You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Anatomi Kanalis Anal
Kanalis anal berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi
ektoderm. Kanalis analis dan kulit luar di sekitarnya kaya akan persaraIan
sensoris somatik dan peka terhadap rangsangan nyeri.
Kanalis anal memiliki panjang kurang lebih sekitar 3 cm, yang
dikelilingi dengan mekanisme sIingter anus. Mukosa bagian teratas dari
kanalis anal berkembang sampai 6-10 lipatan longitudinal, yang disebut
columns of Morgagni, yang masing masing memiliki cabang terminal dari
arteri rektal superior dan vena. Lipatan-lipatan ini paling menonjol di bagian
lateral kiri, posterior kanan dan kuadran anterior kanan, dimana vena
membentuk pleksus vena yang menonjol. Mukosa glandular relatiI tidak
sensitiI, berbeda dengan kulit kanalis, kulit terbawahnya lebih sensitiI.






Struktur Kolumna Morgagni
'askularisasi rektum dan kanalis anal sebagian besar diperoleh
melalui arteri hemoroidalis superior, media, dan inIerior. Arteri
hemoroidalis superior merupakan kelanjutan akhir arteri mesentrika inIerior.
Arteri hemoroidalis media merupakan cabang ke anterior dari arteri
hipogastrika. Arteri hemoroidalis inIerior dicabangkan oleh arteri pubenda
interna yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna, ketika arteri
tersebut melewati bagian atas spina ischiadica.
Sedangkan vena-vena dari kanalis anal dan rektum mengikuti
perjalanan yang sesuai dengan perjalanan arteri. 'ena-vena ini berasal dari
2 pleksus yaitu pleksus hemoroidalis superior (interna) yang terletak di
submukosa atas anorectal function dan pleksus hemoroidalis inIerior
(eksterna) yang terletak di bawah anorectal function dan di luar lapisan otot.










Jaskularisasi Anorektal
!ersaraIan rektum terdiri atas sistem saraI simpatik dan parsimpatik.
Serabut saraI simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inIerior dan dari
sistem parasakral yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua,
ketiga, dan keempat. !ersaraIan parasimpatik (nervi erigentes) berasal dari
saraI sakral kedua, ketiga, dan keempat.









Skematik persarafan daerah Anorektal

I.2. Fisiologi Rektum dan Anus
ungsi utama dari rektum dan kanalis anal ialah untuk mengeluarkan
massa Ieses yang terbentuk di tempat yang lebih tinggi dan melakukan hal
tersebut dengan cara yang terkontrol. Rektum dan kanalis anal tidak begitu
berperan dalam proses pencernaan, selain hanya menyerap sedikit cairan.
Selain itu sel-sel Goblet mukosa mengeluarkan mukus yang berIungsi sebagai
pelicin untuk keluarnya massa Ieses.
!ada hampir setiap waktu rektum tidak berisi Ieses. Hal ini sebagian
diakibatkan adanya otot sIingter yang tidak begitu kuat yang terdapat pada
rectosimoid function, kira-kira 20 cm dari anus. Terdapatnya lekukan tajam dari
tempat ini juga memberi tambahan penghalang masuknya Ieses ke rektum.
Akan tetapi, bila suatu gerakan usus mendorong Ieses ke arah rektum, secara
normal hasrat deIekasi akan timbul, yang ditimbulkan oleh reIleks kontraksi
dari rektum dan relaksasi dari otot sIingter. eses tidak keluar secara terus-
menerus dan sedikit demi sedikit dari anus berkat adanya kontraksi tonik otot
sIingter ani interna dan eksterna.

I.3. Definisi Hemoroid
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah, dan rheo yang
berarti mengalir. Hemoroid adalah jariangan normal yang terdapat pada
semua orang, yang terdiri atas pleksus arteri-vena, berIungsi sebagai katup
di dalam saluran anus untuk membantu sistem sIingter anus, mencegah
inkontinensia Ilatus, dan cairan.
Secara klinis hemoroid diartikan sebagai pelebaran vasa/vena di
dalam pleksus hemoidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, tetapi
apabila tidak mendapatkan penanganan/pengobatan dengan benar bias
berubaha menjadi keadaan patologik. Hemoroid bukan sekedar pelebaran
vena hemoroidalis, tetapi bersiIat lebih kompleks yakni melibatkan
beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di sekitar
anorektal (kanalis anus).
Hemoroid dibedakan antara interna dan eksterna. Hemoroid interna
adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vascular di
dalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah. Hemoroid sering
dijumpai pada 3 (tiga) posisi primer, yaitu kanan-depan, kanan-belakang,
dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terdapat diantara ketiga letak
primer tersebut.
Hemoroid eksterna yang merupakan pelebaran dan penonjolan
pleksus hemoroid inIerior terdapat di sebelah distal garis mukokutan di
dalam jaringan di bawah epitel anus.








ambaran hemoroid internal dan eksternal

Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus saling berhubungan
secara longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula
dari rectum sebelah bawah dan anus.
!leksus hemoroid internus mengalirkan darah ke vena hemoroidalis
superior dan selanjutnya ke vena porta. !leksus hemoroidalis eksternus
mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat
paha ke vena iliaca.








