You are on page 1of 15

Aplikasi / Implementasi Teknologi di Bidang Geodesi Sebuah Permasalahan di Era Global

BAB I PENDAHULUAN
Pada masa kini, sebagian besar masyarakat semakin merasakan teknologi sebagai salah satu kebutuhan pokok disamping kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Keadaan ini terbukti dengan semakin berkembangnya teknologi, seperti televisi, komputer, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh kemajuan teknologi disegala bidang. Hal ini telah mendorong transformasi masyarakat tradisional menjadi masyarakat yang tidak asing lagi dengan teknologi. Sejak manusia dapat berpikir dan adanya keinginan untuk lebih mengenal lingkungannya agar dapat mengatasi segala tantangan dan ancaman yang dihadapi -maka manusia membuat dan mengembangkan peralatan dan prasarana hidup yang ia butuhkan. Mulai saat itu, keterampilan yang dimiliki untuk membuat prasarana dan peralatan terus disempurnakan. Keterampilan tidak dapat dipisahkan dari perencanaan, perekayasaan dan pembuatan apa saja yang diperlukan manusia dengan memanfaatkan teknologi, yaitu cara dan teknik untuk dapat memiliki apa yang dinginkan dengan pengorbanan minimal. Kemampuan manusia untuk mengembangkan teknologi didorong oleh kelemahan fisiknya yang harus berhadapan dengan ancaman dan tantangan lingkungan. Oleh karenanya, dengan memanfaatkan panca indera dan otaknya, manusia dipaksa untuk memiliki teknologi yang ia perlukan guna mempertahankan kelangsungan hidupnya.

[Type text]

Hanya dengan teknologi yang tepat dan berguna, kualitas karya manusia dapat ditingkatkan. Nilai karya manusia ditentukan oleh pasar, di mana karya-karya tersebut bersaing. Sumberdaya alam (SDA) terbarukan atau tidak terbarukan -- akan diberi nilainya masing-masing di pasar. Tanpa teknologi nilai tersebut tidak dapat ditingkatkan. Hal ini juga berlaku untuk suatu sistem karya yang merupakan hasil murni pemikiran dan rekayasa sumber daya manusia (SDM). Penambahan nilai atau nilaitambah tersebut hanya dapat tercapai dengan memanfaatan teknik dan teknologi yang tepat. Tidak ada suatu teknologi yang dapat dikembangkan tanpa penguasaan ilmu alam dan ilmu hasil eksperimen, dalam rangka mengecek keunggulan teori, menganalisis suatu sistem atau membuat/mengembangkan alat dibutuhkan. Oleh karena itu teknologi adalah produk murni hasil pemikiran manusia dan bukan sumber daya alam. Jikalau teknologi dapat bersinergi dengan budaya, perilaku dan bakat seseorang, maka yang bersangkutan akan menjadi sangat terampil atau sangat produktif. Keunggulan daya saing sesorang hanya ditentukan oleh dua elemen saja, yaitu teknologi dan produktivitas. Perkembangan teknologi telah membawa dampak dalam kehidupan masyarakat. Sejak diketemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah memasuki era informasi. Teknologi dengan komputer sebagai motor penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan teknologi berbasis komputer mulai dikenal orang dan hingga saat ini sudah banyak teknologi yang dapat digunakan orang sebagai alat pengolah data untuk menghasilkan informasi. Dalam era masa kini , pengaruh kemajuan teknologi tidak dapat dihindarkan lagi, seperti penggunaan komputer dan satelit dalam berbagai aktivitas sarana berkomunikasi perusahaan. Teknologi memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi dari tempat yang berjauhan dalam waktu yang singkat dan dengan biaya yang

[Type text]

murah. Sistem teknologi berbasis komputer banyak ditawarkan dengan tujuan untuk memberikan kemudahan. Bila dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan teknologipun telah menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat, antara lain: Kegiatan pengembangan teknologi dalam sumber daya alam dan energi menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Melalui kegiatan survei dan pemetaan telah dihasilkan 2.546 peta dasar rupa bumi, 973 peta dasar radar, dan 380 peta toto dalam berbagai skala. Dalam upaya mengendalikan pencemaran lingkungan, telah dikembangkan fasilitas pengolahan limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka, inventarisasi hutan dengan menggunakan citra satelit ataupun foto udara, dan peningkatan koleksi tanaman di kebun raya. Perkembangan teknologi ini menuntut Geodet memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi untuk menyediakan data yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji dalam rangka pengambilan data.

[Type text]

BAB II PERMASALAHAN
a. Batas wilayah antardaerah sebagai suatu permasalahan serius yang dapat

menimbulkan perpecahan antar masyarakat dalam suatu negara kesatuan.

