You are on page 1of 17

Wednesday, August 13, 2008

Karya tulis tentang asam sianida pada ubi kayu


TEKHNIK MENURUNKAN KADAR ASAM SIANIDA PADA UBI KAYU


KARYA TULIS
Disusun untuk mememenuhi salah satu syarat mengikuti Tes Semester
Genap






Disusun oleh:
Nama : Deby Sita Dalnaris
Kelas/No: XI IPA 2 / 7



SMA DON BOSKO SEMARANG



TEKHNIK MENURUNKAN KADAR ASAM SIANIDA PADA UBI KAYU























Motto


Ketika satu pintu tertutup , pintu lain terbuka,namun terkadang kita melihat
dan menyesali pintu yang tertutup tersebut terlalu lama sehingga kita tak
melihat pintu lain yang terbuka.


























PENGESAHAN

Karya tulis berjudul Tekhnik Menurunkan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu
disusun oleh :
Nama : Deby Sita Dalnaris
Kelas : XI IPA 2 / 7
No : 7

Telah diterima dan disahkan,
Hari :
Tanggal :

Oleh :

Kepala Sekolah, Pembimbing,


Br. Frans. D. Atmadja,sPd.MPd Drs. AR Siswanto







KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa
atas berkat yang telah tercurah bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis
ini tepat pada waktunya.
Demikian karya tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti tes akhir
semester dua dalam jangka waktu selama satu bulan sebagaimana jangka
waktu yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Penulis mengalami berbagai masalah dalam diri penulis untuk
menyelesaikan karya tulis ini, namun akhirnya karya tulis ini dapat
tersdelesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Penulis ingin mengucapkan terimalkasih kepada:
1.Bruder Frans D.Amaja Spd,MPd selaku Kepala Sekolah SMA Don Bosko
Semarang
2.Bpk.Drs.Ar Siswanto, selaku pembimbing dalam pembuatan karya tulis ini.
3.Orang tua yang telah memberikan semangat bagi penulis.
4.Teman-teman yang selalu memberikan dukungan pada penulis
Penulis mengharapkan agar karya tulis ini berguna bagi pembaca dalam
mengenal tentang asam sianida pada ubi kayu..
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam
pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis memohon maaf kepada
pembaca sekalian.


Penulis mengharapkan agar karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.
Terimakasih

Penulis



















DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................. ii

Motto ................................. iv


Pengesahan ........................... v
Kata Pengantar......................... vi
Daftar Isi ........................... viii
Bab 1 : Pendahuluan ...................... 13
1.1Latar Belakang ..................... 13
1.2Perumusan Masalah .................... 14
1.3Tujuan Penelitian ...................... 14
1.4Manfaat Penelitian ........................... 14
1.5Sistematika Penulisan ...................... 15
Bab 2 : Landasan teori ................................. .......16
2.1.Pengertian Asam Sianida (HCN)......................16
2.2. Asam Sianida Pada Ubi Kayu................................. ......18
2.3. Dampak Asam Sianida Bagi Manusia.......................................21
2.4. Penurunan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu......................23




Bab 3 : Metodologi Penelitian ..............................................................
25
3.1Sasaran ........................................................................... 25
3.2 Wujud dan Sumber data....................................................25
3.3 Populasi dan sampel..........................................................25
3.3.1. Populasi..............................................................25
3.3.2. Sampel................................................................26
3.4. Metode Pengumpulan data......................................................26
3.4.1. Tahap persiapan..................................................26
3.4.2. Tahap pelaksanaan..............................................26
3.4.3. Tahap finansial....................................................26
3.5. Tekhnik analisis data................................................................27
3.5.1. Tahap identifikasi................................................27
3.5.2. Tahap analisis......................................................27
Bab 4 : Hasil Penelitian .......................28
Bab 5 : Penutup..................................................................
5.1Simpulan ....................................................................... 74
5.2Saran ............................................................................... 74
Bab 6 : Daftar Pustaka ........................................................................
75






