TEKHNIK MENURUNKAN KADAR ASAM SIANIDA PADA UBI KAYU
KARYA TULIS Disusun untuk mememenuhi salah satu syarat mengikuti Tes Semester Genap
Disusun oleh: Nama : Deby Sita Dalnaris Kelas/No: XI IPA 2 / 7
SMA DON BOSKO SEMARANG
TEKHNIK MENURUNKAN KADAR ASAM SIANIDA PADA UBI KAYU
Motto
Ketika satu pintu tertutup , pintu lain terbuka,namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu yang tertutup tersebut terlalu lama sehingga kita tak melihat pintu lain yang terbuka.
PENGESAHAN
Karya tulis berjudul Tekhnik Menurunkan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu disusun oleh : Nama : Deby Sita Dalnaris Kelas : XI IPA 2 / 7 No : 7
Telah diterima dan disahkan, Hari : Tanggal :
Oleh :
Kepala Sekolah, Pembimbing,
Br. Frans. D. Atmadja,sPd.MPd Drs. AR Siswanto
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha kuasa atas berkat yang telah tercurah bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya. Demikian karya tulis ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti tes akhir semester dua dalam jangka waktu selama satu bulan sebagaimana jangka waktu yang telah ditetapkan oleh sekolah. Penulis mengalami berbagai masalah dalam diri penulis untuk menyelesaikan karya tulis ini, namun akhirnya karya tulis ini dapat tersdelesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terimalkasih kepada: 1.Bruder Frans D.Amaja Spd,MPd selaku Kepala Sekolah SMA Don Bosko Semarang 2.Bpk.Drs.Ar Siswanto, selaku pembimbing dalam pembuatan karya tulis ini. 3.Orang tua yang telah memberikan semangat bagi penulis. 4.Teman-teman yang selalu memberikan dukungan pada penulis Penulis mengharapkan agar karya tulis ini berguna bagi pembaca dalam mengenal tentang asam sianida pada ubi kayu.. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dalam pembuatan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis memohon maaf kepada pembaca sekalian.
Penulis mengharapkan agar karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................. ii
Motto ................................. iv
Pengesahan ........................... v Kata Pengantar......................... vi Daftar Isi ........................... viii Bab 1 : Pendahuluan ...................... 13 1.1Latar Belakang ..................... 13 1.2Perumusan Masalah .................... 14 1.3Tujuan Penelitian ...................... 14 1.4Manfaat Penelitian ........................... 14 1.5Sistematika Penulisan ...................... 15 Bab 2 : Landasan teori ................................. .......16 2.1.Pengertian Asam Sianida (HCN)......................16 2.2. Asam Sianida Pada Ubi Kayu................................. ......18 2.3. Dampak Asam Sianida Bagi Manusia.......................................21 2.4. Penurunan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu......................23
Bab 3 : Metodologi Penelitian .............................................................. 25 3.1Sasaran ........................................................................... 25 3.2 Wujud dan Sumber data....................................................25 3.3 Populasi dan sampel..........................................................25 3.3.1. Populasi..............................................................25 3.3.2. Sampel................................................................26 3.4. Metode Pengumpulan data......................................................26 3.4.1. Tahap persiapan..................................................26 3.4.2. Tahap pelaksanaan..............................................26 3.4.3. Tahap finansial....................................................26 3.5. Tekhnik analisis data................................................................27 3.5.1. Tahap identifikasi................................................27 3.5.2. Tahap analisis......................................................27 Bab 4 : Hasil Penelitian .......................28 Bab 5 : Penutup.................................................................. 