You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebudayaan Barat sudah mendominanisasi segala aspek. Segala hal selalu mengacu kepada Barat. Peradaban Barat telah menguasai dunia. Banyak perubahan-perubahan peradaban yang terjadi di penjuru dunia ini. Kebudayan Barat hanya sebagai petaka buruk bagi Timur. Timur yang selalu berperadaban mulia, sedikit demi sedikit mulai mengikuti kebudayaan Barat. Secara timbal balik, tiap peradaban akan berpengaruh satu sama lain. Hukum sosial berlaku bagi semua peradaban. Peradaban yang maju, pada suatu masa, cenderung memiliki perngaruh yang luas bagi peradaban-peradaban lain yang berkembang belakangan. Majunya beradaban barat sangat berpengaruh terhadap dunia timur (Indonesia), untuk mengimbangi pengaruh barat ini keberadaan IAD sangat diperlukan untuk meningkatkan SDM Indonesia. Karena hanya dengan peningkatan SDM lah filtrasi pengaruh barat dapat terjadi. Dengan Menelusuri kondisi peradaban di barat saat ini akan bisa diketahui berbagai perilaku dan sikap barat terhadap dunia lain. Sikap agresif barat terhadap dunia lain disebabkan karena ketertinggalan mereka dahulu dengan peradaban dunia lainnya yang bergerak dinamis selama berabad abad dalam pergaulan antar peradaban. Sedangkan dunia barat lebih banyak bergulat dalam dunia mereka sendiri dan terkucil dari peradaban lain di belahan dunia. Ketertinggalan atau keterasingan itu menyebabkan terjadi jurang yang lebar dan terjal dalam peradaban barat terhadap dunia dunia lainnya, sehingga pada suatu saat barat berusaha untuk menutupi jurang jurang itu dengan berbagai cara, termasuk didalamnya perang peradaban yang dilancarkan barat sejak berabad abad silam. Perang peradaban barat itu antara lain

adalah usaha barat untuk menutupi ketertingalan dan keterasingannya dengan dunia lainnya. Disamping itu, ada kepentingan - kepentingan politiknya yang sangat agresif. Agresifitas politik barat ini tidak disanksikan selama berabad abad, telah terjadi pergaulan antar bangsa dan peradaban. Dan semua itu berlangsung dengan damai. Siapa yang ingin meniru maka tirulah, dan siapa yang tidak ingin meniru maka hargailah. Begitulah kondisi peradaban saat ini. Maka dengan gencarnya, para pemuka-pemuka kebudayaan memperkenalkan peradaban masing-masing negara. Terlebih lagi negara barat yang selalu mempublikkan kebudayaan mereka. Maka disini penulis melalui makalah ini mencoba memberikan solusi tuk masalah ini. Adapun yang akan penulis uraikan dalam makalah ini diantaranya adalah; pengetahuan dasar tentang IAD, bentuk kebudayaan barat beserta pengaruhnya, dan Keberadaan IAD untuk mengimbangi pengaruh buadaya barat.

1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan makalah ini penyusun merumuskannya sebagai berikut; 1. Apa pengertian dari IAD? 2. Apa yang menjadi kajian IAD? 3. Bagaimana bentuk dan dampak budaya barat? 4. Bagaimana keberadaan IAD dalam mengimbangi pengaruh yang ditimbulkandari luar?

1.3 Tujuan Penulisan Ada pun yang menjadi tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk; 1. Mengetahui pengertian dari IAD. 2. Mengtahui kajian dari IAD. 3. Memahami bentuk dan dampak budaya barat. 4. Memehami keberadaan IAD dalam mengimbangi pengaruh yang ditimbulkan dari luar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Alamiah Dasar 2.1.1 Pengertian Ilmu Alamiah Dasar. Ilmu Alamiah dasar adalah Pengetahuan dasar manusia dalam mempelajari alam semesta secara universal. Ilmu Alamiah Dasar dapat juga dikatakan sebagai konsep awal terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam dan semua turunannya, seperti Biologi, Fisika dan Kimia. Ketiga Ilmu tersebut juga memiliki turunan lagi. Ilmu Alamiah Dasar merupakan Disiplin Ilmu yang bersifat relatif dan dapat berubah sesuai kemajuan peradaban manusia. Menurut Abdulah Aly dan Eny Rahma (2006: V) "Ilmu Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Teknologi"

