You are on page 1of 4

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa embriogenik dan masa janin

Hasil pembuahan antara sel sperma dan sel telur menghasilkan zigot yang terus membelah hingga mencapai stadium tiga puluh dua sel (morula). Morula tersebut akan memasuki endometrium (implantasi) kira-kira hari ke-6 setelah pembuahan. Pada saat itu sel-sel pada morula membentuk rongga blastokel, massa sel dalam (embrioblas) yang akan berkembang menjadi embrio dan massa sel luar (trofoblas) yang akan membentuk plasenta. Pada hari ke-8 sampai hari ke-9, massa sel dalam (embrioblas) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas (cakram mudigah bilaminer). Epiblas akan membentuk rongga amnion, sedangkan hipoblas akan membentuk rongga eksoselom (kantung kuning telur primitif). Dan pada hari ke-16, terjadi peristiwa gastrulasi, di mana epiblas berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm.[1] Masa embriogenik a. Lapisan ektoderm Pada permulaan perkembangan minggu ketiga, lapisan ektoderm berbentuk cakram datar yang lebih luas di daerah kepala daripada daerah kaudal. Dengan terbentuknya notokord dan pengaruh induktifnya, ektoderm menebal membentuk lempeng saraf (ini merupakan awal dari neurulasi, peristiwa pembentukan sistem saraf). Akhir minggu ketiga, tepi-tepi lateral lempeng saraf menjadi semakin menebal hingga bertemu satu sama lain dan menyatu. Penyatuan ini pertama kali terjadi di daerah leher (setinggi somit keempat) sehingga menyisakan ujung kaudal dan kranial yang terbuka (neurospor kranial dan kaudal). Pada hari ke-25 (tingkat 18-20 somit) barulah neurospor kranial menutup, disusul neurospor kaudal pada hari ke-27. Proses ini menghasilkan sebuah struktur menyerupai tabung tertutup yang luas di daerah kepala (disebabkan oleh dilatasi vesikel-vesikel otak) dan sempit di bagian kaudal (sumsum tulang belakang). Menjelang penutupan tabung saraf (sekitar hari ke-22), di daerah kepala juga mulai tampak dua penebalan ektoderm: lempeng telinga dan lempeng lensa mata. Lempeng telinga akan membentuk gelembung telinga, sedangkan lempeng lensa mata akan membentuk lensa mata. Pada saat pelipatan lempeng saraf juga dihasilkan sel krista neural. Sel krista neural ini nantinya akan membentuk ganglia sensorik, ganglia otonom, sel Schwann, selaput otak, medula suprarenal, tulang dan jaringan penyambung untuk struktur kraniofasial, serta sel bantalan konotrunkal untuk jantung.[2] b. Lapisan mesoderm Mulanya sel lapisan mesoderm membentuk lembaran tipis jaringan longgar pada kanan kiri garis tengah embrio. Namun pada hari ke-17, sel yang terletak lebih ke medial akan menebal membentuk mesoderm paraksial, sedangkan yang di lateral tetap tipis sebagai lempeng lateral. Mesoderm paraksial dan lempeng lateral dihubungkan oleh mesoderm intermediat. Dengan adanya penebalan ini, maka terbentuklah rongga serta pemecahan lempeng lateral menjadi dua lapisan: mesoderm yang membungkus amnion disebutmesoderm somatik, sedangkan yang membungkus kantung kuning telur disebut mesoderm splanknik. Rongga yang terbentuk sebagai hasil pertemuan mesoderm somatik dan splanknik disebut rongga selom intraembrional. Pada awal minggu ketiga, mesoderm paraksial akan tersusun menjadi somitomter yang pembentukannya berjalan secara sefalokaudal. Somitomer ini turut membentuk neuromer dan sebagian besar mesenkim kepala. Pada hari ke-20, somitomer akan terorganisasi lagi menjadi somit. Somit pertama kali muncul di daerah servikal, dan pembentukannya berjalan secara sefalokaudal (dengan kecepatan kira-kira 3 somit/hari, sampai akhir minggu kelima). Seiring pembentukannya, pada awal minggu keempat sel dinding ventral somit yang terbentuk akan kehilangan organisasinya dan menjadi sklerotom, sedangkan sel dinding dorsalnya (dermomiotom) akan membentuk lapisan sel baru yaitu miotom. Sklerotom merupakan komponen tulang rawan dan tulang, dermomiotom merupakan pembentuk dermis, sedangkan miotom merupakan komponen pembentuk otot. Pada akhir minggu kelima akan terbentuk sekitar 42-44 somit, di mana kemudian satu somit oksipital pertama serta 5-7 somit koksigeal akan menghilang. Mesoderm lateral (lempeng lateral) akan membentuk kelompok sel bersegmen yang menjadi nefrotom pada daerah servikal dan torakal atas, sedangkan pada daerah kaudal akan membentuk kelompok sel tak bersegmen yang dikenal sebagai korda nefrogenik. Kelak, nefrotom dan korda nefrogenik ini akan berkembang unit-unit ekskresi kemih. Mesoderm somatik, bersama ektoderm di atasnya akan membentuk dinding lateral dan ventral tubuh, sedangkan mesoderm splanknik akan membentuk dinding usus, sel darah primitif dan endotel. Sel-sel yang menghadap ke rongga selom akan membentuk selaput mesotel (selaput serosa) yang akan melapisi rongga perut, rongga pleura, dan kantung jantung. c. Lapisan endoderm Pelipatan sefalokaudal dari embrio yang disebabkan oleh pemanjangan saraf pusat akan mengakibatkan pencakupan sebagian kantung kuning telur ke dalam rongga tubuh. Pada bagian anterior, endoderm membentuk usus depan dan pada bagian kaudal membentuk usus belakang. Pada ujung kepala, usus depan dibatasi oleh membran bukofaringeal sedangkan pada usus belakang dibatasi oleh membran kloaka. Bagian antara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah, dimana untuk sementara usus tengah berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus. Kemudian terjadi pelipatan secara lateral, mengakibatkan menyempitnya duktus vitellinus dan pertambahan panjang sehingga kedudukan usus tengah menjadi bebas di dalam rongga perut. Akibat lain dari pelipatan ini adalah pencakupan tangkai penghubung (allantois), sehingga pada akhir minggu kelima tangkai kuning telur dan tangkai penghubung bersatu membentuk tali pusar. Dalam perkembangan selanjugnya, lapisan endoderm (bersama dengan mesoderm splankinik) membentuk epitel yang melapisi usus primitif. Selain itu endoderm juga menghasilkan lapisan epitel saluran pernapasan, parenkim tiroid, kelenjar paratiroid, hati, pankreas, stroma retikuler tonsil dan timus, lapisan epitel kandung kemih dan uretram serta lapisan epitel kavum timpani dan tuba Eustachii. Masa janin Masa janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat. Pada masa janin, pertumbuhan kepala relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan bagian tubuh lainnya. Pada bulan ketiga, kepala kira-kira setengah dari PPB (panjang puncak kepala-bokong). Mata yang awalnya menghadap ke lateral menjadi terletak di permukaan ventral, dan telinga mendekati letak definitifnya di samping kepala. Gelung-gelung usus yang menimbulkan herniasi fisiologis pada minggu ke-6, telah masuk kembali ke dalam rongga perut pada minggu ke 11. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke-12. Selain itu, alat kelamin luar telah berkembang sehingga dapat dilihat melalui pemeriksaan USG. Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang secara cepat dan PPB telah mencapai setengah dari panjang total bayi baru lahir. Janin dibungkus oleh rambut halus yang disebut lanugo. Pada bulan keenam, kulit janin nampak kemerahan dan keriput, disebabkan oleh tidak adanya jaringan ikat di bawah kulit. Beberapa sistem sudah dapat berfungsi, namun sistem pernapasan dan sistem saraf pusat belum berdiferensiasi dengan baik, sehingga pada bayi yang lahir prematur sulit untuk bertahan hidup. Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambah khususnya selama dua bulan terakhir (mencapai setengah dari berat badan cukup bulan). Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dari produk sekresi kelenjar sebum. Bulan kesembilan, kepala mendapat ukuran lingkar terbesar dibandingkan dengan lingkar bagian tubuh yang lain. Pada saat lahir (266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan), berat janin