Anatomi dari kanalis analis

I.4. Epidemiologi
Kurang lebih 5 penduduk Indonesia menderita hemoroid dan 50
dari penduduk dunia yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid
pada suatu ketika dalam hidup.
Di RSCM selama 2 tahun (Januari 1993 sampai Desember 1994)
dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108 (26,09) kasus
hemoroid. !uncaknya terjadi tahun 1974 dimana hemoroidektomi dilakukan
sebanyak 117 per 100.000 orang. Angka itu menurun 13 tahun kemudian
(1987) menjadi 37 per 100.000 orang.
!enelitian dari ruang endoskopi di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, pada Januari 1993-Desember 1994, dari 414 kali
pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108 (26,09) kasus hemoroid.
!enelitian lain di rumah sakit yang sama pada tahun 1998-2005menemukan
sekitar 9 pasien dengan keluhan sembelit ternyata menderita kanker usus
besar, dan sekitar 39,6 penderita sembelit mengalami hemoroid.
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama merupakan salah satu rumah
sakit militer di Semarang, dimana pelayanannya tidak hanya untuk kalangan
militer saja, tetapi juga memberikan pelayanan pada masyarakat umum.
Instalasi rawat jalan di klinik bedahnya mempunyai dua ruang yang meliputi
bedah umum dan bedah ortopedik. Data pasien yang dating berobat pada
tahun 2008 sebanyak 1575 orang. Hemoroid merupakan kasus terbanyak
yang didapatkan pada instalasi ini. !ada tahun 2008 terdapat 252 kasus
hemoroid (16).
Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur 50 tahun pernah
mengalami hemoroid. !erbandingan penyakit hemoroid antara laki-laki dan
perempuan tidak menunjukkan jarak yang signiIikan sehingga angka
kejadian hemoroid tidak terlalu jauh perbandingannya.
Hemoroid merupakan salah satu keluhan kolorektal yang paling
umum didengar oleh dokter. Setiap tahun sekitar 10,5 juta Amerika
mengalami gejala hemoroid dan seperempat pasien harus berkonsultasi.
Angka kejadian hemoroid tinggi pada usia diatas 50 tahun.

I.5. Faktor Risiko.
aktor risiko hemoroid antara lain: Iaktor mengedan pada buang air
besar yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak
menggunakan jamban duduk, terlalu lama duduk di jamban sambil
membaca, merokok), peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor
(tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada
abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik
atau diare atau diare akut berlebihan, hubungan seks per anal, kurang
minum air, dan kurang makan makanan yang berserat (sayur dan buah).

I.6. Patofisiologi Hemoroid
Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan, atau inIlamasi
vena hemoroidalis yang disebabkan oleh Iaktor-Iaktor risiko atau pencetus.
Bantalan anal (anal cushion) terdiri dari pembuluh darah, otot polos
(Treit:s muscle), dan jaringan ikat elastic submukosa. Terdapat 3 (tiga)
bantalan anal, masing-masing terletak di lateral kiri, anterolateral kanan, dan
posterolateral kanan. Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga
letak primer tersebut.
Bantalan vascular di anal kanal berkontribusi terhadap kontinensi
anal dan berIungsi melindungi sIingter anal. Bantalan ini juga membantu
penutupan lengkap dari anus, yang lebih jauh akan membantu dalam
kontinensia. Saat seseorang batuk, bersin, atau mengedan, bantalan ini akan
mengembang dan menutupi anal kanal untuk mencegah kebocoran Ieses
saat terjdi peningkatan tekanan intrarektal. Bantalan vascular ini
memberikan inIormasi sensoris yang memungkinkan seseorang
membedakan cairan, benda padat, dan gas.
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan etiopatogenesis dari
terjadinya hemoroid. Teori pergeseran lapisan anus (sliding anal lining
theory) adalah salah satunya. Hemoroid terjadi karena gangguan pada
Treit:s muscle dan jaringan ikat elastis. eses yang besar dan dank eras,
serta tenesmus karena diare menyebabkan bantalan analbergeser ke bawah
anal kanal dan mukosa yang melapisinya akan menjadi tipis dan rapuh.
Mengedan terus menerus saat deIekasi menyebabkan pengembangan dari
bantalan anal lalu terjadi prolaps akibat regangan berlebihan dari submukosa
Treit:s muscle.
Teori lain yang mendasari terjadinya hemoroid adalah teori
keterlibatan bantalan anus (anal cushion). Bantalan anus merupakan
jaringan lunak yang kaya akan pembuluh darah. Agar stabil, kedudukannya
disokong oleh ligamentum Treitz (Treit:s muscle) dan lapisan muskularis
submukosa. Bendungan dan hipertroIi pada bantalan anus menjadi
mekanisme dasar terjadinya hemoroid. Pertama, kegagalan pengosongan
vena bantalan anus secara cepat saat deIekasi. Kedua, bantalan anus terlalu
mobile, dan ketiga, bantalan anus terperangkap oleh sIingter anus yang
ketat. Akibatnya, vena intramuskular kanalis anus akan terjepit (obstruksi).
!roses pembendungan diatas diperparah lagi apabila seseorang
mengedan atau adanya Ieses yang keras melalui dinding rectum.
Selain itu, gangguan rotasi bantalan anus juga menjadi dasar
terjadinya keluhan hemoroid. Dalam keadaan normal, bantalan anus
menempel secara longgar pada lapisan otot sirkuler. Ketika deIekasi,
sIingter interna akan relaksasi. Kemudian, bantalan anus berotasi ke arah
luar (eversi) membentuk bibir anorektum. aktor endokrin, usia, konstipasi
dan mengedan yang lama menyebabkan gangguan eversi pada bantalan
tersebut.







Normal bantalan anus (anal cushion)
Hemoroid akibat obstruksi organik pada aliran vena hemoroidalis
superior dapat terjadi pada sirosis hepatis, thrombosis vena porta, dan tumor
intra abdomen (tumor ovarium, tumor rectum).

I.7. Manifestasi Klinis
Hemoroid merupakan salah satu keluhan kolorektal yang paling
umum didengar oleh dokter. Setiap tahun sekitar 10,5 juta Amerika
mengalami gejala hemoroid dan seperempat pasien harus berkonsultasi.
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid
interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami
thrombosis.
ManiIestasi klinis hemoroid diantaranya adalah :
a. !erdarahan umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna
akibat trauma oleh karena Ieses yang keras. Darah yang keluar
berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan Ieses, dapat hanya
berupa garis pada Ieses atau kertas pembersih, sampai pada perdarahan
yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar
karena kaya akan zat asam.
b. !rolapsus suatu massa pada waktu deIekasi merupakan gejala utama
yang kedua. Massa ini mula-mula dapat kembali lagi secara spontan
sesudah deIekasi, namun lama kelamaan massa ini harus dimasukkan
secara manual, dan akhirnya tidak dapat dimasukkan kembali.
c. !engeluaran lender/mucus dan terdapatnya Ieses pada pakaian dalam
merupakan cirri hemoroid yang mengalami prolapsus menetap.
d. Iritasi dari kulit perianal yang disebabkan lembab dan basahnya daerah
tersebut oleh discharge hampis selalu menyertai hemoroid stadium
lanjut.
e. Gejala-gejala anemi sekunder penting untuk diingat sebagai akibat dari
perdarahan hemoroid interna.

