih akurat. Kemudian pada waktu
larutan dikocok hindari jangan sampai larutan tumpah.










!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Sumbur AIut yung Digunukun

ok perendom berisi : Cowon don pengoduk (mixer)


I. Tobung pengendopon
(hidromefer jor)
Z. Pengofur suhu
3. ok perendom








Sfop wofch Hidromefer


!'
!!)AAJ)A TAAA; J



8.8 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dalam melakukan percobaan ini jenis tanah dapat ditentukan, apakah tanah
bersiIat plastis atau non plastis. Dari hasil percobaan, diperoleh batas cair (LL)
sebesar 22,10 dan batas plastis (PL) sebesar 14,083 sedangkan indeks plastis
(PI) sebesar 8,017 .
Berdasarkan klasiIikasi AASHTO, tanah yang digunakan dalam praktek
termasuk tanah berbutir kasar karena tanah lolos saringan No. 200 35 yaitu 8,35
. Jadi, berdasarkan pembacaan tabel AASHTO didapatkan tipe material yang paling
dominan yaitu kerikil dan pasir yang berlanau atau berlempung dengan klasiIikasi
kelompok A-2-4.
B. Saran
Dalam merlakukan percobaan sebaiknya menghindari kesalahan-kesalahan yang
bisa saja terjadi antara lain :
- Diameter gulungan yang tidak seragam (Batas Plastis)
- Ukuran homogennya antara tanah dan air suling
- Ketelitian pada saat melakukan penimbangan.









!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Sumbur AIut yung Digunukun








AIof pembuof ceIoh (0rooving fooIs)








AIof bofos pIosfik :
I. ofong pembonding
Z. Cowon penumbuk
3. PeIof koco
4. SpofuIo






Mongkok ofos Coir Cosogronde

AIof bofos coir :


I. Mongkok Cosogronde
Z. 0eIos ukur
3. PeIof koco
4. SpofuIo
5. Cawan

!'
!!)AAJ)A TAAA; J



9.8 Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan perhitungan data, dapat diperoleh berat jenis tanah sebelum
terkoreksi sebesar 2,61 (untuk picnometer 1) dan 2,72 (untuk picnometer 2) sedangkan
berat jenis tanah setelah dikoreksi dengan nilai suhu terkoreksi yaitu 0,9992 adalah 2,65
(untuk picnometer 1) dan 2,75 (untuk picnometer 2). Sehingga diperoleh berat jenis rata
rata tanah sebesar 2,70.

B. Saran
Dalam melakukan percobaan berat jenis tanah, disarankan agar dapat melakukan
penimbangan dengan sangat teliti karena akan mempengaruhi nilai berat jenis tanah yang
akan diteliti. Tanah yang akan diteliti sebaiknya harus benar-benar kering saat dioven.













!'
!!)AAJ)A TAAA; J




Sumbur AIut Yung Digunukun

Mefode pemonoson
I. Picnomefer
Z. Tungku Iisfrik
3. Air suIing
4. Cowon & penumbuk














Timbongon
IefeIifion 0,0I grom

094/0 vakum
1. Picn4m0907
2. P4mpa vakum
!'
!!)AAJ)A TAAA; J
















Tungku Iisfrik













!'
!!)AAJ)A TAAA; J



C 4 Pada =
'
W
'


A IX
ERAT JENIS TANAH
SPESIFIC SRAVITY}

.I Tujuon Percoboon
Untuk mengetahui berat spesiIik butiran tanah (speciIic gravity, Gs) yaitu ratio
antara berat volume tanah dan berat volume air pada temperature 40
0
c
.Z Teori Dosor
Berat jenis atau berat spesiIik butiran tanah (solid) adalah perbandingan antara
berat isi butiran tanah dengan berat isi air suling pada temperature 40C

