MAL Kedkteri Gigs
VoL 24, No.2, uni 2009
Kadar Neutrofil dan Interleukin-1 Penderita Periodontitis Agresi
sebelum dan sesudah diterapi dengan Klindami
‘agian Priodonsi, Flas Kedokteran Gig, Universitas Aranaga
ABSTRACT
Aggresive periodontits might occur as a result of complex inerplay benweeen bacteria and host
defense. In many cases, systemic antibiotics are required, one of them is clindamycin. Some studies
‘reported that clindamycin influenced pro-inflamaxory cells, but these studies were sill controversial
Uni now the study related to periodontal diseases have never been done. To know the influence
of elindamycin 10 pro-nlamatory cell, a study of neutrophil and IL-If level in 20 agaressine
periodontitis patients, that were devided ino 2 groups, were done. Group I (treatment group)
consisted of 10 patients were given with clindamycin of 150mg orally, 4 times daily, for 7 days
Group 2 (control group) consisted of 10 patients were given with rearacycline of 250mg orally, 4
times daily for 12 days and metronidazole of 200mg orally, 3 times daily, for 10 days. Peripheral
blood samples were colected before and after drugs adminisration. The result showed that after
treatment, the over linit level of neutrophil deereased into normal range (1.5 ~ 7 x 103 / ul.)
Level of neutrophil and IL-1 were significant diffrence (p<0.05) between pre and post reatnent.
CClindamyein could normalize the level of neutrophil and decrease the level of IL-If
Key Words: neurophil, iterleukin-If, aggresive perlodontts, clindamycin
PENDAHULUAN
‘Sempaisaatiniperawatanperiodonttismasih
‘erfokus pada faktor loka, pertimbangenualitas
+host masih kurang diperatikan. Terapi dengan
anibiota mash berks pada paradigma lama
yang hanya beruyjuan mengeliminasi bakter
Padahal bila dicermai, antibiovka terayata
dapat mempengaruhi respons imun. Beberapa
pene’ mengatakan antibiotika mempunyai
sifat imunomediulasi, Karena selain berperan
membunoh mikroorgarisme, antbiotika juga
berperan pada fumgsi fagositik, kemowksis
ddan aktivias limfosit ‘eek nomanibioic of
oN oRis- 126%
“anibiotie) (Omura and Satoh, 2001; Hamilton-
Mille, 2001; Kitahara and Satoh, 2002),
Sif ini perlu dimanfaatkan gua menunjang,
‘Keberhasilan perawatan periodontitis khususnya
‘yang agresit (aggressive periodontitis,
Aggressive periodontitis merupakan st
tipe periodontitis yang Khas, terjadi pada
penderta di hava usia 35 tahun, dengan tanda
lnis oral iygiene atk, sedikt akurmlasi pak
‘maupun kalkulus, namun tesjadi kerusikan
tulang dan loss of ariaehment yang banyak dan
cepat,disertai poket > Smm, Jumlah plak dan
”Mi. Kedtran pW 24No.2, 2a 2009, 4.52
Kalkulus tidak sebanding dengan keparaban
penyakit (Newman dk, 2002).
‘Usehameningkatkendayatahantububsengat
slipertukan, teratama dalam perawatan penyakit
aggressive periodontitis. Pemikian tersebut
sesuai dengan karakterstk timbulnya penyakit
ini, yait diawell adanya gangguan imunitas,
Untuk itu perlu dipikickan stategi perawatan
yang lepat melalui pemberian obat yang efektit
‘dan efisien, yang bertujuan _mengeliminast
bakieti penyebab sekaligus meningkatkan daya,
tahan tubuh, Altemati solusinya yaitu dengan
pemberian antibiotka yang sckaligus dapat
‘mengoptimalkan sistem perahanan tubuh
‘Klindamisinmerupakan salah — sata
antibioka yang banyak digunakan dalam
peravatan periodontitis Karena efekiftrhadap
Porphyromonas gingivalis dan Prevotella
intermedi, uate jenis baktei anaerob yang
banyak dlitemukan dalam poket. Klindamisin
‘merupakan powerful atibiovic dengan aktvies,
menghambat sintesis protein bakter, Selain
berperan sebagai antibiotika, —Klindamisin
juga. mempengarui respons imun pendeita
(Kuriyama dkk., 2000)
Beberapa peneliti menggolongkan klin-
damisin ke dalam immuno-enhancing antibiotics
Karena kemampuanaya meragsang host untuk
_meenproduksi sel-selmunokompeten yang bet=
peran dalam sistem pertahanan tubuh (van Viem
ddkk, 1998),namun ada yang berpendapat bah,
iindamisin justeu menurinkan produksi sel-
sel imunokompeten (Kishi dkk, 1999; Nakano
Ak, 2003), di sisi tain bahkan ada penelit
‘yang menyebutkan Klindamisin tidak signifikan
mmempengaruhi produksi sel-slimunokompeten
(ita dkk. 1998). Hal ini menuajukkan babwa
hail peselitian masih.bersifat kontroversal
Lebihjauh kaitannya dengan penyakitageressive
periodontitis belum peal dilaporkan, sehingea
pengarch pemberian Klindamssin terhadep res:
pos imun penderiatersebut juga masih diper-
‘anyekan, Melihat adanya kemungkinan efek
‘non-antbiorc klindamisin pada respons imu
seria untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh,
8
‘make dipandang periu mengungkap pengaruh
ppemberian klindamisin terhadap kadar neutroil,
an Interleukin-1B (1-1) penderita aggressive
periodontitis,
‘Tyjuan peselitan ini adalah untuc menge-
‘ai pengaruh pemberian klindsmisin erhadsp
‘der neutrofil dan IL-8 penderita aggressive
‘periodontitis. Hasil dai penelitanini darapkan
pat digunakan sebagai dasa menentakan
strategi perawatan yang tepat sehingga dapat
rmeningkstkan keborhasilan perawaia
BAHAN DAN CARA
Dua puluhpendertaageressive periodontitis
lin secara random di klnik Peiodonsia
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas irlangg,
Sampel dipilih dengan kriteria: pendeita pria
usia < 35 tahun, tidak mempunyai penyakit
infekst lain, tidak menderta penyacit yang
tergolong immunocompromised tidak merokok,
tidak sedang mendapalerapiantbiotkemaypua
bat lain selama 3 bulan tera.
