You are on page 1of 33

IV. PEMBAHASAN Kinerja Kemitraan Rantai Pasok Komoditas Kentang di Jawa Barat PT.

Indofood fritolay Makmur Sistem Pengiriman bibit Dalam contrak farming antara PT. IMF (Indofood fritolay Makmur) dilakukan melalui satu pintu yaitu melalui vendor (Kordinator Kelompok Tani) yang sekaligus berfungsi sebagai distributor bibit kentang atlantik dan supler kentang untuk perusahaan mitra. Distribusi bibit ke kelompk tani dengan memakai Faktur surat Bibit (SPB), yang berisi jumlah bibit, harga persatuan, total nilai, keterangan yang ditandatangani oleh Field Supervisor/Manajer Lapangan dan Vendor/Kordinator Kelompok Tani. Pengadaan bibit Kentang atlantik oleh PT.Indofood dengan menunjuk rekanan PT. Mandiri Alam lestari untuk impor bibit dari scotlandia dan PT. Indo chemica untuk impor bibit dari australia dan kanada melalui pelabuhan tanjung priok, setelah bongkar dari pelabuhan bibit dikarantina terlebih dahulu, kemudiaan bibit disimpan di gudang cisalengka, Bandung. Pengiriman bibit dilakukan 1x12 hari. Pada semester I-2011, Badan Pusat Statistik mencatat impor kentang dan bibitnya mencapai US$ 16,09 juta dengan volume 24.158 ton. Angka ini sudah mendekati impor sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 17,06 juta dengan volume 26.929 ton bibit kentang Atlantik. Berdasarkan Informasi di lapang pada prinsipnya PT IMF tidak melakukan buffer Stock. Managemen rantai pasok (Suplay cain management) Komoditas Kentang di jawa barat termasuk kentang pada umumnya mengikuti pola : (1) Petani-pedagang pengumpultengkulak (tengkulak)-Bandar atau pedagang pengepul-Pasar Induk (Caringin, Keramat Jati, Cibitung, Tanggerang, Bogor); (2) khusus untuk komoditas kentang atlantik ada kemitraan usaha antara petani dengan PT. Indofood Fritolay Makmur, melalui mediasi Agro Supervisor/Manajer Lapngan dan Vendor. (Kordinator Kelompok Tani) Beberapa pola kemitraan usaha (Partnership) pada komoditas kentang :(1) Pola kemitraan dagang umum yang dijumpai pada seluruh komoditas sayuran, pada pola ini terjadi kontrak kerjasama biasanya terjadi pada tingkat supplier (Midle man) dengan supermarket, restauran, dan hotel. Juga dengan pedagang besar dengan tujuan-tujuan pasar; (2) Pola kemitraan Contrak Farming pembinaan dan kredit bibit dengan perusahaan indofood fritolay makmur (Join Ventura 51% PT.Indofood Succes Makmur dan 49% PT. Seven Up Netherland) dengan petani atau kelompok tani untuk komoditas kentang jenis atlantik di

cikajang, Cigedug, Cisurupan, semarang, bayongbon, garut dan pengalengan, Ciwidew dan Lembang, Bandung Jawa Barat (40%); Jawa Tengah (30%), Purwekerto, Brebes, Pemalang, Dieng (Wonosobo), Jawa Timur (15%), Malang,Jambi;Kerinci (5%); dan sulawesi utara : modoinding (5%), Sumut Berbatasan dengan Aceh (5%); kerjasama ini melibatkan antara 250 petani. Kebutuhan Bahan Baku untuk PT Indofood Fitolay makmur berdasarkan kebutuhan pabrik : (1) perhari 50 ton, perbulan 1.500 ton, dan pertahun 18.ton.(2) Pasokan bahan baku berasal dari dalam negeri berasal dari garut, purwekerto, wonosobo, malang, Kerinci (Sumbar), sulut, dan sulsel, serta impor yg berasal dari australia barat, scottlandia, dan Cina. (3). Pasokan kabupaten garut cukup dominan 375 ton perbulan. Atau pertahun 4.500 ton (25%) dari total kebutuhan: (4), Luas areal penanaman dalam satu bulan 25 ha, dan luas areal di petani binaan 300 ha, ketersediaan bibit rata-rata 60 ton dengan jumlah petani binaan mencapai 250 orang termasuk Kelompok Tani PT. Agropurna Mitra Mandiri. (5) Luas Pengembangan untuk industri 900 ha sehingga diperlukan bibit satu bulan 150 ton, Luas areal perbulan 75 ha, jumlah produksi harapan perbulan 1.125 ton atau 13.500 ton (75%) Pada Kelembagaan mitra usaha secara tertutup antara petani dan PT.Indofood Fritolay Makmur harga ditentukan secara kontrak melalui proses negosiasi sebelum masa tanam. Petani menentukan harga didasarkan atas biaya pokok usahatani dan Ekpretasi keuntungan komoditas alternatif yang paling menguntungkan dalam hal ini usahatani kentang granola; sehingga petani menempatkan harga jual harus lebih tinggi dengan harga kentang granola dipasar sehingga petani (Agropurna Mitra Mandiri) menempatkan harga jual lebih tinggi dengan harga kentang granola di pasar. Sementara, perusahaan mendasarkan perhitungan biaya pokok produk hasil olahan keripik kentang dan harga beli komoditas kentang atlantik impor. Karena petani mendapatkan harga jauh lebih tinggi daripada kentang granolla dan perusahaan PT IMF mendapatkan harga lebih rendah jika dibandingkan impor maka terjadilah kesepakatan harga Rp.3.500/kg. Melalui sistem kontrak sebelum tanam. Struktur pasar yang terjadi adalah struktur pasar monopoli dimana petani dalam jumlah sangat banyak berhadapan dengan satu perusahaan yaitu PT. Indofood Fritolay Makmur. Namun karena petani juga mampu melakukan konsolidasi melalui gabungan kelompok-kelompok Tani, maka struktur pasar yang terjadi adalah monopsoni. Meskipun dalam bergaining position monopsoni petani lebih lemah daripada monopsoni perusahaan.

Secara umum persepsi masyrakat petani terhadap contrak farming dengan PT IFM membantu petani dan meningkatkan pendapatan petani dari naik sedikit (0-50%), naik banyak (50-100%). Namun terdapat beberapa permasalahan yang saat ini dihadapi petani (1) adanya kuota bibit dan pembatasan luas tanam oleh perusahaan (2) ketergantungan yang tinggi terhadap kondisi iklim atau cuaca, terutama tingginya curah hujan; (3) Tinginya harga kontrak bibit Atlantik yang dibayar petani;(4) sering terjadinya keterlambatan kedatangan bibit sehingga sehingga menimbulkan ketidakpastian kapan masa tanam.(5) meningkatnya harga sarana produksi lain, seperti pupuk, pestisida, fungsida, dan Herbisida; (6) buruknya Infrastruktur sehingga menimbulkan kerusakan fisik dalam pengangkutan tinggi, sehingga menimbulkan susut sekitar 7 persen yang juga ditanggung petani (6) adanya indikasi over produksi sebanyak 2 truk yang saat ini ditampung di cisurupan dan biaya ditampung oleh petani. Pola Perbanyakan Benih Kentang Sistim Perbanyakan benih kentang bermutu dimulai dari penyediaan benih sumber G0 (Breeder Seed) bebas patogen oleh balai penelitian sayuran lembang melalui teknik kultur jaringan. Slanjutnya GO dikirimkan ke BBI Pangalengan untuk diperbanyak di Screen House A dan menghasilkan mini tuber, yang selanjutnya secara berurut ditanam menjadi G1 (Pada Screen House) dan G2 (dilapangan). Perbanyakan G2 ke G3 dilaksanakan di BBU dilaksanakan di BBU (PD Mamin/PD Agribisnis) Pangalengan yang selanjutnya di perbanyak menjadi G4 oleh para penangkar yang telah terlatih (Anonim, 2000) Mengingat teknik perbanyakan masih dalam screen house dan BBI Masih memiki teknik dan Fasilitas yang memadai (Anomin, 2000) Pada pembenihan kentang, prinsip menghasilkan jumlah bibit yang banyak lebih diperhatikan daripada menghasilkan bobot. Benih kentang yang telah memenuhi syarat dan standar mutu akan dinyatakan lulus diberi label dan didistribusikan sebagai benih kentang bermutu tinggi (Anomin, 2000). Evaluasi perbanyakan benih G4 dilapangan dari tahun 1996 s/d 2000 terdapat pada tabel 1. Produktifitas benih G4 di penangkar masih rendah, berkisar antara 3-13 ton per hektar, hal ini jauh dari harapan, padahal biaya produksi untuk menghasilkan benih sangat

tinggi. Berkisar 50-60 juta rupiah/ha. Dengan biaya produksi tinggi dan produktivitas yang rendah, maka harga benih G4 petani menjadi tinggi. Permasalahan Rendahnya produktifitas penangkaran di petani, karena teknologi pembenihan belum dikuasai. Terbatasnya biaya permodalan untuk penagkaran benih sehinga pengelolahan penangkaran menjadi kurang optimal. Terbatasnya lahan untuk penangkaran benih yang memenuhi standar sertifikasi. Meningkatnya sarana produksi, terutama sarana pengendalian seperti obatobatan (pestisida) serta banyaknya peredaran pestisida palsu. Distibusi Benih Kentang Sistem distribusi kentang yang berlaku saat ini, merupakan sistem yang diperlakukan sejak adanya proyek JICA. Sampai saat ini sistem distribusi itu berjalan namunada beberapa pendapat menyatakan sistem tersebut terlalu panjang dan hasil akhirnya sangat lambat. Pada sat ini perkembangan diluar sistem tersebut sudah sangat pesat dan perlu pemecahanya. Sebagai Contoh : G0-G1 merupakan benih sumber, yang sumbernya berasal dari breeder dan intitusi yang berwenang adalah BBI/Badan/Intitusi yang dibebani akreditas. Namun kenyataan dilapangan sudah banyak badan/institusi/swasta yang menyalurkan G0/G1 ketingkat petani. Sehingga perlu rambu-rambu khusus agar tidak merugikan bagi yang taat dan untuk melindungi konsumen (petani) dari kerugiaan yang disebabkan oleh benih. Yaitu : Saat ini dijawa barat terjadi permasalahan pada sistem distribusi yang bermula dari rendahnya harga kentang, sehingga tidak terserapnya benih G4 yang tidak dapat didistribusikan di jawa barat sampai saat ini berjumlah 373 670 ton, sedangkan benih G3 yang tersisa di BBU 22 ton. Permasalahan yang menyebabkan terjadinya situasi tersebut adalah : 1. Banyak beredarnya benih impor ditingkat petani sehingga benih-benih produksi pennagkar banyak yang tidak diserap.