5.1Simpulan ....................................................................... 74 5.2Saran ............................................................................... 74 Bab 6 : Daftar Pustaka ........................................................................ 75
Bab 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang Ubi kayu dikenal juga dengan nama latin Manihot esculenta adalah pohon tahunan dan sub tropika yang berasal dari keluarga Euphorbiaceace dan merupakan tanaman dengan karbohidrat tinggi dan miskin protein. Ubi kayu menghasilkan umbi yang mengandung pati dan pada umbi inilah terdapat racun yang dikenal dengan nama Asam Sianida (HCN) Ubi kayu bersifat tidak tahan lama serta mudah mengalami kerusakan , kerusakan ini disebabkan proses fisiologis dan serangan mikroba. Semakin bertambah tua ubi kayu, maka ubi kayu juga akan makin mengalami kerusakan sehingga meningkatkan kadar Asam Sianida (HCN). Asam Sianida pada ubi kayu dapat menimbulkan rasa pahit, rasa pahit itu menandakan bahawa kadar Asam Sianida pada ubi kayu itu cukup tinggi dan apabila ubi kayu itu dikonsumsi, maka akan mengakibatkan keracunan bagi konsumen dan dapat berujung pada kematian. Asam sianida sangat berbahaya bagi manusia apalagi racun ini terdapat pada salah satu bahan makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia yaitu ubu kayu. Mengingat akan bahayanya bagi manusia, maka penulis mencoba menelusuri tentang tekhnik menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu. Tujuannya adalah agar ubi kayu dapat bertahan lebih lama dan kandungan asam sianida pada ubi kayu dapat diminimalkan sehingga ubi kayu dapat dikonsumsi dengan aman oleh manusia. Dengan begitu ubi kayu dapat dimanfaatkan secara ekonomis oleh masyarakat karena ubi kayu dapat dibuat tahan lama.
1.2.Rumusan Masalah. Karya tulis ini berjudul "Tekhnik menurunkan Asam Sianida pada ubi kayu. Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah karya tulis ini, dapat dipaparkan sebagai berikut: 1.2.1.Apa yang dimaksud dengan Asam Sianida ? 1.2.2.Bagaimana proses pembentukan asam sianida pada ubi kayu? 12.3.Apakah dampak asam sianida dalam ubi kayu bagi manusia? 1.2.4.Bagaimana cara menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu? 1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan asam sianida. 1.3.2.Mengetahui asala muala asam sianida pada ubi kayu. 1.3.3.Mengetahui dampak asam sianida bagi manusia 1.3.4.Mengetahui tentang cara meminimalkan kadar asam sianida pada ubi kayu sehingga aman untuk dikonsumsi manusia. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat luas agar kadar asam sianida pada ubi kayu dapat dikurangi dan dampaknya bisa diminimalisir bagi manusia. 1.5. Sistematika Penulisan Karya tulis ini terdiri dari 6 bab, yaitu: BAB I. Pendahuluan. Memberikan latar belakang ataupun alasan pemilihan topik dari karya tulis ilmiah. BAB II. Landasan teori. Berisi tentang teori-teori dasar yang berkaitan tentang asam sianida pada ubi kayu. BAB III. Metodologi penelitian. Berisi saran, wujud dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, tekhnik pengolahan data dan tekhnik analisis data. BAB IV. Hasil penelitian. Berisi tentang hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian. BAB V. Simpulan dan Saran Berisi kesimpulan dari materi yang dibahas dan saran yang berguna bagi pembaca. BAB VI. Daftar pustaka. Berisi nana-nama buku dan pengarang yang menjadi pedoman dalam penulisan karya tulis ini