2.1.2

Perkenalan dengan Ilmu Pengetahuan Alam

1. Perkembangan Pikiran Manusia. Perkembangan pikiran manusia terdiri dari tiga penyebab utama yang juga dapat dijadikan pembeda antara manusia dengan mahluk tuhan lainnya yaitu sebagai berikut: a) Sifat Unik Manusia. Dibanding mahluk tuhan lainnya, jasmani manusia itu lemah, namun manusia memiliki akal dan pikiran yang berkembang, hal ini disebabkan manusia memiliki volume otak yang besar dan juga berkembang dan ini membuat manusia itu dapat mengembangkan akal pikirannya. Manusia juga memiliki kemauan dan tekat yang kuat sehingga menjadikan manusia mahluk yang tidak mudah menyerah dengan keadaan hidupnya. Manusia memiliki akal pikiran sedangkan hewan memiliki Insting. Insting adalah pengetahuan yang sama yang turun secara turun-temurun

dan tidak berkembang dan ini sangat identik dengan kemampuan untuk bertahan hidup. Dengan akal dan pikirannya tersebut manusia memenuhi setiap kebutuhannya dalam hidupnya. Manusia juga memiliki bentuk tubuh yang sempurna diantara mahluk hidup lainnya. Satu kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah. Sifat unik manusia itu adalah kelebihan yang dimiliki manusia seperti Akal pikiran, Budi (Perasaan/ Hati), kemauan yang keras dan ditambah dengan bentuk tubuh manusia yang sempurna sehingga ia dapat dikatakan unik di banding mahluk Tuhan lainnya.
b)

Rasa Ingin Tahu. Dengan pertolongan akal budinya manusia menemukan berbagai cara untuk

melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan. Tetapi adanya akal budi tersebut juga menimbulkan rasa ingi tahu yang selalu berkembang. Rasa ingin tahu itu yang tidak pernah dapat dipuaskan sehingga manusia mampu menemukan hal-hal baru yang berguna bagi dirinya. Jika suatu persoalan dapat diselesaikan maka timbul soal lagi yang menunggu untuk diselesaikan. Jika manusia manusia mengalami kegagalan dalam memecahkan suatu permasalahan hal itu justru membangkitkan semangatnya yang menyala-nyala untuk menyelesaikan

permasalahanya bukan berputus asa. Dengan semangat yang semakin berkobar ini diadakanlah kegiatan-kegiatan yang lain yang dianggap lebih serasi dan dapat diharapkan akan menghasilkan penyelesaian yang memuaskan.
c) Rasa ingin tahu yang menyebabkan alam pikiran manusia berkembang.

Perkembangan alm pikiran manusia dapat disebabkan oleh berbagai hal baik itu berupa rangsangan dari luar maupun dari dalam yang berupa rasa ingin tahu. Dapat diambil kesimpulan bahwa alam pikiran manusia berkembang terutama karena ada dorongan dari dalam yaitu rasa ingin tahu. Ada dua macam perkembangan akan kita tinjau yaitu:
1) 2)

Perkembangan alam pikiran manusia sejak jaman purba hingga dewasa ini . Perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayat.

2.1.3. Mitos Penalaran dan Pengetahuan Pangkal Kelahiran IPA Mitos Menurut A. Comte dalam sejarahperkembangan manusia itu ada tiga tahap yaitu: 1) Tahap Teologi atau tahap Metafisika 2) Tahap Filsafat 3) Tahap Positif atau tahap Ilmu Dalam tahap Teologi atau tahap metafisika, manusia Menyusun mitos atau dongeng untuk mengenal realita atau kenyataan, yaitu pengetahuan yang tidak obyektif, melainkan subyektif. Mitos ini diciptakan untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Dalam alam pikiran mitos, rasio atau penalaran belum terbentuk, yamg berkerja hanya daya hayal, Intuisi dan Imajinasi. Menurut C.A Van Peursen Mitos adalah suatu ceritera yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang. Cerita itu dapat ditularkan, dapat pula di deskripsikan lewat lambing-lambang atau cara-cara lain yang dapat identikan dengan hal-hal tertentu. Inti cerita adalah lambing-lambang yang mencetuskan pengalaman manusia juga lambing kejahatan dan kebaikan; Hidup dan Kematian; Dosa dan Penyucian, dan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa mitos dijadikan manusia sebagai pedoman dalam suatu hal yang berfungsi sebagai penjelas dari suatu masalah terlepas dari logis atau tidaknya penjelas tersebut. a. Penalaran Deduktif Dengan bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin bekembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Hingga mitos hanya dipakai untuk memberi keterangan pada anak kecil di karenakan kemampuan berpikirnya belum kuat. Menurut A. Comte dalam perkembangan manusia, sesudah tahap mitos manusia berkembang ke tahap filsafat. Rasio sudah terbentuk namun belum ditemukan metode berpikir secara objektif. Berbeda dengan tahap teologi pada tahp