2. Kurangnya informasi berlabel sehingga petani kesulitan mencari benih G4. Karena kurangnya informasi, petani merasakan harga benih G4 terlalu mahal karena persepsi benih G4 sama dengan benih lokal. 3. Biaya operasional pembinaan sampai saat ini rendah, sehingga informasi benih kentang bersertifikat dapat langsung diterima oleh konsumen.

Harga benih kentang Dalam rangka melindungi produsen dan konsumen dan konsumen pembenihan kentang di Jawa Barat, maka selain distribusi harus lancar maka diperlukan juga ketentuan harga. Oleh karena itu, sejak tahun 1996, harga benih kentang ditetapkan oleh mentri pertanian. Untuk memudahkan perubahan, selanjutnya harga benih kentang ditetapkan melalui SK Gubernur. Penetapan harga berpatokan pafa perhitungan harga benih sebesar 3 kali harga konsumsi. Selanjutnya Dinas pertanian membantu menetapkan harga berdasarkan ukuran benih dan kesepakatan.

Sertifikasi Benih Kentang Dalam Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang sistem Budidaya Tanaman disebutkan bahwa benih bina yang akan diedarkan harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Benih bina yang lulus sertifikasinya wajib diberi label apabila akn diedakan. Sertifikasi adalah suatu sistem dalam perbanyakan benih yang akan dilaksanakan dengan proses pemeriksan di lapangan maupun pengujian laboratorium untuk mencapai tingkat kualitas benih sesuai dengan standar mutu yang telah di sesuaikan. Penyelengara/pelaksana sertifikasi adalah balai pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura.(BPSBPTH). Target mutu pada benih kentang adalah kesehatan benih (seed health) dan kebenaran varientasinya. Oleh karena itu persoalan pokok pada benih kentang adalah bagaimana agar benih kentang yang di produksi itu sehat, bebas dari infeksi dan infentasi penyakit.

Benih kentang yang dipakai sekarang berupa organ vegetatif (umbi), sehingga sekalipun diperbanyak berkali-kali tidak akan terjadi perubahan secara genetis. Adapun kemerosotan (degenerasi) produksi yang terjadi pada setiap generasi benih kentang yang diperbanyak/ditanam secara terus menerus disebabkan infestasi penyakit yang terakumulasi pada setiap generasi dan terus terbawa pada regenerasi benih. Penyakit yang kompeten dalam degenerasi produksi ini adalah virus. Semakin panjang generasi benih maka semakin besar tingkat infestasi virus pada generasi benih tersebut, sehingga produksinya semakin rendah. Oleh karena itu hanya benih yang sehat yang memiliki potensi produksi yang baik. Benih kentang bersertifikat merupakan benih terseleksi yang dihasilkan melalui serangkaian proses pemeriksaan menyeluruh terhadap faktor-faktor yang akan mempengaruhi mutu benih yang dihasilkan, yaitu tingkat infeksi dan infestasi penyakit, hama dan kerusakan fisik atau fisilogis lainya serta campura varietas lain yang mungkin ada. Pemeriksaan dilaksanakan mulai dari benih sumber yang ditanam, lokasi/lahan yang akan digunakan, pertanaman dilapangan dan umbi pasca panen di gudang. Setiap faktor yang diperiksa mempunyai angka toleransi yang disebut standar pemeriksaan. Apabila pada hasil pemeriksaan BPSBTPH terdapat salah satu faktor standar yang melebihi standar pemeriksaan, benih tersebut dinyatakan tidak lulus pemeriksaan dan tidak boleh diedarkan dipasaran karena tidak memenuhi standar mutu. Sebaliknya, benih yang memenuhi pemeriksaan akan diberi sertifikat dan setiap kemasan akan diberi label. Dengan demilkian, benih kentang yang akan berlabel ini terjamon kualitas dan varietasnya.

Pedoman khusus sertifikat benih kentang Sertifikasi benih kentang di indonesia saat ini berpedoman pada keputusan direktur jendral tanaman pangan dan Hortikultura No. I.H.K.050.2000.01 tanggal tanggal 19 januari 2000 tentang pedoman khusus sertifikasi benih untuk tiap-tiap jenis tanaman dan petunjuk pemeriksaan lapangan untuk sertifikasi benih, yang isinya sebagai berikut: I. Tanaman yang ditanam

Benih yang akan disertifikasi harus berasal dari benih penjenis, benih dasar, dan atau benih pokok. Untuk menghasilkan benih penjenis harus dapat melalui kultur in-vitro, planlet dan umbi mini yang diproduksi dalam laboratorium. Atau bahan tanaman seperti stek tanaman dan umbi yang diproduksi melalui perlakuan khusus (seperti sterilisasi media/tanah, terisolasi/dalam screen house dan bebas dari pethogen. II. Areal sertifikasi 1. Areal sertifikasi adalah lahan/tanah yang harus dinyatakan dengan jelas batasbatasnya. 2. Satu areal sertifikasi dapat terdiri dari beberapa unit yang terpisah-pisah, tetapi jarak antara unit minimal 10 meter. 3. Dalam satu areal sertifikasihanya dapat ditanam satu varieatas dan satu kelas benih.

III. Persyaratan dan prosedur sertifikasi 1. Pemeriksaan pendahuluan a. Lahan untuk sertifikasi Lahan/tanah yang akan digunakan untuk penegkaran adalah bebas tanaman lain, tanah berat dan tidak ditanam oleh tanaman satu famili minimal 1 tahun atau 3 musim tanaman sebelumnnya. b. Benih sumber Pemeriksaan benih sumber dilaksanakan dengan mengkonfirmasikan ke tempat asal benih didapat atau berdasar keterangan/label, rekomendasi dari Pemulia/Breeder. 2. Isolasi Pertanaman kentang yang disertifikasi harus jelas tepisah dari pertanaman kentang lain atau familinya dengan jarak 10 meter. 3. Pemeriksaan lapangan a. Pemberitahuan pemeriksaan lapangan harus sudah sampai di

BPSBPTPH satu minggu sebelum pemeriksaan.

b. Sebelum pemeriksaan lapang pohon/penangkar wajib memelihara tanaman dengan jalan melakukan kegiatan seperti seleksi (rouging), pembuangan tipe simpang, varietas lain, dll. c. Metode pemeriksaan lapangan dilakukan dengan mengambil

contoh/sample secara acak sebanyak 1000 tanaman dalam satu unit penangkaran. d. Pemeriksaan lapangan pertama dilaksanakan 30-40 hari setelah tanam. e. Pemeriksaan lapangan kedua dilakuakan setelah tanaman berumur 40-50 hari. f. Pemeriksaan ulang dapat diajukan bila areal penangkaran tidak memenuhi standar pemeriksaan dengan syarat penangkar/produsen dapat memperbaiki kondisi pertanaman/lapangan. Pemeriksaan Umbi Waktu pemeriksaan dilakukan setelah panen, sortasi dan pengambilan lot, sebelum pengepakan dan distribusi. Metoda pemeriksaan umbi dilakukan dengan mengambil secara acak 1000 butir setiap lot. Pemeriksaan akan dapat diajukan bila pemeriksaan umbi sebelumnya tidak memenuhi standar pemeriksaan dan berlaku hanya satu kali ulangan dengan syarat harus ada perbaikan kondisi umbi 4. Sertifikasi dan Label a) Sertifikasi diberikan kepada penangkar/ptodusen untuk setiap lot benih kentang yg lulus pemeriksaan. b) Label diberikan untuk setiap kemasan berdasarkan jumlah benih kentang bersertifikat. c) Warna Label sesuai dengan kelas Standar pemeriksaan Putih untuk benih dasar Ungu untuk benih pokok Biru untuk benih sebar

4.1 Australia benih kentang bersertifikat Benih kode banyak Terdaftar Daerah Nomor Sepesies Nama Umum Varietas benih Pengobatan tanaman Penilaian Generasi Packing Tanggal pemanenan tanggal Ukuran umbi Misa Isi Nama petani Pendirian Ekpor Nomor : AUS/W/ 11FX011 : 56293 : Solanum Tuberosum : Kentang : Atlantik : Techto :2 :4 : 18/05/2011 : 28/12/2010 : 25-65 mm : 25 kg : Fox Lake Jasper : 2137

Australia Barat bersertifikat Benih Kentang Skema beroperasi di bawah standar nasional untuk sertifikasi benih kentang (Hak Cipta holtikultura Australia terbatas) dengan proses inspeksi dan administrasi yang dilakukan oleh departement pertanian dan makanan barat Australia. 4.1 Definisi sertifikasi Departemen Pertanian dan makanan Australia Barat Sertifikasi benih kentang keras adalah terbatas pada undang-undang mendukung bahwa benih kentang telah memproduksi sesuai dengan ketentuan dari skema australia barat benih kentang sertifikasi. metode menentukan dengan standar compilance iniinpection visual dari tanaman tumbuh danpemeriksaan sampel random dari produk dinilai.