I.8. Klasifikasi Hemoroid
Berdasarkan letaknya terhadap linea dentate/linea pectinea,
hemoroid dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran.
Dikatakan eksterna karena benjolan terletak dibawah linea pectinea.
Hemoroid eksterna diklasiIikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk
akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid thrombosis
eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri dan dan gatal karena ujung-ujung
saraI pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skin tags berupa salah satu atau lebih
lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit
pembuluh darah.
Berlawanan dengan hemoroid eksterna, benjolan pada hemoroid
interna terletak diatas linea pectinea. Hemoroid interna merupakan benjolan
dari vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel transisional dan
kolumnar dari mukosa anus.
!ada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7,
dan 11. Ketiga letak itu dikenal dengan three primary haemorrhoidal areas





three primary haemorrhoidal areas
Karena jaringan yang menutupi hemoroid interna ini dipersaraIi oleh
saraI viscera, jaringan ini tidak sensitiI terhadap nyeri, suhu, atau sentuhan
yang membuat loebih mudah untuk dilakukan prosedur pemeriksaan Iisik.
Sedangkan hemoroid campuran merupakan gabungan dari hemoroid internal
dan eksternal.







Tipe-tipe hemoroid

Derajat hemoroid interna dibagi berdasarkan gamabaran klinis, yaitu :
Derajat I : !ada derajat pertama hemorroid menyebabkan perarahan
merah segar tana nyeri pada waktu deIekasi. !ada stadium
awal seperti ini tidak terdapat prolaps. !ada pemeriksaan
anuskopi terlihat hemorroid membesar dan menonjol ke dalam
lumen
Derajat II : Terjadi perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama deIekasi berlangsung dan dapat kembali
spontan.
Derajat III : !embesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam
anus dengan bantuan dorongan jari (reposisi manual).
Derajat I' : !rolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung
untuk mengalami trombosis dan inIark.






Derajat hemoroid interna




I.9. Diagnosis
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan Iisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis perlu digali
keluhan-keluhan daripasien yang mengarah ke hemoroid. Selain itu perlu
juga dicari Iaktor-Iaktor risiko, misalnya riwayat pengobatab dan diet yang
bias menyebabkan konstipasi atau diare, riwayat penyakit yang
berhubungan dengan hemoroid, terutama kelainan perdarahan dan penyakit
liver dengan hipertensi portal.
!emeriksaan Iisik hemoroid terdiri dari inspeksi rectum,
pemeriksaan colok dubur, atau rectal toucher, dan anuskopi atau
progtosigmoideskopi. Inspeksi dilakukan di seluruh area perianal. Cari
adanya kelainan kulit perianal, Iisura ani, pruritis ani, skin tag, dan adanya
thrombosis.
Saat melakukan colok dubur, ingatkan pasien bahwa kita akan
memeriksa anus pasien dengan cara memasukkan jari ke dalam lubang anus
untuk menjaga pasien agar tetap rileks. Nilai tonus sIingter ani dan rasakan
jika terdapat nyeri, adanya massa, abses, dan pastikan untuk memeriksa
prostat pada semua pasien laki-laki. Hemoroid internal biasanya tidak teraba
karena merupakan struktur vascular yang lembut.
Anuskopi dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak
menonjol ke luar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati
keempat kuadran. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vascular yang
menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit,
ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih
nyata.
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan
bahwakeluhan bukan disebabkkan oleh proses radang atau proses keganasan
di tingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan Iisiologik
saja atau tanda yang menyertai. !roktosigmoidoskopi dilakukan untuk
melihat rectum dan kolonbagian bawah untuk mengeksklusi adanya
karsinoma, adenoma, dan inflammatory bowel disease. eses harus
diperiksa terhadap adanya darah samar.

I.10. Diagnosis Banding
!erdarahan rectum yang merupakan maniIestasi utama hemoroid
interna juga terjadi pada karsinoma kolorektum, penyakit divertikel, polip,
colitis ulserosa, dan penyakit lain yang tidak begitu sering terdapat di
kolorektal. !rolaps rektuum harus juga dibedakan dari prolaps mukosa
akibat hemoroid interna.
!rolaps rectum harus dibedakan dari prolaps mukosa akibat
hemoroid interna. Kondiloma perianal dan tumor anorektum lainnya
biasanya tidak sulit dibedakan dari hemoroid yang mengalami prolaps.
Lipatan kulit luar yang lunak sebagai akibat dari thrombosis
hemoroid eksterna sebelumnya juga mudah dikenali. Adanya lipatan kulit
sentine lpada garis tengah dorsal, yang disebut umbai kulit, dapat
menunjukkan adanya Iissure anus.
I.11. Penatalaksanaan
I.11.a. Terapi Konservatif
DeIekasi yang lama, baik karena konstipasi atau diare
merupakan Iaktor risiko untuk terjadinya hemoroid. Oleh karena itu,
tujuan utama terapi hemoroid adalah meminimalisir mengerasnya
Ieses dan mengurangi mengejan saat deIekasi. Ini biasanya dapat
dicapai dengan menambah jumlah cairan dan serat pada makanan
sehari-hari. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat tidak larut
sebanyak 25-30 gram per hari.
Terapi konservatiI ditujukan pada hemoroid derajat I dan II.
Hemoroid yang sudah mengalami prolaps membutuhkan intervensi
bedah, tetapi semua pasien seharusnya dianjurkan untuk
mengkonsumsi suplemen serat. Suplemen serat menurunkan
kejadian perdarahan dan mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien
dengan hemoroid internal tetapi tidak memperbaiki prolaps yang
sudah terjadi. Suplemen serat juga dapat mengurangi keluhan
hemoroidnon prolaps, tetapi ini membutuhkan waktu enam minggu
untuk mendapatkan hasil yang signniIikan. !asien juga disarankan
unutk mengurangi kebiasaan sering mengejan dan membaca di toilet.
Sit: bath merupakan metode mandi dimana pinggul dan
panteat direndam di dalam air hangat dengan suhu 40
0
C untuk
mendapatkan eIek terapeutik uap hangat pada peri anal dan anal.
Tidak perlu menambahkan apapun pada air hangat yang digunakan.
Isi bak mandi dengan air hangat lalu duduk berendam selama 10-15
menit, ulangi sesering mungkin. Jangan menggunakan air panas
karena dapt menimbulkan luka pada jaringan perianal dan anal.
Metode sit: bath ini digunakan untuk anal hygiene dan untuk
merelaksasikan otot dasar panggul yang spastic untuk meredakan
rasa nyeri.