filsafat ini manusia mencoba menggunakan rasionya untuk memahami objek secara dangkal tetapi obyek belum dimasuki secara metodelogis yang definitive. C.A van Peursen dalam bukunya mengatakan bahwa di dalam mitos manusia terikat, manusia menerima keadaan sebagai takdir yang harus diterima. Lama kelamaan manusia tidak mau terikat maka manusia berusah untuk mancari penyelesaian dengan rasio. Manusia sebagai subyek menempatkan dirinya diluar alam yang dijadikan obyek. Manusia tidak lagi dilingkari ataupun dikurung oleh elam dengan segala kekuatannya sehingga manusia dapat menilai obyek (Alam) tanpa meleburkan dirinya dalam memandang obyek dengan lebih leluasa. b. Penalaran Induktif (Empirisme) Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai kelemahan, maka munculah pendangan lain yang berdasarkan pengalaman konkret. Mereka yang mengembangkan pegetahuan berdasarkan pengalaman konkret inilah disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap bahwa pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman konkret. Menurut paham empirisme gejala alam itu bersifat konkretdan dapat ditangkap debgan panca inderanya manusia. Dengan pertolongan panca indera manusia berhasil menghimpun sangat banyak pengetahuan. Himpunan pengetahuan ini belum dapat disebut ilmu pengetahuan yang disusun secara teratur dan dicari hubungan sebab akibatnya. Penalaran haruslah dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Didalam penalaran itu fakta yang didasarkan atas pengamatan dan tidak boleh dicampur adukan dengan dugaan atau pendapat orang yang melakukan penalaran. Dari pengamatan secara sistematis dan kritis atas gejala-gejala alam akan diperoleh pengetahuan tentang gejala itu. Mungkin akan terlihat adanya kerakteristik tertentu, adanya kesamaan, adanya ulangan dan adanya keteraturan dalam pola-pola tertentu. Dengan demikian akan dapat ditarik suatu generalisasi dari berbagai kasus yang terjadi.

2.1.4 Metode Ilmiah Sebagai Ciri IPA a. Metode Ilmiah Metode ilmiah merupakan cara untuk memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Untuk memperoleh /menemukan pengetahuan dengan metode ilmiah tersebut harus ditempuh dengan serangkaian prosedur tertentu. Langkah-langkah tersebut harus diikuti dengan seksama sedemikaian hingga dapat sampai pada suatu kesimpulan yang benar dan dapat diterima orang banyak. Meode ilmiah terdiri dari beberapa langkah dan prosedurnya adalah sebagai berikut: 1. Penemuan atau penentuan masalah Kita harus menentukan masalah apa yang akan diangkat. Kemudian mengkajinya secara rasional. Masalah tersebut harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk analisis secara logis dan kenudian dapat dipecahkan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan langakah pertama ialah menetapkan masalah apa yang akan kit kaji serta batasan-batasannya sehingga yang dibahas tidak melebar ke masalah yang lain.
2. Perumusan Kerangka Masalah

Langkah ini merupakan usaha untuk mendeskripsikan permasalahannya secara lebih jelas. Suatu masalah merupakan suatu gejala dimana beberapa fakta saling berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu kerangka ini dapat kita turunkan secara empiris dan rasional. Dalam langkah perumusan masalah ini kita sudah memulai berpikir secara empiris dan secara rasional.
3. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah kerangka pemikiran sementara yang menjelasakan hubungan antara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka permasalahan. Pengajuan hipotesis ini didasarkan pada permasalahan yang bersifat rasional. Kerangka pemikiran sementara yang diajukan tersebut disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah diketahui

keberadaannya.
4.

Deduksi Hipotesis Deduksi hipotesa ini merupakan langkah tertentu dalam rangka menguji

hipotesa yang diajukan. Konsekuensi hipotesis tersebut secara deduktif dijabarkan secara empiris. Jadi dapat disimpulkan bahwa deduksi hipotesis merupakan

identisifikasi fakta-fakta apa saja yang dapat diamati dalam dunia fisik yang nyata dalam hubungannya dengan hipotesis yang diajukan. 5. Pengujian Hipotesis Langkah ini merupakan usaha untuk mngumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan deduksi hipotesis. Jika fakta-faktatersebut sesuai dengan konsekuensi hipotesis, berarti bahwa hipotesis yang diajukan terbukti benar, karena didukung oleh fakta-fakta yang nyata. Jika fakta-fakta itu tidak sesuai dengan deduksi hipotesisnya maka hipotesis itu harus di tolak. Dengan telah dibuktikannya kebenaran suatu hipotesis maka hipotesis tersebut telah dapat dianggap sebagai teori ilmiah dan merupakan pengetahuan yang baru.