Tanaman tumbuh secara visual diperiksa untuk menentukan apakah mereka umumnya sesuai dengan deskripsi variasi dan dengan standar kebebasan dari penyakit seperti yang dipersyaratkan olehkondisi. Departement pertanian dan makanan barat Australia (DAFWA) tidak menguji berbagai identitas dan tidak membuat pernyataan bahwa berbagai diserahkan kepada DAFWA untuk sertifikasi adalah berbagai nama pada label resmi. DAFWA tidak bertanggung jawab untuk setiap kondisi atau keadaan yang mempengaruhi benih kentang setelah sertifikasi selain yang diperlukan oleh hukum atau sebagaimana dinyatakan secara tegas dalam kondisi skema. tidak ada kondisi atau garansi, exspressed maupun tersirat, kualitas atau kesesuaian untuk tujuan diperjualbelikan farticular atau diberikan oleh DAFWA sehubungan dengan bibit bersertifikat yang dihasilkan selain yang diperlukan oleh hukum atau secara tegas ditetapkan dalam kondisi benih Australia Barat kentang skema sertifikasi Penumbuh Deklarasi para penumbuh menyatakan paket ini berisi menghasilkan dari tanaman bersertifikat di bawah kondisi skema bibit kentang sertifikasi barat Australia oleh orang yang berwenang DAFWA dan mewakili untuk penanam dan disampaikan oleh petani yang akan berbagai nama hereon dan Thet saat packrd , umbicomplimed dengan spesifikasi kualitas umbi. pembeli asli disarankan untuk memeriksa isi dari paket ini dan mengajukan keluhan untuk kualitas benih ini dengan petani dalam waktu 14 hari diterimanya. 3.1 Sertifikasi Benih Kentang Departemen Pertanian dan Pangan Australia Barat Western Australia (WA) adalah bebas dari berbagai hama dunia yang paling serius dan penyakit termasuk kentang. Pengujian virus program di WA telah praktis dieliminasi penyakit virus dalam industri benih kentang dan WA diakui sebagai memiliki tingkat virusterendah di Australia. Departemen Pertanian dan Pangan Australia Barat (DAFWA), melalui unit usahanya, AGWEST Tanaman Laboratorium (APL),mengelola s ema produksi benih kentang di WA dan industrimemaksa setuju pedoman produksi dan pemasaran. AGWEST Tanaman Laboratorium menyediakan layanan inspeksikualitas secara langsung ke petani. Ini mencakup minimal duatanaman inspeksi visual, pemeriksaan umbi, pengujian penyakit,dan pelabelan. APL memberikan pelatihan dan nasehat kepadaprodusen

dan bekerja benih dan mengesahkan produk yangmemenuhi standar kualitas yang digariskan dalam aturan skemayang relevan. 3.1.1 Benih kentang skema di Western Australia Australia Barat benih kentang bersertifikat skema merupakan skema industri koperasi yang menggabungkan Nasional AustraliaBenih Kentang Bersertifikat (ANCSP) Standar sebagai standarminimum dan menghasilkan benih kentang premi yang dianggap lebih unggul dengan standar internasional lainnya. Australia Barat benih kentang Terdaftar skema juga skema industrikoperasi yang memungkinkan petani bibit lainnya, tidak mampumemenuhi standar ANCSP, kesempatan untuk menghasilkan benih kentang berkualitas tinggi juga cocok untuk ekspor dan pasardomestik. Kedua skema benih benih sumber saham yang diproduksi dan diuji oleh laboratorium terakreditasi dan menemukan untuk bebas daripatogen. Pembeli domestik dan internasional, serta otoritas impor,dapat yakin bahwa benih kentang dari WA bebas dari penyakiteksotis dan hama. Mereka diproduksi di bawah standar yang ketatdan sepenuhnya dapat dilacak ke titik asal melalui label produk. 3.1.2 Deklarasi kualitas Semua benih kentang diproduksi di bawah skema bibit kentangAustralia Barat harus disertai dengan dokumentasi mendefinisikanbanyak rincian benih dan setiap penyakit dan cacat. Dokumentasijuga membawa deklarasi oleh produser dan kelas dari banyakbenih (Formulir 402 untuk benih bersertifikat dan Formulir 424 untuk bibit Terdaftar). Hal ini memberikan jaminan kepada pembeli bahwabenih kentang WA memenuhi standar yang relevan dan memenuhikebutuhan masing-masing kualitas. 2.5.3 Seleksi dan Infeksi Sekalipun para penghasil bibit (Seed growers) ini selalu mengusahakan pembibitan dengan bibit yang 100% sehat, dan murni, namun ini tidak berarti bahwa membuang tanaman yang tidak dikehendaki (roguing) tidak diperlukan lagi, sebab seperti apa yang telah diutarakan didalam bibit inti diatas, dimana kemantapan suatu kultivar/Varietas, tidak dapat dipertahankan setelah beberapa kali dimanfaatkan, dan akan terjadi degenerasi karena pengaruh kabut lingkungan.

Seleksi untuk menghasilkan bibit dasar ialah dengan seleksi klon terhadap populasi tanaman induk yang berupa kultivar/varietas, ataupun tanaman hasil hybridasi. Dari tanaman induk dipilih tanmaan yang benar-benar mempunyai sifat-sifat yang khusus, misalnya : produksi tinggi, tahan penyakit tertentu, memenuhi selera konsumen, wajah menarik dan benar-benar sehat (Bebas dari hama dan penyakit yang berbahaya). Tiap-tiap klon diperbanyak terpisah dari klon dan seterusnya. Klon yang tidak diinginkan harus dihapuskan/dibuang. Untuk mendapatkan/menghasilkan bibit yang bersertifikat digunakan seleksi masa negatif, dengan melakukan pembersihan terhadap tanaman yang tidak dikehendaki. Adapun pembersihan (roguing) ditujukan kepada : a. klon yang menyimpang karena aberant, mutan atau campuran untuk Mempertahankan kemurnian. b. Tanaman yang diserang penyakit layu bakteri, Fusarium sp, Rhizoctonia solani dan virus. c. Tanaman yang kurang kekar/tidak normal. Pembersihan terhadap tanmana yang tidak dikehendaki ini dilakukan sejak awal stadia pertumbuhan sampai saat panen. Untuk menjamin mutu/kualitas bibit yang dihasilkan, tanaman di lapang untuk produksi bibit, baik produksi bibit inti maupun bibit dasar sertifikat harus diadakan pemeriksaan/inspeksi oleh petugas dari badan Sertifikasi benih. Pemeriksaan minimum dua kali selama pertumbuhan, yaitu pada saat keadaan pertumbuhan paling cocok untuk membedakan varietas/kultivar campuran dan keadaan penyakit (Darding dan Warner, 1968), pada umur 40-50 hari dan 55-60 hari dari tanam, untuk memeriksa apakah seleksi atau roguing tersebut telah benar-benar dikerjakan dengan baik. Pemeriksaan pertama datang dikebun pembibitan dengan perjanjian dengan pemilik kebun, sedangkan pada pemeriksaan selanjutnya tidak usah dengan perjanjian. Cara pemeriksaan ditentukan 100 tanaman empat tempat secara acak (Hiddema, 1972). Kemudiaan dilakukan penilaian terhadap kemurnian dan kesehatan tanaman atau serangan penyakit yang berbahaya. Apabila dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukan bahwa tanaman tidak benarbenar, maka hasil tanaman pembibitan tersebut dimasukan ke kelas bibit yang lebih rendah,

misalnya dari E langsung menghasilkan bibit B atau C, atau sama sekali tidak boleh dibibitkan. Karena pengawasan ekstra dari badan sertifikasi benih ini menyebabkan bibit sertifikat yang dihasilkan, menjadi lebih mahal dari bibit biasa (tanpa sertifikat). 2.5.4 Panen, Sortasi dan Grading Panen umbi kentang dilakukan pada saat umbi telah benar-benar masak. Umur dipanen tergantung varietasnya, yang berumur genjah telah dipanen pada umur 100 hari, sedangkan yang berumur dalam sampai dengan 140 hari. Tanda-tanda bahwa umbi telah siap dipanen ialah kulit umbi tersebut telah lekat dengan daging umbi, dan tidak terkelupas kulitnya apabila kita tekan. Panen diusahakan pada waktu cuaca terang dan kering, tidak lembab apalagi hujan. Umbi-umbi dibiarkan bberapa saat dilapangan, sehingga tanah yang menempel pada umbi akan kering dan terlepas dari kulit umbi. Sehingga pada waktu umbi dipilih (sortasi) dan dibawa ke gudang dalam keadaan bersih. Pemilihan umbi-umbi yang cacat, busuk, terinfeksi oleh hama dan penyakit serta nematoda, umbi-umbi yang menyimpang dan umbi-umbi yang sangat kecil (kriil) dilakukan dilapangan (sortasi), sedangkan pemilihan umbi-umbi kedalam kelas-kelas untuk bibit serta untuk konsumsi dilakukan digudang (grading). Telah dikemukakan bahwa umbi bibit adalah yang berukuran atau mempunyai berat per umbinya antara 30-60 gr. Akan tetapi dengan seleksi yang ketat maka ukuran umbi antara 20-30 gram juga dapat dipakai sebagai bibit. Demikian pula halnya, umbi yang berukuran lebih dari 60 gram sampai 80 gram dapat dipakai sebagai bibit untuk pertanaman perbanyakan bibit bukan untuk pertanaman konsumsi. Dengan demikian maka grading umbi kentang secara keseluruhan dapat dikemukakan sebagai berikut (Sesuai dengan sistim petani di pengalengan dan wonosobo). Klas umbi Umbi konsumsi Umbi klas A (bibit besar) Umbi klas B (bibit sedang) Ukuran umbi (berat umbi) 80 gram 60 gram 80 gram 40 gram 60 gram