Gs


Ws berat tanah kering dengan volume padat (tanpa pori-pori) V
Ww berat air dengan volume V
V volume butiran pada tanah volume air
Gs berat jenis butir tanah (speciIic gravity oI soil)
S berat volume tanah (gr/cc), kN/m
3
)
W berat volume air
Volume butiran pada tanah (Vs) adalah sama dengan volume air (Vw) yang dipindahkan
pada saat tanah dimasukkan dalam air. Jadi., bila Vs Vw V pada 4C maka :
!'
!!)AAJ)A TAAA; J




W
S
W
S
W
W
G8 = =



Untuk percobaan yang dilakukan pada Tc, nilai Gs tersebut harus dikoreksi dengan suatu
harga ' sebagai berikut ;
W
S
W
W
G8 -

- = =
W
S


Dimana adalah Iaktor koreksi temperature, apabila pengujian dilakukan pada
temperature TC.

.3 AIof Yong Digunokon
1. Picnometer atau volumetric Ilask 100 ml (lebih teliti bila 500 ml).
2. Desikator.
3. Oven yang di lenkapi dengan pengatur suhu untukmemanasi sampai (110 kurang
lebih 5)C.
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram untuk picnometer 100 ml.
5. Saringan no.4, no 10,no 40 dan seterusnya.
6. Bak perendam.
7. Pompa vacuum (untuk metode vakum).
8. Pemanas (untuk metode pemanasan).
9. Cawan dan penumbuk porselin.
10. Bahan : Air suling.

.4 Persiopon SompeI
1. Saring benda yang akan di periksa dengan saringan No.4.
2. Peroleh contoh dengan pemisahan contoh atu cara penempatan dari bahan yang lewet
saringan no.4 dan no.10. Benda uji dalam keaadaan kering oven tidak boleh kurang
dari 10 gram untuk botol ukur, dan 50 gram untuk picnometer.
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



3. Keringken benda uji pada suhu 105 110 derajat celcius dan dinginkan sesudah itu
dalam disikator. Atau benda uji dalam keaadaan tidak dikeringkan.(lihat catatan b. ii).

.b Coro MeIokukon Percoboon
1. Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan. Timbang picnometer dan tutupnya
dengan ketelitiaan 0,001 gram (w1).
2. asukan benda uji kedalam picnometer dan timbanag bersama tutupnya dengan
ketelitian 0,001 gram (w2).
3. Tambah air suling sehingga picnometer berisi 2/3, Untuk bahan yang mengandung
lempung diamkan benda uji terendam selama paling sedikit 24 jam.
4. Dididihkan isi picnometer dengan hati hati selama minimal 10 menit, dan miringkan
botol sekali sekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang
terperangkap.
5. Didalam hal mempergunakan pompa vacuum tekanan udara didalam picnometer atau
botol ukur tidak boleh di bawah 100 mm. Kemudiaan isi picnometer dengan air suling
dan berikan picnometer berserta isinya untuk mencapai suhu konstan, didalam bejana
air atau didalam kamar. Sesudah suhu konstan tambahkan air suling seperlunya
sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah picnometer, keringkan bagian
luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram (w3). Ukur suhu dari isi picnometer
dengan ketelitian. 1C.
6. Bila isi picnometer belum diketahui maka tentukan isi sebagai berikut. Kosongkan
picnometer dan bersihkan. Isi picnometer dengan air suling dengan suhu pada
temperatur dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan
timbang dengan ketelitian 0,01 gram, dan di koreksi terhadap suhu lihat catatan (w4).
7. Pemeriksaan dilakukan ganda (duplo).





!'
!!)AAJ)A TAAA; J



A III
PERMEAILITAS
CONSTANT HEAD}

3.I Tujuon Percoboon.
Untuk menentukan nilai koeIisien rembes ' k (permeability coeIIicient) di
laboratorium dari tanah, juga bertujuan untuk memperhitungkan rembesan di bawah
pengaliran atau di bawah / penurunan muka air tanah.