BAB 2 Landasan Teori
2.1. Pengertian Asam Sianida (HCN) Asam Sianida dapat pula disebut dengan nama Hidrogen sianida. Hidrogen sianida merupakan salah satu senyawa dari berbagai contoh senyawa sianida lainnya. Sianida dihasilkan oleh beberapa bakteri, jamur dan ganggang. Contoh dari senyawa sianida lainnya adalah Sodium sianida (NaCN) dan Potasium Sianida (KCN). Sianida juga dapat ditemukan di sejumlah makanan dan secara alami terdapat di berbagai tumbuhan. Di dalam tubuh, sianida dapat begabung dengan senyawa lain, membentuk vitamin B12. Hidrogen sianida merupakan gas tak berwarna yang samar-samar, dingin dan tak berbau. Hidrogen sianida dapat digunakan dalam elektroplating, metalurgi, produksi zat kimia, pengembangan fotografi, pembuatan plastik dan beberapa proses pertambangan. Oleh karena dipakai dalam proses pertambangan, hidrogen sianida merupakan salah satu pencemar air. Sianida merupakan racun yang bekerja cepat, berbentuk gas tak berbau serta tak berwarna. Dalam kemiliteran sianida ini dikenal dengan nama AN (Hidrogen Sianida ) dan CK ( Sianogen klorida). Hidrogen sianida ini inipula yang digunakan dalam kamar gas kamp pembantaian Jerman pada perang dunia kedua. Sianida menurut Brachet (1957) adalah suatu racun yang berbahaya bagi seluruh makhluk hidup karena disamping menghambat pernapasan juga dapat mengakibatkan perkembangan sel tidak sempurna. Selanjutnya sianida dapat menghambat kerja enzim ferisitokron oksidase dalam proses pengambilan oksigen untuk pernapasan. Hidrogen sianida juga dapat disebut dengan formonitrile, sedangkan dalam bentuk cairan disebut dengan nama asam prussit dan asam hidrosianida. Hidrogen sianida adalah cairan tak berwarna atau juga dapat berwarna biru pucat pada suhu kamar. Hidrogen sianida bersifat volatile dan mudah terbakar. Hidrogen sianida dapat bedifusi baik dengan udara dan bahan peledak. Hidrogen sianida sangat mudah bercampur dengan air, sehingga sering digunakan. Sianida juga banyak digunakan dalam industri terutama dalam pembuatan garam seperti Natrium, Kalium atau Kalsium sianida. Berikut ini merupakan contoh produsen dari sianida, antara lain : 2.1.1. Bakteri, jamur dan ganggang. 2.1.2. Rokok dan asap kendaraan bermotor. 2.1.3. Bayam, bambu, kacang, tepung tapioka, singkong (ubi kayu). 2.1.4. Pada produk sintetik. Sianida dengan konsentrasi tinggi sangatlah berbahaya. Sebenarnya bila sianida masuk kedalam tubuh dalam konsentrasi yang kecil, maka sianida dapat diubah menjadi tiosianat dan berikatan dengan vitamin B12,tetapi bila kadar sianida yang masuk meninggi,maka sianida akan mengikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidase dan mengakibatkan terhentinya metabolisme selsecara aerobik. 2.2. Asam Sianida pada ubi kayu. Sebagaimanapun semua euphorbiaceae, batang dan akar ubi kayu berisi atau mengeluarkan getah berwarna putih susu. Getah ini mengandung zat glucosida yang mengandung racun HCN ( Cyanogenetic glucoside) dan yang dinamakan juga Linamarine ( C10H17O6N). Dengan adanya Glucosida ini maka semua jenis ubi kayu mengandung racun HCN. Kadar HCN pada ubi kayu ada yang tinggi, ada pula yang rendah, jenis ubi kayu beserta dengan kadar HCN-nya adalah sebagai berikut: 2.2.1. Yang tidak berbahaya dengan kadar 50 mg HCN tiap kg umbi segar yang diparut. 2.2.2. Yang agak berbahaya dengan kadar 50-80 mg HCN tiap kg umbi segar yang diparut. 2.2.3. Yang beracun dengan kadar 80-100 mg HCN tiap kg umbi segar yang diparut. 