Umbi klas C (bibit) Umbi Ares (bibit kecil) Umbi kliil (kecil = konsumsi)

30 gram 45 gram 20 gram 30 gram 20 gram

Untuk menghasilkan umbi berukuran bibit diperlukan tehnik tertentu antara lain seperti dibawah ini. 2.5.5 Produksi Umbi berukuran bibit Beberapa segi agronomis yang mempengaruhi produksi umbi kentang berukuran bibit ialah besarnya (ukuran) umbi yang ditanam untuk menghasilkan bibit. Akan tetapi yang dimaksud dengan bibit ialah umbi yang berukuran 28 mm-55 mm atau mempunyai berat 3060 gram umbi (Zaag, 1972, Burton, 1966). Ukuran ini dibagi lagi menjadi dua klas yaitu klas I, 30-45 gram tiap umbi dan klas II, 45-60 gram tiap umbi (Sudjoko Sahat dan Hendro Suanryono, 1978). Untuk menghasilkan umbi berukuran bibit tersebut harus ditanam umbi yang mempunyai ukuran tertentu karena ada kecenderungan bahwa dengan menanam bibit yang besar akan memperoleh umbi yang kecil dan demikian juga sebaliknya. Dari penelitianpenelitian dapat diketehaui bahwa bila menanam bibit berukuran 100 gram akan diperoleh umbi kecil (45 gram) sebanyak 76% (Bruton 1966) dan dengan menanam bibit ukuran 80 gram akan diperoleh umbi rata-rata dengan berat 60 gram. Segi agronomis kedua ialah jarak tanam. Jarak tanam yang biasa digunakan untuk tanaman kentang ialah 70 cm x 30 cm atau 80 cm x 30 cm. Untuk menghasilkan persentasi umbi berukuran bibit yang tinggi, diperlukan suatu jarak tanam tertentu. Baik dari penelitian diluar negri (Smith, 1968) maupun penelitian didalam negri, ternyata bahwa jarak tanam yang sempit menghasilkan presentasi umbi kecil yang lebih banyak. Dinegara inggris untuk pembibitran kentang digunakan jarak tanam 70 cm x 25 cm (Ministry of Agriculture, Fisheries and food, 1972) Segi lainya yaitu mengenai kesehatan umbi. Penyakit busuk daun (Phytophthora infestans) dan virus dapat masuk ke dalam umbi oleh karena itu pematian tanaman sebelum daun menguning perlu dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit tersebut kedalam umbi (Bryan, 1976). Di Indonesia diperkirakan penurunan produksi sebesar 11,5% tiap kenaikan tingkat generasi dibandingkan dengan produksi satu tingkat sebelumnya (Hendro Sunaryono

dan Anggoro hadi, 1972). Kentang bibit impor yang dibibitkan lagi di Indonesia tanpa seleksi yang ketat, harus diperbaharui setelah penanaman ke V (generasi ke IV). atau sekurangkurangnya lima tahun sekali (Dasi dan Amas Achyar, 1972a; Hendro suharsono dan Anggoro hadi 1972). Pada hasil panen kentang terdapat umbi yang bervariasi besarnya mulai dari yang kurang 20 gram sampai yang lebih dari 150 gram. Apabila dikelompokan menurut besarnya maka presentase setiap kelompokselalu berbeda pada setiap pertanaman dan varietas, tergantung pada kesuburan, macam bibit yang ditanam (mutu dan besar), iklim dan faktor lainya. Bagi produsen kentang untuk konsumsi akan lebih senang kalau umbi yang dihasilkan lebih banyak yang besar. Sebaliknya bagi produsen menginginkan ukuran umbi 25-50 gram dengan cara tanam yang biasa dilakukan. Hasil beberapa penelitian telah mendapatkan data tentang usaha untuk menghasilkan jumlah umbi ukuran bibit yang telah bnayak, disamping pengaruh penggunaan bermacam besar bibit dan cara pembelahan umbi bibit besar. 1. Mematikan tanaman kentang pada umur 70-80 hari dengan menggunakan herbisida,

pencabutan batang atau pemangkasan, kemudian umbi dipungut pada umur 100 hari, dapat menghasilkan umbi ukuran bibit yang lebih banyak daripada tanaman yang dibiarkan sampai kering.

2.5.6 Penyimpanan Penyimpanan umbi bibit dapat dilakukan pada keadaan gelap, keadaan terang (diffuse light), dalam keadaan suhu rendah (2C s/d 4C) atau dalam keadaan suhu tinggi (10 C

s/d 20C), tergantung dari maksud dan tujuanya. Penyimpanan umbi ditempat yang gelap maka tunas umbi akan panjang-panjang. Penyimpanan ditempat terang, maka tunas akan kuat dan berwarna gelap serta pendek-pendek. Penyimpanan ditempat dingin (suhu rendah) akan memperlambat pertunasan sedangkan penyimpanan ditempat panas (suhu tinggi) akan mempercepat pertumbuhan. Pada umumnya umbi kentang tidak bertunas, beberapa minggu /bulan setelah pemungutan, lamanya dormansi ini tergantung dari varietas, cuaca, keadaan tanah, umur dan komposisi udara selama dormansi. Perbedaan antara varietas ini sangat menyolok misalnya

Eigenheimer dan Rapan 3-4 bulan telah siap untuk ditanam atau bertunas sedangkan katela untuk bertunas 2-3 cm memerlukan waktu

2-3 cm,

6 bulan dari pemungutan.

Bibit dari tanaman yang umurnya lebih pendek (umur muda), akan mempunyai dormansi yang sedikit lebih panajang. Temperatur tinggi selama pertumbuhan tanaman, akan memperpendek dormansi umbi yang dihasilkan., sebaliknya temperatur rendah akan memperpendek dormansi (Meijer, tidak bertahun). Selama bibit belum siap ditanam (masa istirahat), perlu dilakukan penyimpanan terlebih dahulu dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyimpanan. Penyimpanan terbaik ialah pada suhu rendah 3-5C sebab dapat memperpanjang umur fisiologis dan dapat meningkatkan produksi (Dasi dan Amas Ahiar 1972, Hendro sunaryono et al., 1970; Hendro sunaryono, 1973) tetapi hal ini sangat tergantung dari tujuanya, misalnya untuk mempercepat pertunasan, dapat disimpan ditempat yang lebih panas, tergantung dari varietasnya. Cara penyimpanann diruang biasa :

a. Bibit ditumpuk dalam ruang biasa. b. Bibit disimpan/ ditumpuk dalam karung c. Bibit disimpan/ditempatkan dalam peti. d. Bibit disimpan didalam rak-rak penyimpanan dan e. Bibit disimpan dalam kantong plastik yang berlubang. Dari bermacam-macam cara tersebut yang penting harus diatur temperatur, kelembaban dan peredaran udara didalam ruanagan simpan. G.1. Suhu Penyimpanan Suhu penyimpanan yang paling cocok ialah 3-5C tetapi apabila diperlukan penyimpanan tidak lama misalnya 3-4 bulan saja, sebaiknya disimpan da tempat yang lebih panas untuk mempercepat pertunasan. Waktu antara pemungutan dan penanaman berikutnya dinegara tropis umumnya lebih pendek, sehingga dalam hal ini dianjurkan pula untuk menyimpan pada temperatur yang lebih panas (Meijer, tidak ber tahun) tetapi apabila jarak antara pemungutan dan penanaman berikutnya lebih panjang lagi, dianjurkan menyimpan pada suhu rendah (3-5C) tergantung dari varietasnya. Suhu ruang penyimpanan yang baik biasanya antara 14-18 C, yaitu ditempat dataran tinggi lebih dari 1.600.m dpl.