[Type text]

BAB III PEMBAHASAN Berbicara mengenai batas selalu diawali dengan cerita sejarah beberapa abad sebelum Masehi tentang petani-petani Mesir di lembah sangat subur Sungai Nil, setiap tahun selalu kesulitan menemukan kembali batas tanahnya akibat hilang tersapu banjir. Di Indonesia peristiwa meletusnya Gunung Galunggung di Jawa Barat, laharnya menyapu bersih batas-batas pemilikan tanah. Terakhir bencana Tsunami di Nanggro Aceh Darussalam tidak hanya menghilangkan batas-batas pemilikan tanah tetapi berikut data rekaman tentang batas-batas tersebut. Manusia sendiri memerlukan suatu macam tanda untuk dapat menunjukkan daerahnya, manusia tidak punya indera tambahan seperti merpati pos mengetahui jalan pulang tanpa peta atau tonggak tanda penunjuk jalan di atas tanah. Batas wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi sampai akhirnya batas antar Negara selalu diawali dari batas bidang tanah, secara hukum batas bidang tanah merupakan bidang permukaan yang menetapkan diawalinya dan diakhirinya pemilikan tanah seseorang, pada umumnya permukaan ini vertikal dapat disamakan dengan suatu tirai tergantung dari atas sewhingga siapapun melewatinya dari satu sisi ke sisi lain, berarti melewati hak pemilikan satu ke hak pemilikan lainnya. Permukaan batas ini memotong garis batas sah, melangkahi garis ini sama dengan menerobos tirai. Suatu batas sah merupakan permukaan tipis dalam keadaan sangat kecil merentang dari pusat bumi ke atas dan pada dasarnya merupakan suatu konsep abstrak.

[Type text]

Penetapan Batas Wilayah Penetapan Batas Wilayah dilakukan melalui penegasan batas daerah yang merupakan kegiatan penentuan batas secara pasti (fixed boundary) di lapangan, dengan sistim referensi nasional yang digunakan Datum Geodesi Nasional 1995. Batas daerah merupakan pemisah wilayah penyelenggaraan kewenangan suatu daerah dengan daerah lain. Batas daerah di darat merupakan pemisah wilayah administrasi pemerintahan antara daerah yang berbatasan berupa pilar batas di lapangan dan daftar koordinat di peta. Batas daerah di laut merupakan pemisah antara daerah yang berbatasan berupa garis khayal (imajiner) di laut dan daftar koordinat di peta yang dalam implementasinya merupakan batas kewenangan pengelolaan sumber daya di wilayah laut. Pelacakan batas daerah di darat merupakan kegiatan untuk menentukan letak batas di darat berdasarkan kesepakatan dan pemasangan tanda batas sementara. Penegasan batas daerah dititikberatkan pada upaya mewujudkan batas daerah yang jelas dan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan, penegasan batas dilakukan dalam rangka menentukan letak dan posisi batas secara pasti di lapangan sampai dengan penentuan titik koordinat batas. Penegasan batas daerah berpedoman pada batas-batas daerah yang ditetapkan dalam Undang-undang Pembentukan Daerah. Penegasan batas daerah di darat diwujudkan melalui tahapan penelitian dokumen pelacakan batas; pemasangan pilar batas; pengukuran dan penentuan posisi pilar batas; dan pembuatan peta batas. Tahapan penegasan batas daerah dilakukan dengan prinsip geodesi dan dituangkan dalam berita acara kesepakatan. Penelitian dokumen meliputi: Peraturan Perundang-Undangan tentang Pembentukan Daerah dan dokumen lainnya yang disepakati oleh daerah yang bersangkutan. Kegiatan pelacakan batas daerah di lapangan meliputi penentuan titik-titik batas dan garis batas sementara di lapangan. Pengukuran situasi dilakukan sepanjang garis batas daerah selebar 100 m ke kiri dan 100 m ke kanan garis batas tersebut.

