You are on page 1of 8

Pendugaan dan Pengujian Hipotesis Tentang Koefisien

Korelasi

Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan
antara dua variabel melalui sebuah bilangan yang disebut
koeIisien korelasi. Apabila ternyata hasil analisis menunjukkan
hubungan yang cukup erat, maka analisis dilanjutkan ke analisis
regresi sebagai alat meramalkan (forecasting yang sangat
berguna untuk perencanaan.
Analisis korelasi yang mencakup dua variable X dan
disebut analisis korelasi linear sederhana (simple linear
correlation, sedangkan yang mencakup lebih dari dua variable
disebut analisis korelasi linear berganda (multiple linear
correlation.
Interpretasi koeIisien korelasi (nilai untuk mengukur
kuatnya hubungan antarvariabel tergantung pada asumsi yang
kita buat terhadap variable X dan . Apabila X dan bervariasi
(X dan kedua-duanya bukan konstan, atau disebut variable
acak, maka koeIisien korelasi akan mengukur 'Covariability
(variasi bersamaan antara X dan . Di dalam analisis regresi,
koeIisien korelasi dipakai untuk mengukur 'cocoknya atau
'tepatnya (fitness garis regresi sebagai pendekatan
(approximation data hasil observasi.
Pada subbab ini akan dibahas koeIisien korelasi untuk:
a.X dan (keduanya bervariasi, merupakan variable acak
b.enguji hipotesis tentang parameter p = ro (koeIisien
korelasi sederhana berdasarkan perhitungan data sampel

Koefisien Korelasi
isalkan X dan merupakan variable acak (keduanya
bervariasi serta mempunyai distribusi 'bivariat. Sehingga
dapat diketahui:
(X) = p
x
; () = p

; or(X) = o
x
2
; or() = o

2

(X -p
x
)( -p

) = o(X, ) = o
x

KoeIisien korelasi sebenarnya dari populasi adalah sebagai
berikut:
p =
o(X, )
o
x
o

=
o
x
o
x
o


Dimana:
p koeIisien korelasi sebenarnya dari X dan


Contoh:
isalkan X dan merupakan variable diskrit dengan Iungsi
probabilitas gabungan (oint probability (, ) sebagai
berikut:
Y X 1 3 ()
2 0,5 0 0,5
6 0 0,5 0,5
() 0,5 0,5 1
Hitung p koeIisien korelasi sebenarnya dari X dan .
Penyelesaian:


KoeIisien Korelasi linear (p : ukuran hubungan linier
antara dua variabel random X dan . Jadi, p mengukur sejauh
mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Nilai p
berkisar antara (1 sampai (-1
Jika diperoleh:
p = , berarti hubungan antara X dan adalah sempurna dan
positiI.
p = -, berarti hubungan X dan adalah sempurna dan
negative.
p = , berarti hubungan X dan lemah sekali (dianggap tidak
ada hubungan

Penetapan & Interpretasi Koefisien Korelasi dan Koefisien
Determinasi

Di dalam prakteknya, kita tidak mengetahui nilai p tetapi
dapat diestimasi berdasarkan data sampel. Jika r adalah penduga
p, maka r dihitung berdasarkan rumus berikut:
r =
_

__

2
__

2

Dimana:

= X

-X

on


atau
r =
n _ X

- (_ X

n
=1
)(_

n
=1
)
n
=1
_n _ X

2
- (_ X

n
=1
)
2
n
=1
n _

2
-(_

n
=1
)
2
n
=1


Dengan koeIisien determinasi:
= r
2


ontoh:
%entukan koeIisien korelasi (r) dan koeIisien determinasi (
2
)
pada contoh sebelumnya!

Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis tentang p dapat dituliskan seperti di bawah
ini:
1.

(d huug |t|)
2.

(oo bnon no)


3.

(d huug)

Apabila p = , maka varians r adalah sebagai berikut:
or(r) = o

2
=
-r
2
n -

Sehingga nilai
0
adalah

0
=
r. Vn -
( - r
2
)

engikuti Iungsi dengan derajat kebebasan = n.
Seperti di dalam pengujian hipotesis sebelumnya, nilai
0
ini
dibandingkan dengan:

u(n-2)
, -
u(n-2)
, on
u(n-2)
oo -
u(n-2)


ontoh:
Seorang dosen Akademi Ilmu Statistik berpendapat bahwa tak
ada hubungan antara tingkat IQ dari mahasiswa Akademi Ilmu
Statistik (= X) dengan hasil ujian tahun pertama (= ). Dosen
tersebut memilih alternative yaitu adanya hubungan yang positiI.
Untuk maksud pengujian pendapatnya tersebut, telah dipilih
secara acak 6 orang mahasiswa, yang memberikan hasil sebagai
berikut:
X 110 120 125 130 130 140
Y 90 80 90 95 85 95
Dengan menggunakan o = ,, ujilah pendapat tersebut.

Penyelesaian:
Penentuan uji hipotesis:
H
0
= tak ada hubungan antara tingkat IQ mahasiswa dengan
hasil ujian pertama
H
1
= adanya hubungan yang positiI antara tingkat IQ
mahasiswa dengan hasil ujian pertama
Sehingga uji hipotesis yang berlaku:
H
0
p =
H
1
p
Dengan taraI pengujian yaitu o = ,
Nilai kritis daerah penerimaan/penolakan H
0
:

ht

tubcI
=
ht

u(n-2)

Dimana diketahui:
u(n-2)
=
0,05(4)
= ,8
aka:
X

= ;

= ; X

2
= 9.

2
= .8 ; X

= .
r =
n _ X

-(_ X

n
=1
)(_

n
=1
)
n
=1
_n _ X

2
- (_ X

n
=1
)
2
n
=1
n _

2
- (_

n
=1
)
2
n
=1


=
(.) - ()()
(9.) -()
2
(.8) -()
2

=
. - .9
V. - V8. - 8.

=

(,9)(,)

=

.89,9

= ,9 = ,

0
=
rVn -
V - r
2

=
,V
- ,8

=
,8
,9
= ,9
karena
0
= ,9
0,05(4)
= ,8 maka Lolak H
1
dan
Lerlma H
0
pada LlngkaL nyaLa (level of slqolflcooce% sebesar
o = , = % yang berarLl dapaL dlkaLakan bahwa Lak ada
hubungan anLara LlngkaL lC mahaslswa dengan hasll u[lan
perLama dlmana klLa Lldak mempunyal cukup bukLl unLuk
menylmpulkan bahwa anLara X dan ada hubungan yang
poslLlf

You might also like