G.2. Kelembaban Mengatur kelembaban di dalam ruang penyimpanan sangat penting. Kelembaban tidak boleh terlalu rendah, untuk mencegah kehilangan berat karena terlalu kering, dipihak lain kelembaban terlalu tinggi, akan menambah kesempatan infeksi penyakit. Kelembaban terbaik ialah 90-75% dan tidak boleh kurang dari 70% dan apabila perlu dalam udara dingin dibuat kelembaban buatan dengan penyemprotan air yang sangat halus pada lantai ruangan penyimpanan. Kelembaban tinggi akan mempermudah pengembunan, yang menyebabkan umbi snagat lembab dan mudah bertunas, kemungkinan pembusukan oleh mikro organisme akan bertambah (Meijer, tidak ber tahun). G.3. Sistem peredaran Udara Sistem udara ini dalam penyimpanan sangat diperlukan, untuk memperoleh

peredaran udara dingin yang bersih dan merata pada bibit yang disimpan. Sistim udara ini sangat tergantung pula dari cara-cara penyimpanan didalam ruangan, ditumpuk biasa , dalam peti, dalam rak dan lain-lainnya. Sebaiknya udara dingin dan bersih masuk melalui bagian bawah dan keluar melalui bagian atas. Udara masuk melalui jendela dasar didinding gudang, atau dapat pula digunakan penghembus , saluran-saluran ventilasi didalam penyimpanan dibuat secukupnya ( G.4. Penunasan sebelum ditanam Penunasan berarti menumbuhkan dari umbi bibit beberapa minggu sebelum ditanam untuk mendapatkan sejumlah tunas yang sehat, sebelum ditanam, sehingga akan diperoleh tanaman yang seragam. Umbi yang menghasilkan tunas-tunas yang tidak sehat harus dibuang. Umbi-umbi yang besar akan menghasilkan tunas yang lebih banyak daripada umbiumbi ynag kecil. Tujuan utama dari penunasan ini ialah untuk menumbuhkan tunas 2-3 cm, dengan tunas yang sehat, warna kehijau-hijauan, sehingga tidak mudah patah pada waktu ditanam. Penunasan dilakuakan 1 bulan menjelang tanam, didalam rak-rak penumbuh, yang 40 cm).

berukuran 60x40x10 cm, dengan kaki 7, cm. Rak-rak penumbuh ini disusun bertingkat samapai 10 tingkat, tergantung keadaan dan diletakkan di tempat sinar matahari tidak

langsung. Penggunaan sinar matahari ini lebih baik daripada sinar buatan (Meijer, tidak bertahun) Apabila menggunakan sinar matahari langsung, suhu tidak boleh terlampau tinggi, dan setelah terjadi tunas-tunas kecil yang putih, bibit dipindahkan ketempat yang lebih dingin (6-12C). Penunasan ini akan memperpendek waktu antara tumbuh tunas dan penanaman sehingga beberapa penyakit misalnya : Rhizoctonia solani, akan kurang beruntung untuk menyerang tunas. Suatu hal yang perlu diperhatikan, apabila bibit disimpan terlalu rendah (3-5C), harus dikeluarkan dan ditunaskan 4-6 minggu sebelum tanam, sebab apabila langsung ditanam akan menghambat pertumbuhan. 1.1 a. Teknik Perbanyakan bibit dengan Umbi. Pemilihan lokasinya Lokasi penanaman dipilih yang bersuhu udara sekitar 15-20C. Lokasi ini tidak ditanami kentang dan tanaman sefamilinya sekitar 2-3 tahun. Jadi lahan yang dipakai biasanya mempunyai pola penanaman tumpang gilir (rotasi), tumpang gilir tersebut misalnya usai menanam kentang, lahan diberakan dahulu kemudiaan ditanami tanaman yang bukan sefamili. Selesai tanaman lain dipanen, lahan diberakan lagi. Kemudian ditanami lagi dengan tanaman lain yang bukan sefamili. Begitu seterusnya sampai beberapa musim tanam. Baru kemudian ditanami kentang. Jarak lokasi penanaman dengan tanaman yang sefamili minimal 360 m. b. Umbi yang akan ditanam perlu seleksi terlebih dahulu dan dipilih umbi yang sehat, tidak cacat dan berasal dari tanaman yang bebas hama dan penyakit. Umbi yang digunakan mempunyai berat sekitar 30-60 gram. Bila beratnya kurang dari 30 gram, lebih baik jangan digunakan karena akan mempengaruhi mutu hasil produksinya. Selain itu umbi bibit yang berukuran besar akan menghasilkan prosentase umbi kecil lebih banyak daripada bibit kecil. Umbi yang digunakan berasal dari umbi yang dipanen pada kondisi tua betul.

C. Pengolahan Tanah adalah untuk menggemburkan tanah, memutuskan dan memusnakan siklus hama dan penyakit yang berada dalam tanah, sehingga menghilangkan gas-gas beracun yang memungkinkan berada didalam tanah. Selain itu, tanah yang diolah strukturnya tidak padat sehingga dapat melancarkan penyerapan air kedalam tanah, Air yang berlebihan dapat membuat tanah menjadi becek dan lembab. Keadaan tersebut menimbulkan banyak penyakit seperti busuk batang/pangkal akar atau yang disebut penyakit umur muda oleh petani. Tahap-tahap pengolahan tanah adalah sebagai berikut : 1. Tanah dibajak untuk membalik posisi tanah, tanah dibagian bawah dibalik menjadi diatas, sebaiknya tanah dipermukaan posisinya dibawah. 2. Setelah dibajak untuk membalik posisi tanah dibiarkan beberapa hari agar terkena cahaya matahari. 3. Tanah bajakan dicangkul/digaru agar tanah yang masih berbongkah menjadi remah dan gembur. Lalu tanah ini dibiarkan beberapa hari. 4. Tanah kembali dibajak dan dicangkul/digaru . Jadi tanah untuk kentang memerluykan dua kali pembajakan dan pencangkulan/penggaruan. Pekerjaan ini dilakukan dua kali dengan alasan sebagai berikut: Dengan dua kali pengolahan akan memperoleh kedalaman tanah lebih dari 20 cm, bahkan bisa mencapai 40 cm. Dengan demikian dalamnya lapisan tanah atas, umbi kentang akan leluasa untuk tumbuh memperbesar umbinya. Pengolahan tanah yang dalam dapat membunuh hama dan penyakit yang berada dalam tanah. c. Pembuatan Bedengan Bedengan berukuran lebar 1 m. Panjang disesuaikan dengan lahan dan tinggi bedengan sekitar 20 cm. Selain bedengan lahan juga dapat digarit atau dibuatkan larikan dengan ukuran 80 cm sesuai dengan lahan dan tinggi larikan 10 cm. Bedengan perlu dibuat terutama pada lahan yang mempunyai saluran pengairan atau saluran pengering disekitar lahan yang kurang baik. Maka untuk melancarkan pengairan perlu dibuat bedengan atau paling tidak parit untuk pengairan. d. Pemberian pupuk dasar Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Biasanya pupuk dasar ini berupa pupuk organik, yaitu pupuk kandang dengan dosis 30-40 ton/ha. Selain pupuk kandang, ditambahkan juga pupuk NPK 15:15:15 dengan pembuatan bedengan

atau bersamaan dengan pemberiaan pupuk organik, pupuk dasar yang telah diberikan selanjutnya ditimbun dengan tanah agar tidak mudah larut oleh air atau menguap. e. Jarak dan lubang tanam Jarak tanam yang digunakan untuk menghasilkan bibit dipersempit berarti jumlah areal tanaman lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tanaman normalnya jika penanamanya untuk keperluan konsumsi. Jarak tanam yang digunakan berukuran 25x30 cm. Setelah jarak tanam ditentukan, segera dibuat lubang tanam. Untuk mempermudah membuat lubang tanam yang lurus dapat dibuat alur terlebih dahulu. Alur tersebut mempunyai kedalam sekitar 10 cm. Pada penananaman umbi bibit dengan menggunakan mulsa, maka mulsa harus telah dipasang sebelum memuat jarak tanam dan lubang tanam. Mulsa dipasang seluas bedengan. Selanjutnya jarak tanam dibuat pada mulsa dengan cara memberi lubang kecil dengan menggunakan bambu, setelah itu, lubang tanam dibuat perlubang dengan menggunakan perlubang mulsa yang terbuat dari seng berbentuk silinder yang bawahnya bergerigi. Alat perlubang mulsa yang lainya yaitu kaleng yang diisi dengan arang panas. f. Penanaman

Penanaman dilakuakan setelah satu minggu setelah lahan siap. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut : Bibit ditanam pada lubang tanam harus sudah tumbuh tunasnya sekitar 2-3 cm. Bibit

ditanam dengan posisi tunas yang tumbuhnya paling baik menghadap keatas. Bibit diurut hingga batas mata tunas.

Penanaman ada dua macam, yaitu penanaman dengan menggunakan mulsa dan penanaman tanpa menggunakan mulsa. Penggunaan mulsa ini banyak mempunyai banyak keuntungan, antara lain dapat mengendalikan pertumbuhan gulma sehingga persaingan antara tanaman kentang dengan gulma dapat dikurangi. Selain itu, mulsa dapat menjaga suhu tanah sehingga optimal untuk pertumbuhan tanaman. Pada daerah dataran tinggi biasanya berbentuk embun sehingga mnyebabakan suhu dalam tanaha menjadi dingin. Dengan adanya mulsa, maka suhu akan meningkat secara perlahan-lahan dan akhirnya suhu kembali normal. g. 1. Pemeliharaan Pada umur 20 hari setelah tanam disemprot dengan fungsida dan infektisida, Fungsida

yang digunakan adalah dithane M 45 dengan dosis 60 gram/20 liter air, sedangkan insektisida

yang digunakan adalah Curacron dengan dosis 60 gram/20 liter air. Fungsida dan Insektisida tersebut dicampurkan. 2. Penyiangan atau pembersihan gulma (tanman pengganggu) dilakukan pada tanaman

berumur sekitar 30 hari. Penyiangan yang dilakukan tidak hanya memberantas gulma saja, tetapi dapat sekaligus memperbaiki saluran air. Manfaat dilakukan penyiangan antara lain pertumbuhan tanaman terjaga dengan tidak adanya tanaman pengganggu, tanah disekitar tanaman menjadi gembur dan melancarkan aliran air bila turun hujan serta dapat mencegah hama dan penyakit dari awal. 3. Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pembunbunan. Pembunbunan ini dapat

dilakukan tanaman agar lebih tinggidengan memperbaiki permukaan tanah disekitar tanamna agar lebih tinggi daripda tanah disekelilingnya dengan maksud agar pertumbuhan dari Umbi dapat maksimal. Tujuan daripada pembunbunan ini adalah sebagai berikut : Perakaran tanaman akan menjadi lebih kuat. Umbi kentang dapat terhindar dari sinar matahari sehingga racun solanin yang

membahayakan kesehatan tidak timbul. Racun ini akan timbul bila umbi terkena sinar matahari . Pembunbunan dapat juga menaikan produksi tanaman dan kualitas umbi.