2.2.4. Yang sangat beracun dengan kadar HCN lebih dari 100 mg umbi segar yang diparut. Beberapa jenis singkong pahit, ada yang mengandung sianida sampai dengan 400 mg tiap kilogram umbi segar. Yang termasuk varietas dari singkong pahit adalah varietas S.P.P, Muara., Bogor dan W236. Sedangkan yang tak bercun biasanya adalah varietas umbi manis seperti Valenca, Gading, dan W78. Asam sianida pada ubi kayu terbentuk secara enzimatis dari dua senyawa prekursor (bakal racun) yaitu linamarine dan mertil linamarine. Bila umbi mengalami kerusakan secara mekanis (terpotong atau tergores) atau kehilangan integritas fisiologis seperti kerusakan pasca panen, kedua senyawa prekusors itu akan mengadakan kontak dengan enzim,linamarine dan oksigen dari udara yang merombaknya menjadi glukosa, aseton, dan Asam sianida ( HCN). Banyaknya HCN pada kulit umbinya adalah 3 - 4 kali dari pada yang ada dalam umbinya yang tanpa kulit. Pada jenis-jenis yang kurang beracun pada kulit umbinya terdapat 0,014 % sampai 0,042 % HCN, sedangkan isinya 0,003% sampai 0,015%. Pada jenis yang beracun kulit umbinya mengandung 0,012% sampai 0,056% HCN sedangkan isinya 0,013% sampai 0,037%. Jadi, dengan mengupas kulitnya, maka racun akan berkurang. Daun dari ubi kayupun banyak yang mengandung HCN. Daun yang lebih muda mengandung kurang lebih 0.1 % HCN dari daun yang lebih tua. Kadar HCN dalam daun itupun selalu terdapat lebih tinggi dari pada dalam umbinya dan terdapat hubungan yang erat antara kadar HCN dalam umbi dan kadar HCN dalm daun. Hal itu dinyatakan dalam tabel sebagai berikut: NO Nama Jenis Rasa Umbi Kadar HCN. mg/kg Umbi Daun 1 Mangi(di tanah subur) Enak 32 136 2 Betawi Enak 33 146 3 Valenca Enak 39 158 4 Singapura Enak 60 201 5 Basiorao Agak pahit 82 230 6 Bogor Agak pahit 90 234 7 Tapicura Pahit 130 230 8 S.P.P. Pahit sekali 206 468 9 Mangi(ditanah kering) Pahit sekali 289 542
Ada pula jenis ubi kayu yang mengan 264 mg HCN tiap kg umbi yang telah dikupas kulitnya. Jenis seperti itu dikatakan sangat bercun dan tak dapat dimakan. Perlu diketahui bahwa kadar HCN pada ubi kayu tidaklah konstan (tetap) dan dapat berubah-ubah. Misalnya jika tanaman ubi kayu mengalami musim kering yang panjang selama pertumbuhannya, maka kadar HCN pada ubi kayu dapat meningkat. Maka kadar HCN pada ubi kayu dapat pula tergantung oleh pengaruh-pengaruh luar serta pemupukan. Selain itu, penanaman ubi kayu secara tertbalik dikatakan dapat meningkatkan kadar HCN pada ubi kayu, sebenarnya hal itu berlaku pada beberapa jenis saja misalanya saja pada jenis Bogor dan S.P.P. Tetapi jika penanaman secara terbalik itu dilakukan pada varietas lain, kadar HCN pada ubi kayu itu tidak banyak berubah, bahkan ada yang cenderung menurun. Berikut hasil penyelidikan kadar HCN pada ubi kayu atas percobaan penanaman yang dilakukan oleh Bolhuis (1939): Nama Jenis Cara menanam Bahan kering (%) Perkg. Umbi (mg) Mangi a.Biasa b.Terbalik 39,3 38,6 53 32 (-) Valenca a.Biasa b.Terbalik 37,6 38,5 81 59 (-) Basiorao a.Biasa b.Terbalik 35,2 32,6 55 51 (-) E.53 a.Biasa b.Terbalik 33,4 34,7 77 70 (-) Bogor a.Biasa b.Terbalik 34,4 33,8 89 110 (+) S.P.P. a.Biasa b.Terbalik 29,3 27,7 236 310 (+)
2.3. Dampak asam Sianida Bagi Manusia. Sianida dapat mengikat san menginaktifkan beberapa enzim, tetapi yang mengakibatkan timbulnya kematian atau histotoxic anoxia adalah karena sianida menikat bagian aktif dari enzim sitokrom oksidasae sehingga akan mengakibatkan terhentinya sel secara aerobik. Sebagai akibatnya, hanya dalam waktu beberapa menit, akan mengganggu transmisi secara neuronal. Sianida dapat dibuang melalui proses tertentu sebelum sianida berhasil masuk kedalam sel. Proses yang paling berperan disini adalah pembentukan Cyanomethemoglobin (CNMe+Hb), sebagai hasil dari reaksi antara ion sianida (CN+) dan Me+Hb Sianida dapat dengan mudah menembus dinding sel. Oleh karena itu pihak militer sering menggunakan racun sianida bwalaupun secara