[Type text]

Batas daerah yang ditegaskan dapat dinyatakan dalam bentuk bangunan fisik buatan manusia seperti: pilar, gapura, persil tanah, jalan dan atau batas alam seperti: watershed, sungai. Batas daerah yang tidak dapat ditegaskan dalam suatu bentuk bangunan fisik seperti melalui danau dan tengah sungai dinyatakan dengan pilar acuan batas. Dalam rangka menetapkan dan menegaskan batas daerah perlu dilakukan kegiatan penelitian dokumen batas, pelacakan batas, pemasangan pilar batas, pengukuran dan penentuan posisi pilar batas, dan pembuatan peta batas. Jika dasar hukum untuk penegasan batas daerah belum ada atau belum jelas, maka dapat diterapkan penggunaan bentuk-bentuk batas alam. Batas alam merupakan objek di lapangan yang dapat dinyatakan sebagai batas daerah. Penggunaan bentuk alam sebagai batas daerah akan memudahkan penegasan batas di lapangan karena tidak perlu memasang pilar yang rapat. Bentukbentuk batas alam yang dapat digunakan sebagai batas daerah adalah garis batas di sungai merupakan garis khayal yang melewati tengah-tengah sungai ditandai oleh pilar batas di tepi sungai yang memotong garis batas tersebut. Pada daerah sungai yang labil, pilar dipasang agak jauh dari sungai sehingga pilar tersebut bukan merupakan pilar batas tetapi titik acuan bagi batas sebenarnya. Dari pilar tersebut harus diukur jarak ke tepi dekat dan tepi jauh sungai serta arahnya. Demikian antara lain hal-hal tentang penegasan batas daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah. Penegasan batas daerah dititik beratkan pada upaya mewujudkan batas daerah yang jelas dan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 Pasal 2 ayat 1). Tenaga ahli dalam Geodesi mempunyai peranan penting dalam penegasan batas daerah secara pasti (fixed boundary),. Fakta pelaksanaan penegasan batas daerah saat ini baru sebatas pemasangan tugu-tugu batas dalam jarak tertentu, pengukuran situasi sepanjang garis batas daerah selebar 100 m kekiri dan 100 m kekanan garis batas masih secara umum (general boundary), letak batas daerah antara tugu-tugu tersebut belum ditetapkan secara pasti yang dalam hal ini sering merupakan batas pemilikan bidang tanah berupa batas fisik bidang-bidang tanah yang pernah terdaftar dengan hak barat maupun hak-hak yang

[Type text]

diatur Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 yang data fisik maupun yuridisnya tersimpan di Badan Pertanahan Nasional. Pasal 17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 mengatur tentang pembuatan Peta Batas daerah, pada masa mendatang peta bukan lagi tempat untuk menyimpan informasi. Peta akan lebih berfungsi sebagai penyaji informasi yang tersimpan dalam basis data. Sengketa Batas Wilayah Dari data Departeman Dalam Negeri sampai dengan bulan Desember tahun 2007 menyatakan bahwa sejak tahun 1999, dari 33 provinsi, baru 11 di antaranya menyelesaikan atau melaksanakan penegasan batas daerah dan baru 42 kabupaten/kota dari total 465 kabupaten/kota yang ada. Hal ini menimbulkan sengketa batas di 19 provinsi dan 81 kabupaten kota disebabkan karena tidak jelasnya letak batas dalam lampiran undang-undang dan peta lampiran undang-undang tidak memenuhi syarat sebagai peta. Pemetaan di Indonesia umumnya masih dilakukan dengan alat ukur tanah theodolit untuk mendapatkan titik-titik koordinat di suatu wilayah. Setiap alat ukur berpindah tempat, sebanyak itu pula harus dilakukan pengkondisian agar didapat data yang akurat. Faktor emosi dari operator alat sangat mempengaruhi akurasi hasil pengukuran yang pada akhirnya mempengaruhi akurasi peta yang dihasilkan. Disamping itu, waktu pengerjaan hingga dihasilkan peta pun sangat lama. Salah satu sengketa perbatasan di Indonesia, sengketa tapal batas antara Pemerintah Banyuwangi dan Bondowoso di Gunung Ijen hingga kini belum mendapat titik temu. Kepala Subbagian Pemerintahan Banyuwangi Abdurrachman, mengatakan, dua kali perundingan tapal batas yang difasilitasi Pemerintah Propinsi Jawa Timur juga tidak berhasil menemukan solusi. "Masih deadlock," kata dia kepada TEMPO, Selasa (30/11). Gunung Ijen memang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso di