Bab 1
Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
Ubi kayu dikenal juga dengan nama latin Manihot esculenta adalah pohon
tahunan dan sub tropika yang berasal dari keluarga Euphorbiaceace dan
merupakan tanaman dengan karbohidrat tinggi dan miskin protein. Ubi kayu
menghasilkan umbi yang mengandung pati dan pada umbi inilah terdapat
racun yang dikenal dengan nama Asam Sianida (HCN)
Ubi kayu bersifat tidak tahan lama serta mudah mengalami kerusakan ,
kerusakan ini disebabkan proses fisiologis dan serangan mikroba. Semakin
bertambah tua ubi kayu, maka ubi kayu juga akan makin mengalami
kerusakan sehingga meningkatkan kadar Asam Sianida (HCN).
Asam Sianida pada ubi kayu dapat menimbulkan rasa pahit, rasa pahit itu
menandakan bahawa kadar Asam Sianida pada ubi kayu itu cukup tinggi dan
apabila ubi kayu itu dikonsumsi, maka akan mengakibatkan keracunan bagi
konsumen dan dapat berujung pada kematian.
Asam sianida sangat berbahaya bagi manusia apalagi racun ini terdapat
pada salah satu bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia yaitu
ubu kayu. Mengingat akan bahayanya bagi manusia, maka penulis mencoba
menelusuri tentang tekhnik menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu.
Tujuannya adalah agar ubi kayu dapat bertahan lebih lama dan kandungan
asam sianida pada ubi kayu dapat diminimalkan sehingga ubi kayu dapat
dikonsumsi dengan aman oleh manusia. Dengan begitu ubi kayu dapat
dimanfaatkan secara ekonomis oleh masyarakat karena ubi kayu dapat
dibuat tahan lama.

1.2.Rumusan Masalah.
Karya tulis ini berjudul "Tekhnik menurunkan Asam Sianida pada ubi kayu.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah karya tulis ini,
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.2.1.Apa yang dimaksud dengan Asam Sianida ?
1.2.2.Bagaimana proses pembentukan asam sianida pada ubi kayu?
12.3.Apakah dampak asam sianida dalam ubi kayu bagi manusia?
1.2.4.Bagaimana cara menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan asam sianida.
1.3.2.Mengetahui asala muala asam sianida pada ubi kayu.
1.3.3.Mengetahui dampak asam sianida bagi manusia
1.3.4.Mengetahui tentang cara meminimalkan kadar asam sianida pada ubi
kayu sehingga aman untuk dikonsumsi manusia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat luas agar kadar asam sianida
pada ubi kayu dapat dikurangi dan dampaknya bisa diminimalisir bagi
manusia.
1.5. Sistematika Penulisan
Karya tulis ini terdiri dari 6 bab, yaitu:
BAB I. Pendahuluan.
Memberikan latar belakang ataupun alasan pemilihan topik dari karya tulis
ilmiah.
BAB II. Landasan teori.
Berisi tentang teori-teori dasar yang berkaitan tentang asam sianida pada
ubi kayu.
BAB III. Metodologi penelitian.
Berisi saran, wujud dan sumber data, populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, tekhnik pengolahan data dan tekhnik analisis data.
BAB IV. Hasil penelitian.
Berisi tentang hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian.
BAB V. Simpulan dan Saran
Berisi kesimpulan dari materi yang dibahas dan saran yang berguna bagi
pembaca.
BAB VI. Daftar pustaka.
Berisi nana-nama buku dan pengarang yang menjadi pedoman dalam
penulisan karya tulis ini