inhalasi , memekan atau menelan garam sianida atau senyawa siagenik lainnya. Sianida sebenarnya telah ada di alam walaupun dengan dosis yang rendah, maka tidak heran, jika kebanyakan hewan mempunyai jalur biokimia intrisik tersendiri untuk mendetoksifikasi asam sianida ini. Jalur terpenting dari pengeluaran sianida ini adalah pembentukan tiosianat (SCN-) yang dieksresikan melalui urine. Tiosianat ini dibentuk secara langsung sebagai hasi katalisis dari enzim rhodanese dan secara indirek sebagai reaksi spontan antara sianida sulfur persulfida. Sianida dalam jumlah kecil akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan disekresikan melalui urine,selain itu sianida dapat berikatan denga vitamin B12, tapi bila jumlah sianida yang masuk dalam jumlah besar, tubuh tak akan mampu mengikatnya dengan vitamin B12. Pada percobaan gas HCN pada tikus, didapatkan kadar sianida tertinggi adalah pada paru, yang diikuti oleh hati kemudian pada otak, sebaliknya bila sianida masuk kedalam sistem pencernaan maka kadar tertinggi adalh hati. Sianida dapat mengakibatkan banyak efek pada sistem kardiovaskuler termasuk peningkatan resistensi vaskuler dan tekanan darah dalam otak. Penelitian pada tikus membuktikan bahwa garam sianida dapat mengakibatkan kematian ataupun juga penyembuhan total. Selain itu, pada sianida dalm bentuk ruhalasi baru dapat menimbulkan efek dalam jangka waktu delapan hari. Bila timbul squele sebagai akibat keracunan sianida maka akan mengakibatkan perubahan pada otak dan hipoksia pada otak dan kematian dapat timbul dalam jangka waktu satu tahun. Sianida dapat menimbulkan banyak gejala pada tubuh, termasuk pada tekanan darah, penglihatan, paru-paru, saraf pusat, jantung, sistem endokrin, sistem otonom dan sistem metabolisme. Biasanya penderita akan mengeluh timbul rasa pedih di mata karena iritasi dan kesulitan bernafas karena mengiritasi mukosa saluran pernapasan. Gas sianida sangat berbahaya apalagi jika terpapar dalam konsentrasi yang tinggi. Hanya dalam jangka waktu 5-8 menit, akan mengakibatkan aktifitas otot jantung terhambat dengan berakhir dengan kematian. Tanda awal dari keracunan sianida adalah: a.Hiperpnea sementara b.Nyeri kepala c.Dispnea d.Kecemasan e.Perubahan perilaku seperti agitasi dan gelisah. f.Berkeringat banyak, warna kulit memerah, tubuh terasa lemah dan vertigo juga dapat muncul. Tanda akhir adanya CNS adalah koma, dilatasi pupil, tremor, aritmia, kejang-kejang, gagal nafas sampai henti jantung. Efek racun dari sianida adalah memblok pengambilan dan penggunaan oksigen maka akan didapatkan rendahnya kadar oksigen dalam jaringan. 2.4. Penurunan Kadar Asam Sianida Pada Ubi Kayu. Kadar HCN pada ubi kayu dapat diturunkan dengan cara dikukus/direbus maupun direndam terlebih dahulu dalam air. Tetapi HCN itu tak dapat sepenuhnya dapat dihilangkan , sebab glucosida yang mengandung HCN padab ubi kaytu adalah suatu bahan padat yang tahan terhadap pemanasan hingga 1400C . Ini berarti bahwa dengan jalan merebus ataupun menggoreng belumlah cukup dan racun HCN-nya tidaklah dapat dihilangkan seluruhnya.Hal-hal tersebut dibuktikan oleh Nyholt (1934) dengan hasil penyelidikannya yang sebagai berikut: Jenis HCN Yang Hilang HCN dalam air rebusan HCN dalam ubi kayu Sebelum direbus Dalam air rebusan Singapura 175 92 33 50 Tapicura 264 116 43 150 Mangi 185 97 35 24 S.P.P 176 47 - - Valenca 212 59 14 139 Basirao 134 80 - - Kadar HCN juga tergantung pada musim, misalnya tanaman ubi kayu setelah mengalami musim kering yang panjang, selama pertumbuhannya, kadar HCN-nya dapat naik. Selain itu pemupukan juga dapat mempengaruhi kadar HCN, misalnya zat N pada ubi kayu dan zat P serta pupuk hijau dapat pula mengurangi kadar HCN pada ubi kayu.