[Type text]

sebelah barat. Hingga kini belum ada SK Menteri Dalam Negeri untuk menentukan tapal batas kedua kabupaten bertetangga itu. Abdurrachman mengatakan, Pemerintah Banyuwangi akan mati-matian mempertahankan Gunung Ijen masuk di kawasan Banyuwangi. Hal itu, diperkuat dengan sejumlah bukti berupa enam peta tapal batas buatan Belanda dan satu lambang Kabupaten Banyuwangi. Enam peta Belanda itu yakni Besoeki Afdeling 1895, Idjen Hooglan 1920, Java Madura 1942, Java Resn Besoeki 1924, Java Resn Besoeki 1924 Blad XCIII C, dan Java Resn Besoeki 1925. Sementara Kabupaten Bondowoso, kata dia, berpijak pada peta milik Badan Kordinasi Survei dan Pemetaan Nasional tahun 2000. Dalam peta ini, Gunung Ijen setinggi 2.443 dari permukaan laut itu dibagi dua, masing-masing menjadi milik Banyuwangi dan Bondowoso. Perebutan status kepemilikan Gunung Ijen sejak 2006 itu tidak lepas dari potensi wisata dan tambang belerang yang dimiliki gunung berapi tersebut. Setiap tahun ribuan wisatawan mancanegara berkunjung untuk menikmati Gunung Ijen yang memiliki kawah terbesar se Asia Tenggara. Pada hakekatnya, konflik tercipta dari kompetisi memperebutkan akses terhadap otoritas (kekuasaan) dan sumber ekonomi/kemakmuran dari aktor-aktor yang berkepentingan. Pernyataaan ini selaras dengan sebuah kesimpulan yang mengatakan bahwa daerah akan merasa terancam kepentingan politik dan ekonominya bila gagal mempertahankan sumber-sumber yang bisa meningkatkan pendapatan daerah. Celakanya, perasaan terancam ini pula yang menyebabkan daerah rentan disulut konflik atau kesalahpahaman terhadap daerah lain. Dampak dari sengketa batas wilyah meliputi :
1. Dampak dalam bidang sosial, dengan indikator-indikator

a. dampak dalam pelaksanaan pelayanan administrasi pertanahan b. dampak dalam pelaksanaan pelayanan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).
2. Dampak dalam bidang politik, dengan indikator: kondisi pelaksanakan hak pilih

(partisipasi politik) di wilayah yang masih dalam sengketa.

[Type text]

Akibat pada masalah sengketa batas daerah yang ternyata banyak terkait kepentingan di dalamnya, diantaranya dipicu oleh perebutan sumberdaya alam, Pilkada dan pemilihan legislatif, isue pemisahan adat budaya, issu hilanggnya hak keperdataan, Undangundang pembentukan daerah yang tidak sinkron dengan UU lainnya, tidak sinkronnya antara batang tubuh dan peta lampiran, dan masih banyak hal lain yang sebelumnya tidak terpikirkan menjadi penyebab perselisihan. Solusi Sengketa antara Banyuwangi-Bondowoso mengenai Gunung Ijen, diantara kedua belah pihak memang memiliki data tetapi data yang ada dari kedua belah pihak masih berpatokan pada data-data lama. Perlunya dilakukan pengukuran ulang perbatasan antara Banyuwangi-Bondowoso dengan teknologi yang dapat menghasilkan data yang akurat. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi sangatlah berguna dalam penyelesaian masalah, seperti teknologi GPS. Teknologi GPS sudah menghasilkan alat penerima data koordinat posisi yang kompak dan cukup murah dengan akurasi yang memadai. Dengan penerima GPS ini, informasi koordinat sebuah titik di muka bumi bisa diperoleh dengan cepat dan bisa menjangkau semua titik di permukaan bumi. Sementara itu, teknologi pengolahan data berukuran besar juga sudah tersedia berupa produk-produk teknologi komputer, baik hardware maupun software. Dengan menggabungkan penerima GPS sebagai alat akuisisi data dan komputer sebagai pengolah data, bisa diperoleh sistem pemetaan yang cepat dan akurat untuk berbagai macam keperluan: pariwisata, industri, tata kota, batas wilayah, dan sebagainya. Teknologi GPS telah membawa kemajuan yang besar pada sistem navigasi dan penentuan posisi. Dengan menggunakan 24 satelit dan stasiun-stasiun buminya, GPS mampu melacak keberadaan pesawat, kendaraan, kapal, laptop, ponsel, dan bahkan orang per orang. Ini semua menjadi mungkin karena teknologi GPS memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut: - memberikan data lokasi yang tepat untuk segala titik di muka bumi, pada segala cuaca

[Type text]