2.2 Pengaruh Luar (barat) 2.2.1 Bentuk Pengaruh Budaya Barat Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban Eropa), mengacu pada budaya yang berasal Eropa. Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan terhadap:
1)

Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra, dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang menentang irasionalitas dan teokrasi.

2)

Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.

3)

Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme. Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari Dunia

Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat. Istilah ini juga telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-unsur asli dari kebudayaan Barat. Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan migrasi manusia.

2.2.2 Dampak Positif Budaya Barat 1. Perubahan pola pikir dan sikap Globalisasi dan Modernisasi yang berkembang di barat mampu mengubah pola pikir serta sikap masyarakat yang semula berpikir irasional menjadi rasional. 2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dari barat telah memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk lebih maju dalam segala hal. 3. Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai transformasi dan komunikasi yang canggih telah meningkatkan taraf hidup mayarakat karena jumlah pengangguran jadi berkurang.

10

2.2.3 Dampak Negatif Budaya Barat 1. Banyaknya produk impor menyebabkan produk dalam negeri menjadi tersisihkan. 2. Menyebabkan kesenjangan soial, ini diakibatkan oleh semakin mudahnya pasilitas yang disediakan orang-orang barat telah membuat masyarakat menjadi acuh terhadap sesama, karena hampir semua kebutuhan bisa diselesaikan dengan peralatan yang semakin canggih. 3. Berkembangnya gaya hidup kebarat-baratan yang serba bebas, hal ini menyebabkan anak muda sekarang hilang rasa hormat terhadap orang tua dan menganut pergaulan bebas.

11

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Dampak-dampak Pengaruh Budaya Luar 3.1.1 Terhadap Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi terciptanya masyarakat moderen yang menghargai kebudayaan tradisionalnya. Dengan ilmu pengetahuan masyarakat akan berubah dari kondisi sebelumnya menjadi masyarakat yang moderen. Selain itu ilmu pengetahuan setidaknya menjadi komponen penting yang dapat membawa masyarakat menjadi paham mengenai apa yang hendaknya dipertahankan sebagai warisan masa lalu. Perkembangan terknologi, terutama masuknya kebudayaan asing (barat) tanpa disadari telah menghancurkan kebudayaan lokal. Minimnya pengetahuan menjadi pemicu alkulturasi kebudayaan yang melahirkan jenis kebudayaan baru. Masuknya kebudayaan tersebut tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah. Akibatnya kebudayaan asli masyarakat mengalami degradasi yang sangat luar biasa. Dari ilmu pengetahuan yang berasal dari barat, memang sekilas kita pandang maju dan modern, tetapi dibalik itu ada unsur politik yang membuat kita kedalam penjajahan budaya. Seperti yang akan kita kupas dari beberapa segi nantinya. Pada dasarnya barat ingin menguasai dunia dengan kemajuan pemikiran mereka. Banyak cara yang mereka tempuh seperti banyaknya teori teori yang keliru dan belum ada titik terangnya dalam ilmu pengetahuan. Seperti teori alam semesta, teori budaya bebas yang mengacu kepada hak asasi manusia, dan ada pula teori politik yang membuat manusia keperadaban yang lebih rendah. Kemajuan pemikiran mereka bila dipandang dari segi teknologi, memang sangat membantu kita kepada kemudahan-kemudahan hidup. Tetapi dengan kemudahan-kemudahan itu barat juga memasuki unsur pengrusakan budayabudaya suatu negeri dengan kebudayaan mereka. Ada beberapa pengaruh kebudayaan barat yang bisa kita lihat terhadap ilmu pengetahuan secara global, yakni :

12

1. Dari Segi Ekonomi dan Politik Pada akhir-akhir abad XIII penemuan-penemuan tekhnik industri, dan berhasilnya pelayaran Colombus dan Vasco Da Gama, memberikan bangsa eropa kekuasaan setrategis di laut samudra, hal ini menyebabkan revolusi industri eropa menjadi penguasa ekonomi di seluruh dunia. Dari sini, dimulailah usaha menghancurkan tata nilai dan norma-norma budaya Islam ataupun dunia. Penjajahan dengan kekuatan militer selama berabad-berabad tidak banyak memberikan hasil, namun dengan ekspansi industri secara massal membuat bangsa-bangsa timur menjadi tercengang, yang menuntut perubahan cara berfikir dan mental generasi dunia dari masa ke masa dan akhirnya tanpa disadari kecendrungan meniru dan mempelajari metode-metode perekonomian dan ilmu pengetahuan barat yang nota bene bertentangan dengan syariat islam sangat kuat. System ekonomi sosialis dan kapitalis tidak dapat ditolak oleh dunia timur, sehingga upaya menghilangkan system ekonomi islam hampir berhasil dengan sempurna, penghormatan terhadap hukum riba misalnya, telah dianggap menghambat laju perekonomian. Cengkraman perekonomian ini semakin kuat dengan cara damai, Investasi barat dan konsesi ekonomi menjadikan timur sebagai bangsa terjajah yang berkepanjangan. Dan sentuhan ekonomi