Bab 3 Metodologi Penelitian
3.1. Sasaran Sasaran dalam karya tulis ini adalah mengetahui tekhnik menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu, sehingga racun dalam ubi kayu itu dapat diminimalkan, sehingga tidak terlalu berbahaya bagi manusia. 3.2. Wujud dan sumber data. Wujud karya tulis ini adalah berupa laporan penelitian tenyang asam sianida pada ubi kayu, yang sebenarnya sangat berbahaya bagi manusia. Setelah ditelusuri, banyak dari masyarakat yang belum menyadari akan adanya asam sianida pada ubi kayu serta dampaknya bagi kehidupan manusia.. Oleh karena itu, melalui penelitian ini akan diberikan masukan-masukan tentang berbagai hal penting yang dapat menurunkan kadar asam sianida pada ubi kayu. Sumber-sumber data darim karya tulis ini adalah buku-buku pengetahuan tentang ubi kayu, internet, wawancara, dan tanaman ubi kayu itu sendiri. 3.3. Populasi dan sampel 3.3.1. Populasi Populasi penelitian karya tulis ilmiah ini adalah beberapa orang narasumber serta tanaman ubi kayu yang dibudidayakan didaerah Jumapolo, Jawa Tengah. 3.3.2. Sampel Sampel dalam karya tulis ini adalah keluarga Bapak Supardi sebagai narasumber yang menerangkan tentang ubi kayu dan tanaman ubi kayu yang ditanam di daerah Jumapolo, Jawa Tengah. 3.4. Metode pengumpulan data. Dalam pengerjaan karya tulis ini, penulis menggunakan metode pengamatan serta melakukan studi pustaka, wawancara dan internet untuk mengambil kesimpulan dari hasil pengamatan. Penulis melakukan pengamatan kemudian mempelajari apa yang diamati dari sumber-sumber data yang telah ada, penulis bekerhja secara objektif dan sistematis dalam melakukan penelitian. Berikut langkah-langkah pengumpulan data : 3.4.1. Tahap persiapan. 1. Mencari bahan atau objek yang akan diteliti. 2. Meneliti objek penelitian yang telah ditetepkan. 3. melakukan wawancara tentang objek penelitian. 3.4.2. Tahap pelaksanaan. 1. Mempelajari kembali hasil penelitian dari sumber-sumber data yang telah disiapkan. 2.Melakukan perbandingan antara sumber-sumber data yang telah dipelajari dengan penelitian pada objek yang diamati. 3.4.3. Tahap finansial. 1.Menuliskan kembali hasil dari pengamatan serta perbandingan perbandingannya dengan data-data yang ada. 2.Melaporkan hasil penelitian. 3.5. Tekhnik analisis data. Data dari penelitian dianalisis dengan prosedur sebagai berikut: 3.5.1. Tahap identifikasi. Pada tahap ini, dijelaskan berbagai macam hal tentang asam sianida pada ubi kayu, seperti proses terbentuknya maupun akibatnya bagi manusia. Hal- hal itu diusahakan agar teridentifikasikan secara rinci, sehingga memudahkan dalam menjadi dasar teori yang kuat tentang cara penurunan kadar asam sianida pada ubi kayu dalam karya tulis ini. 3.5.2. Tahap analisis. Pada tahap ini, hasil penelitian dari objek yang telah diamati dibandingkan dengan sumber-sumber yang telah ada mengenai objek tersebut. Analisis dilakukan untuk mencari kebenaran dalam suatu penelitian yang dilakukan, seperti tekhnik penurunan asam sianida pada hasil penelitian sibandingkan dengan cara penurunan asam sianida yang telah tertulis pada sumber yang telah ada.