Metode sit: bath
I.11.b. Terapi Medikasi
Obat-obat Iarmakologis hemoroid dapat dibagi menjadi 4,
yaitu: obat untuk memperbaiki deIekasi, obat untuk meredakan
keluhan subyektiI, obat untuk menghentikan perdarahan, dan obat
untuk menekan dan mencegah timbulnya keluhan dan gejala.
a. bat untuk memperbaiki defekasi
Ada 2 obat yang diikutkan, yaitu suplemen serat Iiber
(fiber supplement) dan pelincir atau pelican tinja (stool
softener). Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara
lain psylium atau isphagula Husk (missal vegeta, Mulax,
Metamucil, MucoIalk) yang berasal dari kulit biji !lantago ovata
yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran
cerna bubuk ini agak menyerap air dan bersiIat sebagai bulk
laxative, yang bekerja membersarkan volume tinja dan
meningkatkan peristaltik. EIek samping antara lain kentut,
kembung,konstipasi, alergi, sakit perut, dan lain-lain. Untuk
mencegah konstipasi atau obstruksi saluran cerna dianjurkan
minum air yang banyak.
Obat kedua yaitu laksan atau pencahar, antara lain
natrium dioktil sulIosuksinat (laxadine), dulcolax, microlax, dan
lain-lain. Natrium dioktil sulIosuksinat bekerja sebagai anionic
surIactant, merangsang sekresi mukosa usus halus, dan
meningkatkan penetrasi cairan ke dalam tinja. Dosis 300
mg/hari.
b. bat untuk meredakan keluhan subyektif (obat
simptomatik)
!engobatan simptomatik bertujuan menghilangkan atau
mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau karana kerusakan
kulit di daerah anus. Obat pengurang keluhan seringkali
dicampur pelumas (lubricant), vasokontriktor, dan antiseptik
lemah. Untuk menghilangkan nyeri tersedia sediaan yang
mengandung anestesi lokal. Bukti yang meyakinkan akan
anestesi lokal tersebut belum ada. !emberian anestesi lokal
tersebut dilakukan sesingkat mungkin untuk menghindarkan
sensitisasi atau iritasi kulit anus. Sediaan penenang yang ada di
pasarandalam bentuk suposituria atau oinment antara lain
anusol, boraginol N/S, dan aktu.
Bila perlu dapat digunakan sediaan yang mengandung
kortikosteroid untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau
anus, antara lain Ultrapsroct, Anusol HC, Scheriproct. Sediaan
berbentuk supositoria, digunakan untuk hemoroid interna,
sedangkan sediaan ontmen/krem digunakan untuk hemoroid
eksterna.
.. bat untuk menghentikan perdarahan
!erdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus
atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. !emberian
serat komersial, missal psylium setelah 2 minggu pemberian
ternyata dapat mengurangi perdarahan hemoroid yang terjadi
dibandingkan placebo. BioIlavanoid yang berasal dari jeuk
lemon dan paprika pada pasien hemoroid hemoroidd berdarah,
ternyata dapat memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah. BioIlavanoid yang berasal dari jeruk lemon antara lain
diosmin, heperidin, rutin, naringin, tangeritin, diosmetin,
neohesperidin, quercetin. Yang digunakan untuk pengobatan
hemoroid yaitu campuran diosmin (90) dan hesperidia (10),
dalam bentuk microni:ed dengan nama dagang Ardium atau
DaIlon.
!emberin 500 mg daIlon 3x per hari pada 228 pasien
post hemoroidektomi dengan prolaps menetap didapatkan
perdarahan sekunder lebih sedikit.
d. bat untuk menekan dan men.egah timbulnya keluhan dan
gejala hemoroid
!ada penelitian Caspite (1994), dilakukan uji klinik pada
100 ppasien hemoroid akut yang membandingkan radium dan
placebo, dengan rancangan tersamar ganda dan teracak. Radium
500 mg dan placebo diberika 3 kali 2 tablet selama 4 hari, lalu 2
kali 2 tablet selama 3 hari. !erbaikan menyeluruh keluhan dan
gejala terjadi pada kedua kelompokpengobatan. Tetapi
perbaikan lebih nyata pada kelompok pengobatan Ardium 500
(p0,001).
Ardium memberikan perbaikan yang nyata terhadap
gejala inIlamasi, kongesti, edema, dan prolaps. Disimpulkan
bahwa pengobatan dengan radium 500 menghasilkan
penyembuhan keluhan dan gejala yang lebih cepat pada
hemoroid akut bila dibandingkan dengan placebo.
I.11... Terapi Rawat 1alan
Beberapa prosedur intervensional dikerjakan di klinik sebagai
terapi hemoroid internal derajat I dan II yang tidak berespon
terhadap modiIikasi diet. akta bahwa anoderm tidak sensitive
terhadap nyeri dan sentuhan karena diinervasi secara visceral
menyebabkan prosedur ini bias dilakukan di klinik, yang jika
dilakukan dengan benar, prosedur ini tidak akan menyakitkan.
O Rubber Band Ligation
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Baron pada
tahun 1963 dan merupakan terapi rawat jalan yang paling umum
dilakukan. Anoskopi dikerjakan dengan bantuan Iorsep dan
suction. !angkal hemoroid kemudian diikat dengan rubber band
2 cm di atas linea dentate pada puncak hemoroid internal primer
untuk mencegah nyeri. Hemoroid yang terjerat akan mengalami
nekrosis dalam 10-14 hari dan terlepas sendiri, sementara
jaringan dibawahnya akan mengalami Iiksasi oleh jaringan
Iibrotik yang timbul dari penyembuhan luka. Komplikasi dari
prosedur ini, yaitu nyeri, perdarahan, retensi urin,thrombosis,
dan sepsis pelvik. Analgesik seperti parasetamol dan sit: bath
bias mengurangi rasa nyeri dan tidak nyaman pasca operasi.