Mefode yang digunaken adalah pre-test
osttes control group design. Penderita
slag dalam 2 Kelompok dengan jumlah yang,
sama, yaitu Kelompok perlakuan yang deri
‘Klindarisin 150mg, 4x sehariselama 7 hari da
Kelompok kontrol yang diberittrasiklis 250mg,
4x sehari selame’ 12 hari dilanjutkan dengan
metronidesol 200mg 3 schariselama 10 har
Metode pemberian Klindamisin berpedoman
ppade peneltian van Winkelhoff dk (1996),
sedangkan pemberian obst pada. Kelompok
Kontrol berpedoman pada penelitian Rubianto,
(2001),
Pada aval penelitian semua enderita
diam darahaya sebanyak 3ce dari vena cubit
‘mediana, kemudian diperikse kadar 2eutrofil
ddan TL-IP. Selanjutnya semus pendetta men-
{dapat perawatan sealing dan root planing, Peng
ambilan sampel darah berikutnya untuk melibat
perubahan kadar neutofil dan IL-If, dilakulan
pada hari Ke-8 untuk Kelompok pesakwan
(cetelah pemberian klindamisin), selangkan
kKelompok kontrol pada hari ke-23 (setelahpemberian tetrasiklin-metronidasol). Analisis
kadar neutrof dlskulan dengan mengunakan
‘automatic cell counter, sedangksn analisis IL
1B dengan menggunakan teknik ELISA,
asi pemeriksaan aboratorium selanjutnya
lnji dengan student’ ttestt (a-0,05) untuk
‘melibat perbedaan kadar neutrofil dan IL-1.
antarapre-est dan pos-test
HASIL PENELITIAN
‘asi pemerkeeansamp darshsorbadap 20
pendeniaaggresivepeiodonits,menunjukkan
sera dat berdstbsi normal, schingga data
dapat diy dengan est. Ringkasan sls
untuk masingmesing arabe! (seuzo dan =
1) dapat tat pada bel 1
Hasil pereriksaan aboratores untuk kadar
neutral penderta aggressive periodontal
rata Gi atas normal (bass normal 1500 ~ 7000
1) Pada abel 1 capa bbva rata-rata kadar
ncattofil den I-18 mexutunseelah pecakean.
Kondsitersebut beri pad Kelompok pete
Tekan maupunkefompok Konto
Pada gambar I dapat dha babwa peou-
rman kadar esto just lebih besa pada
Kelompok Konto (sebesar 2,067 x 10%) dak
pada Kelompok perskian sobesar 1,944 x 1°
UL). Demskian pula peda gambar 2 untuk IL-
1, menunjukkas penuronan lebih besar pada
Kelompok Kontrol (sebrsar 28,778 pp.) dari
a Kelompok perlakuan (sebesor 28,444 pa/
aL),
Uji strstik dengan paired eesttethadap
kadar nevtrofil dan Ti untukc menentukan
Petbedaan antara pre-est dan post-rest pada
Kot Nexen ase Pe ein Ait
‘kelompok peslakuan maupun kelompok Kontrol,
idapatkan p~ 0,000 (p <0,05), yang beret ada
perbedaan bermakna. Ha ini beran pemberian
lindarisin maupun ‘eresiklintmetronidasol
pat menurunkan kadar neutofil maupun TL
1 secara bermakna
Untuic menentukan perbedaan antar Kelom-
pok, dilakukan uji dengan independent est
Didapetkan asi untuk neutrosit maupus IL-1
nilai p masing-masing adalah 0,612 dan 0,665,
(77005), yang. beret tidale oda. porbodaan
bermakma. Hal ini berarti Kedar neutrofil pen-
derita aggressive periodontitis yang. diterapi
dengan Klindamisin. mersberikan lai yang
sama dengan yang menggunakan terasiklin +
setronidasol,
Analis statistik ini juga memunjukan ba
wa asi tidak sesuai dengan hipotesis,Hipotesis
‘menyebutkan bahwaKlindamisin dapat mening-
katkan kadar neutrofil dan TL-18. Oleh kerena
itu hipotess ditotak
piskusI
Perkembangan penelitan trhadap penggu-
naan antibioika untuk perawatan penyakitperio-
dontal semakin mendapat perhatisn, Akibat
adanya invasi bakteri ke dalam jaringan, maka
Perawatan mekanis (scaling dan root planing)
sliyakini belum dapat memberikan hasil yang
‘memmuaskan (Newman dkk., 2002). Oleh karen
iu pemberian anibiotika dipandang perla
dilakoken.
Klindamisin merupakan antibiotika. yang
cefektif terhadap baktei gram negatif anaerob
(Kuriyama dik. 2000) yang banyak ditemukan
‘Taba Renata dan simpang buku kadar neuf dan IL-1 pa Kelompok pele dan kelompok konto
Kelompok_priakuan
Kelompok kontrol
\Veviabel Nits reata —__Simpang baka Nils rea ‘Simpang Baku
Pe post pw pot—pre—~—post Speak
Newrofl 7333 5389 0.4822 04314 7311-5244 O76 0.5503,
ILI 63,000 34586 9.8362 53177 6a.tI «33,337,896 6.4031