kolonialisme dan kapitalisme lambat laun mengacaukan etika kehidupan. Eksploitasi kekayaan dan investasi modal seakan menghentikan

pergerakan dan peduli social budaya. Dan kekuatan-kekuatan negeri timur takluk dan tunduk di atas kertas. Tahap ekonomi agaknya factor yang lebih penting dan lengkap. Tetapi lebih umum penjajahan yang dimulai dengan proses ekonomi yang esensiil, terkenal dengan perembesan damai . Ia memperoleh cengkraman finansiil dalam bentuk pinjaman dan konsesi atas negeri timur, yang selama ini merdeka dari modal barat, yang membawa kepada terwujudnya kendali politik. Kenyataan tersebut berlaku pada semua negeri timur, tidak terkecuali Indonesia. Dominasi ekonomi barat sangatlah kuat, ekonomi syariah yang berabad-abad telah diterapkan mulai terpinggirkan kedaerah pedalaman di desa-desa terpencil. Dan orang timur mulai mencintai produk barat secara damai, tanpa berpikir bahwa mereka akan ditelanjangi dari norma-norma dan aqidah islam.

13

Factor yang tak dapat di bantah, pada umumnya orang-orang timur sendiri lebih suka membeli barang-barang produksi barat dari pada memakai hasil negaerinya sendiri. Buat orang barat, hal ini terasa suatu keanehan, mereka tidak mengerti, mengapa orang timur lebih suka barang-barang buatan barat yang murah, tetapi bentuk dan mutunya yang khusus dibuat untuk pasaran timur, dibanding dengan barang-barang buatan dalam negeri sendiri yang lebih baik mutunya dan amat bagus buatannya. Jawabannya yang sebenarnya ialah, oleh karena orang timur umumnya tidak mengerti tentang mutu seni barang, dan hanya melihat kepada kemajuan teknologi dan budaya barat yang saat ini telah mendunia. Dari kenyataan di atas, kita tidak dapat menafikan, bahwa mayoritas negeri timur telah terperangkap dalam penjajahan ekonomi dan budaya, begitu pula dengan negeri ini. Contoh riil adalah di bidang ekonomi, system ekonomi kita yang sangat keras, seakan tidak memberikan peluang bagi usaha kecil untuk berkembang. Prinsip ekonomi ini sangat bertentangan dengan prinsip ekonomi islam yang sangat memperhatikan aspek social dan keadilan. Agama ini melarang praktek transaksi ekonomi yang mengganggu keserasian hubungan antara anggota masyarakat. Di samping itu islam menetapkan bahwa dalam harta milik pribadi terdapat hak orang yang membutuhkan yang harus disalurkan kepada mereka, baik dalam bentuk zakat maupun sedekah dan lain sebagainya. Kekerasan ekonomi yang ditanamkan oleh barat telah melupakan kita, bahwa selain bertanggung jawab kepada pemilik modal (investor) atau pemegang saham, kita juga akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah nanti di Yaumul Qiyamah. Ini adalah bentuk penjajahan yang hingga saat ini belum merdeka, ketimpangan-ketimpangan ekonomi dan kesenjangan social terjadi di semua lapisan masyarakat, sebagai akibat dari maskulinitas system perekonomian yang telah jauh menyimpang dari kaidah-kaidah islam.

14

2. Dari Segi Sosial dan Budaya Jauh sebelum kebudayaan barat masuk ke bumi pertiwi, kebudayaan kita jauh lebih berperadaban. Hidup bermasyarakat dengan norma-norma kesusilaan telah dahulu ada di peradaban negara kita. Saat ini, kebudayaan itu sedikit demi sedikit mulai terkikis. Kita juga tidak dapat berpaling dari kenyataan penjajahan budaya barat. Bahwa bangsa ini selalu demam dengan trend-trend barat yang asusila. Satu contoh saja kita ambil. Ketika orang-orang barat menyelenggarakan kontes ratu sejagat misalnya, maka dengan antusias Negeri timur mendelegasikan wanitawanita terhormatnya untuk ditelanjangi, Cuma karena takut dikatakan terbelakang dan tidak modern. Belum lagi desain-desain busana wanita yang sangat tidak menghargai keindahan tubuh wanita, kemolekan tubuh wanita yang seharusnya ditutupi, dieksploitasi ke setiap sudut mata memandang. Ini salah satu bentuk penjajahan budaya bukan? Sungguh ironis memang. Dan yang lebih ironis lagi, Budaya berpakaian bebas, kadang membuat generasi kita tergiur. Dari pemikiran barat yang mengacu kepada kebebasan hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi membuat kita ikut-ikutan. Sebagian dari kita menganggap teori hak asasi manusia ini sebagai suatu keadilan. Munculnya pemilihan Miss Universe sebagai ajang internasional pada tahun 1952, motif utamanya adalah bisnis. Perusahaan Pasific Mills