Rubber band ligation

O $eroterapi
Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia, misalnya
5 Ienol dalam minyak nabati. !enyuntikan diberikan ke
submukosa dalam jariangan aerolar yang longgar di bawah
hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan peradangan steril
yang kemudian menjadi Iibrotic dan meninggalkan parut.
!enyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan
dengan jarum yang panjang melaalui anoskop. Apabila
penyuntikan dilakukan pada tempat yang tepat, maka tidak ada
nyeri.
Skleroterapi lebih tepat untuk hemoroid interna derajat I
dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau prolaps.
!enyulit penyuntikan termasuk inIeksi dan reaksi
hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikkan.
Teknik skleroterapi pada hemoroid

O ryoterapyBedah Beku
Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang
rendah sekali. Konsepnya adalah membekukan hemoroid interna
pada suhu rendah yang bias menyebabkan kerusakan jaringan.
Suhu dingin diinduksi dengan sonde dari mesin kecil dengan
mengalirkan nitrogen oksida pada suhu -60
0
C hingga -80
0
C
atau cairan nitrogen dengan suhu -196
0
C. Terapi ini tidak
dipakai secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentuka
luasnya. Selain itu prosedur ini memakan waktu lama dan bias
menimbulkan discharge yang berbau busuk, iritasi, dan nyeri.
Jika dilakukan dengan tidak tepat, sIingter anal bias rusak yang
mengakibatkan inkotinensia alvi dan stenosis anal.
O nfra Red Photocoaguation
Photocoagular menghasilkan radiasi inIra merah yang
bias menimbulkan terjadinya koagulasi protein jaringan atau
menguapkan air di dalam sel, tergantung dari intensitas dan
durasi penggunaan. Ujung dari alat ini diaplikasikan di dekat
puncak hemoroid interna selama 1-1,5 detik, diulang 3-4 kali.
Infra red coagulation tidak menimbulkan nekrosi skarena panas
yang dihasilkan hanya sedikit. Komplikasinya sangat jarang,
meliputi nyeri atau Iisura akibat penempatan ujung alat yang
tidak tepat. Metode ini lebih bermanIaat untuk hemoroid derajat
I, tetapi tidak eIektiI untuk hemoroid derajat II dan III.
I.11.d. Terapi peratif
O emoroidectomy
Metode pada hemoroidektomi diantaranya :
Teknik Milligan-Morgan (open)
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3
tempat utama. Basis massa hemoroid tepat diatas linea
mukokutan dicekap dengan hemostat dan diretraksi dari rektum.
Kemudian dipasang jahitan transIiksi catgut proksimal terhadap
pleksus hemoroidalis. !enting untuk mencegah pemasangan
jahitan melalui otot sIingter internus. Hemostat kedua
ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi
elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa
sekitar pleksus hemoroidalis internus dan eksternus, yang
dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya.
Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila diseksi
mencapai jahitan transIiksi cat gut maka hemoroid ekstena
dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka
mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan
jelujur sederhana. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi
dari eksisi tunika mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga
lebih baik mengambil terlalu sedikit daripada mengambil terlalu
banyak jaringan.

Teknik Whitehead (eksisi atau jahitan primer longitudinal)
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang
sirkuler ini yaitu dengan mengupas/incisi seluruh hemoroid
dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan mengadakan
reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan
kontinuitas mukosa kembali. Ini merupakan operasi hemoroid
yang radikal.
Teknik Langenback (eksisi atau jahitan primer radier)
!ada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier
dengan klem. Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat
gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem.
Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem
diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena caranya mudah
dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut
sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.
Metode Ferguson (.lose)
Yaitu benjolan hemoroid ditampakkan melalui anoskopi,
kemudian dilakukan eksisi dan ligasi pada posisi anatomic
hemoroid tersebut. Metode ini sering digunakan di Amerika
Serikat.


Metode Semi-pen Modifikasi Nurhayat-Basrul
Dilakukan insisi ' terbalik di anocutan, dilakukan
mucosal Ilap sampai pedicel hemoroid, lalu jahit ikat dan ujung
dari incise '-shape inverted dijahitkan pada pedikel di mukosa
rectum, sisi kanan dan kiri dibiarkan terbuka untuk drainase.
O $taed hemoroidectomy
Tekhnik ini digunakan untuk hemoroid yang mengalami
prolaps. ircular stapling gun digunakan untuk mengeksisi
mukosa anal kanal atas sekitar 2-3 cm di atas linea dentate.
Tekhnik ini digunakan untuk hemoroid internal yang tidak
berespon terhadap terapi non bedah. !enggunaan obat anti nyeri
lebih sedikit dan penyembuhannya lebih cepat dibandingkan
dengan hemoroidectomy.