BAB 2
Landasan Teori

2.1. Pengertian Asam Sianida (HCN)
Asam Sianida dapat pula disebut dengan nama Hidrogen sianida. Hidrogen
sianida merupakan salah satu senyawa dari berbagai contoh senyawa
sianida lainnya. Sianida dihasilkan oleh beberapa bakteri, jamur dan
ganggang. Contoh dari senyawa sianida lainnya adalah Sodium sianida
(NaCN) dan Potasium Sianida (KCN). Sianida juga dapat ditemukan di
sejumlah makanan dan secara alami terdapat di berbagai tumbuhan. Di
dalam tubuh, sianida dapat begabung dengan senyawa lain, membentuk
vitamin B12.
Hidrogen sianida merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin
dan tak berbau. Hidrogen sianida dapat digunakan dalam elektroplating,
metalurgi, produksi zat kimia, pengembangan fotografi, pembuatan plastik
dan beberapa proses pertambangan. Oleh karena dipakai dalam proses
pertambangan, hidrogen sianida merupakan salah satu pencemar air.
Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau
serta tak berwarna. Dalam kemiliteran sianida ini dikenal dengan nama AN
(Hidrogen Sianida ) dan CK ( Sianogen klorida). Hidrogen sianida ini inipula
yang digunakan dalam kamar gas kamp pembantaian Jerman pada perang
dunia kedua. Sianida menurut Brachet (1957) adalah suatu racun yang
berbahaya bagi seluruh makhluk hidup karena disamping menghambat
pernapasan juga dapat mengakibatkan perkembangan sel tidak sempurna.
Selanjutnya sianida dapat menghambat kerja enzim ferisitokron oksidase
dalam proses pengambilan oksigen untuk pernapasan.
Hidrogen sianida juga dapat disebut dengan formonitrile, sedangkan dalam
bentuk cairan disebut dengan nama asam prussit dan asam hidrosianida.
Hidrogen sianida adalah cairan tak berwarna atau juga dapat berwarna biru
pucat pada suhu kamar.
Hidrogen sianida bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida
dapat bedifusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida
sangat mudah bercampur dengan air, sehingga sering digunakan. Sianida
juga banyak digunakan dalam industri terutama dalam pembuatan garam
seperti Natrium, Kalium atau Kalsium sianida.
Berikut ini merupakan contoh produsen dari sianida, antara lain :
2.1.1. Bakteri, jamur dan ganggang.
2.1.2. Rokok dan asap kendaraan bermotor.
2.1.3. Bayam, bambu, kacang, tepung tapioka, singkong (ubi kayu).
2.1.4. Pada produk sintetik.
Sianida dengan konsentrasi tinggi sangatlah berbahaya. Sebenarnya bila
sianida masuk kedalam tubuh dalam konsentrasi yang kecil, maka sianida
dapat diubah menjadi tiosianat dan berikatan dengan vitamin B12,tetapi bila
kadar sianida yang masuk meninggi,maka sianida akan mengikat bagian
aktif dari enzim sitokrom oksidase dan mengakibatkan terhentinya
metabolisme selsecara aerobik.
2.2. Asam Sianida pada ubi kayu.
Sebagaimanapun semua euphorbiaceae, batang dan akar ubi kayu berisi
atau mengeluarkan getah berwarna putih susu. Getah ini mengandung zat
glucosida yang mengandung racun HCN ( Cyanogenetic glucoside) dan yang
dinamakan juga Linamarine ( C10H17O6N). Dengan adanya Glucosida ini
maka semua jenis ubi kayu mengandung racun HCN.
Kadar HCN pada ubi kayu ada yang tinggi, ada pula yang rendah, jenis ubi
kayu beserta dengan kadar HCN-nya adalah sebagai berikut:
2.2.1. Yang tidak berbahaya dengan kadar 50 mg HCN tiap kg umbi segar
yang diparut.
2.2.2. Yang agak berbahaya dengan kadar 50-80 mg HCN tiap kg umbi
segar yang diparut.
2.2.3. Yang beracun dengan kadar 80-100 mg HCN tiap kg umbi segar yang
diparut.
2.2.4. Yang sangat beracun dengan kadar HCN lebih dari 100 mg umbi segar
yang diparut.
Beberapa jenis singkong pahit, ada yang mengandung sianida sampai
dengan 400 mg tiap kilogram umbi segar. Yang termasuk varietas dari
singkong pahit adalah varietas S.P.P, Muara., Bogor dan W236. Sedangkan
yang tak bercun biasanya adalah varietas umbi manis seperti Valenca,
Gading, dan W78.
Asam sianida pada ubi kayu terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa
prekursor (bakal racun) yaitu linamarine dan mertil linamarine. Bila umbi
mengalami kerusakan secara mekanis (terpotong atau tergores) atau
kehilangan integritas fisiologis seperti kerusakan pasca panen, kedua
senyawa prekusors itu akan mengadakan kontak dengan enzim,linamarine
dan oksigen dari udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton, dan
Asam sianida ( HCN).
Banyaknya HCN pada kulit umbinya adalah 3 - 4 kali dari pada yang ada
dalam umbinya yang tanpa kulit. Pada jenis-jenis yang kurang beracun pada
kulit umbinya terdapat 0,014 % sampai 0,042 % HCN, sedangkan isinya
0,003% sampai 0,015%. Pada jenis yang beracun kulit umbinya
mengandung 0,012% sampai 0,056% HCN sedangkan isinya 0,013%
sampai 0,037%. Jadi, dengan mengupas kulitnya, maka racun akan
berkurang.
Daun dari ubi kayupun banyak yang mengandung HCN. Daun yang lebih
muda mengandung kurang lebih 0.1 % HCN dari daun yang lebih tua. Kadar
HCN dalam daun itupun selalu terdapat lebih tinggi dari pada dalam umbinya
dan terdapat hubungan yang erat antara kadar HCN dalam umbi dan kadar
HCN dalm daun. Hal itu dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
NO
Nama Jenis
Rasa Umbi
Kadar HCN. mg/kg
Umbi
Daun
1
Mangi(di tanah subur)
Enak
32
136
2
Betawi
Enak
33
146
3
Valenca
Enak
39
158
4
Singapura
Enak
60
201
5
Basiorao
Agak pahit
82
230
6
Bogor
Agak pahit
90
234
7
Tapicura
Pahit
130
230
8
S.P.P.
Pahit sekali
206
468
9
Mangi(ditanah kering)
Pahit sekali
289
542

