You are on page 1of 11

LAPORAN KASUS

TRIGEMINAL NEURALGIA


Disusun sebagai syarat ujian kepaniteraan
bagian Ilmu Penyakit Saraf RSUD Tidar Magelang


















Diajukan kepada :
dr. th, Suryono Sp. S


Disusun oleh :
Elok Puspitasari
20060310135



FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA


LAPORAN KASUS ILMU PENYAKIT SARAF

I. IDENTITAS
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 59 tahun
Agama : Islam
Alamat : Kecamatan kali anggrek semilir girirejo Magelang.
No. RM : 142224
Datang ke poli : 28 April 2011

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Wajah kanan terasa nyeri.
Keluhan Tambahan : Wajah, dahi dan rahang terasa seperti kesetrum, dan gatal.
Separuh kepala bagian atas kanan juga terasa nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien kontrol ke poli RSUD TIDAR dengan keluhan wajah kanan,dahi dan rahang
atas nyeri seperti kesetrum, kaku, dan gatal. Separuh kepala bagian atas juga terasa nyeri,
pasien mengalami sedikit kesulitan berbicara.
Pasien mulai merasakan keluhan tersebut sejak 17 hari yang lalu. Ketika pertama
pasien merasa seperti sakit gigi, wajahnya terasa kaku dan nyeri. Pada kepala bagian atas
kanan juga terasa sakit. Selain itu pasien juga mengalami kesulitan berbicara. Ketika itu
pasien berobat ke puskesmas akan tetapi pasien merasa tidak ada perubahan. Kemudian
pasien berobat ke poli RSUD TIDAR pada tanggal 18 april 2011 dan pasien merasakan
perbaikan namun pasien mengeluh timbul merah-merah dan gatal sehingga pasien

memutuskan untuk menghentikan pengobatan dan kembali datang ke poli tanggal 28 april
2011.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pernah menderita sakit yang sama sebelumnya ()
- Riwayat alergi obat CBZ ()
Riwayat Penyakit Keluarga
Terdapat keluarga yang menderita hal yang sama (-)
Anamnesis Sistem
- Neurologi : Nyeri pinggang (-), Panas (-), pusing (-), kesadaran
menurun (-), kelemahan anggota gerak (-), kejang (-)
- Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-)
- Kardiovaskular : Pucat (-), debar-debar (-),
- Gastrointestinal : Muntah (-), mual (-), nyeri perut (-), perut kembung (-),
sakit pada anus.
- Urogenital : BAK lancar, nyeri BAK (-)
- Muskuloskeletal : lemah anggota gerak (-)

III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Vital Sign
Tensi : 120/90 mmHg (hipertensi 1)
Nadi : 84 x/menit (dbn)
Respirasi : 20 x/menit (dbn)
Suhu : -- C (tidak diukur)

Kepala : conjungtiva anemis (-/-), pupil isokor, lebar rima sama
Leher : tekanan vena jugularis tidak meningkat
1antung : suara S1 dan S2 reguler, bising (-)
Abdomen : Bunyi usus () normal, supel, timpany (), Nyeri Epigastrium (-)
Ekstrimitas : Hemiparesis (-), oedem (-), reIlek Iisiologis (), reIlek patologis
(-)

IV.PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL
No Nama Nervus Komponen Yg diperiksa Kanan Kiri
1 I : OlIaktorius Secara subyektiI : membau sesuatu
secara bergantian hidung ditutup (tidak
dilakukan)

2 II: Optikus - Daya Penglihatan
- Pengenalan warna
- Fundus okuli (tidak dilakukan)
dbn
dbn

dbn
dbn

3 III : Occulomotorius - Bentuk dan ukuran pupil
- ReIleks terhadap sinar
- Gerak mata: atas,bawah,medial
- Strabismus divergen
- Diplopia
dbn
dbn
dbn
(-)
(-)
dbn
dbn
dbn
(-)
(-)
4 IV : Trokhlearis - Gerak mata ke medial bawah
- Strabismus konvergen
- Diplopia
dbn
(-)
(-)
dbn
(-)
(-)
5 V : Trigeminus - Menggigit
- Membuka mulut
- Sensibilitas muka atas-tengah-bawah
- ReIleks kornea (tidak dilakukan)
- ReIlex bersin (tidak dilakukan)
- ReIlex masseter
dbn
dbn
dbn


(-)
dbn
dbn
dbn


(-)
6 VI : Abducens - Gerak mata ke lateral
- Strabismus konvergen
- Diplopia
dbn
(-)
(-)
dbn
(-)
(-)
7 VII : Fasialis - Mengerutkan dahi
- Menutup mata
()
()
()
()
- Lipatan nasolabial
- Sudut mulut
- Mengerutkan alis
- Meringis
- Mengembungkan pipi
- Lakrimasi
- ReIlek visio palpebra
- ReIlek glabella
- ReIlek Myerson
- Tanda chvostek
- Daya kecap lidah 2/3 depan (tidak
dilakukan)
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
(-)
()
(-)
(-)
(-)

dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
(-)
()
(-)
(-)
(-)