sekitar 3000-3400 gram, PPB sekitar 36 cm, PPT (panjang puncak kepala-tumit) sekitar 50 cm, dan lingkar kepala sekitar 34 cm. Ciri seks sudah jelas.[3] Secara ringkas dapat disusun sebagai berikut:

Masa embriogenik Minggu ke-3

Otak, korda spinalis dan jantung mulai dibentuk Traktus gastrointestinal mulai dibentuk

Minggu ke-4 dan Tunas lengan dan kaki mulai terbentuk ke-5 Otak berkembang menjadi lima area, nervus kranial terlihat Struktur mata dan telinga mulai terbentuk Vertebra dan tulang mulai terbentuk Jantung terus berkembang dan berdenyut pada ritme yang teratur Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh utama Minggu ke-6 Lengan dan kaki tumbuh semakin panjang, area telapak dapat dibedakan Jari masih berselaput Otak terus terbentuk Paru mulai terbentuk Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk Siku dan mata kaki terlihat Organ-organ lainnya vital terbentuk Kelopak mata berkembang Bentuk akhir telinga terlihat Penampang wajah terus berkembang Rotasi usus

Minggu ke-7

Minggu ke-8

Masa janin Minggu ke-9 sampai ke-12 Kelopak mata menutup sampai minggu ke-28 Wajah terbentuk sempurna Lengan berbentuk panjang dan ramping Organ genital sudah berdiferensiasi Sel darah merah diproduksi di hati Panjang kepala adalah setengah panjang tubuh Jari terlihat menggenggam Tunas gigi terbentuk