Ada pula jenis ubi kayu yang mengan 264 mg HCN tiap kg umbi yang telah
dikupas kulitnya. Jenis seperti itu dikatakan sangat bercun dan tak dapat
dimakan.
Perlu diketahui bahwa kadar HCN pada ubi kayu tidaklah konstan (tetap)
dan dapat berubah-ubah. Misalnya jika tanaman ubi kayu mengalami musim
kering yang panjang selama pertumbuhannya, maka kadar HCN pada ubi
kayu dapat meningkat. Maka kadar HCN pada ubi kayu dapat pula
tergantung oleh pengaruh-pengaruh luar serta pemupukan.
Selain itu, penanaman ubi kayu secara tertbalik dikatakan dapat
meningkatkan kadar HCN pada ubi kayu, sebenarnya hal itu berlaku pada
beberapa jenis saja misalanya saja pada jenis Bogor dan S.P.P. Tetapi jika
penanaman secara terbalik itu dilakukan pada varietas lain, kadar HCN pada
ubi kayu itu tidak banyak berubah, bahkan ada yang cenderung menurun.
Berikut hasil penyelidikan kadar HCN pada ubi kayu atas percobaan
penanaman yang dilakukan oleh Bolhuis (1939):
Nama Jenis
Cara menanam
Bahan kering (%)
Perkg. Umbi (mg)
Mangi
a.Biasa
b.Terbalik
39,3
38,6
53
32 (-)
Valenca
a.Biasa
b.Terbalik
37,6
38,5
81
59 (-)
Basiorao
a.Biasa
b.Terbalik
35,2
32,6
55
51 (-)
E.53
a.Biasa
b.Terbalik
33,4
34,7
77
70 (-)
Bogor
a.Biasa
b.Terbalik
34,4
33,8
89
110 (+)
S.P.P.
a.Biasa
b.Terbalik
29,3
27,7
236
310 (+)