Pada pertanaman kentang yang menggunakan mulsa tidak perlu dilakukan pembunbunan, tetapi diberi ajir untuk berdiri tegaknya tanaman. 1. Dilakukan penyemprotan dengan fungsidan dan insektisida. Penyemprotan ini

tergantung musim : Musim hujan dilakukan penyemprotan 2 kali dalam satu minggu karena Phytoptora

infestans dan segala penyakit yang lain timbul. Musim kemarau dilakukan penyemprotan satu minggu satu kali. Pada musim kemarau

biasanya muncul adalah hama.

h. Pemanenan Tanaman kentang dipanen pada umur 80/90/100 hari tergantung pada kondisi tanam. Jika tanaman kuat, dapat dipanen 100 hari, dan jika tanaman kena penyakit sebaiknya dipanen pada umur 80 atau 90 hari. Sebelum dipanen harus dilakukan pembabatan untuk menghindari

terkelupasnya kulit umbi atau untuk menguatkan umbi. Setelah pembabatan minimal 10 hari baru bisa dilakukan pemanenan dengan tujuan untuk menguatkan kulit umbi kentang. Umur panen dilapangan berpengaruh terhadap penyimpanan walaupun tanaman pembibitan dimatikan pada umur antara 60-80 hari, akan tetapi umbinya dibiarkan didalam tanah sampai kulit umbi menjadi keras dan tidak mengelupas (lecet) umbi diambil dalam cuaca yang cerah dan keadaan tanah tidak basah supaya tidak membawa tanah yang dapat memberi kesempatankuman penyakit terbawanya. Pemungutan umbi yang terlalu cepat, disamping kulitnya mudah lecet masa istirahat(dormansi umbi lebih panjang. Sebaiknya masa pemungutan yang lambat menyebabkan bibitt digudang cepat tumbuh karena jumlah umur tanaman dikebun dan umur fisiologis bibit digudang adalah tetap. i. Penyimpanan Secara umum tujuan dari penyipanan inik adalah untuk mengawetkan cadangan bahan dari suatu musim ke musim berikutnya. Penyimpanan merupakan tahapan yang penting dalam pemuliaan tanaman. Bila benih atau plasma nutfah disimpan pada kondisi yang kurang baik maka akan mempengaruhi viabilitas dan vigor dari benih tersebut. Setelah umbi dipanen maka umbi disimpan terlebih dahulu didalam gudang penyimpanan umbi kentang memiliki masa istirahat (Dormansi) untuk tumbuhnya umbi kentang diperlukan masa istirahat terlebih dulu, hingga pada waktu umbi-umbi kentang dipanen, umumnya belum tumbuh. Walaupun demikian ada beberapa umbi sewaktu dipanen atau beberapa hari sesudahnya telah tumbuh, hal ini terjadi karean umbi-umbi tesebut luka atau serangan hama da penyakit. Yang dimaksud masa istirahat pada kentang adalah keadaan tunas dimana telah tumbuh segera setelah disimpan dalam kondisi yang sesuai. Lamanya masa istirahat adalah jumlah hari antara waktu panen dan muali umbni bertunas yang merupakan umur fidiologis bibit. Lamanya masa istirahat ini tergantung kepada keadaan cuaca dan tempat pertnaman selama pertumbuhan,keadaan tempat penyimpanan dan keadaan umbni itu sendiri. Pada umumnya varietas genjah mempunyai masa istirahat yang lebih pendek dibandingkan dengan varietas yang berumur dalam . umbi-umbi yang disimpan pada suhu rendah akan lebih lama masa istirahatnya dibandingkan yang disimpan pada suhu biasa. Umbi yang luka akan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan umbi yang tidak luka (utuh).

Masa istirahat umbi ini dapat diperpendek atau dipecahakan dengan pemberiaan bahan-bahan kimia seperti Thiourea, ethylene chlorhydrin, Rindite, asam giberelat (GA3), Karbon disulfide (CS2) dan Ethrel, Dosis CS2 yang terbaik untuk mempercepat pertumbuhan tunas pada umbi-umbi kentang adalh 12,5-25 ml/m3 ruangan yang diuapkan selama 3 hari pada suhu 20 C. Asam giberelat biasanya digunakan untuk menumbuhkan mata tunas mata umbi kentang unutk pemeriksaan penyakit virus dengan dosis 1-5 ppm selama 10 menit perendaman. Pemberiaan zat kimia untuk mempercepat penunasaan dapat menurunkan jumlah tunas utama perumpun dengan perbedaan yang sangat nyata dibandingkan dengan jumlah tunas utama (apical dominance) terhadap pertumbuhan mata tunas lateral sebagai tunas apical cepat tumbuh (Sahat, dkk, 1978). Bibit kentang yang tidak diberi perlakuan zat kimia untuk memepercepat pertunasan harus mengalami masa penyimpanan. Selama bibit kentang disimpan mengalami penyusutan berat karena penguapan, besarnya kehilangan bibit ini tergantung pada varietas , suhu dan kelembaban dalam gudang, besarnya ukuran umbi dan umur bibit dikebun. Makin tinggi temperatur dalam gudang . keadaaan suhu dapat memperkecil kehilangan berat selama penyimpanan. Akan tetapi keadaan terang tidak berpengaruh apapun, baik terhadap kehilangan berat bibit didalam gudang. Keadaan suhu dapat memperkecil kehilanagan berat selama penyimpanan, akan tetapi keadaan cahaya terang tidak berpengaruh apapun, baik terhadap kehilangan berat maupun dormansi kecuali/menghambat pertumbuhan tunas dan merangsang umbi menjadi hijau Untuk mendapatkan penyimpanan yang baik, keadaan gudang harus terkendalikan diantaranya sebagai berikut : tinggi. Kelembaban udara relatif harus lebih tinggi (80-90%). Sirkus dalam gudang harus merata dan cepat berganti serta udara harus bersih. Suhu udara relatif rendah, lokasi penyimpanan (gudang ) harus terletak didataran

Sirfkulasi udara ini memegang peran penting. keadaan udara yang tidak cepat berganti akan menyebabkan umbi mudah terinfeksi oleh penyakit yang mungkin terbawa umbi kedalam gudang atau masuk bersama hembusan udara. Lama bibit kentang disimpan adalah 4-5 bulan. Jika disimpan kurang dari 4 bulan, kemungkinann besar tunas pada umbi belum tumbuh, apalagi tidak mendapatkan perlakuan

zat kimia untuk memecahkan masa istirahat sehingga umbi belum bias dijadikan bibit. Sedangkan jika disimpan terlalu lama, tunas sudah tumbuh terlalu panjang dan cadangan makanan pada umbi kentang sudah banyak berkurang sehingga sudah tidak baik unutk dijadikan sebagai bibit. Setelah tumbuh tunas sepanjang 1-2 cm, maka bibit kentang siap untuk ditanam. Pemeriksaan benih yang terkena hama dan penyakit Ada beberapa penyakit untuk mengawasi dan beberapa tes sederhana untuk membantu mengevaluasi banyak bibit penyakit. Virus Penyakit Sertifikasi adalah pembacaan alat pengukur terbaik dari konten virus. Gejala virus umumnya tidak terlihat dalam umbi, kecuali untuk roll daun, yang menyebabkan nekrosis bersih pada kultivar tertentu, terutama russets. Beberapa varietas, terutama Shepody dan Russet Norkotah, jangan mudah mengungkapkan gejala mosaik terlihat, dan virus dapat hadir tanpa deteksi. Tes serologis (ELISA) sering dilakukan untuk mosaik PVY dalam varietas, baik dalam produksi atau musim dingin tumbuh-keluar ladang. Tes tersebut secara rutin digunakan untuk PVX. Rhizoctonia Tahap ketombe hitam pada umbi tidak boleh melebihi 5% dari permukaan umbi ( Gambar 1 - 47KB foto berwarna). Cakupan yang lebih besar dari ini dapat mengakibatkan kehilangan hasil dan kualitas di lapangan. Penyakit ini paling aktif di tanah dingin dan menyebabkan kerusakan dengan mencubit dari kecambah berkembang, yang harus tumbuh kembali. Proses penundaan munculnya, menurunkan hasil dan meningkatkan off-kelas umbi. Fusarium Busuk Kering Benih tidak harus memiliki banyak umbi-umbian dengan gejala busuk Fusarium kering ( Gambar 2 - 86KB foto berwarna). Tingkat 1 sampai 2% adalah wajar dan tidak boleh melebihi hampir setiap tahun; peraturan federal memungkinkan busuk kering 1% pada pengiriman inokulum Fusarium pada umbi-umbian tanpa membusuk kering dapat ditentukan dengan memotong umbi 20-30 di setengah, menempatkan mereka dalam. kantong kertas