- mampu menemukan lokasi dan memberi info tentang bagaimana menuju lokasi itu - menghemat waktu dan biaya survey pemetaan dengan hasil yang tetap akurat - ukuran alat yang semakin kecil dan murah, sehingga terjangkau oleh hampir semua orang - mampu melacak objek hingga titik lokasinya dengan akurat Aplikasi teknologi dalam Geodesi sangat perlu diterapkan dalam pengukuran posisi titik utama untuk batas wilayah provinsi, kabupaten dan kota menggunakan peralatan GPS (Global Positioning System) type Geodetik, dengan adanya teknologi terbaru penggunaan alat CORS (Continuously Operating Reference Station) pengukuran batas daerah yang berupa pemilikan bidang tanah akan menjadi sangat mudah dan cepat. Oleh sebab itu, di butuhkannya aplikasi teknologi dalam bidang Geodesi agar penentuan batas-batas wilayah dapat teratasi dengan data yang akurat. Apabila konflik tidak ditemukan titik temu dapat dilakukan upaya pendekatan : Pertama dapat dilakukan dengan melalui penyelesaian musyawarah yang didalamnya dapat dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, sebagaimana telah diatur dalam undang-undang tentang arbitrase, sebagai sarana untuk mencari solusi penyelesaian konflik batas wilayah antardaerah. Masing-masing pihak hendaknya mempersiapkan diri untuk musyawarah dengan memperhatikan tiga faktor : 1) kedua pihak harus mengakui kenyataan dan situasi konflik yang terjadi di antara mereka (pengakuan atas kepentingan yang diperjuangkan oleh pihak lain). 2) kepentingan-kepentingan yang diperjuangkan harus terorganisasikan secara rapi, tidak tercerai-berai dan terkotak-kotak sehingga masingmasing pihak memahami dengan jelas lingkup tuntutan pihak lain. 3) kedua pihak menyepakati aturan main (rules of the game) yang menjadi landasan dan pegangan dalam hubungan dan interaksi di antara mereka. Musyawarah dilakukan dengan cara semua pihak berdiskusi dan berdebat secara terbuka dan mendalam untuk mencapai kesepakatan tanpa ada pihak-pihak yang memonopoli pembicaraan atau memaksakan kehendak.

[Type text]

Kedua, dengan melakukan kerjasama antar daerah sebagaimana yang ditentukan pada Pasal 195 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004. Ketiga, melakukan pendekatan sosial budaya sebagai langkah penyelasaian dengan menggali kearifan lokal. Apabila belum adanya kata sepakat mengenai letak perbatasan, Pembagian Gunung Ijen menjadi dua, dianggap sebagai solusi yang saling menguntungkan dua daerah. Apalagi selama ini wisatawan yang akan berkunjung ke Gunung Ijen juga bisa ditempuh melalui Bondowoso

[Type text]

BAB III PENUTUP Penguasaan teknologi merupakan keharusan tetapi yang lebih urgent dari itu adalah pembentukan struktur nilai budaya masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu peningkatan sumber daya manusia harus mendapat perhatian utama guna membentuk kebudayaan yang kondusif bagi penyerapan dan perkembangan teknologi. Untuk mencapai hasil yang optimal, perencanaan pembangunan haruslah bersifat konprehensif dengan memperhatikan dinamika masyarakat akibat pengaruh internal maupun eksternal. Mungkin yang kini menjadi pertanyaan adalah, bagaimana kini Indonesia harus menyediakan peta-peta batas wilayah secara cepat, hemat dan akurat untuk seluruh wilayahnya? Pembangunan kadastral nasional yang sistematis, dengan mendata seluruh persil diseluruh wilayah Indonesia termasuk lahan-lahan umum seperti jalan, sungai, danau danlaut - harus menjadi rencana utama (grand- plan). Dalam hal ini, sebagai pendekatan pertama bisa digunakan metode pengukuran kartometris dengan memakai peta-peta yang ada. Kemudian baru pada areal yang bernilaikomersil tinggi ditingkatkan lagi dengan metode fotogrametris, inderaja atau terrestris/GPS. Selanjutnya, pada tataran pemanfaatan teknologi, dukungan dari semua pihak sangat diharapkan dalam rangka membangun suatu sistem informasi nasional yang lengkap. Dengan semakin banyaknya sengketa batas daerah baik sengketa batas provinsi, kabupaten dan kota merupakan tantangan bagi Geodet untuk menyelesaikannya. Berkembangnya teknologi akan menjadikan kemudahan dalam pengukuran batas daerah dan penyelesaian sengketa batas.

[Type text]

Aplikasi / Implementasi Teknologi di Bidang Geodesi Sebuah Permasalahan di Era Global

Disusun Oleh : Ketua Anggota : Zia Ul Maksum : Yogi Wahyu Aji Avi Yudhanto Ika Rahayu Lestari Raditya Wahyu Utomo Nanda Dewi Arumsari Septian Dewi Cahyani Najamuddin ( 21110111130037 ) ( 21110111120013 ) ( 21110111130030 ) ( 21110111130035 ) ( 21110111130042 ) ( 21110111130045 ) ( L2M008052 ) ( L2M008044 )

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011

[Type text]

[Type text]

You might also like