I.12. Komplikasi
Hemoroid internal yang mengalami prolaps bias menjadi tidak bias
direduksi sehingga terjadi kongesti yang akan mengakibatkan edema dan
thrombosis. Keadaan ini dapat berlanjut menjadi thrombosis melingkar pada
hemoroid interna dan eksterna secara bersamaan. Keadaan ini
meneyebabkan nyeri yang hebat, serta nekrosis mukosa dan kulit yang
menutupinya. Emboli septik dapat terjadi melalui sistem portal dan dapat
menyebabkan abses hati. Anemia dapat terjadi karena perdarahan ringan
yang lama.
Komplikasi dari pembedahan bias mencapai kurang dari 5 kasus
jika ditangani oleh dokter bedah yang terlatih. Komplikasi pembedahan
hemoroid meliputi nyeri pasca operasi, perdarahan pasca operasi, retensi
urin, stenosis anorektal, cedera sIingter ani, pembentukan Iistula, luka yang
tidak sembuh, inIeksi, dan kekambuhan.

I.13.Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat
dibuat menjadi asimptomatis. !endekatan konservatiI hendaknya
diusahakan terlebih dahulu pada semua kasus. Hemoroidektomi pada
umumnya memberikan hasil yang baik, meskipun bias terjadi kekambuhan.
Sesudah terapi penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan
makan makanan berserat agar dapat mencehag timbulnya kembali gejala
hemoroid. Kematian akibat perdarahan hemoroid merupakan kejadian yang
jarang terjadi.








BAB II
LAPRAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp. S.
Usia : 62 tahun
!ekerjaan : !ensiunan
Alamat : Ngentak, Mulyodadi, Bambang Lipuro Bantul
Agama : Islam
!endidikan : SMA
No. RM : 136480
Tgl masuk RS : 01 Mei 2011

ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
BAB disertai darah sejak 6 bulan yll
2. Riwayat Penyakit Sekarang
!asien dari Instalasi Gawat Darurat RS !anembahan Senopati, merasa BAB
nya berdarah sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Awalnya darah hanya
menetes, namun sejak kurang lebih 2 minggu ini, tiap mengejan saat BAB,
darah terasa seperti mengalir. Saat BAB, keluar tonjolan dari lubang anus
yang dapat masuk kembali secara spontan. !asien tidak merasakan nyeri saat
BAB. !asien mengeluh akhir-akhir ini pasien merasa mudah capek dan
lemas. !ada anggota gerak, terasa kemeng-kemeng.
!asien tidak suka makan sayur, tidak mengkonsumsi sayur secara teratur.
!aien memakai WC jongkok, BAB sering keras. !asien tidak suka menahan
BAB dan mengejan seperlunya saja saat BAB.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
!asien menolak untuk dilakukan terapi operatiI.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
5. Riwayat yang serupa : Riwayat operasi hemoroid 20 tahun yll
6. Riwayat hipertensi : Disangkal
7. Riwayat asma : Disangkal
8. Riwayat diabetes : Disangkal
9. Riwayat penyakit jantung : Disangkal
10.Riwayat Perkawinan
!asien menikah 1x dengan istri sekarang 40 th yll.
11.Penyakit dan operasi yang pernah dialami
!asien mempunyai riwayat hemoroid sebelumnya dan telah dilakukan
hemoroidektomi 20 tahun yang lalu.



PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sedang
GCS : Composmentis
'ital Sign : Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5
0
C

STATUS GENERALISATA
1. !emeriksaan Kepala
Bentuk mesochepal dan simetris, rambut warna hitam, tidak mudah dicabut,
tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan.
2. !emeriksaan Mata
Conjunctiva anemic /, sclera ikterik -/-, edema palpebra -/-
3. !emeriksaan Telinga
DeIormitas (-), nyeri tekan (-), otore (-), discharge (-).
4. !emeriksaan Hidung
DeIormitas (-), naIas cuping hidung (-), epistasis (-), discharge (-).
5. !emeriksaan Mulut dan aring
Sianosis (-), bibir pecah-pecah (-), stomatitis (-), hiperemis pada Iaring (-).
6. !emeriksaan Leher
Tekanan vena jugularis normal, deIormitas (-)
7. !emeriksaan Thorak
!aru
O Suara dasar vesicular
O Suara tambahan : Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Jantung
S1 dan S2 tunggal, regular, bising (-), gallop (-)
8. !emeriksaan Abdomen
Inspeksi : Luka bekas operasi (-), bendungan vena (-).
!alpasi : Nyeri tekan (-), massa teraba (-)
Auskultasi : !eristaltik ()
9. !emeriksaan Genitalia
!ada anus tidak ditemukan adanya benjolan/prolapsus. kulit sekitar anus
tampak kehitaman, bekas garukan.
10.!emeriksaan Ekstremitas
Superior : deIormitas (-), akral dingin (-/-)
InIerior : deIormitas (-), akral dingin (-/-
PEMERIKSAAN PENUN1ANG
Anoskopi
Hemoroid interna (), perdarahn ()
Darah Lengkap

05 Mei 2011
Darah Lengkap
HB 9,2 gr
AL 7,2 ribu/ul
AE 4,69
AT 447 ribu/ul
HMT 28,8
Golongan darah O
EosinoIil 3
A!TT 34,1 detik
Kontrol !!T 14,6 detik
Kontrol A!TT 34,4 detik
HbsAg (-)
!rotein urin trace
Glukosa sewaktu 67 gr/dl
Ureum darah 15mg/dl
Kreatin darah mg/dl
SGOT 19 U/I
SG!T 10 U/I
!rotein total 6,17 mg/dl
Albumin 3,17 mg/dl
Globulin 3,17 mg/dl
Elektrolit
Natrium 143,6 mmol/I
Kalium 3,62mmol/I
Clorida 115,9mmol/I

03 Mei 2011
HB: 10,8
DIAGNSIS KER1A
Hemoroid Interna Derajat II
TERAPI
InIus RL 16 tpm
TranIusi 1 kolI !RC
Injeksi Delladril Ampul
Injeksi Dexametason 1 Ampul
Injeksi urosemid 1 Ampul

FLLW UP
TGL
PER1ALANAN
PENYAKIT
PEMERIKSAAN TERAPI
010511 - !asien dari Instalasi
Gawat Darurat RS
!anembahan Senopati,
dengan keluah keluar
darah saat BAB selama
6 bulan. Saat BAB
keluar tonjolan dari
dalam anus, tidak nyeri,
dan dapat kembali
secara spontan.
- !asien pernah
mengalami sakit yang
serupa sekitar 40 tahun
yll, dan telah dilakukan
hemoroidektomi.