2.3. Dampak asam Sianida Bagi Manusia.
Sianida dapat mengikat san menginaktifkan beberapa enzim, tetapi yang
mengakibatkan timbulnya kematian atau histotoxic anoxia adalah karena
sianida menikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidasae sehingga akan
mengakibatkan terhentinya sel secara aerobik.
Sebagai akibatnya, hanya dalam waktu beberapa menit, akan mengganggu
transmisi secara neuronal. Sianida dapat dibuang melalui proses tertentu
sebelum sianida berhasil masuk kedalam sel. Proses yang paling berperan
disini adalah pembentukan Cyanomethemoglobin (CNMe+Hb), sebagai hasil
dari reaksi antara ion sianida (CN+) dan Me+Hb
Sianida dapat dengan mudah menembus dinding sel. Oleh karena itu pihak
militer sering menggunakan racun sianida bwalaupun secara inhalasi ,
memekan atau menelan garam sianida atau senyawa siagenik lainnya.
Sianida sebenarnya telah ada di alam walaupun dengan dosis yang rendah,
maka tidak heran, jika kebanyakan hewan mempunyai jalur biokimia intrisik
tersendiri untuk mendetoksifikasi asam sianida ini. Jalur terpenting dari
pengeluaran sianida ini adalah pembentukan tiosianat (SCN-) yang
dieksresikan melalui urine. Tiosianat ini dibentuk secara langsung sebagai
hasi katalisis dari enzim rhodanese dan secara indirek sebagai reaksi
spontan antara sianida sulfur persulfida.
Sianida dalam jumlah kecil akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman
dan disekresikan melalui urine,selain itu sianida dapat berikatan denga
vitamin B12, tapi bila jumlah sianida yang masuk dalam jumlah besar, tubuh
tak akan mampu mengikatnya dengan vitamin B12.
Pada percobaan gas HCN pada tikus, didapatkan kadar sianida tertinggi
adalah pada paru, yang diikuti oleh hati kemudian pada otak, sebaliknya bila
sianida masuk kedalam sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalh hati.
Sianida dapat mengakibatkan banyak efek pada sistem kardiovaskuler
termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah dalam otak.
Penelitian pada tikus membuktikan bahwa garam sianida dapat
mengakibatkan kematian ataupun juga penyembuhan total. Selain itu, pada
sianida dalm bentuk ruhalasi baru dapat menimbulkan efek dalam jangka
waktu delapan hari. Bila timbul squele sebagai akibat keracunan sianida
maka akan mengakibatkan perubahan pada otak dan hipoksia pada otak dan
kematian dapat timbul dalam jangka waktu satu tahun.
Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada
tekanan darah, penglihatan, paru-paru, saraf pusat, jantung, sistem
endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan
mengeluh timbul rasa pedih di mata karena iritasi dan kesulitan bernafas
karena mengiritasi mukosa saluran pernapasan. Gas sianida sangat
berbahaya apalagi jika terpapar dalam konsentrasi yang tinggi. Hanya dalam
jangka waktu 5-8 menit, akan mengakibatkan aktifitas otot jantung
terhambat dengan berakhir dengan kematian.
Tanda awal dari keracunan sianida adalah:
a.Hiperpnea sementara
b.Nyeri kepala
c.Dispnea
d.Kecemasan
e.Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah.
f.Berkeringat banyak, warna kulit memerah, tubuh terasa lemah dan vertigo
juga dapat muncul.
Tanda akhir adanya CNS adalah koma, dilatasi pupil, tremor, aritmia,
kejang-kejang, gagal nafas sampai henti jantung. Efek racun dari sianida
adalah memblok pengambilan dan penggunaan oksigen maka akan
didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan.
2.4. Penurunan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu.
Kadar HCN pada ubi kayu dapat diturunkan dengan cara dikukus/direbus
maupun direndam terlebih dahulu dalam air. Tetapi HCN itu tak dapat
sepenuhnya dapat dihilangkan , sebab glucosida yang mengandung HCN
padab ubi kaytu adalah suatu bahan padat yang tahan terhadap pemanasan
hingga 1400C . Ini berarti bahwa dengan jalan merebus ataupun
menggoreng belumlah cukup dan racun HCN-nya tidaklah dapat dihilangkan
seluruhnya.Hal-hal tersebut dibuktikan oleh Nyholt (1934) dengan hasil
penyelidikannya yang sebagai berikut:
Jenis
HCN Yang Hilang
HCN dalam air rebusan
HCN dalam ubi kayu
Sebelum direbus
Dalam air rebusan
Singapura
175
92
33
50
Tapicura
264
116
43
150
Mangi
185
97
35
24
S.P.P
176
47
-
-
Valenca
212
59
14
139
Basirao
134
80
-
-
Kadar HCN juga tergantung pada musim, misalnya tanaman ubi kayu
setelah mengalami musim kering yang panjang, selama pertumbuhannya,
kadar HCN-nya dapat naik. Selain itu pemupukan juga dapat mempengaruhi
kadar HCN, misalnya zat N pada ubi kayu dan zat P serta pupuk hijau dapat
pula mengurangi kadar HCN pada ubi kayu.