3.Z Teori Dosor.
KoeIisien rembes adalah suatu konstanta yang menggambarkan kemampuan
suatu medium berpori (tanah) untuk dilewati rembesan Iluida (air). Umumnya aliran air
melalui tanah dianggap laminer sehingga v i, yang memenuhi Hukum Darcy (1856)
sebagai berikut :
V k i
Dimana :
i

h
gradient hidrolik
Ah tinggi head
L panjang lintasan aliran dalam medium
V kecepatan aliran
k koeIisien rembesan(berdimensi panjang persatuan waktu)


!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Nilai k untuk beberapa jenis tanah
1enis Tanah k ( cm / detik )
Kerikil bersih 1,0 100
Pasir kasar 1,0 0,01
Pasir halus 0,01 0,001
Lanau 0,001- 0,00001
Lempung 0,00001

Penentuan k dengan metode tinggi head tetap
Volume air yang merembes dalam waktu ' t ' :
Q A v t A k i t
A luas penampang lintang tanah
t waktu ; i

h

dengan mengukur Q, A, h, L dan t, maka dapat dihitung dengan rumus :
k
t h A
"
- -
-

KoeIisien rembes dipengaruhi oleh temperature. KoeIisien rembes
distandarkan pada temperature 20C sehingga hasil pengujian pada temperature lainnya
dikoreksi dengan rumus sebagai berikut :
K
20C

.
. %
20

k
TC
Dimana : q kekentalan air ( centipoises )
K
TC
koeIisien rembes pada temperature T C
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Faktor yang mempengaruhi k :
Viskositas dari cairan, bila temperature naik harga viskositas dari cairan akan turun
dan koeIisien permeabilitas akan naik.
Void ratio dari butiran, bila harga makin besar maka harga juga membesar.
Bentuk dan ukuran dari butir, besarnya tergantung dari D
10
, makin besar D
10
makin
besar k, pertikel yang pipih cenderung untuk memperkecil dari pada partikel yang
bulat atau mendekati bulat (lonjong)
Derajat kejenuhan, bila derajat kejenuhan naik maka koeIisien permeability juga ikut
naik.

3.3 AIof Yong Digunokon
Alat ukur permeabilitas model constant head
Tangki dengan tinggi muka air tetap (constant level tank)
Thermometer dan stopwatch
Gelas ukur dengan kapasitas 500 ml
Timbangan dengan ketelitian 0.1 gram
Kertas Iilter
Sendok, jangka sorong.mistar pengukur, Palu kayu
Saringan No. 4

3.4 Persiopon SompeI
1. engatur alat tes kerembesan (permeameter), dan memasang batu pori pada dasar
sel
2. enimbang contoh tanah dan dimasukkan ke dalam sel permeameter.
emadatkan sesuai dengan yang diinginkan (konsultasikan kepada dosen atau
asisten)
3. eratakan permukaan tanah dan memasang batu pori atas.
4. emasang dan mengencangkan bout-bout pengikat sel permeameter, kemudian
menghubungkan ke tangki tinggi tetap.
!'
!!)AAJ)A TAAA; J



5. engisi tangki dengan air suling, dan mengalirkan melalui sample. embiarkan
sample terendam dan memastikan semua gelembung udara keluar dari sample dan
selang air (sampel dijenuhkan)
6. engatur kran dan membiarkan air merembes melalui sampel sampai debit yang
keluar konstan.
7. engkur diameter dan tinggi sampel
8. engukur tinggi head yang melalui sampel (jarak vertikal antara mika air dalam
tanki dengan lubang keluar (outlet) dibawah contoh tanah)