besar atau kotak, dan gemetar. Baca busuk kering setelah inkubasi 10-14 hari pada 50-60F dalam kelembaban tinggi. Ini akan menunjukkan potensi pembusukan sepotong Fusarium benih dan perlunya mungkin untuk perlakuan benih. Dalam beberapa tahun terakhir, isolat Fusarium banyak sambucinum (sinonim = F. sulphureum), agen yang bertanggung jawab untuk busuk kering, dari seluruh Amerika Serikat dan Kanada telah menjadi resisten terhadap thiabendazole, bahan aktif dalam Mertect, sehingga pengendalian penyakit berkurang. Sebuah modifikasi dari tes ini untuk menentukan resistensi adalah untuk mengobati umbi dipotong dengan TBZ sebelum inkubasi benih dalam kantong kertas atau kotak. Cincin Bakteri Busuk Carilah gejala eksternal dari retakan di kulit ( Gambar 3 - 59KB foto berwarna); memotong ujung batang umbi tersangka untuk gejala internal busuk cincin. Jika tidak ada gejala eksternal terlihat, memotong ujung batang 100 atau lebih umbi yang dipilih secara acak dan mencari cincin karakteristik warna membusuk di ring vaskular ( Gambar 3 - 91KB foto berwarna). Karena penyakit lain (Fusarium) atau gangguan (cedera beku) mungkin menyerupai cincin busuk, memeras umbi tersangka dan mencari cairan bakteri berawan dari cincin vaskular. Busuk lunak / penipu Jika lebih dari 1% dari umbi menunjukkan gejala busuk lunak atau penipu umbi ( Gambar 4 - 61KB foto berwarna), benih mungkin memiliki potensi untuk pembusukan bakteri Erwinia seedpiece berlebihan menyebabkan busuk lunak dan pembusukan seedpiece basah dan dapat laten.. Karena Erwinia dapat berada di lentisel umbi, jumlah umbi penuh dengan (membawa) bakteri memberikan perkiraan potensi pembusukan benih. Hal ini dapat ditentukan dengan membungkus handuk 40-50 umbi-umbian di kertas basah, dan plastik pembungkus di atas bahwa selama 5-7 hari di 50-60F. Sebuah tes yang lebih parah adalah dengan tusuk lentisel 10 per umbi dengan tusuk gigi sebelum pembungkus. Busuk lunak harus bebas bau, lembek dan basah tapi tidak lengket dan berserabut. Sebuah pembusukan, lengket berserabut dengan bau yang buruk menunjukkan pembusukan Clostridium dan tidak harus mencetak gol. Tes ini akan menunjukkan potensi benih busuk busuk sepotong lunak jika kondisi memungkinkan pembusukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ekstra yang dibutuhkan untuk banyak benih dengan busuk lunak lebih dari 50% umbi. Jika ditangani dengan benar (lihat penanganan bibit dan penanaman rekomendasi), berdiri

diterima dan hasil dapat diperoleh. Mengurangi memar selama penanganan benih adalah pertimbangan yang paling penting untuk mengurangi busuk lunak dalam biji. Verticillium dan Fusarium Kedua patogen jamur dapat menyebabkan layu dan awal sekarat. Mereka mudah terlihat sebagai warna pembuluh darah di ujung batang umbi ( Gambar 5 - 94KB foto berwarna). Inokulum internal ditanggung adalah tidak sepenting inokulum pada permukaan umbi atau di tanah. Untuk Lembah Sungai Merah, jumlah Verticillium atau Fusarium dalam biji tidak memberikan kontribusi besar terhadap jumlah layu bahwa hasil di lapangan. Namun, umbi inokulum ditanggung tidak bertindak sebagai sumber yang akan mencemari Verticillium tanah. Keropeng Penyakit ini, disebabkan oleh Streptomyces tular tanah, adalah tanah yang ditanggung. Benih terinfeksi berfungsi untuk memperkenalkan organisme keropeng ke lapangan tetapi tidak memberikan inokulum untuk umbi progeni terinfeksi. Infeksi keropeng berasal dari keropeng dalam tanah, bukan umbi benih. Berlebihan benih berkeropeng yang tidak menarik ( Gambar 6 - 54KB foto berwarna). Perak ketombe Ini terutama benih-penyakit yang ditularkan, meskipun tingkat rendah inokulum dapat bertahan hidup dalam tanah dari satu musim ke musim berikutnya. Hal ini terbaik untuk membeli benih dengan jumlah minimum ketombe terlihat, namun pada kenyataannya, banyak benih yang paling memiliki beberapa ketombe perak, dan penyakit tidak dapat diamati karena banyak ketombe perak lesi terlalu kecil untuk dilihat. Perak ketombe terjadi sebagai tersebar emas / perak patch pada kulit kentang, terutama di ujung batang ( Gambar 7 - 48KB foto berwarna). Jamur yang menyebabkan ketombe perak, Helminthosporium solani, sporulates pada seedpieces lama setelah tanam dan bergerak ke umbi-umbian keturunan selama musim tanam. Perak ketombe umbi yang terkena dampak merupakan sumber inokulum dalam penyimpanan, dan penyakit menyebar dalam penyimpanan, bahkan pada suhu benih memegang. Pemilihan bibit bebas penyakit yang diinginkan, tapi tidak praktis. Penggunaan

fungisida perlakuan benih adalah pilihan yang lebih baik untuk mengelola benih-ditanggung inokulum. Akhir Blight Kehadiran penyakit busuk daun pada biji bisa serius dan menyebabkan epidemi kemudian di musim. Busuk daun dapat melewati musim dingin dalam biji terinfeksi dan muncul sebagai lesi keunguan tidak teratur eksternal ( Gambar 8 - 33KB foto berwarna), dan, jika dipotong sekitar 1 / 4 inci yang mendalam, seperti butiran berwarna karat wilayah internal ( Gambar 9 - 36KB foto berwarna). Umbi busuk daun tidak memecah ketika disimpan dingin (38F) dan dapat bertindak sebagai salah satu sumber hawar di bidang bila ditanam. Lebih dari 90% dari umbi busuk benih akhir yang terkena pembusukan karena busuk lunak sekunder di lapangan di tanam, namun beberapa potongan benih terinfeksi yang tumbuh dapat mulai epidemi di bawah kondisi yang menguntungkan. Penelitian awal telah menunjukkan bahwa penyakit busuk daun dapat menyebar selama pemotongan yang dapat menyebabkan tanaman yang terinfeksi di awal musim. Benih fungisida pengobatan telah terbukti mengurangi infeksi ini. Peraturan federal memungkinkan busuk daun 1% pada pengiriman. Jika penyakit busuk daun dicurigai, mengirim sampel ke patologi kompeten untuk konfirmasi. Hawar bibit Akhir bebas adalah pilihan terbaik. Awal Blight Ini adalah tanah-ditanggung penyakit yang disebabkan oleh Alternaria solani dan kadang-kadang ditemukan di banyak biji. Hal ini tidak dianggap sebagai penyakit benihditanggung, tapi banyak benih yang terinfeksi parah mungkin menderita masalah berdiri dan munculnya karena busuk lunak sekunder dan mata mati. Nematoda Umumnya bukan masalah serius di Lembah Sungai Merah. Namun, daerah-daerah tertentu mungkin berisi nematoda dan survei lebih banyak diperlukan untuk menentukan pentingnya ekonomi. Benih terinfeksi dengan nematoda tidak harus ditanam. Penanaman benih nematoda penuh dapat menjadi sumber awal dari infestasi lapangan yang akan meningkat di tahun-tahun mendatang dan sulit untuk mengontrol.

Merah muda dan Leak Busuk Benih yang paling terpengaruh oleh penyakit ini, air membusuk kolektif disebut, biasanya meluruh selama musim penyimpanan dan tidak bertahan sampai musim semi untuk penanaman. Namun, benih yang terkena harus dihapus di grading dan tidak ditanam. Benih yang terkena encer dan memiliki warna merah muda untuk arang hitam. Aplikasi metalaxyl di lapangan saat umbi yang nikel untuk kuartal dalam ukuran memberikan kontrol yang sangat baik dari penyakit ini. Cara Membagi, Potong atau Split Benih Kentang Benih kentang besar dapat dipotong menjadi beberapa bagian, selama setiap bagian berisi setidaknya satu mata. Benih kentang yang ideal adalah ukuran telur ayam. Mata kentang adalah bekas luka daun dengan kuncup lateral yang tertekan. Tunas ini akan tumbuh menjadi tunas, yang muncul di atas tanah, dan juga menghasilkan umbi baru di bawah tanah. Ketika mata pertama mulai tumbuh tunas baru ini disebut suatu chit. Evaluasi Perbanyakan Benih Kentang Produktivitas benih kelas G4 di penangkar masih rendah, berkisar antara 3-13 ton per hektar, hal ini sangat jauh dari harapan, padahal biaya produksi untuk menghasilkan benih sangat tinggi, berkisar antara 50 60 juta rupiah/ha. Dengan biaya produksi tinggi dan produktivitas yang rendah, maka harga benih G4 untuk petani menjadi tinggi. Permasalahan : 1. Rendahnya produktivitas penangkaran di petani, karena teknologi perbenihan belum dikuasai. 2. Terbatasnya biaya permodalan untuk penangkaran benih sehingga pengelolaan penangkaran menjadi kurang optimal. 3. Terbatasnya lahan untuk penangkaran benih yang memenuhi persyarantan sertifikasi. 4. Meningkatnya harga sarana produksi, terutama sarana pengendalian seperti obatobatan

(pestisida) serta banyaknya peredaran pestisida palsu. Keuntungan dari bibit kentang membelah adalah:

benih kentang besar dimanfaatkan dengan penuh umbi kurang diproduksi per bibit, sehingga setiap umbi dipanen lebih besar dominasi apikal rusak, melepaskan mata lebih untuk tumbuh benih kentang mahal melangkah lebih jauh di kebun sayur menghemat membeli paket lain, jika hanya perlu satu biji lebih untuk menyelesaikan baris

Kekurangan membagi benih kentang adalah:


patogen bakteri & mungkin tersebar antara kentang pada pisau pemotong. Benih kentang besar dapat dibagi menjadi beberapa bagian, selama masing masing bagian berisi setidaknya satu mata, untuk mencapai ukuran benih kentang yang ideal, telur ayam Toa setara.