Bab 3
Metodologi Penelitian

3.1. Sasaran
Sasaran dalam karya tulis ini adalah mengetahui tekhnik menurunkan kadar
asam sianida pada ubi kayu, sehingga racun dalam ubi kayu itu dapat
diminimalkan, sehingga tidak terlalu berbahaya bagi manusia.
3.2. Wujud dan sumber data.
Wujud karya tulis ini adalah berupa laporan penelitian tenyang asam sianida
pada ubi kayu, yang sebenarnya sangat berbahaya bagi manusia. Setelah
ditelusuri, banyak dari masyarakat yang belum menyadari akan adanya
asam sianida pada ubi kayu serta dampaknya bagi kehidupan manusia..
Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan diberikan masukan-masukan
tentang berbagai hal penting yang dapat menurunkan kadar asam sianida
pada ubi kayu. Sumber-sumber data darim karya tulis ini adalah buku-buku
pengetahuan tentang ubi kayu, internet, wawancara, dan tanaman ubi kayu
itu sendiri.
3.3. Populasi dan sampel
3.3.1. Populasi
Populasi penelitian karya tulis ilmiah ini adalah beberapa orang narasumber
serta tanaman ubi kayu yang dibudidayakan didaerah Jumapolo, Jawa
Tengah.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam karya tulis ini adalah keluarga Bapak Supardi sebagai
narasumber yang menerangkan tentang ubi kayu dan tanaman ubi kayu
yang ditanam di daerah Jumapolo, Jawa Tengah.
3.4. Metode pengumpulan data.
Dalam pengerjaan karya tulis ini, penulis menggunakan metode pengamatan
serta melakukan studi pustaka, wawancara dan internet untuk mengambil
kesimpulan dari hasil pengamatan.
Penulis melakukan pengamatan kemudian mempelajari apa yang diamati
dari sumber-sumber data yang telah ada, penulis bekerhja secara objektif
dan sistematis dalam melakukan penelitian.
Berikut langkah-langkah pengumpulan data :
3.4.1. Tahap persiapan.
1. Mencari bahan atau objek yang akan diteliti.
2. Meneliti objek penelitian yang telah ditetepkan.
3. melakukan wawancara tentang objek penelitian.
3.4.2. Tahap pelaksanaan.
1. Mempelajari kembali hasil penelitian dari sumber-sumber data yang telah
disiapkan.
2.Melakukan perbandingan antara sumber-sumber data yang telah dipelajari
dengan penelitian pada objek yang diamati.
3.4.3. Tahap finansial.
1.Menuliskan kembali hasil dari pengamatan serta perbandingan
perbandingannya dengan data-data yang ada.
2.Melaporkan hasil penelitian.
3.5. Tekhnik analisis data.
Data dari penelitian dianalisis dengan prosedur sebagai berikut:
3.5.1. Tahap identifikasi.
Pada tahap ini, dijelaskan berbagai macam hal tentang asam sianida pada
ubi kayu, seperti proses terbentuknya maupun akibatnya bagi manusia. Hal-
hal itu diusahakan agar teridentifikasikan secara rinci, sehingga
memudahkan dalam menjadi dasar teori yang kuat tentang cara penurunan
kadar asam sianida pada ubi kayu dalam karya tulis ini.
3.5.2. Tahap analisis.
Pada tahap ini, hasil penelitian dari objek yang telah diamati dibandingkan
dengan sumber-sumber yang telah ada mengenai objek tersebut. Analisis
dilakukan untuk mencari kebenaran dalam suatu penelitian yang dilakukan,
seperti tekhnik penurunan asam sianida pada hasil penelitian sibandingkan
dengan cara penurunan asam sianida yang telah tertulis pada sumber yang
telah ada.