8 VIII: Akustikus - Mendengar suara berbisik
- Detik arloji
- Test rinie,weber (tidak dilakukan)
dbn
dbn
dbn
dbn
9 IX : GlossoIaringeus - Arkus Iaring
- Daya kecap lidah bagian 1/3 belakang
(tidak dilakukan)
- Sengau
- Tersedak
- ReIlex muntah (tidak dilakukan)
dbn


(-)
(-)
dbn


(-)
(-)
10 X : Vagus - Bicara
- Menelan

- Nadi
dbn
Tidak nyeri
telan
dbn
11 XI: Accesorius - Memalingkan kepala
- Sikap bahu
- Menganggkat bahu
- TroIi otot bahu
dbn
dbn
dbn
EutroIi
12 XII : Hipoglosus - Menjulurkan lidah
- Artikulasi
dbn
dbn
- Tremor lidah
- Kekuatan lidah
- TroIi otot lidah
- Fasikulasi lidah
(-)
dbn
EutroIi
(-)

2. GCS : E
4
V
5
M
6

3. PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT
5/5/5
5/5/5
5/5/5
5/5/5
. PEMERIKSAAN FISIOLOGIS ; dbn
5. PEMERIKSAAN PATOLOGIS
Babinski:-/-
Chaddok:-/-
HoImen-Tromner:-/-
Openheim:-/-
Gordon:-/-
Gonda : -/-
Bing:-/-
Rossolimo:-/-

V. PEMERIKSAAN PENUN1ANG
Tidak dilakukan

VI. DIAGNOSIS KER1A
Neuralgia trigeminal

VII. PENATALAKSANAAN
O Gabapentin 300 mg 3X/hr
O Vitamin B kompleks (Neurodex) 2X1


PEMBAHASAN

DEFINISI
Trigeminal neuralgia (TN) adalah sindrom nyeri yang dirasakan pasien, bersiIat subjektiI
seperti ditusuk, dibakar, atau perasaan nyeri ringan pada salah satu sisi wajah yang berulang
(paroksismal) dan berlangsung selama beberapa detik (Pittsburg, 2010).
Trigeminal neuralgia dibagi menjadi dua macam, yaitu :
O Trigeminal neuralgia klasik (idiopatik), yaitu TN yang penyebabnya tidak diketahui dengan
pasti
O Trigeminal neuralgia simtomatik (sekunder), yaitu TN yang disebabkan oleh penyakit atau
kondisi lain. (HuII, 2010).

EPIDEMIOLOGI
Insidensi terjadinya Trigeminal neuralgia adalah 4,3 kasus per 100.000 populasi /tahun.
Rasio kejadian pria dan wanita adalah 1:1,17. Trigeminal neuralgia sering terjadi pada usia
dewasa yaitu setelah 40 tahun (Zakrzewska,1995). Tidak ada laporan kematian yang disebabkan
oleh TN. Rasa sakit yang sebentar-sebentar parah ini akan dapat mengganggu kegiatan sehari-
hari seperti makan dan tidur. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan iritabilitas, kecemasan,
depresi dan gizi buruk. Pada tingkat yang lebih parah akan dapat berlanjut pada bunuh diri.
(HuII, 2010).

ETIOPATOGENESIS
Nervus trigeminus merupakan saraI kranialis terbesar diantara kedua belas saraI,
percabangannya terletak pada bagian temporal kepala di sebelah anterosuperior auricula. Cabang
nervus trigeminus ada tiga, yaitu ramus ophtalmicus (V1), yang mempengaruhi dahi, area mata,
dan hidung anterior; ramus maxillaris (V2), yang mempengaruhi kulit hidung posterior, kulit
kelopak mata bawah, pipi atas, bibir atas, sinus maksilaris, rongga mulut atas; serta ramus
mandibularis (V3), yang mempengaruhi area selaput lendir bibir bawah, gigi bawah, gusi bawah,
dan rahang (HuII, 2010).




Etiologi terjadinya TN pada sebagian besar pasien (85) adalah idiopatik (HuII, 2010).
Sedangkan pada trigeminal neuralgia simptomatik, penyakit yang mendasarinya antara lain :
a. Kompresi saraI trigeminal karena tumor.
b. Terjadinya penekanan vasa darah pada akar nervus trigeminus.
c. Demyelinisasi saraI pada penyakit multipel sklerosis
d. Kerusakan saraI trigeminal karena tindakan bedah, gangguan pada gigi, maupun kerusakan
wajah akibat kecelakaan (Dorweiler, 2006).
Satu teori menyatakan bahwa mekanisme terjadinya TN karena penyakit pada nervus
trigeminus menaikkan eksitasi aIeren pada saraI sehingga saraI lebih sensitiI dan lebih mudah
untuk dieksitasi. Teori lain menyatakan bahwa mekanisme inhibisi nyeri tidak begitu baik
sehingga nyeri yang mempunyai ambang batas rendah tidak terlalu bisa ditolerir oleh penderita.
Nyeri dirasakan ketika neuron nosiseptiI pada nervus trigeminus mengalami potensial aksi akibat
adanya perubahan konsentrasi ion natrium dan kalium (HuII, 2010).