KU : sedang, CM,
tampak anemi
TD: 150/90
N: 88x/m
R: 24x/m
t: 36,8
Kepala:
Ca /, Si -/-
Thorak:
Cor: regular
!aru: vesicular /
Abdomen:
Supel (), NT(-),
peristaltik ().
Genitalia
!ada inspeksi tidak
terlihat benjolan
pada anus.

Ekstremitas:
Akral hangat ()
Udem (-)





- InIus RL 16 tpm
- TranIusi 1 kolI
!RC
- Injeksi Delladril
Ampul
- Injeksi
Dexametason 1
Ampul
- Injeksi
urosemid 1
Ampul













Dx: Hemoroid
Interna Derajat II

TGL
PER1ALANAN
PENYAKIT
PEMERIKSAAN TERAPI
020511 !using (), BAB
berdarah (). Mual (-),
muntah (-), BAK lancar
KU : sedang, CM,
tampak anemi
TD: 130/70
N: 64x/m
R: 16x/m
t: 36,4

Kepala:
Ca /, Si -/-
Thorak:
Cor: regular
!aru: vesicular /
Abdomen:
Supel (), NT(-),
peristaltik ().
Ekstremitas:
Akral hangat ()
Udem (-)
- InIus RL 16 tpm
- TranIusi 1 kolI
!RC
- Injeksi Delladril
Ampul
- Injeksi
Dexametason 1
Ampul
- Injeksi
urosemid 1
Ampul
- Injeksi Kalnex 1
Ampul








Dx: Hemoroid
Interna Derajat II





TGL
PER1ALANAN
PENYAKIT
PEMERIKSAAN TERAPI
030511 Tidak ada keluhan, BAB
berdarah (-)
KU : sedang, CM,
tampak anemi
TD: 130/70
N: 64x/m
R: 16x/m
t: 36,4

Kepala:
Ca /, Si -/-
Thorak:
Cor: regular
!aru: vesicular /
Abdomen:
Supel (), NT(-),
peristaltik ().
Ekstremitas:
Akral hangat ()
Udem (-)
- Metronidazole
3x500 mg
- Cimetidin 3x1
tablet
- Natrium
dicloIenac
2x50 mg
- Anti hemoroiid
syrup 2x1 (5
hari)











Dx: Hemoroid
Interna Derajat II






BAB III
PEMBAHASAN

Secara klinis hemoroid diartikan sebagai pelebaran vasa/vena di dalam
pleksus hemoidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, tetapi apabila tidak
mendapatkan penanganan/pengobatan dengan benar bisa berubah menjadi
keadaan patologik.
Beberapa Iaktor risiko yang berhubungan dengan penderita diantaranya :
- !asien kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)
ungsi serat adalah mencegah sembelit dan memperlancar buang air
besar. Serat makanan merupakan bagian makanan yang tidak dapat dicerna
oleh cairan pencernaan (enzim), sehingga tidak menghasilkan energi atau
kalori. Serat makanan ini termasuk golongan karbohidrat yang terdiri dari
selulosa, hemiselulosa, pektin dan gum. Cellulose dan hemiselulosa tedapat
pada bekatul atau sekam padi, kacang-kacangan, dan hampir pada semua
buah dan sayuran.
Serat makanan mempunyai daya serap air yang tinggi. Adanya serat
makanan dalam Ieses menyebabkan Ieses dapat menyerap air yang banyak
sehingga volumenya menjadi besar dan teksturnya menjadi lunak. Adanya
volume Ieses yang besar akan mempercepat konstraksi usus untuk lebih cepat
buang air, sehingga waktu transit makanan lebih cepat. Adanya serat
makanan dalam usus besar menyebabkan Ieses banyak menyerap air sehingga
konsistensinya menjadi lunak dan volumenya besar-bulky. Hal ini
menyebabkan Ieses dapat mudah keluar tanpa menimbulkan luka.
- aktor usia
!ada umur tua terjadi degenerasi dari seluruh jaringan tubuh serta otot
sIingter menjadi tipis dan atonis.
ManiIestasi klinis paling umum pada hemoroid adalah perdarahan akibat
trauma oleh karena Ieses yang keras, dan darah berwarna merah segar. Gejala
klinis yang kedua adalah prolapsus suatu massa pada waktu deIekasi, serta iritasi
dari kulit perianal. ManiIestasi klinis tersebut diatas juga didapatkan pada pasien.
Berdasarkan letaknya terhadap linea dentate/linea pectinea, hemoroid
dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan campuran. !ada kasus ini
hemoroid yang diderita pasien adalah hemoroid interna. Benjolan pada hemoroid
interna terletak diatas linea pectinea. Hemoroid interna merupakan benjolan dari
vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel transisional dan kolumnar dari
mukosa anus. !ada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7,
dan 11. Ketiga letak itu dikenal dengan three primary haemorrhoidal areas.
Karena jaringan yang menutupi hemoroid interna ini dipersaraIi oleh saraI viscera,
jaringan ini tidak sensitiI terhadap nyeri, suhu, atau sentuhan yang membuat lebih
mudah untuk dilakukan prosedur pemeriksaan Iisik.
Derajat hemoroid interna dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu
derajat I, II, III, dan I'. !ada kasus ini hemoroid interna pasien termasuk dalam
hemoroid interna derajat II karena terjadi perdarahan dan prolaps jaringan di luar
anus saat mengejan selama deIekasi berlangsung dan dapat kembali spontan.
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan Iisik,
dan pemeriksaan penunjang. !ada pemeriksaan Iisik, terlihat terdapat pruritus ani
pada inspeksi. Tidak didapatkan adanya skin tag dan thrombosis pada inspeksi.
Anuskopi dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol ke luar.
!ada pemeriksaan dengan anuskopi, terlihat adanya hemoroid interna dan
perdarahan. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vascular yang menonjol ke
dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit, ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
!ada kasus, Hb pasien adalah 9,2 gr, padahal Hb normal untuk laki-laki
adalah 13-17 gr. Hal ini berhubungan dengan penyakit pasien. Hemoroid dapat
menimbulkan perdarahan kronis yang dapat menyebabkan anemia, karena jumlah
eritrosit yang diproduksi tidak dapat mengimbangi jumlah yang keluar.
!ada penatalaksanaan hemoroid, dibagi menjadi 4 (empat) kelompok
besar, yaitu terapi konservatiI, terapi medikasi, terapi rawat jalan, dan terapi
operatiI. !asien ini menolak untuk dilakukan terapi operatiI, maka pasien ini
masih dapat diterapi dengan terapi konservatiI dan terapi medikasi.
Terapi konservatiI ditujukan pada hemoroid derajat I dan II. Hemoroid
yang sudah mengalami prolaps membutuhkan intervensi bedah, tetapi semua
pasien seharusnya dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen serat.