menyelenggarakan acara itu untuk mempromosikan pakaian Catalina. Pada tahun1996, Donald Trump membeli hak kepemilikan kontes ini yang kemudian ditayangkan CBS dan pada tahun 2003 beralih ke NBC, yang tentunya sangat kental dengan kepentingan bisnis. Demikian pula di Indonesia, kontes ratu-ratuan ini yang dimobilisasi oleh perusahan kosmetik Mustika Ratu dan Marta Tilaar, hanyalah untuk mempromosikan produknya, sehingga wanita Indonesia akan tergila-gila kosmetik. (Buletin Sidogiri. hal 13 edisi 20 Rajab 1428 H). Dikatakan kontes tersebut diantaranya bertujuan mendongkrak citra bangsa di hadapan dunia, bagian dari keterbukaan dan kebebasan hak asasi, pemilihan putri tidak hanya mengandalkan kecantikan, tapi kecerdasan dan sopan santun. Perekonomian nasional bisa hancur akibat dari UU APP ini ujar Poppy Darsono, penasehat Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia

15

(APPMI) yang diikuti oleh Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), Asosiasi Pemasok Garment Aksesori Indonesia (APGAI), Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO), Asosiasi Manufaktur Indonesia (AMI),Asosiasi Perstektilan Indonesia (API) dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). (AULA, hal: 16, edisi April 2006). Apapun alasan yang dijadikan justifikasi dalam ajang tersebut hanyalah sebuah usaha menelanjangi norma-norma negeri timur dan usaha melegitiminasi penjajahan terhadap budaya islam. Karena mendongkrak citra bangsa, kebebasan hak asasi, kecerdasan suatu bangsa dan sopan santun ataupun peradaban yang modern tidak bisa dipresentasikan dengan seorang gadis atau wanita yang tidak punya rasa malu untuk telanjang di hadapan dunia. Ini adalah bukti kebodohan yang tidak pernah mengerti tentang tata nilai dan kehormatan sebuah bangsa.

3.1.2 Terhadap Kebudayaan Tradisional Seiring perkembangan zaman, era masyarakat modern kini cenderung lebih mengakar pada budaya Barat yang dianggap lebih berkualitas. Semangat zaman dengan pengaruh Barat ini, sudah dianggap sebagai ciri kemodernan atau sebagian dari ekspresi kebudayaan terkini. Berdasarkan atas peristiwa paradigma budaya yang ada di daerah kita, kita harus prihatin dan juga perlu memberi buah pikir kepada masyarakat tentang budaya daerah lokal sangatlah penting. Dengan demikian kita dapat meneladani para nenek moyang kita terdahulu yang telah susah payah membuat suatu budaya yang telah tercipta dan tidak terpikirkan oleh kita betapa sulitnya membuat budaya yag mempunyai nilai estetika yang tinggi. Melihat fenomena Indonesia bahwa tentang modernisasi, dan pengaruh Negara maju. Banyak efek atas keberlangsungan pembangunan Indonesia. Secara system memang Indonesia sudah lebih maju, namun dari kemajuan itu baik dari pendidikan,social, dan tekhnologi. Para pelakunya tidak pernah memperhatikan efek dari kemajuan itu, utamanya bagi masyarakat yang belum siap mengikutinya dan juga para generasi muda. Jelas SDA dan SDM akan semakin lemah dan berkurang karena didalam pembagunan itu sendiri konteks Indonesia tidak memperhatikan etika