Evaluasi Perbanyakan Benih Kentang Produktivitas benih kelas G4 di penangkar masih rendah, berkisar antara 3-13 ton per hektar, hal ini sangat jauh dari harapan, padahal biaya produksi untuk menghasilkan benih sangat tinggi, berkisar antara 50 60 juta rupiah/ha. Dengan biaya produksi tinggi dan produktivitas yang rendah, maka harga benih G4 untuk petani menjadi tinggi. Permasalahan : 3. Rendahnya produktivitas penangkaran di petani, karena teknologi perbenihan belum dikuasai. 4. Terbatasnya biaya permodalan untuk penangkaran benih sehingga pengelolaan penangkaran menjadi kurang optimal. 3. Terbatasnya lahan untuk penangkaran benih yang memenuhi persyarantan sertifikasi.

4.

Meningkatnya harga sarana produksi, terutama sarana pengendalian seperti obatobatan

(pestisida) serta banyaknya peredaran pestisida palsu. Keuntungan dari bibit kentang membelah adalah:

benih kentang besar dimanfaatkan dengan penuh umbi kurang diproduksi per bibit, sehingga setiap umbi dipanen lebih besar dominasi apikal rusak, melepaskan mata lebih untuk tumbuh benih kentang mahal melangkah lebih jauh di kebun sayur

menghemat membeli paket lain, jika hanya perlu satu biji lebih untuk menyelesaikan baris

Kekurangan membagi benih kentang adalah:


patogen bakteri & mungkin tersebar antara kentang pada pisau pemotong. Benih kentang besar dapat dibagi menjadi beberapa bagian, selama masing masing bagian berisi setidaknya satu mata, untuk mencapai ukuran benih kentang yang ideal, telur ayam Toa setara.

Pemilihan bibit

Maksimal usianya sampai 100 hari Kondisi tanaman sehat bebas dari hama dan penyakit Hasil panen yang tidak masuk pabrik indofood dijadikan bibit ukuran 5 cm kebawah Pemeliharaan yang bagus jumlah knolnya meningkat karena sudah beradaptasi dengan kondisi iklimnya

Untuk umbi awal proses adaptasinya lambat. Kadar air umbi, panjang tunas dan jumlah mata tunas diduga dapat digunakan sebagai

criteria viabilitas umbi kentang, tetapi selama ini criteria dari petani adalah panjang tunas dan ukuran umbi. Semakin lama penyimpanan mengakibatkan penurunan viabilitas umbi kentang. Lamanya penyimpanan bibit di gudang diduga dapat mempengaruhi produksi tanaman kentang di lapang. Umbi yang tidak disimpan dengan tepat dapat menyebabkan kehilangan bobot dan mutu fisiologis dan serangan hama dan penyakit selama dalam

penyimpanan (Asgar, dan Azis 1994). makin lama umbi disimpan cadangan nutrisi dalam umbi kentang untuk pertumbuhan dilapangan akan semakin berkurang. Umbi yang terlalu lama disimpan di dalam gudang akan mengalami penurunan berat akibat kkadar air benih mengalami penurunan sehingga bentuk benih menjadi keriput. Bila musim tanam tiba umbi bibit yang telah menjadi keriput ini kurang baik kualitasnya mengakibatkan produksi rendah (Sumiati, 1982) masa dormansi pada benih kentang akan diikuti dengan pertunasan. Van Es dan Hartmans (1985) pertunasan diasosiasikan dengan mobilitas dan translokasi karbohidrat ke tunas. Faktor utama yang mempengaruhi tingkat penunasan adalah suhu, kelembapan, besar umbi, aerasi, umur fisiologi, dan cahaya. Pengaruh ini secara normal dapat diperlihatkan pada umbi yang berukuran lebih kecil akan tumbuh lebih lambat daripada umbii yang berukuran besar dan perbedaan ini makin besar bila temperature ruang penyimpanan semakin rendah. Umur fisiologi umbi mempengaruhi umbi-umbi yang bertunas. Umur fisiologi umbi ditentukan oleh tinggat vigor mata tunas dan kondisi umbi itu sendiri. Pertumbuhan tunas dimulai dari tunas apikal yang berlangsung beberapa bulan, kemudiaan diikuti mata tunas lateral. Semakin lama disimpan, tunas yang tumbuh pada umbi semakin panjang dan jumlah mata tunas juga bertambah. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi kentang tersebut adalah dengan mengguanakan umbi bermutu tinggi, yang meliputi mutu genetic, mutu fisiologik dan mutu fisik. Mutu genetik dicirikan oleh tingkat kemurnian varietas benih tersebut. Mutu fisiologik ditentukan oleh tingkat kemunduran benih, viabilitas benih dan daya simpan benih. Sedangkan mutu fisik mencakup tingkat keseragaman yang tinggi baik bentuk, warna, ukuran, dan berat per jumlah atau volume (Sadjad 1993). Sebelumnya Sadjad (1980) menyatakan bahwa dalam teknologi benih bertujuan untuk mendapatkan mutu benih yang tinggi. Mutu benih sebenarnya dicerminkan oleh tingkat produksi tanaman yang tumbuh dari benih. Benih tidak cukup memiliki kemampuan berproduksi normal pada kondisi optimum, tetapi juga pada kondisi suboptimum. Selama ini petani umumnya menggunakan umbi bibit kentang berukuran kecil sampai sedang. (10-60 g) yang diproduksi sendiri dan tidak menggunakan bibit yang berkualitas tinggi. Hal ini diduga karena harga bibit yang mahal lebih kurang 40-50% dari biaya produksi, kebutuhan bibit (kg) per satuan luas juga semakin besar bila menggunakan umbi yang berukuran lebih besar. Ukuran umbi berpengaruh terhadap produksi kentang. Menurut balai Penelitian Hortikultura Lembang (1989) ukuran umbi yang digunakan untuk bibit, yaitu umbi yang mempunyai bobot 20-60 g tiap umbi. Hasil penelitian yang dilakukan Tampubolon, Damanil, dan Tarigan (1977) ukuran umbi yang berasal dari umbi varietas

Rapan 106 sangat berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah batang, bobot umbi dan presentase jumlah umbi bibit tiap rumpun. Hasil penelitianya menunjukan bahwa penggunaan umbi bibit yang semakin besar dapat meningkatkan pertumbuhan vegetative, hasil umbi dan presentase jumlah umbi bibit. Hal yang sama juaga ditujukan hasil penelitian Rukmaeti (1989) yang menyatakan bahwa perlakuan ukuran umbi pada varietas Noocksack dan PAS 3063 mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah batang, jumlah daun tiap rumpun, bobot basah dan jumlah umbi tiap rumpun.

VIABILITAS BENIH Viabilitas Benih merupakan daya hidup benih yang ditujuakan melalui gejala metabolisme benih dan gejala Pertumbuhan. Gejala pertumbuhan mencakup daya

berkecambah benih, potensi tumbuh maksimum, kekuatan tumbuh, dan kecepan tumbuh. Gejala metabolisme meliputi tingkat respirasi dan tingkat aktivitas enzim (Sadjad, 1994). Viabilitas merupakan faktor penentu fiologi benih yang ditujan oleh kemampuan benih berkecambah dan vigor benih, Sadjad (1989).daya kecambah benih muncul dan berkembangnya dari struktur-struktur penting dari embrio benih dan memberikan indikasi bahwa kecambah tersebut mampu berkembang menjadi tanaman normal pada kondisi yang optimum. Viabilitas benih yang telah dicapai pada waktu panen akan mengalami penurunan sejalan dengan waktu. Benih yang mengalami kemunduran berarti mengalami kehilangan viabilitas, baik vigor maupun daya kecambahnya (Sadjad, 1972) munbdurnya viabilitas benih menurut Vaughan dalam sadjad (1972) proses yang berjalan bertingkat dan kumulatif akibat perubahan yang terjadi oleh kekuatan yang merusak, baik dari alam (deteriorasi) maupun secara buatan (devigorasi). Kadar Air benih merupakan faktor yang harus diperhatikan pada setiap tingkat kegiatan menghasilkan benih bermutu tingggi, baik pada kegiatan panen, pengolahan, penyimpanan, maupun selama benih dipasarkan. Kadar air dapat mempengaruhi nilai viabilitas benih, karena dapat berperan dalam kerusakan mekanis (yang timbul pada saat pengolahan), selama benih disimpan maupun saat benih beredar dipasar. Kadar air benih selalu berubah tergantung lingkunganya karena benih memiliki sifat yang selalu berusaha mencapai kondisi yang eqilibrium dengan keadaan sekitarnya. Kadar air

benih yang berubah sesuai dengan keadaan sekitarnya sangat membahayakan kondisi benih karena berkaitan dengan laju deteriorasi benih yang pada akhirnya akan berpenngaruh pada presentase viabilitas benih (Kuswanto, 1997). Ukuran Umbi berpengaruh terhadap pertumbuhan kentang, terutama pada pertumbuhan vegetatif. Perbedaan ukuran umbi mempengaruhi pertunasan. Pertunasan pada umbi di tentukan oleh kandungan material umbi yang digunakan untuk tumbuh. Menrut Van Es dan Hartman (1985) pertunasan diasosiasikan dengan mobilitas dan translokasi karbohidrat ke tunas. Pengaruh ini secara normal dapat diperlihatkan pada umbi yang melalui beberapa tunas karena terdapat elemen kompetisi diantara tunas. Pertunasan pada umbi yang berukuran kecil akan tumbuh lebih lambat daripada umbni yang berukuran lebih besar dan perbedaan ini makin besar bila temperatur ruang penyimpanan semakin rendah. Kondisi tersebut diduga bisa mempengaruhi produksi tanaman kentang.

You might also like