Bab 4 Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui ubi kayu mengandung asam sianida yang membahayakan bagi manusia. Asam sianida pada ubi kayu kadarnya makin bertambah tinggi apabila ubi kayu semakin tua usianya. Asam sianida pada ubi kayu yang telah tua ditandai oleh membirunya umbi pada ubi kayu ataupun pada kulitnya. Asam sianida juga terletak pada daun ubi kayu, hal mini ditandai dengan pahitnya rasa daun pada ubi kayu tersebut. Asam sianida diketahui dapat larut dalam air. Dapat terlihat bahwa ubi kayu mengalami proses pencucian, maka warna biru itu sedikit demi sedikit memudar kemudian menjadi agak keputih-putihan kembal. Hal itu membuktikan bahwa kadar asam sianida tak dapat dihilangkan secara sepenuhnya, tapi dapat diatasi dengan perendaman ,perebusan ataupun dengan cara digoreng. Melalui wawancara yang telah penulis lakukan, didapatkan berbagai macam pendapat bahwa ubi kayu dipanen dalam kurun waktu 3 bulan lamanya, bila lebih dari 6 bulan maka umbi akan poenuh dengan racun sianioda dan kemudian pada akhirnya hanya akan menjadi akar biasa yang tak lagi mengandung pati.
Melihat dari keterangan penelitian diatas, maka penulis mencoba membandingkan data hasil penelitian dengan sumber data yaitu sebagai berikut: No Hasil Penelitian Pada Buku Sumber 1 Didapati bahwa umbi ubi kayu agak membiru setelah didiamkan selama sehari. Ubi kayu mengandung zat asam biru yaitu asam sianida ataupun biasa dinamakan zat glucosida. 2 Daun pada tanaman ubi kayu mempunyai rasa yang pahit, bahkan setelah dimasak sekalipun, rasa pahit itu masih terasa. Asam sianida memiliki rasa yang pahit, dan asam sianida itu terdapat di seluruh bagian dari ubi kayu termasuk pada daunnya. 3 Setelah direndam dalam air, warna kebiruan pada ubi kayu memudar. Asam sianida dapat larut dalam air. 4 Rasa pahit pada daun ubi kayu berkurang setelah dimasak. Asam sianida pada ubi kayu akam menurun kadarnya setelah mengalami perendaman, perebusan ataupun penggorengan.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan Asam sianida pada ubi kayu dapat dihilangkan dengan cara direndam air terlebih dahulu ataupun dihilangkan dengan cara direbus, karena air dapat melarutkan asam sianida. Tatapi asam sianida tidak akan hilang sepenuhnya, melainkan hanya diturunkan kadarnya saja, sehingga lebih aman dikonsumsi oleh manusia. Hal itu disebabkan karena manusia ataupun makkluk hidup lainnya memiliki jalur biogesik tersendiri untuk mengolah asam sianida dalam tubuh mereka sehingga tetap aman bagi tubuh, tapi asam sianida itu hanya dapat diolah dalam kadar yang rendah. 5.2. Saran Melelui karya tulis ini, diharapkan agar: a)Masyarakat lebih mengerti dampak asam sianida bagi kesehatan, karena asam sianida sangat tidak baik untuk tubuh bila masuk dalam konsentrasi yang tinggi. b)Masyarakat dapat berhati-hati dalam mengolah ubi kayu, agar racun sianida dapat dikurangi semaksimal mungkin sehingga tidak berbahaya bila dikonsumsi.