3.b Coro MeIokukon Percoboon
1. Ukur diameter dalam dan tinggi dari tabung pemeameter.
2. Timbang tabung pemeameter dan batu pori yang akan dipakai.
3. Letakan batu pori pada dasar tabung kemudian letakan kerta Iilter diatas batu pori.
4. Contoh pasir di masukan seikit demi sedikit ke pemeameter
5. Kemudian tutup dengan kertas Iilter dan batu pori lalu timbang beret tabung
pemeameter berserta isinya (pasir dan batu pori)
6. Kemudian tabung dipasang pada tutupnya yang sudah di lengkapi dari sol karet.
Diperhatikan sewaktu memasang tutup selal karet harus bersih dari butiran
butiran pasir agar aliran air tidak merembes keluar.
7. Alirkan air sehingga pasir menjadi jenuh, tutup kran yang di bawah corong.
8. Luakukan pengukuran dengan cara membuka kran dan bersamaan dengan itu
kita catat waktunya (Stop watch di aktiIkan) untuk volume 1000 ml. Lakukan
sebanyak 4 kali.
9. Kemudian kita ubah besarnya kepadatan dan void ratio dalam tabung dengan cara
tutup pemeameter digetar dengan kayu.
10. lakukan seperti 8.
11. Ulangi seperti 8 dan 9 sebanyak 2 kali, sehingga jumlah percobaan seluruhnya 4
x 4 kali.



!'
!!)AAJ)A TAAA; J



12. Lakukan perhtungan k
T
, k
20
dan e, kemudian gambarkan graIik e vs k
20
, k
20
vs
Iungsi permeability:

e
e
1
3
;
e
e
1
2
; e2
13 Hitung besaran k29 dan ambil kesimpulan mengenai derajat pemeabilitynya.























!'
!!)AAJ)A TAAA; J



3.8 Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
KoeIisien rembesan tanah tergantung dari beberapa Iactor yaitu, ketentuan cairan
(viskositas dari cairan ), distribusi ukuran butiran, void ratio dari butiran, angka pori,
kekasaran, angka pada permukaan butiran dan derajat kejenuhan tanah, standarisasi
pengujian diambil pada suhu tidak sama dengan 20 c dengan memperhatikan bahwa
nilai k berbanding terbalik dengan viskositas. Untuk nilai k
20
0.0087 cm/dtk harga
koeIisien rembesannya antara 0.001 0,01 cm/dtk dimana jenis tanahnya adalah pasir
halus (berdasarkan table harga koeIisien rembesan k ). Dan derajat permeabilitasnya
tergolong sedang karena nilai k (cm/dtk) diantara 10
-1
sampai 10
-3
(berdasarkan table
degree oI permeability) ini berarti bahwa semakin tinggi harga k, semakin mudah bagi
suatu cairan untuk melalui pori pori tanah.

B. Saran
Sementara percobaan berlangsung, perhatikan klem pada benda uji. Jangan sampai
terjadi kebocoran dan usahakan sebelum pengambilan data, air yang mengalir keluar
konstan secara visual. Dengan demikian, benda uji tidak memiliki gelembung udara
lagi.










!'
!!)AAJ)A TAAA; J



Sumbur AIut Percobuun



AIof Uji Ierembeson
Mefode Tinggi Tefop
(Consfonf Heod)









AIof Uji Ierembeson
Mefode Tinggi VoriobIe
(FoIIing Heod)






!'
!!)AAJ)A TAAA; J



TABEL BERAT SPESIFIK INERAL -
INERAL PENTING




M|nera| 8erat Spes|f|k (Gs)
CuarLz (kwarsa) 263
kaollnlnLe 26
llllLe 28
Montnor|||on|te 26S 280
PalloyslLe 20 233
oLasslum leldspar 236
Sod|um And Ca|c|um Ie|dspar 262 276
Ch|or|te 26 29
8loLlLe 28 32
MuscovlLe 276 31
Pomblende 30 347
LlmonlLe 36 40
Cllvlne 327 337








!'
!!)AAJ)A TAAA; J









uegree of permeablllLy k (cm/deL)
Plgh r 10
Medlum 10 - 10r
Low 10r 10
very Low 10 10'
racLlcally lmpermeable 10'

You might also like