Bab 4
Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui ubi kayu mengandung
asam sianida yang membahayakan bagi manusia. Asam sianida pada ubi
kayu kadarnya makin bertambah tinggi apabila ubi kayu semakin tua
usianya. Asam sianida pada ubi kayu yang telah tua ditandai oleh
membirunya umbi pada ubi kayu ataupun pada kulitnya. Asam sianida juga
terletak pada daun ubi kayu, hal mini ditandai dengan pahitnya rasa daun
pada ubi kayu tersebut.
Asam sianida diketahui dapat larut dalam air. Dapat terlihat bahwa ubi kayu
mengalami proses pencucian, maka warna biru itu sedikit demi sedikit
memudar kemudian menjadi agak keputih-putihan kembal. Hal itu
membuktikan bahwa kadar asam sianida tak dapat dihilangkan secara
sepenuhnya, tapi dapat diatasi dengan perendaman ,perebusan ataupun
dengan cara digoreng.
Melalui wawancara yang telah penulis lakukan, didapatkan berbagai macam
pendapat bahwa ubi kayu dipanen dalam kurun waktu 3 bulan lamanya, bila
lebih dari 6 bulan maka umbi akan poenuh dengan racun sianioda dan
kemudian pada akhirnya hanya akan menjadi akar biasa yang tak lagi
mengandung pati.




Melihat dari keterangan penelitian diatas, maka penulis mencoba
membandingkan data hasil penelitian dengan sumber data yaitu sebagai
berikut:
No
Hasil Penelitian
Pada Buku Sumber
1
Didapati bahwa umbi ubi kayu agak membiru setelah didiamkan selama
sehari.
Ubi kayu mengandung zat asam biru yaitu asam sianida ataupun biasa
dinamakan zat glucosida.
2
Daun pada tanaman ubi kayu mempunyai rasa yang pahit, bahkan setelah
dimasak sekalipun, rasa pahit itu masih terasa.
Asam sianida memiliki rasa yang pahit, dan asam sianida itu terdapat di
seluruh bagian dari ubi kayu termasuk pada daunnya.
3
Setelah direndam dalam air, warna kebiruan pada ubi kayu memudar.
Asam sianida dapat larut dalam air.
4
Rasa pahit pada daun ubi kayu berkurang setelah dimasak.
Asam sianida pada ubi kayu akam menurun kadarnya setelah mengalami
perendaman, perebusan ataupun penggorengan.



Bab 5
Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan
Asam sianida pada ubi kayu dapat dihilangkan dengan cara direndam air
terlebih dahulu ataupun dihilangkan dengan cara direbus, karena air dapat
melarutkan asam sianida. Tatapi asam sianida tidak akan hilang
sepenuhnya, melainkan hanya diturunkan kadarnya saja, sehingga lebih
aman dikonsumsi oleh manusia.
Hal itu disebabkan karena manusia ataupun makkluk hidup lainnya memiliki
jalur biogesik tersendiri untuk mengolah asam sianida dalam tubuh mereka
sehingga tetap aman bagi tubuh, tapi asam sianida itu hanya dapat diolah
dalam kadar yang rendah.
5.2. Saran
Melelui karya tulis ini, diharapkan agar:
a)Masyarakat lebih mengerti dampak asam sianida bagi kesehatan, karena
asam sianida sangat tidak baik untuk tubuh bila masuk dalam konsentrasi
yang tinggi.
b)Masyarakat dapat berhati-hati dalam mengolah ubi kayu, agar racun
sianida dapat dikurangi semaksimal mungkin sehingga tidak berbahaya bila
dikonsumsi.




Bab 6
Daftar Pustaka

1. Sosrosordirdjo.1978.Bercocok Tanam Ketela Pohon.Jakarta:Yasaguna

Sumber-sumber internet:
id.wikipedia.org
www.atsdr.cdc.org
www.bordeninstitute.army.com
www.healt.state.ny.us
www.bt.cdc.yahoo.gov
www.jems.com

You might also like