You are on page 1of 4

TUGAS

KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN

CASE STUDY
Oleh : ACHRIANI ASRA P1803211006 KONSENTRASI : GIZI MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Case study
Ama, a small, tree-year-old child, was playing with her siblings outside her home in a smal, semi-urban, slum area. While chasing her older brothers she trod on a nail. Her mother washed the wound and bandaged it. The wound remained red and angry. Over a week the wound did not heal, the area remained red and angry, with flaring up the leg. Ama began to complain that she had pain in her groin, she became weak and febrile. Ama was taken to hospital when her mother could not control her fever and she died within a few days of a few days of admission. Penjelasan : Ama, seorang anak berumur 3 tahun, kerdil, sedang bermain dengan kedua adiknya di luar rumah di daerah pinggir kota, daerah kumuh. Sementara mengejar kakaknya ia menginjak paku. Ibunya mencuci luka dan membalutnya. Lukanya tetap merah dan besar. Selama seminggu luka tidak sembuh, daerah tersebut tetap merah dan besar, dengan melebar sampai kaki. Ama mulai mengeluh merasakan nyeri di pangkal paha, dia menjadi lemah dan demam. Ama dibawa ke rumah sakit ketika ibunya tidak bisa mengendalikan demam dan dia meninggal beberapa hari setelah masuk rumah sakit. Dari kasus diatas kita dapat disimpulan bahwa Ama terkena penyakit tetanus atau terinfeksi bakteri Clostridium Tetani. Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman Clostridium tetani, bermanifestasi dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekuatan tonus otot massater dan otot-otot rangka. Kuman ini menghasilkan racun yang dapat menghasilkan racun yang dapat mempengaruhi jaringan saraf manusia. Racun ini akan menjalar di sepanjang saluran saraf tepi, sampai ke susunan saraf pusat, dan mengikuti aliran darah. Adanya racun ini mengakibatkan kekakuan otot di seluruh tubuh, terutama otot pengunyah dan otot batang tubuh. Clostridium tetani termasuk kuman yang hidup tanpa oksigen (anaerob), dan membentuk spora. Spora ini mampu bertahan hidup terhadap lingkungan panas, antiseptic, dan jaringan tubuh, sampai berbulan-bulan. Kuman yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa menyebar lewat debu atau tanah yang kotor, dan mengenai luka.

Tetanus sering menginfeksi luka, terutama luka akibat tusukan benda tertantu, seperti paku, jarum, duri, dan sebagainya. Infeksi oleh kuman ini dimulai dari masuknya spora ke dalam luka. Spora itu akan berkembang dan mengeluarkan neurotoksin (tetanospamin) yang akan menyebabkan otot-otot menjadi kejang (spasme). Kontraksi kejang ini sangat kuat, bahkan dapat merobek otot atau fraktur kompresi pada tulang punggung. Gejala yang timbul pada awalnya adalah sakit kepala, gelisah, nyeri pada otot rahang yang kemudian diikuti rasa kaku ( Trismus ), demam, otot perut mengeras, kejang, dan akhirnya seluruh tubuh. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penyakit tetanus : 1. Proximal Determinant Penyebab langsung terjadinya Tetanus adalah kuman Clostridium tetani. Clostridium tetani termasuk kuman yang hidup tanpa oksigen (anaerob), dan membentuk spora. Spora ini mampu bertahan hidup terhadap lingkungan panas, antiseptic, dan jaringan tubuh, sampai berbulan-bulan. Kuman yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa menyebar lewat debu atau tanah yang kotor, dan mengenai luka, terutama luka akibat tusukan benda tertentu, seperti paku, jarum, duri, dan sebagainya. Infeksi oleh kuman ini dimulai dari masuknya spora ke dalam luka. Spora itu akan berkembang dan mengeluarkan neurotoksin (tetanospamin) yang akan menyebabkan otot-otot menjadi kejang (spasme). Kontraksi kejang ini sangat kuat, bahkan dapat merobek otot atau fraktur kompresi pada tulang punggung. 2. Distal Determinant Faktor penyebab tetanus yang lain berhubungan dengan lingkungan, perilaku anak dan sistem imunitas. Keadaan lingkungan yang tidak bersih dan tidak steril ini dapat menyebabkan tetanus Kebiasaan anak-anak yang suka bermain di sembarang tempat tanpa memperhatikan kebersihan lingkungan tempat bermain dan saat bermain tidak menggunakan alas kaki juga merupakan penyebab terjadinya kasus penyakit tetanus tersebut. Sistem imunitas, Sistem imunitas anak yang tidak diberikan pada saat bayi sampai usia sekolah pun ikut mempengaruhi karena imunisasi aktif untuk vaksin tetanus berperan penting dalam pengobatan tetanus sekaligus juga mencegah penyakit.

Pada kasus diatas, penanganan yang tidak tepat dan terlambat pada pasien setelah kejadian tertusuk paku menyebabkan resiko fatal bagi pasien. Namun, lingkungan yang tidak bersih, kebiasaan yang kurang baik, serta sistem imun anak yang kurang baik terlihat pada anak yang berukuran kerdil (pertumbuhan yang kurang baik) sangat berpengaruh terhadap perkembangan penyakit tetanus yang di alami.

You might also like