GAMBARAN KLINIS
O Jenis nyeri : nyeri yang dirasakan berupa sensasi seperti ditusuk, kesetrum, dibakar, disayat,
atau perasaan nyeri ringan pada wajah yang berlangsung singkat dan paroksismal.
O Distribusi nyeri : mengenai satu atau beberapa cabang nervus trigeminus (biasanya ramus
maksilaris dan ramus mandibularis), bersiIat unilateral (97) dapat dijumpai secara bilateral
namun jarang sekali dijumpai.
O Durasi nyeri berlangsung selama beberapa detik hingga satu sampai dua menit. Nyeri
menyerang beberapa kali sehari dan pasien merasakan tidak nyeri diantara beberapa episode
tersebut.
O Pemicu : beberapa pemicu dapat mempresipitasi serangan nyeri seperti rabaan atau getaran,
membasuh muka, bercukur, menggosok gigi, mengunyah, menggigit atau tiupan angin yang
mengenai muka. Nyeri dapat memprovokasi spasme otot wajah, yang akhirnya menimbulkan
tic.
O Pemeriksaan Iisik : temuan pemeriksaan Iisik biasanya normal (HuII, 2010).

DIAGNOSA
Pada saat ini belum ada tes yang reliable dalam mendiagnosa trigeminal neuralgia. Jadi
diagnosa trigeminal neuralgia dibuat berdasarkan anamnesa pasien secara teliti dan cermat.
(Zakrzewska,1995)
Pemeriksaan radiologis trigeminal neuralgia bisa menggunakan MRI maupun CT-scan
untuk mengeliminasi penyebab penyakit sekunder. Pada beberapa kasus, MRI angiograIi dapat
mengidentiIikasi lokasi saraI yang ditekan oleh arteri atau vena namun tidak bisa
mengidentiIikasi penyebab terjadinya nyeri. (Dorweiler, 2006).

DIAGNOSIS BANDING
Cluster headache
Gejala dan tanda khas
Sakit kepala yang sangat hebat, rnenusuk, rasa nyeri bakar
Unilateral dan sering kali diarea trigeminal juga.
Siklus. sering kali pada malam hari
Diprovokasi dengan minum alcohol
Mata merah, hidung buntu, muka merah
Kebanyakan pada orang muda. (Zakrzewska,1995)

TERAPI
Terapi pasien TN bisa melalui terapi Iarmakologis dan terapi bedah. Terapi Iarmakologis
pilihan untuk pasien trigeminal neuralgia antara lain (HuII, 2010), (kauImann,2001).
a. Carbamazepine
Merupakan obat lini pertama untuk penanganan pasien trigeminal neuralgia.
Carbamazepine adalah obat antikonvulsan yang bekerja dengan cara menghambat transmisi
sinaptik neuron.
Dosis dewasa : 200-400 mg 2-4 kali sehari
b. Fenitoin
Dosis harian : 300-500 mg dosis terbagi 3 kali sehari.
c. BacloIen
Digunakan untuk obat kombinasi carbamazepine atau Ienitoin. BacloIen adalah agonis
reseptor asam aminobutirat
Dosis : 5 mg 2-3 kali sehari.
d. Gabapentin
Gabapentin mempunyai struktur yang hampir sama dengan neurotransmitter GABA.
Dosis : 300 mg 3 kali sehari.
e. Trileptal (oxycarbazepine)
Struktur hampir sama dengan carbamazepine.
Dosis 300 mg dua kali sehari, dosis maksimal 2400-3000 mg per hari.
I. Vitamin B kompleks (Neurodex)
Berisi vitamin B1 100 mg, B6 200 mg, dan B12 250 mg.

Terapi bedah pada pasien trigeminal neuralgia dilakukan jika pasien tidak responsiI terhadap
terapi Iarmakologis.

PROGNOSIS
Prognosis pasien bergantung pada etiologi trigeminal neuralgia. Bila TN terjadi secara
idiopatik, prognosis pasien adalah baik. Namun bila TN terjadi secara simtomatik, prognosis
bersumber pada penyakit yang mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bagheri, Shakhrokh, et al. 2004. Diagnosis and Treatment oI Patients with Trigeminal Neuralgia.
American Dental Association. JADA vol. 135 December 2004.
Dorweiler, B. D. 2006. Trigeminal Neuralgia. Facial-neuralgia-resource.org.
HuII, J Stephen. 2010. Trigeminal Neuralgia in Emergency Medicine. www.emedicine.com
KauImann and patel. 2001. Treatment oI neuralgia.Winnipeg, Manitoba, Canada
Pittsburg. 2010. Trigeminal Neuralgia Treatment. Departement oI Neurosurgical Surgery
University Pittsburg.

You might also like