Berikut ini dapat dilihat jenis pengobatan yang sesuai dengan masing-masing grade
hemoroid interna menurut Golligher.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya
kekambuhan keluhan hemoroid seperti pada kasus ini, di antaranya :
1. Hindari mengedan terlalu kuat saat buang air besar
2. Cegah konstipasi dengan banyak mengkonsumsi makanan kaya serat (sayur
dan buah) serta banyak minum air putih minimal 8 gelas sehari untuk
melancarkan deIekasi
3. Jangan menunda-nunda jika ingin buang air besar sebelum Ieses menjadi
keras







BAB IV
KESIMPULAN

Hemoroid merupakan penyakit yang sering dijumpai di masyarakat.
Kurang lebih 5 penduduk Indonesia menderita hemoroid dan 50 dari
penduduk dunia yang berumur 50 tahun pernah mengalami hemoroid pada suatu
ketika dalam hidup.
Hemoroid diartikan sebagai pelebaran vasa/vena di dalam pleksus
hemoidalis yang tidak merupakan keadaan patologik, tetapi apabila tidak
mendapatkan penanganan/pengobatan dengan benar bisa berubah menjadi
keadaan patologik
Hemoroid terdiri dari dua jenis, yaitu hemoroid interna yang terletak di
atas linea dentata dan hemoroid eksterna yang terletak di bawah linea dentata.
Hemoroid eksterna diklasiIikasikan sebagai akut dan kronik. Sedangkan hemoroid
interna dibagi menjadi 4 (empat) derajat. Gabungan dari hemoroid interna dan
eksterna disebut sebagai hemoroid campuran.
ManiIestasi klinis hemoroid yang umum adalah adanaya perdarahan lewat
anus berwarna merah segar dan adanya prolapsus massa dari anus. Diagnosis
hemoroid ditegakkan dengan anamnesa, inspeksi, dan penilaian dengan anoskop.
!ada penatalaksanaan hemoroid, dibagi menjadi 4 (empat) kelompok
besar, yaitu terapi konservatiI, terapi medikasi, terapi rawat jalan, dan terapi
operatiI. Terapi konservatiI ditujukan pada hemoroid derajat I dan II. Hemoroid
yang sudah mengalami prolaps membutuhkan intervensi bedah. !rognosis
hemoroid adalah baik jika dilakukan terapi yang sesuai.
Meskipun hemoroid tidak mematikan, tetapi penyakit ini sangat berpotensi
mengurangi kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, pemberian terapi awal dan
perubahan perilaku penyebab hemoroid sangat membantu unutk meningkatkan
kualita hidup serta menghindari komplikasi.













DAFTAR PUSTAKA

R. Syamsuhidajat & Wim de Jong. 2010. uku Afar Ilmu edah Ed.3. Jakarta :
EGC.

Sudoyo, Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu !enyakit Dalam. Jakarta : ECG

Townsend C, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL, Sabiston textbook oI
surgery, 17th ed; !hiladelphia : Sauners, 2004

Kyle R !erry, MD|online 2010|. Hemorrhoids.|Cited September 9
th
,2009|.
Available Irom URL : http://emedicine.medscape.com/article/775407-
overview

Scott C Thornton, MD |online 2010|. Hemorrhoids.|Cited March 16
th
, 2009|.
Available rom URL : http://emedicine.medscape.com/article/195401-
overview

http://www.bmj.com/content/336/7640/380.extract

http://www.hemorrhoidcarecenter.org/hemorrhoids.htm

http://emedicine.medscape.com/article/1829854-overview

http://www.hemorrhoidtreatmentanswers.com/hemorrhoids-and-their-causes/





PRESENTASI KASUS

HEMRID INTERNA
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti !endidikan !roIesi
Bagian Ilmu Bedah
RSUD !anembahan Senopati Bantul







Disusun Oleh:
Sekar Kumalasari
20060310154

Dokter Pembimbing
dr. Gunawan S. Sp. B.


SM ILMU BEDAH
RSUD !ANEMBAHAN SENO!ATI BANTUL
AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNI'ERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan Kasus dengan 1udul
HEMRID INTERNA

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti !endidikan
!roIesi Bagian Ilmu Bedah
RSUD !anembahan Senopati Bantul

Disusun leh
Sekar Kumalasari
20060310154

Pada Tanggal : Mei 2011
Di RSUD PANEMBAHAN SENPATI BANTUL

Mengetahui
Dosen Pembimbing dan Penguji

dr. Gunawan S, Sp. B.

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan Kasus dengan 1udul
HEMRID INTERNA


Disusun leh
Sekar Kumalasari
20060310154

Pada Tanggal : Mei 2011
Di RSUD PANEMBAHAN SENPATI BANTUL




Dosen Pembimbing dan Penguji


dr. Gunawan S. Sp. B.

You might also like