16

pembangunan. Bahkan adanya tuntutan kemajuan semakin lama semakin tidak bisa mengelola dan mengaturnya. Contoh satu juga kita ambil seperti pemilihan Presiden. Ternyata uang yang banyak dibuang secara sia-sia. Mengapa uang itu tidak untuk pemberdayaan masyarakat. Artinya pemilu demokrasi sah-sah saja akan tetapi jangan terlau banyak mengeluarkan uang Negara hanya untuk acara yang sesaat. Negara kita yang dikategorikan negara berkembang sebenarnya belum siap dengan kemajuan yang berasal dari pemikiran barat. Barat yang dengan seluruh kebudayaannya mendukung berjalan kemajuan mereka. Tetapi kita yang masih memakai kebudayaan timur, dan sedikit banyaknya telah tersusupi oleh pemikiran barat malah menjadi kacau balau. Masyarakat belum siap menghadapi perubahan sosial. Masuknya modernisme dan hegemoni Negara adidaya yang masuk keIndonesia menjadikan budaya yang tercipta di Indonesia kini sudah seakan-akan mulai luntur, berbagai kesempatan orang asing memasuki Indonesia,

mengakibatkan terberangusnya budaya yang ada (tradisonal) seperti gotong royong, norma-norma, etika, estetika alam dan solidaritas terkikis perlahan-lahan sehingga terjadi renggangnya budaya kebersamaan. Budaya barat yang di bawa oleh orang barat mengakibatkan orang Indonesia terluluh lantahkan untuk mengikuti budaya tersebut. Pola hidup yang sifatnya sesaat, nafsu dunia, mengakibatkan dekadensi, baik moral, seni dan lainya. Budaya tradisional akhirnya kalah menarik, mereka lebih tertarik mengembangkan budaya asing yang serba seksi dan enggan dengan budaya yang kuno ( tradisional). Makanya tidak salah dibalik kemajuan Indonesia sebetulnya mengalami kemunduran terutama dibidang SDA dan SDM-nya. Karena tidak ada perkiraan dalam jangka panjang ( kurangnya etika dalam pengelolaan dan pelestarian itu sendiri). Padahal yang tradisional jika masyarakat bisa berfikir dengan akal sehatnya bahwa budaya yang tradisional apabila dikembangkan maka mampu menarik budaya disekitarnya untuk mengikutinya. Dengan rasioalisasinya menjaga dan terus melestarikan budaya itu. Namun tidak sepenuhnya dengan mempertahankan budaya yang ada akan mampu menciptakan perubahan. Karena

17

kita tau ada kemungkinan terciptanya sebuah perubahan lewat dua factor penting ini, pertama faktor internal, kedua faktor eksternal. Indonesia mendambakan pembangunan baik ekonomi, pendidikan, stabilitas social dan politik. Secara umum Pembangunan adalah merupakan suatu upaya bagaiamana memajukan suatu tempat sehingga strata dengan tempat yang sudah dianggap maju. Baik itu ekonomi, pendidikan, politik, dan budaya. Seperti di Negara Eropa, cina dan Negara yang berkembang lainya. Ketika kita mencoba melihat pada daerah terpencil ( desa-desa) yang hanya bisa melihat sebuah perkembangan sains dan tekhnologi. Maka pembangunan dianggap suatu malapetaka. Mengapa malapetaka, karena ia mempunyai asumsi dasar bahwa sulit untuk mengikuti pola hidupnya. Terutama dalam dunia pendidikan, disebabkan karena ekonomi lemah. Pembangunan yang memiliki orientasi materi maka seseorang atau masyarakat untuk mengikuti negara yang sudah maju terutama dibidang ekonomi maka dibutuhkan kreatifitas yang tinggi pada setiap personal. Tangguh, siapa bermain dan bersaing didunia modern ini. Budaya asing yang masuk keindonesia menyebabkan multi efek. Budaya keindonesiaan perlahan-lahan semakin punah.berbagai iklan yang mengantarkan kita untuk hidup gaul dalam konteks modern dan tidak trsdisional sehingga memunculkan banyaknya kepenctingan para individu yang mengharuskan berada diatas kepentingan orang lain. sehingga yang terjadi sifat individualisme semakin berpeluang untuk menjadi budaya kesehariannya. Ini semua sebenarnya terhantui akan praktik budaya yang sifatnya hanya memuaskan kehidupan semata. Dalam teori modernisasi dinyatakan bahwa setiap Negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan keuntungan komfaratif yang dimilikinya. Negara-negara dikatulistiwa yang tanahnya subur, misalnya, lebih baik melakukan spesialisasi dibidang produksi pertanian. Sedangkan dibumi sebelah utara, yang iklimnya tidak cocok untuk pertanian, sebaiknya melakukan spesialisasi produksi dibidang Industri.Mereka harus mengembangkan tekhnologi, untuk menciptakan keunggulan komparatif bagi negrinya. Ada dua permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dunia, termasuk didalamnya Indonesia yaitu masalah sosial politk dan masalah ekonomi. Maka dari dua masalah ini sangat rumit untuk diselesaikan dikarenakan banyaknya

18

kepentingan yang terselubung dalam masalah diatas maka tidak salah ada sebuah ungkapan dalam suatu masyarakat yang menginginkan kesejahteraan. Bahwa masyarakat akan percaya pada pemerintah apabila ia mampu mejaga kestabilan ekonomi yang secara generalnya mampu menjaga proses jalannya ekonomi itu sendiri lebih lebih dalam suaka politik yang didalamnya berbagai kepentingan terselubung bahkan dalam politik ini membutuhkan kejelian dan kejeniusan dalam melihat sebuah fenomena baik itu kaitannya politik, budaya, ekonomi, pendidikan dan lain sebagainya. Semua itu mempunyai misi yang sama ingin menciptakan sebuah perubahan.