Minggu ke-13 Kulit transparan sampai ke-16 Lanugo terbentuk di daerah kepala Mekonium terdapat di daerah gastrointestinal Janin dapat membuat gerakan Hati dan pankreas memproduksi sekret Minggu ke-17 Janin dapat mendengar dan membuat gerakan

sampai ke-19 Minggu ke-20 Lanugo menutupi seluruh tubuh Bulu mata dan alis terlihat Kuku terlihat di jari-jari Denyut jantung janin dapat didengar melalui stetoskop Minggu ke-21 Sumsum tulang memproduksi sel darah merah sampai ke-23 Saluran pernapasan bawah berkembang namun belum memproduksi surfaktan Lemak disimpan di jaringan Minggu ke-24 Bulu dan alis mata terbentuk sempurna Bagian-bagian mata sudah terbentuk Sidik jari terbentuk Kantung udara di paru terbentuk Minggu ke-25 Perkembangan otak dengan cepat sampai ke-28 Sistem saraf berkembang untuk mengontrol beberapa fungsi tubuh Kelopak mata membuka dan menutup Sistem pernapasan, walaupun belum sempurna, sudah memungkinkan terjadinya pertukaran gas Minggu ke-29 Peningkatan jumlah lemak di tubuh sampai ke-32 Ritmik gerak pernapasan teratur, namun paru belum sempurna Tulang sudah terbentuk dengan lengkap, namun masih sangat lunak Tubuh mulai menyimpan fosfor, besi dan kalsium Minggu ke-36 Lanugo mulai menghilang Jumlah lemak meningkat Kuku mencapai ujung jari Minggu ke-37 Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas sampai ke-40 dan siku Kuku tumbuh melebihi ujung jari Tunas payudara kecil tumbuh (laki-laki dan perempuan) Rambut di kepala terasa lebih kasar dan tebal dibandingkan sebelumnya
Plasenta dan amnion Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen: bagian janin, yang dibentuk oleh korion frondosum, dan bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis. Pada sisi janin, plasenta dibatasi olehlempeng korion; pada sisi ibu oleh lempeng desidua (desidua basalis). Di antara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat ruang antar vili yang terisi darah ibu. Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk sekat-sekat desidua. Ruangan antara sekat desidua ini disebut kotiledon. Kotiledon menerima darah dari 80-100 arteri spiralis yang menembus lempeng desidua dan

memasuki ruang antar vili. Sehingga fungsi utama plasenta adalah pertukaran produk. Produk ini meliputi gas (oksigen, karbondioksida, karbonmonoksida), nutrien dan elektrolit (seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat, dan vitamin), serta antibodi ibu (yang diambil oleh sinsitiotrofoblas secara pinositosis, selanjutnya diangkut ke pembuluh kapiler janin). Fungsi lain dari plasenta adalah untuk memproduksi hormon, di antaranya progesteron (untuk mempertahankan kehamilan sekiranya korpus luteum diangkat), hormon estrogenik (terutama estriol), gonadotropin (hCG) dan somatomammotropin. Amnion merupakan sebuah kantong besar yang berisi cairan amnion di mana janin bergantung di dalamnya pada tali pusar. Jumlah cairan amnion senantiasa meningkat, mulai dari 30mL pada usia 10 minggu masa gestasi hinggu 800-1000mL pada usia 37 minggu. Cairan ini berfungsi untuk meredam goncangan, memungkinkan janin bergerak, serta mencegah perlekatan janin pada jaringan di sekitarnya. Tali pusardikelilingi oleh amnion dan mengandung dua arteri umbilikalis, satu pembuluh balik umbilikalis, dan jelly Wharton yang berperan sebagai bantalan pelindung pagi pembuluh tersebut. Anomali kongenital Anomali kongenital merupakan kelainan struktural, perilaku, faal, dan metabolik yang terdapat pada waktu lahir. Beberapa jenis anomali meliputi malformasi (kehilangan sama sekali atau sebagian dari struktur normal yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau genetik), disrupsi (perubahan morfologi struktur organ setelah pembentukan dan disebabkan oleh proses-proses yang merusak), deformasi (gaya mekanik yang mencetak sebagian janin dalam waktu yang lama) dan sindrom (sekelompok cacat yang terjadi bersamaan, yang memiliki etiologi yang spesifik). Penyebabnya dapat berupa faktor lingkungan (agen infektif, radiasi, zat kimia, hormon, penyakit ibu, defisiensi nutrisi atau hipoksia) dan faktor genetik (kelainan jumlah dan struktur kromosom, serta mutasi gen). Daftar pustaka

[1] Sadler T. Langmans medical embryology. New York: Lippincott Williams and Wilkins; 2006. p. 41-53. [2]National Library of Medicine Medical Subject Headings. Neural crest. [Online]. 2007 [cited 2009 Sept 1]; Available from: URL: http://www.nlm.nih.gov/cgi/mesh/2007/MB_cgi?mode=&term=Neural+Crest&field=entry [3] MedlinePlus Medical Encyclopedia. Fetal development. [Online]. 2009 August 27 [cited 2009 Sept 2]; Available from: URL: http://www.nlm.nih.gov/MEDLINEPLUS/ency/article/002398.htm 3 Comments

3 thoughts on Pertumbuhan dan perkembangan pada masa embriogenik dan masa janin

You might also like