3.2 Memehami keberadaan IAD dalam mengimbangi pengaruh yang ditimbulkan dari luar. Perkembangan sains dan teknologi yang semakin canggih dan pesat dewasa ini, sejatinya harus berbanding lurus dengan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebab sains lahir dari kaum ilmuwan yang akhirnya berpengaruh pada kemajuan teknologi. Kendati dalam perkembangannya, adakalanya teknologi memicu adanya perkembangan sains. Kedua-duanya mempunyai hubungan-ikat yang sangat erat dan saling menguntungkan. Ilmu Alamiah Dasar dalam mengimbangi pengaruh dari kemajuan IPTEK dunia luar (barat) yaitu dengan cara membekali para peserta didik dengan ilmu sains dasar. Dengan adanya bekal dasar ini akan meningkatkan SDM menjadi lebih baik lagi sehingga bisa mengimbangi pesatnya kemajuan IPTEK dunia luar. Dalam konteks di atas, hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat menjadi penting, sebab seperti kita ketahui, teknologi lahir karenaadanya kebutuhan manusia untuk mempermudah segala aktivitas dan kegiatannya. Contohnya, manusia menciptakan televisi untuk memperoleh wawasan, pengetahuan dan informasi seanyak mungkin. Manusia juga membuat telepon, alat-alat transportasi dan beragam produk kemudahan dalam berinteraksi antarsesama. Akan tetapi, bukan berarti kecanggihan teknologi itu melulu mendatangkan kemanfaatan dan dampak positif saja. Tak sedikit yang justru merugikan manusia jika tidak digunakan dengan tepat. Sekadar ilustrasi, reaksi nuklir amat berguna dalam produksi isotop, yaitu untuk berbagai keperluan baik

19

di bidang kesehatan maupun pertanian, juga dapat difungsikan sebagai pembangkit tenaga listrik. Namun, reaksi nuklir tersebut dapat pula dipakai sebagai senjata pemusnah masal, seperti yang terjadi di Hirosima dan Nagasaki. Oleh karena itu, di sini diperlukan kesiapan pengguna teknologi untuk memahami serta mengaplikasikan aneka produk teknologi dengan baik dan benar, agar fungsi dari adanya teknologi, yakni membantu kehidupan manusia, dapat

tercapai.Kesiapan yang dibutuhkan para pemakai teknologi ialah kesiapan pengethuan tentang produk tenologi maupun kesiapan mental untuk tidak menggunakan produk-produk teknologi yang mengakibatkan dampak negatif dan merugikan masyarakat. Berbicara mengenai sains dan teknologi, tentu saja tidak bisa dilepaskan dari konteks sosio-budaya yang melingkupi kelahirannya. Semua kajian keilmuan modern, ilmu sosial atau alam, berasal dari Amerika Utara dan Eropa Barat pada awal perkembangannya. Ilmu pengetahuan modern, para awal kelahirannya, menjadi bersifat euro-sentris. Menjadi seperti itu karena pengaruh para filosof Eropa modern seperti Rene Descartes, sangat dominan pada seluruh bangunan fisikanya Isaac Newton dan kimianya Lavosier. Keadaan menjadi seperti ini, dimana Amerika Utara dan Eropa Barat memegang hegemoni atas perkembangan sains dan teknologi (sainstek), karena di bagian dunia yang lain seperti China, Timur Tengah dan India, terjadi stagnasi besar-besaran di bidang sosial kebudayaan. Sebetulnya, kebudayaan China, Timur Tengah dan India pada waktu itu sempat lebih maju dari barat. Namun karena serangkaian perang saudara dan perebutan kekuasaan atau coup detat di China, Timur Tengah dan India akhirnya negara barat mampu menyalip mereka.

20

DAFTAR PUSTAKA Aly Abdulah dan Rahma Eny, 2001, ILMU ALAMIAH DASAR, Bumi Aksara, Jakarta. Yudhistira Muhammad, 2006, Industri Manufaktur dan Masyarakat, Tunas Harapan, Bandung. Jaxco Robert, 2001, Industri atau Sosial Masyarkat (Terjemahan), San Fransisco, Informatika, Bandung.

21

You might also like